Mi Ka bingung masalah apa yang sudah diselesaikan Ke Lei? Perawat Xiao Xiao juga tidak tahu pasti sih. Tapi sejak kedatangan Ke Lei tadi, segala rumor buruk itu mendadak hilang.
Malah gosip yang dia dengar tadi adalah Dokter Mi sangat baik hati, membantu pacarnya untuk merawat kerabatnya. Intinya semua orang sudah tahu bahwa pasien ranjang nomor 15 itu bukan mantannya Ke Lei.
Mi Ka senang. "Xing Ke Lei yang melakukannya?"
"Aku juga tidak tahu. Pokoknya setelah dia datang, sudah menjadi seperti ini. Oh yah, operasi pasien ranjang nomor 15 dijadwalkan pada hari rabu."
"Terima kasih, Xiao Xiao."
Qing Xia baru tiba di kantor saat dia mendapat kiriman paket itu. Awalnya dia senang banget karena itu Konatsu Negora... sampai saat dia membaca pesan bernada romantis tapi tanpa nama pengirim itu.
Hmm, paket yang ini sepertinya benar-benar dari si penguntit. Qing Xia jelas ketakutan dan langsung membuang paketan itu ke tong sampah.
Seorang rekannya jadi cemas juga dan menyarankan Qing Xia untuk pulang lebih awal saja mulai sekarang. Kalau bisa, tidak usah posting apa-apa di medsos untuk sementara waktu.
Tapi Qing Xia menolak ide itu, dia tidak mau membiarkan si penguntit menang dan mengendalikan hidupnya. Pokoknya dia akan terus menjalani kehidupan normalnya.
Wen Bo antusias banget saat dia mendapat notifikasi bahwa paketnya sudah diterima. Dia bergegas pergi ke apartemennya Qing Xia. Tapi alih-alih menghadapi Qing Xia secara langsung, malah sembunyi di balik pohon.
Qing Xia mendapat kiriman paket lagi di kotak suratnya, lagi-lagi Konatsu Negora. Yang ini beneran dari Wen Bo, tapi Qing Xia kan tidak tahu. Apalagi di pesannya, Wen Bo juga tidak menyebutkan namanya.
Qing Xia jadi mengira kalau itu juga kiriman si penguntit dan langsung membuangnya ke tong sampah sambil berseru lantang bahwa dia tidak akan pernah lagi menyukai Konatsu Negora. (Aww, kasihan Wen Bo... tapi yah salahmu sendiri)
Saat Mi Ka pulang, rumah dalam keadaan gelap. Mi Ka jadi mengira dia sendirian di rumah, makanya dia santai ganti baju pakai kemeja doang.
Dia lalu menyalakan lampu dan langsung shock melihat Ke Lei menggelantung. Mi Ka sontak panik memeluk kaki Ke Lei saking cemasnya mengira Ke Lei gantung diri. Wkwkwk!
Padahal Ke Lei cuma sedang berolahraga di papan olahraganya. Menyadari itu, Mi Ka akhirnya melepaskan pelukannya dengan lega... dan pandangan mata Ke Lei langsung jatuh ke paha Mi Ka. Pfft! Dasar!
Canggung, Mi Ka langsung memerintahkan Ke Lei untuk menaikkan pandangannya dan memberitahu bahwa jadwal operasi si Kakak Shen sudah diatur dan Dokter Shao yang akan mengoperasinya.
"Asalkan dia bisa sembuh, kita berdua juga bisa terlepas. Kenapa wajahmu memerah? Begitu malu bertemu denganku?... Apa kau merasa bersalah?" Goda Ke Lei.
Mi Ka jadi malu banget dan langsung bergegas naik ke kamarnya. "Kau bergelantungan saja!"
Di rumah sakit keesokan harinya, Dokter Zhang memberitahu Mi Ka untuk memperhatikan kondisi mental pasien sebelum dia menjalani operasi.
Tapi si Kakak Shen mulai berulah, ngotot menolak diukur suhu tubuhnya. Dan begitu Ke Lei datang, dia langsung menangis manja, mengklaim kalau adiknya menghilang entah ke mana. Dia tidak tahu harus bagaimana kalau sendirian.
Berusaha menenangkannya, Ke Lei menduga kalau Adik Shen mungkin cuma sedang jalan-jalan sebentar. Yang penting dia fokus pada operasinya saja.
"Tapi bagaimana kalau dia masih belum kembali setelah operasi?"
"Bukankah masih ada aku dan Mi Ka. Tenanglah, dia akan baik-baik saja." Ujar Ke Lei. (Kapten Xing manis banget selalu menyebut Mi Ka)
Tak ada yang bisa dia lakukan, terpaksa si Kakak Shen menurutinya. Ke Lei lalu keluar menemui Mi Ka. Dia benar-benar tidak enak hati sudah merepotkan Mi Ka.
Karena mereka tidak tahu di mana si Adik Shen sekarang, jadi terpaksa hari ini hanya Ke Lei yang bisa menjaganya. Kalau begitu, Mi Ka akan menemaninya. Bagaimanapun, malam pertama setelah operasi biasanya sangat berat.
Mi Ka menduga kalau si Adik Shen itu kabur mungkin karena mengalami tekanan yang cukup berat, nanti Mi Ka akan mencoba menghubunginya.
"Kalau Kapten Shen melihatmu seperti ini, pasti akan sangat bersyukur. Kau jangan membuat dirimu terlalu tertekan, oke? Apapun masalahnya, aku akan menemanimu." Janji Mi Ka.
Yang tidak mereka ketahui, sebenarnya ini memang rencana kedua kakak beradik itu. Si Adik Shen sengaja bersembunyi biar Ke Lei bisa berduaan menjaga si Kakak Shen.
Tapi si Kakak Shen rada sebal juga sama Ke Lei karena apa-apa selalu menyebut nama Mi Ka. Dia memberitahu si adik untuk menghubungi Ke Lei setelah dia operasi nanti, bilang saja dia pergi karena tidak tahan menghadapi tekanan yang terlalu besar dan minta Ke Lei untuk menjaganya dengan baik. Dia harus ingat untuk mengungkit tentang ayah mereka.
Sesuai rencana, Adik Shen menghubungi Ke Lei saat kakaknya dioperasi, menanyakan apakah hasil operasinya. Dia ngotot menanyakan kabar kakaknya saja tapi menolak memberitahu keberadaannya.
Dia mengklaim kalau dia pergi karena terlalu takut memikirkan kakaknya tidak akan bisa berdiri lagi. Kalau saja ayah mereka masih hidup, mereka pasti tidak akan jadi seperti ini sekarang, tidak punya sandaran hidup, tidak ada orang yang bisa mengambil keputusan untuk mereka.
Karena itulah dia menuntut Ke Lei untuk menjaga kakaknya demi balas budi Ke Lei terhadap jasa-jasa ayah mereka pada Ke Lei dulu. Hanya Ke Lei satu-satunya orang yang bisa Ke Lei andalkan sekarang. Dia langsung menutup teleponnya tanpa memberi Ke Lei kesempatan untuk bicara, membuat Ke Lei jadi galau.
Jadilah Ke Lei sendirian menunggui operasinya si Kakak Shen. Dokter Shao akhirnya keluar tak lama kemudian, mengabarkan operasinya berjalan dengan baik dan lancar.
Untuk pemulihannya, karena tubuh bagian bawahnya sudah cukup lama tidak digerakkan, jadi Dokter Shao memberitahu Ke Lei untuk mendorong pasien lebih banyak berolahraga.
"Membangun kembali mental pasien sangatlah penting." Ujar Dokter Shao.
"Membangun kembali mental?"
"Iya. Pasien harus yakin dirinya punya peluang yang cukup untuk pulih dan percaya dirinya bisa berdiri kembali."
"Aku mengerti."
Setelah mengurus si Kakak Shen yang sudah dipindahkan kembali ke kamar rawatnya, Ke Lei memberitahu Mi Ka tentang alasan Adik Shen kabur dan permintaan Adik Shen yang menginginkannya untuk menjaga kakaknya.
Masalahnya hari jumat nanti dia harus kembali ke tim, tapi juga tidak bisa meninggalkan Kakak Shen begitu saja, Ke Lei jadi bingung. Mi Ka mengerti, Ke Lei lakukan saja sesuai jadwalnya, biar dia yang menggantikan Ke Lei menjaga Kakak Shen.
"Apa aku menjebakmu lagi?"
"Kau menjebakku juga bukan baru satu atau dua kali. Tidak apa-apa, jangan bertele-tele lagi."
"Kalau begitu, besok biar aku saja. Cuma satu masalah. Kau kan tahu kalau waktu kecil... dia itu menyukaiku, jadi kemungkinan dia akan menempel padaku atau semacamnya." Ujar Ke Lei mendadak narsis.
Tapi jangan khawatir, kalau Kakak Shen melakukan itu padanya, Ke Lei akan langsung menampiknya. Mi Ka harus memakluminya.
Mi Ka geli mendengarnya. "Baiklah. Besok aku akan menemani, memindahkan bangku lipat kecil ke sana dan memakluminya bersamamu, oke? Dia sungguh menyukaimu?"
"Iya. Orang yang menyukaiku banyak. Menyukaiku itu sangat wajar." Narsisnya si kapten.
Tapi keesokan harinya, si Kakak Shen berulah lagi. Kali ini dia ngotot menolak makan, bahkan mengusir si petugas dengan sikap kasarnya. Tapi begitu Ke Lei datang, dia mendadak berubah sikap jadi manis banget dan mau makan.
Bukan cuma waktu makan, dia juga bersikap sangat kekanak-kanakan dan kasar saat perawat mau memeriksa suhu tubuhnya. Tapi begitu Ke Lei muncul, dia langsung berubah total jadi pasien yang baik dan patuh. (Bah! Pen kugaplok rasanya!)
Bahkan dengan gaya melasnya dia berusaha meminta Ke Lei untuk tidak pergi. Apa gunanya dia hidup kalau Ke Lei juga tidak peduli padanya.
Tapi sayangnya akting melasnya tetap tidak bisa mengubah pikiran Ke Lei, karena bagaimanapun, kompetisinya ini sangat amat penting.
Tak sengaja Ke Lei melihat Mi Ka lewat saat itu. Maka saat Kakak Shen sudah tidur, dia langsung keluar menyusul Mi Ka dan menghempaskan diri di samping Mi Ka dengan kelelahan. Belum lagi nanti dia masih harus rapat mobilisasi untuk kompetisi.
Ke Lei benar-benar lelah dan langsung manja menyandarkan kepalanya di bahu Mi Ka tepat saat Perawat Xiao Xiao lewat dan terang saja dia langsung protes melihat mereka pamer kemesraan di hadapannya yang masih jomblo ini.
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam