Sinopsis You Are My Hero Episode 34 - 1

Sementara Ke Lei dan timnya tengah sibuk melakukan kompetisi mereka, kakak-adik Shen lagi-lagi bikin ulah di rumah sakit. (Hadeh! Kapan mereka minggat? Capek lihatnya)

Adik Shen melihat Mi Ka ngobrol akrab sama Dokter Shen. Padahal mereka cuma membahas tentang institut penelitian di luar negeri yang sekarang ingin merekrut dokter magang untuk belajar di sana, dan Dokter Shao merekomendasikan Mi Ka untuk itu.

Mi Ka jelas tertarik, apalagi ini impiannya sejak masih kuliah. Dan sebagai ungkapan terima kasih, Mi Ka pun memutuskan untuk mentraktir Dokter Shao kopi.

Mereka bercanda tawa dengan akrab seperti biasanya, tapi si Adik Shen seenaknya menduga kalau Mi Ka pasti selingkuh sama Dokter Shao.

Mereka bahkan yakin kalau Ke Lei tidak datang selama beberapa hari ini itu gara-gara ulah Mi Ka. Karena itulah, mumpung Ke Lei sedang tidak ada, mereka memutuskan untuk mempersulit Mi Ka.

Saat Mi Ka sedang sibuk-sibuknya mempelajari tentang institut penelitian itu, seluruh rumah sakit justru sedang heboh gara-gara munculnya gosip baru tentang Mi Ka.

Kali ini dia dituduh punya hubungan spesial sama Dokter Shao. Perawat Xiao Xiao yakin penyebar gosip itu pasti pasien ranjang nomor 15. Baru juga dibicarakan, mendadak speaker mengumumkan panggilan dari pasien ranjang nomor 15.

Mi Ka sendiri yang pergi menemui mereka. Dia masih memperlakukan mereka dengan baik, tapi kedua wanita terus bersikap sinis padanya, mengklaim kalau Kakak Shen tidak bisa tidur nyenyak, jadi mereka menuntut Mi Ka untuk memindahkan Kakak Shen ke kamar VIP.

Mereka sudah minta kamar VIP sejak hari pertama, tapi sampai sekarang belum ada juga. Siapa tahu kalau mereka berbohong tentang itu.

Mengabaikan kecerewetan Adik Shen, Mi Ka menyarankan Adik Shen untuk membawa kakaknya jalan-jalan di taman saja mumpung cuaca lagi bagus. Dia langsung pergi setelah itu, membuat kedua kakak-adik itu jadi kesal.

Tapi tidak masalah, lanjutkan saja rencana mereka. Nanti kalau Ke Lei kembali, mereka akan adukan Mi Ka ke Ke Lei.

Chen Tao khawatir banget waktu Mi Ka datang ke kantin. Dia tahu kalau gosip itu tidak benar, tapi yang lain kan tidak tahu. Bahkan orang-orang yang sedang antri ambil bakpao di sana sedang heboh menyebarkan gosip itu.

Tapi Mi Ka dan Dokter Shao tak peduli dan santai saja duduk semeja tanpa memedulikan orang-orang yang sedang menatap mereka sambil kasak-kusuk. Mereka cuma merasa geli dengan tatapan semua orang itu.

Tapi terlepas dari kecuekannya terhadap gosip ini, Mi Ka tetap menyarankan Dokter Shao untuk bikin klarifikasi. Dia memang tidak akan membiarkan masalah remeh semacam ini memengaruhi hidup dan pekerjaannya, tapi kan tetap saja masalah ini tidak bisa dibiarkan begitu saja.

"Lalu bagaimana mengklarifikasinya."

"Belum terpikirkan."

Tapi... Dokter Shao kan pernah bilang mau punya pacar sungguhan. Karena itulah, Mi Ka menyarankan Dokter Shao untuk membawa pacarnya keliling rumah sakit. Dengan begitu, masalah ini pasti akan selesai.

Tapi Dokter Shao malah cuma menanggapinya dengan menyuruh Mi Ka untuk menyelesaikan makannya saja. Nanti setelah makan, Mi Ka belikan dia setengah kati bakpao dan bawa ke kantornya.

Dia tidak bilang buat apa. Tapi sepertinya dia sengaja melakukan itu untuk menjauhkan Mi Ka untuk sementara waktu, sementara dia sendiri sengaja memanggil Ke Yao ke kantornya, membuka pintu kantornya lebar-lebar biar dilihat oleh para dokter dan perawat yang lewat.

Dan itu sukses membuat mereka menggosip heboh bahwa Ke Yao adalah pacarnya Dokter Shao, sehingga gosip yang sebelumnya pun terbantahkan dengan sendirinya.

Ke Yao sih senang-senang saja dengan gosip itu, dia juga tahu kalau Dokter Shao memanggilnya kemari agar dia melihat sumber penyebar gosip itu.

Maka Ke Yao pun langsung menemui si kakak-adik Shen itu dan kehadirannya sukses membuat mereka gemetar ketakutan. Ha! Dia tetap menyapa mereka dengan ramah, memberitahu kalau dia tahu tentang mereka di sini bukan dari Ke Lei melainkan dari Dokter Shao, mereka teman kuliah.

Dengan tatapan rada menakutkan dia menasehati si Kakak Shen untuk fokus pada penyembuhannya saja dan tidak usah memikirkan hal-hal lain yang tidak perlu.

Mereka manggut-manggut saja, tapi begitu dia pergi, mereka langsung berubah sinis. Sama sekali tak percaya kalau Ke Yao adalah temannya Dokter Shao dan menuduh Mi Ka yang mengadu pada Ke Yao.

Komandan Hao perhatian banget sama para anak buahnya. Biarpun dia ingin menang, tapi dia juga tetap memperhatikan kesehatan dan keselamatan mereka. Dia bahkan terus menerus mengingatkan Ke Lei untuk menjaga dirinya dengan baik.

Hasil sementara pertandingan kelompok imbang antar ketiga tim. Tapi sayangnya dalam pertandingan individu, Ke Lei gagal melakukan tembakan terakhirnya.

Tim Penyerbu Satuan Harimau akhirnya sukses menjadi juara pertama dalam kategori pertandingan kelompok. Tapi untuk pertandingan individu, Ke Lei hanya bisa menjadi juara ketiga.

Tapi Ke Lei tetap menerima hasil itu dengan jantan dan lapang dada. Dia ingin menelepon Mi Ka setelah itu. Tapi Ke Yao meneleponnya duluan dan memaksanya untuk pulang sekarang juga, penting!

Terpaksalah Ke Lei tidak bisa ikut makan-makan bersama timnya. Begitu dia datang, Ke Yao langsung to the point mengonfrontasinya tentang kedua kakak-adik Shen itu.

Mereka sekarang bikin ulah di rumah sakit, mengarang cerita kalau Mi Ka ada hubungan spesial dengan Dokter Shao. Bagaimana Ke Lei akan menangani masalah ini sekarang?

Ke Yao tahu Ke Lei berutang budi pada ayah kedua wanita itu, jadi dia pasti tidak tega mengusir mereka. Tapi jika mereka dibiarkan tetap tinggal, mereka akan jadi makin kelewatan.

Ke Lei juga tidak tahu harus bagaimana. Jadi... bagaimana kalau Ke Yao saja yang turun tangan menyelesaikan masalah ini? Bagaimanapun, mereka putrinya Kapten Shen, temannya ayah mereka berdua. Jadi Ke Yao juga berhubungan dengan masalah ini.

Si Kakak Shen terus menerus memanggil perawat sampai mereka kesal juga dibuatnya. Hanya dalam waktu dua menit, mereka sudah lima kali memencet bel. Padahal yang mereka minta cuma hal-hal sepele.

Mi Ka sadar betul kalau yang kedua wanita itu inginkan adalah dirinya. Lagi-lagi kedua gadis itu memencet bel. Kali ini si Kakak Shen berakting sakit kepala hebat sambil teriak-teriak heboh.

Dan saat tak ada yang datang, si adik Shen langsung keluar dengan gaya sombongnya, mengkritiki mereka karena tidak segera datang saat dipanggil.

Berusaha bersabar menghadapi mereka, Mi Ka dengan ditemani Xiao Xiao pergi ke sana untuk mengecek si Kakak Shen yang terus jejeritan heboh banget, mengklaim kepalanya sakit hebat.

Sesuai prosedur, Mi Ka mengecek dulu seberapa sakitnya dan apakah dia masih mengenali dirinya sendiri. Tapi si Adik Shen malah menuduh Mi Ka nggak becus mengobati kakaknya dan terus mempersoalkan masalah kamar VIP.

Dia bahkan seenaknya bikin ribut dengan mengundang banyak orang untuk menonton mereka. Tak gentar sedikitpun, Mi Ka mengingatkan bahwa sakit kepalanya Kakak Shen sudah pernah di-diagnosis sebelumnya, itu terjadi karena stres.

Jika mereka merasa hasil diagnosis ini bermasalah, maka mereka harus mendiskusikannya dengan dokter penanggung jawab. Mungkin bisa memperluas ruang lingkup pemeriksaan ke departemen lain, biar dokter dari departemen lain memeriksanya juga.

Tapi dokter penanggung jawabnya pasti pernah memberitahu mereka bahwa pasien butuh istirahat, bukan? Tapi dia sebagai keluarga, malah berteriak dan membuat keributan di sini. Dia bukan cuma mengganggu para pasien lain, tapi juga tidak membantu penyembuhan kakaknya sama sekali.

Adik Shen tidak terima disalahin. Si pasien sebelah sontak mengkritik sikap kasar si Adik Shen. Para penonton yang lain juga langsung kasak-kusuk menyalahkan si Adik Shen.

Panik, si Kakak Shen langsung akting sakit lagi. Mi Ka santai berkata bahwa dia akan memanggil dokter penanggung jawabnya biar dokter penanggung jawabnya sendiri yang meresepkan obat.

Masalah kamar VIP, dia minta maaf karena saat ini benar-benar tidak ada dan Mi Ka akan tetap mengikuti prosedur rumah sakit. Dia lalu menyuruh Xiao Xiao untuk memanggil sekuriti dan Xiao Xiao melakukannya saat itu juga, meminta sekuriti untuk segera datang menangani keluarga pasien yang sudah mengganggu seluruh rumah sakit.

Si Adik Shen malah tambah heboh teriak-teriak menantang semua orang. Habis sudah kesabaran Mi Ka! Dia sontak membentak si Adik Shen dan mengingatkan bhawa kesabarannya ada batasnya.

"Xing Ke Lei adalah pacarku. Kaliah adalah putri dari orang yang berjasa baginya. Kalian mengalami kesulitan, datang meminta bantuan, kami memang seharusnya membantu kalian. Tapi sungguh tak kusangka kalau kalian sangat tidak tahu terima kasih. Aku tidak mau menimbulkan masalah, bukan berarti aku takut masalah. Jika kau menindasku lagi, aku juga tidak akan mengalah lagi. Jika sembarangan menyebarkan rumor lagi, maka lain kali yang akan kupanggil adalah polisi."

Adik Shen tambah kurang ajar menantang Mi Ka untuk memanggil 'Kakak Ke Lei mereka' saja. Oke! Mi Ka akan melakukannya. Dia tidak percaya kalau hukum tidak bisa mengatasi masalah ini.

Semua pasien, keluarga pasien dan para rekan kerjanya di sini adalah saksi matanya. Jadi apapun yang ingin dia katakan lagi, silahkan teruskan, Mi Ka tidak akan menghentikannya.

Si Adik Shen langsung kicep. Pfft! Mi Ka langsung pergi dengan diiringi kekaguman para bibi cleaning service. Tapi biarpun Mi Ka tahu kalau kalau si Kakak Shen cuma pura-pura, Mi Ka mau tetap memanggil dokter penanggung jawabnya. Biar dokter penanggung jawabnya yang memutuskan dia sakit beneran atau tidak.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam