Sinopsis Mysterious Love Episode 10

Sebelum mereka berangkat ke vila, Li Teng memanggil Jiang Hao menemuinya untuk membahas tentang Guo Zhi. Kehadirannya yang begitu tiba-tiba, jelas sangat mencurigakan bagi Li Teng.

Sejak Tu Wa - si bos mafia, mati dalam ledakan waktu itu, Wasa diam saja tidak melakukan apapun, seolah dia tidak punya rencana untuk balas dendam. Tapi sekarang dia mendadak muncul kembali gara-gara Nian Chu dan menarget Nian Chu.

Lalu setelah Wasa menghilang pasca kejadian di dermaga, Guo Zhi tiba-tiba muncul di hadapan Nian Chu. Jiang Hao penasaran apakah mungkin Wasa yang mengirimnya.

Li Teng tak yakin. Wasa tidak punya kekuasaan sebesar itu. Dia yakin ada orang lain yang mengirim Guo Zhi, tapi entah siapa. Selain Tu Wa, Boss juga sudah mati dalam ledakan waktu itu.

Da An adalah putranya Boss yang menghilang sejak 5 tahun yang lalu. Apa mungkin Da An yang mengirim Guo Zhi? Jika benar begitu, berarti mereka semua sudah tahu kalau chip itu ada di tangan Nian Chu.

Flashback end.

Nian Chu datang untuk mengambil naskahnya buat latihan. Guo Zhi langsung merasa menang saat menyerahkan naskahnya pada Nian Chu lalu pergi mengikutinya.

Nian Chu latihan mengucap dialog dramanya ditemani Guo Zhi. Li Teng tidak mengganggu mereka, tapi dia tetap mengawasi mereka dari kejauhan.

Guo Zhi berkomentar bahwa Nian Chu kurang mendalami karakternya, menurutnya ini karena Nian Chu tidak punya pengalaman hidup yang sama dengan karakternya itu. Nian Chu orang kota yang punya banyak privilage, sedangkan karakternya ini adalah gadis desa yang mengalami banyak kesulitan hidup.

Karena itulah, dia berinisiatif untuk mengajak Nian Chu pergi ke kota lama besok pagi. Biar Nian Chu bisa mengalami sendiri kehidupan dari karakter yang akan dia mainkan tersebut. Nian Chu setuju.

Xing Xing masuk kamar dan mendapati Yu Fei sudah menunggunya dan langsung berusaha merayu dengan nada semanis madu dengan menawarinya untuk baca dongeng.

Xing Xing sinis menolak dan memberitahu bahwa dia setuju sekamar sama Yu Fei cuma untuk ngasih tahu Yu Fei bahwa semua usahanya ini hanya akan sia-sia saja.

Lagipula dia bukan orang pertama kok, sudah pernah ada beberapa wanita lain yang memakai metode yang sama dengan metodenya Yu Fei ini. Dan semuanya digagalkan oleh Xing Xing.

Tapi sayang, ancamannya tak mempan sama Yu Fei yang malah mengucap terima kasih padanya karena sudah menyingkirkan para wanita itu, jadi sekarang dia tidak punya saingan deh. Yu Fei bahkan langsung melempar tanda cinta padanya. Pfft!

Yu Fei ngotot mau membacakan dongeng untuknya, Xing Xing anak pertama yang akan mendengarkan kisah ini loh. Dia sendiri yang menulis dongeng ini khusus untuk Xing Xing. Ceritanya tentang ibu tirinya Snow White (Err... bukannya itu ibu tiri jahat yah?)

Belum juga dia sempat membacanya, tiba-tiba Jiang Hao datang dan Xing Xing langsung menangis manja padanya, menuduh Xing Xing mau menakut-nakutinya dengan menggunakan cerita ibu tirinya Snow White. Ibu tirinya Snow White kan jahat, meracuni anak tirinya pakai apel beracun.

Yu Fei menyangkal, dia bahkan belum mulai membacakan dongengnya. Berusaha menenangkan Xing Xing, Jiang Hao meyakinkannya bahwa itu hanya cerita dongeng, Snow White akan bangkit kembali setelah bertemu pangerannya.

Jiang Hao janji akan membacakan dongeng untuk Xing Xing lain kali. Tapi sekarang dia minta bicara berdua dengan Yu Fei dan to the point menegaskan bahwa dia sama sekali tidak ada waktu untuk berkencan, dia sudah cukup sibuk dengan mengurus Xing Xing dan Li Teng. Jadi sebaiknya Yu Fei jangan buang-buang waktu untuk mengejarnya.

Tapi Yu Fei pantang menyerah. Masalah yang Jiang Hao sebutkan itu ada splusinya kok. Li Teng bisa diurus Nian Chu dan dia sendiri bisa mengurus Xing Xing, jadi Jiang Hao cuma perlu berkencan dengannya.

"Aku tak percaya kalau kau tak punya perasaan apapun padaku."

Jiang Hao terdiam gugup, tapi tetap saja dia bersikeras menyangkal perasaannya. Yu Fei penasaran, apa pendapat Jiang Hao tentang kepribadiannya.

"Tidak banyak."

"Betul sekali. Sejak kecil, keluargaku selalu mengabulkan apapun permintaanku, makanya aku sekarang jadi seperti ini. Kau sangat memanjakan Xing Xing, mungkin Xing Xing akan menjadi sepertiku di masa depan nanti. Makanya aku bisa membantumu. Aku satu-satunya kandidat terbaik untuk menjadi ibu tirinya. Lagipula, kau kan menyukaiku. Jadi Xing Xing tidak bisa meninggalkanku. Kalian berdua membutuhkanku."

"Tapi kau dan Xing Xing tidak bisa bergaul dengan baik sekarang ini."

"3 hari! Aku janji padamu, kami akan jadi ibu dan anak yang harmonis."

"Nona Qiao! Kau punya segalanya. Kau bisa memilih lelaki mana pun yang kau suka."

"Aku sudah memilih. Aku memilihmu."

Jiang Hao frustasi mendengarnya. "Apa lagi yang harus kukatakan agar kau bisa mengerti?"

"Aku mengerti diri, tapi apa kau mengerti aku?"

Jiang Hao masih mau ngomong lagi, tapi Yu Fei tiba-tiba dapat telepon dari kurir. Dia langsung bergegas keluar untuk mengambil paketannya dan Jiang Hao melihatnya membeli sebuah alat pengusir nyamuk khusus anak-anak.

Jiang Hao tersentuh melihat ketulusan Yu Fei itu. Tapi saat Yu Fei keluar lagi, dia langsung sok jaim lagi. Yu Fei ngotot minta dikasih waktu 3 hari untuk mengakrabkan diri dengan Xing Xing. Lagian Jiang Hao juga tidak akan rugi apa pun. Jika dalam 3 hari dia tidak bisa mendapatkan hati Xing Xing, dia janji akan menyerah.

"Setidaknya kau harus memberiku kesempatan atau kau baru akan puas kalau aku bilang kalau aku akan menyerah sekarang?" Rengek Yu Fei. Dan Jiang Hao akhirnya setuju juga. Yu Fei senang.

Keesokan paginya saat Shi Qi masih tidur, Nian Chu sudah rajin latihan mengucap dialog-nya dengan suara keras yang jelas saja mengganggu tidurnya Shi Qi.

Jiang Hao dan Li Teng lari pagi bersama, tapi Jiang Hao kesulitan mengejar Li Teng. Dia sudah ngos-ngosan, tapi Li Teng tidak tampak kelelahan sedikitpun. Malah saat dia mengeluh, Li Teng langsung menghukumnya dengan menyuruhnya lari 15 putaran lagi.

Xing Xing baru bangun dan mendapati Yu Fei sedang bernarsis ria di depan cermin, mengklaim dirinya adalah ibu tiri paling cantik sedunia. Tapi begitu melihat Xing Xing, dia langsung melayani Xing Xing bak putri raja.

Tak lama kemudian, semua orang berkumpul untuk sarapan bersama. Semuanya dimasak sendiri oleh Guo Zhi, para kru teater sontak memuji-muji kemampuan masaknya yang hebat.

Li Teng dan Jiang Hao baru kembali dari olahraga mereka. Guo Zhi langsung mengajak mereka makan, tapi Li Teng menolak dengan alasan sudah makan. Jiang Hao yang awalnya mau ikut makan, mendadak langsung mundur dengan alasan yang sama.

Yu Fei lalu mengajak Xing Xing jalan-jalan. Xing Xing awalnya menolak, tapi papanya malah mengizinkan mereka pergi bersama. Li Teng benar-benar harus bersabar saat mendengar Guo Zhi mengumumkan pada semua orang bahwa dia mau mengajak Nian Chu ke kota lama dengan alasan membantu Nian Chu mendalami karakternya. Dia benar-benar perhatian banget sama Nian Chu.

Tapi kemudian, Jiang Hao mendapat informasi mencurigakan tentang Guo Zhi. Satu tahun yang lalu, Guo Zhi pernah melakukan peminjaman uang di Amerika. tapi dia tidak mampu melunasi hutangnya.

Dia memberitahu semua orang bahwa dia bangkrut karena dia berinvestasi di film yang salah. Tapi anehnya, belakangan ini tiba-tiba dia melunasi semua hutangnya itu. Jelas ini mencurigakan, pasti ada hubungannya dengan Da An. Jiang Hao cemas, apa yang harus mereka lakukan.

"Tak peduli seberapa pintarnya rubah, dia tidak akan bisa mengalahkan pemburu yang hebat." Ujar Li Teng.

Guo Zhi mengajak Nian Chu membuat tembikar di kota lama. Soalnya karakternya Nian Chu adalah pembuat tembikar. Dan itu memang membantu Nian Chu untuk lebih memahami karakternya.

Tapi Alih-alih membahas karakternya Nian Chu lebih jauh, Guo Zhi tiba-tiba beralih topik membahas tentang karakter yang pernah dia mainkan dulu, yaitu sebagai kolektor koin antik.

Dia mengklaim bahwa sejak memainkan peran itu, dia jadi suka mengoleksi koin antik. Hmmm... koin? Mencurigakan. Dia bahkan berkata bahwa jika Nian Chu punya koin antik, dia bersedia membayarnya dengan harga tinggi buat dikoleksi.

Nian Chu jadi agak curiga dengan pembahasan koin ini. Dia mengaku tidak terlalu tertarik dengan koin, tapi ayahnya suka mengoleksi koin. Dia juga kadang membeli koin yang unik sata bepergian ke luar negeri.

Guo Zhi jadi semakin tertarik ingin menanyakan lebih jauh tentang koin itu. Tapi Li Teng mendadak muncul dan langsung memeluk Nian Chu dari belakang, menggenggam tangannya, mengarahkannya untuk fokus saja pada kegiatannya.

"Saat kau menciptakan sebuah seni, kau harus fokus dan membenamkan diri di dalamnya. Bukankah begitu?"

Nian Chu sinis menyindirnya. "Kau hebat sekali, Direktur Li. Sepertinya kau sudah pernah mengajari gadis-gadis lain sebelumnya."

"Kau yang pertama."

Di restoran, Yu Fei susah payah miring sana miring sini hanya demi jadi fotografernya Xing Xing. Tapi setelah melihat hasil fotonya, Xing Xing malah mengatai hasil fotonya jelek banget.

Yu Fei yang kecapekan, jelas kesal mendengar ejekannya dan langsung protes. Kebetulan Jiang Hao muncul saat itu, Xing Xing langsung sesenggukan.

Yu Fei sontak panik membujuknya dan berjanji akan memotretnya lagi dengan lebih bagus. Kalau Xing Xing belum puas juga, dia janji akan memanggilkan 8 fotografer profesional khusus untuk Xing Xing.

Tepat saat itu juga, Li Teng datang bersama Nian Chu dan Guo Zhi. Gui Zhi berusaha menunjukkan perhatiannya dengan mengambilkan lauk untuk Nian Chu, tapi Li Teng langsung merebut semuanya buat dia makan sendiri.

Nian Chu lama-lama jadi sebal dan langsung menghindar ke toilet. Yu Fei langsung pergi mengikutinya untuk mengeluhkan perjuangannya untuk menjadi ibu tiri dan calon anak tirinya yang ternyata penjilat itu.

Dia santai saja mengeluh panjang lebar... saat tiba-tiba dia kaget melihat Xing Xing mendadak muncul di belakangnya dengan muka seram bak hantu. Jelas dia sudah mendengar segala keluhannya. Yu Fei sontak panik berusaha menjilat calon anak tirinya itu. Tapi Xing Xing dengan cerdasnya balas menyindirnya. 

Nian Chu geli melihat sahabatnya itu. Yu Fei biasanya dikejar-kejar pria tapi dia selalu mengabaikan mereka, tapi sekarang Yu Fei yang kesulitan menghadapi papa dan anak itu. Yu Fei tidak terima. Keadaan Nian Chu sendiri tidak lebih baik darinya. Li Teng melakukan segala cara untuk mendapatkan Nian Chu kembali, tapi Nian Chu malah memanfaatkan Guo Zhi untuk menghalangi Li Teng.

"Aku akui aku menyukai Li Teng, tapi dia mendekatiku karena ada maunya. Dan sekarang dia menyembunyikan masalah chip itu dariku. Aku ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk memberinya pelajaran dan memaksanya untuk mengatakan kebenarannya padaku. Aku hanya tidak tahan dengan hubungan tanpa kepercayaan dan banyak rahasia."

"Kalau begini, bukankah itu tidak adil untuk Chen Guo Zhi?"

"Ngomong-ngomong tentang dia. Menurutku dia tidak se-simple itu."

Saat mereka kembali ke meja tak lama kemudian, mereka melihat Xing Xing ngambek karena entah kenapa dia dilarang makan es serut mangga sama papanya.

Guo Zhi tiba-tiba mengajak mereka semua main ke Timezone. Dia membelikan koin untuk mereka lalu mengajak Nian Chu main game berdua bersamanya. Tepat setelah mereka masuk, Li Teng memperhatikan ada seorang pria mencurigakan yang masuk dan melirik mereka sekilas. Penasaran, Li Teng lagsung pergi mengejar orang itu. Tapi orang itu cepat menghilang.

Xing Xing ingin main mesin capit karena menginginkan boneka kelinci yang ada di mesin itu, tapi ada anak laki-laki yang menghalanginya, bahkan dengan ketus menolak mengalah.

Jiang Hao mencoba membujuk Xing Xing untuk main yang lain saja, tapi Xing Xing ngotot menginginkan boneka itu. Maka Yu Fei langsung menantang anak lelaki itu untuk bertaruh dengannya.

Jika anak itu bisa mendapatkan bonekanya, maka dia akan memberikan semua koinnya. Tapi jika dia kalah, maka dia harus mengalah dan mundur. Deal! Anak itu duluan yang main, tapi dia gagal mendapatkan bonekanya.

Dan saat giliran Yu Fei, dia berhasil mendapatkan boneka itu. Anak lelaki itu kesal, tapi terpaksa dia mengalah dan pergi. Xing Xing senang banget, sikapnya bahkan mulai berubah lebih baik pada Yu Fei. Jiang Hao pun senang melihat mereka mulai akrab.

Saat Nian Chu dan Guo Zhi mau ganti game, tiba-tiba seorang pria mencegat Guo Zhi dan membisikinya untuk segera mendapatkan koin itu atau dia akan dibunuh.

Guo Zhi sontak gemetaran hebat saking takutnya... hingga dia tak bisa pura-pura lagi dan langsung saja blak-blakan menanyakan keberadaan koin itu pada Nian Chu.

"Maksudmu koin ini?" Celetuk Li Teng sambil menunjukkan koin yang dicarinya itu.

Guo Zhi sontak mau merebutnya, tapi Li Teng langsung memasukkan koin itu ke dalam mesin arcade. Guo Zhi jadi panik luar biasa hingga dia nekat menggoyang-goyang mesin itu tanpa memedulikan pertugas yang berusaha menghentikannya.

Li Teng langsung mengajak Nian Chu pergi dari sana, tapi Nian Chu langsung mengonfrontasinya karena dia yakin koin yang dia masukkan ke mesin itu adalah koin yang palsu. Yang itu artinya, Li Teng sudah mengetahui tujuan Guo Zhi sejak awal. Li Teng mengakui semuanya.

Nian Chu sungguh kecewa mendengarnya. "Karena itu kau datang ke kota perbatasan denganku dan membuat semua orang mengira kalau kau dan dia memperebutkanku? Jadi aku ini hanya bidak caturmu. Umpanmu. Apa aku terlihat bodoh bagimu?"

"Nian Chu, aku tidak seperti itu."

Tapi Nian Chu tak percaya dan langsung pergi. Li Teng berusaha menghentikannya dengan menggenggam erat tangannya. Tapi Nian Chu langsung menggunakan teknik bela dirinya untuk balik memelintir tangan Li Teng dan mendorongnya lalu bergegas pergi naik taksi.

Li Teng bergegas pergi mengejarnya sampai vila dan mengetuk pintu kamarnya. Awalnya Nian Chu masih meneriakinya dengan kesal dan mengusirnya. Tapi tiba-tiba saja suaranya menghilang. Karena seseorang tiba-tiba menyerangnya. Orang itu mencikknya kuat-kuat sambil menutup mulutnya sehingga Nian Chu tidak bisa bersuara sedikitpun.

Bersambung ke episode 11

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam