Sinopsis Mae Krua Kon Mai Episode 4 - 1

Menghubungkan buku jurnalnya Faidam yang Oab temukan di rumah Param dengan surat pamitnya Dao yang bilang bahwa dia ingin membuktikan tentang Param, Ibu langsung menyeret Ayah bicara berdua dengannya karena Ibu yakin seyakin-yakinnya kalau putri mereka itu sedang merencanakan sesuatu terkait Param, hanya saja Ibu tetap tidak punya ide tentang apa yang sedang dilakukan putri mereka itu.

Dao mendatangi rumah Wat sambil menggerutu heboh tentang Param yang tadi hampir te~~~jang di hadapannya. Dia hampir saja kehilangan keperawanannya. Iiiih! Ngeri.

Bukannya mendukungnya, Wat malah antusias pingin melihat bodinya Param juga. Eh tapi, Wat heran saja sama Dao, dia pikir bisa berbohong sampai kapan pada Param?

"Sampai aku berhasil membuka topengnya."

"Kurasa Dr. Param tidak menyembunyikan apa-apa. Kau berpikir terlalu berlebihan."

Dao ngotot tak percaya. Menurutnya, ibu dan anak itu sangat aneh. Apalagi setelah apa yang disaksikannya tadi. Memikirkan hari esok benar-benar membuatnya pusing. Memikirkan menu buat dimasak besok, rasanya lebih pusing daripada mikirin desain interior.

Jam 5 subuh, Dao sudah harus bangun untuk mengubah penampilannya jadi Faidam. Dan saat itulah dia baru sadar kalau buku jurnal resep masakannya hilang entah ke mana.

Tidak ada di kamar, di dapur juga tidak ada, di ruang makan juga tidak ada. Saat dia merangkak di bawah meja makan, Param mendadak muncul di hadapannya. Faidam sampai kaget.

Param jadi penasaran, Faidam sedang cari apa? Katakan! Faidam menyangkal, tapi Param tak percaya sambil terus mendekatinya dan memaksanya untuk jujur.

Di tengah kebingungannya, Faidam tak sengaja menangkap bayangan wajahnya di kaca dan langsung panik soalnya bedak hitamnya tidak rata, membuat wajahnya jadi belang-belang dan Param juga menyadari keanehan wajahnya itu.

Faidam sontak panik menutupi pipinya yang belang sambil mengklaim kalau dia sedang mencari krim pemutihnya. Soalnya dia ingin wajahnya putih merona kayak Yaya. Masalahnya, dia lupa di mana dia menaruh krim pemutihnya itu. Makanya wajahnya jadi belang-belang nggak karuan. Duh, jelek banget deh.

"Apa aku jelek, Dokter? Atau... aku terlihat cantik di mata Dokter?"

Param agak aneh awalnya, tapi kecentilan Faidam sukses membuatnya melupakan kecurigaannya saking ilfeel-nya sama kecentilan Faidam. Mau Faidam putih kek, hitam kek, dia tetap jelek.

Sebaiknya jangan lagi dia menemukan Faidam melakukan hal yang tidak-tidak atau riwayat Faidam bakalan tamat. Param akhirnya pergi juga. Faidam kesal banget dan langsung menggerutui Nyonya Morn, menuduh Nyonya Morn-lah yang membuatnya tidak bisa menemukan jurnalnya.

Siang harinya, Faidam pergi ke rumah Wat untuk curhat tentang masalah ini pada mereka. Dia yakin banget kalau semua masalahnya ini terjadi gara-gara Nyonya Morn yang super duper pelit itu, termasuk pelit listrik.

Lampu rumah sudah harus mati jam 9 malam dan baru boleh dinyalakan kembali jam 5 sore. Pokoknya lampu hanya boleh nyala 5 jam saja. Makanya Faidam jadi kesulitan memakai bedak hitamnya dan membuatnya hampir ketahuan sama Param.

Dia juga kesulitan menemukan buku jurnalnya yang menghilang entah ke mana. Nanti deh dia cari lagi kalau ada waktu luang. Faidam tiba-tiba tersedak kue yang dimakannya dan langsung meminta Wat untuk mengambilkan minumannya.

Ibunya Wat penasaran, apa Nyonya Morn tidak keberatan Faidam duduk nyantai di sini. Ah! Faidam mendadak ingat sampai dia tersedak lagi. Dia kan sebenarnya datang untuk menyampaikan pesan Nyonya Morn yang mengundang Ibunya Wat main ke rumah.

Tapi bukan sekedar main sih, Nyonya Morn juga mengundang beberapa teman-teman lainnya ke rumahnya untuk main gaple. Nyonya Morn menang, tapi teman-temannya pada mengeluh kepanasan. Apa AC-nya rusak? Pfft!

Semua orang langsung menuntut agar AC dinyalakan. Nyonya Morn jelas keberatan, tapi dia tak enak untuk menolak mereka. Jadi terpaksa dia memerintahkan Taew untuk menyalakan AC sekarang juga.

Tapi baru satu detik Taew pergi, Nyonya Morn mendadak mengklaim bahwa AC-nya terlalu dingin dan langsung berakting menggigil kedinginan, jadi dia langsung memerintahkan Taew untuk mematikan AC-nya. Pfft! Taew jadi bingung.

Sinis dengan kelakuan nyonya-nya itu, Faidam terang-terangan memberitahu semua orang bahwa di rumah ini sebenarnya tidak ada AC. Wkwkwk! Terang saja dia langsung mendapat pelototan tajam dan tabokan dari Nyonya Morn.

Saking kesalnya, Nyonya Morn langsung menyeretnya keluar dengan paksa untuk mengomelinya lebih lanjut. Nyonya Morn tidak terima dengan sikap Faidam yang sudah mempermalukannya tadi, dia sakit hati.

Faidam mendadak lebay sok perhatian menanyakan di mana sakitnya Nyonya Morn. Terang saja Nyonya Morn jadi tambah kesal, maksudnya tuh, bisa-bisanya Faidam malah bilang bahwa di rumah ini tidak ada AC, malu-maluin aja.

"Tapi memang di ruangan itu kan tidak ada AC-nya." Ujar Faidam sok polos.

"Kalau kubilang kita punya AC, yah berarti kita punya AC. Rumah ini besar, kaya dan tidak ada AC? Apa yang akan orang lain pikirkan?"

"Mereka akan berpikir... Nyonya pelit." (Pfft!)

"Faidam! Kau jadi tambah berani sekarang!" Kesal Nyonya Morn mencubit Faidam. "Ingat baik-baik. Mulai sekarang, perintahku harus ditaati. Tidak boleh membantah. Jika aku tidak menyuruhmu bicara, maka kau tidak boleh bicara! mengerti?"

Dan Faidam menjawabnya pakai bahasa isyarat, kan tidak boleh ngomong. Nyonya Morn gregetan banget sama dia dan langsung mengusirnya keluar rumah. Terserah Faidam mau ke mana, pokoknya enyah saja dari hadapannya.

Kesempatan! Faidam langsung balik jadi Dao dan pergi ke rumah bibinya lalu menyeret Bibi ke kantornya Nick, mengklaim kalau Bibi ini adalah klien baru untuk menggantikan Rika. Pfft!

Tapi kebohongannya dengan cepat terungkap saat Bibi dengan jujur berkata bahwa dia datang kemari bukan untuk beli rumah. Pfft! Nick geli mendengarnya.

Sebenarnya Nick tidak masalah kok. Malah sejujurnya, dia ogah terlibat dengan klien selebritis. Klien semacam itu biasanya rumit dan angkuh, mengira diri mereka spesial banget. Kebanyakan klien selebritis yang pernah Nick temui, sifatnya sama kayak Rika.

Jadi Dao tidak perlu ambil pusing tentang masalah itu. Nick sebenarnya sudah punya klien baru untuk Dao. Dia lalu memberikan kartu nama calon kliennya itu dan menyuruh Dao untuk menghubungi orang itu sendiri. Dao senang, dia janji kali ini tidak akan mengacaukannya seperti sebelumnya.

Tak lama kemudian, Dao menghubungi orang tersebut dan mereka sepakat untuk bertemu sebentar lagi. Bibi lega melihat Dao ternyata benar-benar punya pekerjaan di sini. Tapi... bagaimana dengan perkembangan terapi narkoba yang pernah Dao bilang itu? Pfft!

Dao jelas bingung bagaimana harus menjawabnya dan langsung berusaha menghindarinya dengan mengalihkan topik dan memanggil taksi untuk mengantar Bibi pulang.

Bibi sebenarnya mau ngomong sesuatu, tapi Dao terus nyerocos menyelanya dan menyuruh pak supir untuk segera berangkat. Jadilah Bibi pergi tanpa sempat memberitahu Dao bahwa neneknya Dao sebenarnya mau datang sebentar lagi. Hadeh!

Di hadapan orang lain, Rika sok angkuh banget mengklaim dirinya artis yang super duper sibuk. Padahal begitu bertemu dengan temannya, dia baru jujur mengaku kalau dia sebenarnya nganggur banget sampai punya banyak waktu untuk makan bersamanya.

Temannya itu langsung mengerti. Karena itulah Rika sengaja membuat berita headline bahwa dia punya hubungan spesial dengan Dr. Param yang kaya raya itu.

Jelas lah. Kalau dia tidak punya pekerjaan, maka dia harus membuat semua orang melihatnya di berbagai media sosial. Kalau tidak, orang-orang mana mungkin tahu tentangnya. Tapi, dia benar-benar berpikir untuk mendapatkan Dr. Param.

Yang jadi masalah. Param tuh nggak jelas banget. Param tidak pernah menyebutnya sebagai pacarnya, tapi juga tidak pernah menolaknya. Si teman yakin kalau Param tidak menolak Rika cuma karena Param takut Rika bunuh diri. Tapi mau sampai kapan Rika akan berakting jadi pasien yang suicidal?

"Entahlah. Tapi bahkan sekalipun dia tidak menginginkanku, aku tetap tidak akan melepaskannya semudah itu." Ujar Rika dengan penuh tekad.

Kebetulan Dao mendatangi restoran yang sama... karena ternyata klien barunya adalah temannya Rika. Hadeh! Terang saja Rika langsung kesal menghina Dao, bahkan mengklaim kalau dia tidak mau ikutan pakai jasa Dao karena kayaknya nggak butuh juga karena Dr. Param mengajaknya untuk pindah ke rumahnya.

Dia bohong, tapi Dao tidak tahu itu dan jelas saja itu jadi sangat memengaruhinya sampai-sampai dia hampir tidak mendengar omongan temannya Rika tentang konsep desain interior yang dia inginkan.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam