Saat Ke Lei dan Ke Yao tiba di rumah sakit tak lama kemudian, mereka mendapati para sekuriti datang untuk mengusir si Adik Shen, tapi kedua kakak-adik itu terus berusaha melawan sekuat tenaga dan bikin suasana tambah heboh.
Begitu melihat Ke Lei, mereka sontak manja mengadu padanya. Sekuriti menjelaskan apa yang terjadi, tapi kedua wanita itu berbohong menyangkal, mengklaim kalau si Adik Shen cuma sedikit emosional sehingga nada suaranya jadi lebih keras.
Pasien sebelah mereka sontak menyangkal dan mengadukan segalanya ke Ke Lei. Si Adik Shen itu bukan cuma nada suaranya lebih keras, tapi juga sangat tidak enak didengar. Mereka bukan cuma menuduh Dokter Mi tidak peduli dengan hidup dan matinya pasien, tapi juga menuduh Dokter Mi tidak serius kerja dan lebih suka menggoda sembarang pria.
Kedua kakak-adik itu terus menyangkal. Kesal, Ke Yao sontak membentak mereka dan menyuruh sekuriti untuk membawa mereka pergi saja, terserah mereka mau didisplinkan atau dihukum.
Mereka jadi tambah heboh mengadu ke Ke Lei. Tapi Ke Lei sendiri benar-benar sangat kecewa dan tidak tahan lagi dengan mereka.
"Betapa sedihnya Kapten Shen jika beliau tahu kalian jadi seperti ini sekarang. Kami telah melakukan segalanya yang bisa kami lakukan, jagalah diri kalian sendiri."
Ke Lei langsung pergi saat itu juga. Ke Yao dengan cepat mengambil alih situasi dan meminta sekuriti untuk pergi, dia sendiri yang akan menangani sisanya.
Setelah semua orang pergi, Ke Yao pun langsung mengonfrontasi kedua kakak-adik itu, memberitahu mereka untuk berhenti memikirkan apapun rencana mereka untuk mendapatkan Ke Lei, karena itu mustahil.
Dia mengingatkan si Kakak Shen bahwa perasaan Ke Lei padanya sedari dulu tidak seperti yang dia pikirkan. Jadi mereka tidak perlu buang-buang tenaga untuk memisahkan Ke Lei dan Mi Ka.
"Bahkan sekalipun tidak ada Mi Ka, juga tidak mungkin dirimu."
Ke Yao sudah mengatur segalanya. Besok si Kakak Shen akan dipindahkan kembali ke rumah sakit di kampung halaman mereka, Ke Yao yang akan membiayai seluruh perawatan dan rehabilitasinya.
Sedangkan si Adik Shen, Ke Yao sudah mencarikan pekerjaan untuknya. Dia bisa mulai bekerja setelah mengikuti pelatihan. Demi balas budi Ke Lei terhadap mendiang Kapten Shen, dia dan Ke Lei akan membantu sebisa mereka. Tapi sebaiknya mereka berhenti melakukan segala sesuatu yang menyakiti orang lain dan diri mereka sendiri.
"Mi Ka sangat penting bagi Ke Lei. Jangan pernah lagi menantang batas kesabaranku dan Ke Lei!" (Pfft! Kak Ke Yao keren deh! Akhirnya kedua ular itu minggat juga)
Ke Lei pergi menemui Mi Ka dengan penuh rasa bersalah, tapi dia meyakinkan bahwa segalanya sudah diatur sama kakaknya sekarang. Ke Lei sungguh tidak menyangka kalau kedua gadis itu berubah jadi seperti ini sekarang.
"Bagaimanapun, aku minta maaf untuk beberapa hari ini."
"Bujuk aku."
Hah? Ke Lei mendadak canggung, tapi akhirnya dia menurut juga dan mencoba membujuk Mi Ka dengan bergaya lucu hingga sukses membuat Mi Ka tertawa.
"Bagaimana kompetisinya?" Tanya Mi Ka.
"Juara tiga."
"Lumayan. Traktir aku makan setelah pulang kerja."
"Oke."
"Kalau begitu, aku duluan."
Malam harinya, Ke Lei membawa Mi Ka makan di restoran mewah dan menyilahkan Mi Ka untuk makan sepuasnya. Mi Ka boleh pesan apapun yang dia inginkan. Kalau tidak habis, nanti Ke Lei yang akan menghabiskannya.
Oke! Maka Mi Ka pun langsung memesan banyak sekali menu, yang semuanya jatahnya sendiri. Pfft!
Tiba-tiba Ke Lei melihat sepasang kekasih di meja sebelah, sedang foto mesra berdua. Ke Lei jadi ingin memotret Mi Ka juga sebelum makanannya datang. Tapi Mi Ka ingin mereka berfoto bersama dan langsung selfie mesra bersama Ke Lei.
Baru juga mereka selesai foto, Qing Xia mendadak menelepon Mi Ka dan langsung menggerutu heboh dan menuntut untuk bertemu Mi Ka sekarang juga. Penting! Ini gara-gara Wen Bo.
Hadeh! Terpaksalah Mi Ka dan Ke Lei harus membatalkan acara makan bersama ini dan membungkus makanannya saja.
Ke Lei juga jadi kesal sama Wen Bo yang bikin acara kencannya gagal. Tuh anak memang masih kurang pemahaman dalam masalah percintaan.
Qing Xia jadi makin heboh saat Ke Lei memberitahu kalau hari ini mereka libur. Bisa-bisanya Wen Bo malah menolaknya di hari libur.
Berusaha menenangkannya, Mi Ka memberitahu Qing Xia bahwa ini menunjukkan Wen Bo memang baru pertama kali pacaran, makanya dia tidak punya pengalaman.
"Tapi Xing Ke Lei pernah bilang kalau dia juga pertama kali." Heran Qing Xia.
"Aku memang pertama kali. Lagipula, bisa ada berapa banyak pria idaman sepertiku di dunia ini." Narsis Ke Lei.
Pfft! Si kapten nggak nanggung-nanggung kalau muji dirinya sendiri. Kedua wanita sontak menatapnya dengan keheranan.
Tapi bagaimanapun, sebagai kapten, Ke Lei turut bertanggung jawab tentang Wen Bo. Jadi dia janji akan menarik Wen Bo keluar besok dan menjadikannya pacar dengan penampilan, IQ, EQ yang tinggi untuk Qing Xia.
Keesokan harinya, Ke Lei dan Mi Ka menyidang Wen Bo di cafe. Tapi Wen Bo sama sekali tidak mengerti kenapa dia dipanggil kemari dan dengan polosnya menduga kalau dia melakukan kesalahan yang berhubungan dengan pekerjaannya.
Hadeh! Ke Lei sampai stres dengan wakilnya yang satu ini. Geli, Mi Ka tanya apa yang Wen Bo lakukan waktu dia kencan sama Qing Xia.
"Tidak melakukan apa-apa. Itu film romantis. Aku juga beli popcorn. Tempat duduknya juga bagus."
Aduh, bukan itu yang mereka maksud. Mereka sudah berpegangan tangan atau tidak? Wen Bo menyangkal. Berapa banyak popcorn yang dia beli? Wen Bo dengan polosnya mengaku beli dua.
Ke Lei gemas banget mendengarnya. Kenapa tidak sekalian saja Wen Bo beli segentong biar dia mati kekenyangan? Seharusnya dia beli satu saja, lalu taruh di tengah.
Dengan begitu, saat mereka sama-sama mengambilnya, tangan mereka akan secara tak sengaja bersentuhan. Oh, begitu. Wen Bo baru mengerti sekarang. Mi Ka tanya lagi, apa yang mereka lakukan usai kompetisi?
Wen Bo dengan antusias memberitahu bahwa setelah pesta perayaan usai, dia mengajak Qing Xia makan malam bersama, Qing Xia sangat senang waktu itu. Lalu dia ingin pergi ke puncak gunung.
Tapi waktu itu sudah terlalu malam, jadi Wen Bo tidak setuju. Takut itu akan mengganggu jam istirahat, apalagi angin di puncak gunung itu sangat besar, bisa kena flu.
Jadi Wen Bo bilang mau mengantarkannya pulang saja. Tapi dia ke toilet sebentar, tapi saat dia keluar dari toilet, Qing Xia mendadak sudah menghilang.
Mi Ka geli banget mendengar kisah itu. Tapi Ke Lei gemas banget mendengar kepolosan anak buahnya yang satu ini. Asal Wen Bo tahu saja, semua yang dia lakukan itu salah.
Kebetulan di luar lagi hujan deras dan sebentar lagi Qing Xia akan pulang kerja. Jadi Ke Lei langsung memerintahkan Wen Bo untuk beli payung dan jemput Qing Xia. Wen Bo langsung menurut saja dengan kebingungan dan pergi.
"Sekarang kau sudah tahu kan kalau kau telah menemukan harta karun?" Ujar Ke Lei narsis, soalnya harta karun yang dimaksudnya adalah dirinya sendiri.
Tapi saat Wen Bo kembali tak lama kemudian, dia malah membeli dua payung. Kan dua orang, jadi dia satu, Qing Xia satu. Wkwkwk! Ke Lei sampai frustasi sama dia.
Ke Lei langsung menuntut Wen Bo untuk memberikan satu payungnya lalu menyuruh Wen Bo pergi menjemput Qing Xia sekarang juga.
Tapi alih-alih sepayung berdua, Wen Bo malah memayungi Qing Xia ala-ala pengawal memayungi tuan putri dan membiarkan dirinya sendiri kehujanan.
Mi Ka dan Ke Lei jelas bingung saat melihat Qing Xia datang dengan muka memberengut dan langsung pergi ke toilet. Duh! Apa lagi sih yang Wen Bo lakukan kali ini?
"Aku tidak melakukan apa-apa. Aku memayunginya."
"Bagaimana caramu memayunginya?"
"Dia jalan di depan, aku jalan di belakang. Dia di dalam payung, aku di luar payung."
Hadeh! Maksudnya Ke Lei satu payung itu kan biar mereka sepayung berdua, saling berangkulan dan pegangan tangan dalam satu payung.
"Oh, begitu. Tapi, jika hujannya turun lebih deras, bukankah Xia akan kehujanan?"
"Tidak ada 'jika'." Kompak Mi Ka dan Ke Lei.
Wen Bo masih belum mengerti juga. Maka Ke Lei pun harus memberinya nasihat cinta lagi, memberitahu Wen Bo bahwa jika Qing Xia berinisiatif mengajaknya nonton, maka Wen Bo juga harus berinisiatif menggandeng tangannya.
Jika Qing Xia ingin pergi ke puncak gunung bersamanya, maka itu artinya Qing Xia ingin menghabiskan waktu berdua bersama Wen Bo. Mereka itu sepasang kekasih. Apapun yang ingin Qing Xia lakukan, dia turuti saja. Wen Bo hanya perlu menemani Qing Xia, tidak perlu mengeluarkan terlalu banyak pendapatnya.
Oh, oke. Wen Bo mengerti. Benar-benar mengerti sekarang. Saat Qing Xia keluar tak lama kemudian dan mau pulang, Wen Bo langsung berinisiatif menyatakan akan mengantarkan Qing Xia.
Bahkan saat Qing Xia menolak, Wen Bo tidak terima penolakan dan langsung menuntun Qing Xia keluar bersamanya, membuat Qing Xia jadi kebingungan sendiri dengan sikapnya itu.
Mi Ka senang. "Murid sudah melampaui gurunya, dia belajar dengan cepat."
Wah! Ke Lei jelas tidak terima dengan ucapannya itu. Kalau begitu besok dia akan niruin Wen Bo deh. Pfft! Yah, janganlah!
Bersambung ke episode 35
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam