Sinopsis You Are My Hero Episode 32 - 1

Setelah mendengarkan cerita Mi Ka tentang kakak-adik Shen tadi, Qing Xia jadi merasa masalahnya sendiri tidak begitu penting lagi.

Mengalihkan topik, Mi Ka mencoba menanyakan tentang di mana dia bisa membeli mainan kucing edisi terbatas itu. Dia beralasan kalau dia menanyakan ini untuk membantu temannya, tapi dia tidak bilang siapa temannya itu.

Qing Xia heran, baru kali ini dia mendengar Mi Ka punya teman lain yang juga menyukai hal-hal seperti itu. Mi Ka harus mencari jastip yang bisa dipercaya. Tapi sayangnya, tipe yang Qing Xia inginkan sudah tidak bisa dibeli lagi.

Bisa sih dibeli, tapi susah mencarinya, harus antre dan harus mencari jastip yang benar-benar bisa dipercaya. Masalahnya, belakangan ini Qing Xia sibuk banget dan tidak punya banyak waktu untuk itu.

Mi Ka pun langsung menginformasikan hal ini ke Wen Bo. Wen Bo sendiri sebenarnya sudah bergerak duluan mencari jastip, malah dia sudah menemukan jastip yang benar-benar bisa dipercaya.

Setelah beberapa lama, Ke Lei akhirnya bisa pulang juga. Tapi setibanya di apartemen, Ke Lei malah mendapati kakaknya lagi mabuk sampai dia kesulitan mencari kunci apartemennya dan langsung menuntut Ke Lei untuk memasukkannya ke dalam.

Ke Lei menolak, soalnya dia sudah kemaleman, takut pacarnya khawatir. Jelas saja Ke Yao jadi kesal dan langsung memprotes sikapnya yang sekarang berubah buruk padanya.

Terpaksalah Ke Lei menurut dan buru-buru memasukkan Ke Yao ke dalam rumahnya, sementara Ke Yao terus mengoceh, mengomentari hubungan Ke Lei dan Mi Ka yang sangat lancar dan memperingatkan Ke Lei untuk baik sama Mi Ka karena Mi Ka juga sangat baik padanya.

Sudah aman, Ke Lei akhirnya bisa pulang dan langsung memanggil Mi Ka. Tapi tidak ada jawaban. Mi Ka sudah tidur sebenarnya, tapi Ke Lei tak yakin, mengira Mi Ka pasti sedang marah padanya dan sengaja mengabaikannya.

Karena keyakinannya itu, Ke Lei pun langsung sibuk mencari sesuatu sepanjang malam dengan suara ribut sampai membuat tidurnya Mi Ka terganggu.

Keesokan paginya, Ke Lei sudah menyiapkan sebuah papan yang ditutupi kain dan juga sarapan sehat nan bergizi khusus untuk Mi Ka. Dia sedang menghapal sesuatu saat akhirnya Mi Ka turun dan tiba-tiba saja menyapa Ke Lei dengan nada suara manja menirukan kakak-adik Shen.

"Kakak Ke Lei, selamat pagi."

Pfft! Niatnya cuma menggoda Ke Lei, tapi sikapnya itu malah membuat Ke Lei jadi takut. Wkwkwk! Dengan takut-takut Ke Lei mempersilahkan Mi Ka duduk di meja untuk menikmati sarapannya.

Dia lalu membuka penutup papannya, memperlihatkan papan silsilah hubungannya dengan keluarga Shen. Pfft! Jadi itu yang dia persiapkan sepanjang malam.

Bak seorang guru, dia menjelaskan pada Mi Ka tentang kakak-beradik Shen secara terperinci. Mereka adalah putrinya mendiang Kapten Shen, kaptennya Ke Lei yang dulu.

Kapten Shen dulu sangat baik padanya. Kapten Shen juga teman ayahnya, makanya hubungan kedua keluarga juga cukup baik. 

Mi Ka diam-diam tersenyum geli melihat semua itu. Tapi dia langsung berakting seolah dia lagi ngambek saat dia menunjuk sebuah foto yang memperlihatkan Ke Lei remaja sedang belajar bersama si Kakak Shen.

Apalagi di foto itu, si Kakak Shen terlihat menatap Ke Lei dengan begitu terpesona. Apakah mungkin Kapten Shen dulu merasa mereka cocok dan ingin menjodohkan mereka berdua?

Ke Lei menyangkal sambil bernarsis ria, dia cuma sedang memberikan bimbingan belajar untuk si Kakak Shen. Dia memang pintar sejak kecil, wajar si Kakak Shen minta diajari sama dia. Mereka benar-benar cuma teman biasa.

Mi Ka tak percaya, si Kakak Shen tampak sangat terpesona pada Ke Lei tuh. Ke Lei jadi semakin narsis, mengklaim dirinya sangat amat tampan rupawan cetar membahana sejak dia kecil. Jadi wajar lah kalau banyak gadis yang suka. Manusia kan suka melihat yang indah-indah. Sepertinya si Kakak Shen memang menyukainya sih, pernah waktu dia mengantarkan si Kakak Shen pulang, si Kakak Shen menarik tangannya.

BRAK! Mi Ka sontak membanting gelasnya dengan muka marah lalu langsung masuk kamar dan membanting pintu. Dia cuma mengerjai Ke Lei sebenarnya. Tapi Ke Lei tidak tahu itu dan jadi panik sendiri hingga dia buru-buru menyusul Mi Ka dan berusaha merayunya.

"Dokter Mi, a-aku salah. Aku cuma bercanda, bukan sungguhan." Masih belum ada jawaban dari dalam. Ke Lei jadi makin gugup. "Cewek cantik... Dokter Mi... Malaikat Mi. Bukalah pintunya. Aku memang salah. Aku bahkan sudah berlutut padamu (Bo'ong)."

Mi Ka akhirnya membuka pintu juga... lalu mendadak mencium Ke Lei sampai membuat Ke Lei cuma bisa melotot saking kagetnya. Habis menciumnya, Mi Ka tiba-tiba mengeplak kepalanya dengan gemas.

"Kau bodoh, yah? Aku marah sungguhan atau tidak, masa kau tidak bisa membedakannya?" Omel Mi Ka lalu langsung masuk kamar lagi.

Ke Lei masih berdiri di sana dengan kebingungan... soalnya dia sungguh tidak bisa membedakannya. Pfft! Tapi dia langsung paham bahwa sekarang sudah tidak ada masalah lagi. Ke Lei pun senang.

Saat mereka hendak menjemput Kakak-Adik Shen tak lama kemudian, Mi Ka bahkan berbaik hati membantu Ke Lei untuk mendaftarkan si Kakak Shen untuk periksa ke dokter.

Ke Lei jadi makin cinta sama dia. "Kenapa pacarku baik sekali?"

"Memang, kan?"

Ke Lei merasa bahwa kedua kakak-adik itu sebenarnya cukup kasihan. Kedua orang tua mereka sama-sama sudah meninggal dunia. Jadi anggap saja mereka berdua ini adalah kakak dan kakak ipar mereka, dan menjaga mereka dengan baik. Mi Ka setuju.

Mereka lalu ke hotel menjemput kakak-adik itu. Kakak-adik itu sudah mengatur rencana apa-apa saja yang harus mereka katakan nantinya. Mereka sumringah begitu melihat Ke Lei... tapi langsung memudar begitu melihat Mi Ka.

Tapi mereka tetap berakting ramah di hadapan Mi Ka. Mulai melancarkan aksi mereka pada Mi Ka, Adik Shen menuntut Mi Ka untuk membantu mereka mendaftar ke dokter spesialis.

Mi Ka mengaku sudah berusaha melakukan itu. Sayangnya dia hanya bisa mendapatkan slot dokter umum karena slot dokter spesialis sudah penuh. Si Adik Shen langsung sinis mendengarnya, kalau cuma dokter umum, mereka bisa
daftar sendiri.

Tapi begitu melihat Ke Lei mendekat, si Kakak Shen langsung berubah sok manis berterima kasih atas bantuan mereka. Saat Ke Lei juga mendukung Mi Ka dan membujuk mereka untuk periksa ke dokter umum dulu, si Adik Shen mendadak berubah haluan menuntut Mi Ka untuk mencarikan kakaknya kamar VIP, dia bahkan menyebutkan secara spesifik kamar VIP seperti apa yang dia inginkan. (Bah! Nggak punya duit, banyak tingkah!)

Mi Ka sampai bingung bagaimana harus menanggapinya. Ke Lei yang tak enak hati pada Mi Ka, langsung menggenggam tangan Mi Ka di hadapan mereka dan mengingatkan mereka bahwa Mi Ka adalah dokter. Dia tidak bisa melanggar aturan rumah sakit, tapi Ke Lei janji bahwa dia dan Mi Ka akan berusaha semampu mereka untuk membantu mereka.

Berusaha menahan emosinya melihat kedua sejoli itu berpegangan tangan di depan matanya, si Kakak Shen menasehati adiknya untuk menurut saja dengan alasan agar mereka tidak merepotkan Mi Ka.

Dengan sok sopan dia meminta maaf pada Mi Ka atas sikap adiknya yang sudah merepotkannya. Mi Ka yang baik hati, sama sekali tidak mempermasalahkan itu.

"Mi Ka adalah pacarku. Jika ada yang bisa dia bantu, dia pasti akan membantu." Ujar Ke Lei, membuat kedua kakak-adik itu jadi sebal dan cemburu.

Di rumah sakit, Ke Lei dengan sabar antri lama di meja administrasi, mengurus segalanya untuk si Kakak Shen. Mi Ka pun turut membantu dengan memperlihatkan hasil pemeriksaan si Kakak Shen pada Dokter Shao.

Dan berdasarkan hasil CT scan-nya, Dokter Shao menyimpulkan agar si Kakak Shen dioperasi lagi secepatnya. Jika operasinya berhasil, maka peluang si Kakak Shen untuk bisa berdiri kembali, cukup besar.

Dan si Kakak Shen ini cukup beruntung, dia datang saat beberapa pasien sudah pulang. Jadi dia bisa mulai rawat-inap sekarang.

Maka Mi Ka pun langsung menanyakan kamar VIP kosong pada Perawat Xiao Xiao. Sayangnya kamar VIP masih penuh sekarang. Maka Mi Ka pun menyuruh Ke Lei untuk mengurus prosedur rawat-inap dulu, nanti kalau sudah ada kamar VIP kosong, dia akan mengabarkannya pada mereka.

Jadilah si Kakak Shen ditempatkan di kamar biasa. Padahal cuma ada satu pasien yang sekamar dengan mereka, tapi si Adik Shen langsung mengeluh.

Saat Ke Lei datang, si Kakak Shen langsung meminta Ke Lei menemaninya melakukan pemeriksaan nanti, biar adiknya saja yang mengurus masalah kamar, dan Ke Lei langsung setuju tanpa pikir panjang. Canggung, Mi Ka pun pamit.

Tak lama kemudian, si Adik Shen mendatangi Mi Ka untuk tanya ini-itu lalu sok meminta maaf pada Mi Ka atas sikapnya yang terlalu ceplas-ceplos.

Saat Mi Ka mengantarkannya mengambil air panas, si Adik Shen terus nyerocos lantang tentang hubungan akrab mereka dengan Ke Lei yang sudah terjalin sejak mereka masih kecil.

Dia gembar-gembor bahwa kakaknya selalu disukai banyak pria sejak kecil, tapi kakaknya tidak pernah bicara dengan lelaki lain selain Ke Lei.

Dengan gaya sok akrabnya, dia tiba-tiba menggandeng tangan Mi Ka dan terus nyerocos antusias tentang bagaimana dulu Ke Lei pernah memberikan bimbingan belajar untuk kakaknya.

Pura-pura tak tahu tentang itu, Mi Ka pun menanyakan bagaimana hasil bimbingan belajarnya Ke Lei dan nilainya si Kakak Shen. Adik Shen dengan santainya, seolah bangga, memberitahu kalau nilai kakaknya tidak begitu bagus, dia tidak minat belajar, cinta monyet membuat studi kakaknya jadi terganggu.

Mi Ka geli mendengarnya. Cinta monyet memang bisa mengganggu belajar. Mi Ka sendiri tidak punya cinta monyet... makanya dia bisa diterima di Fakultas Kedokteran. (Pfft! Mak jleb)

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments