Sinopsis You Are My Hero Episode 30 - 2

Perawat Xiao Xiao ingin minta tanda tangannya Dokter Shao, tapi kebetulan Dokter Shao ditelepon Yi Qian saat itu, jadi Xiao Xiao terpaksa harus menunggu di belakangnya.

Yi Qian mengajaknya bertemu hari jumat nanti untuk reuni. Tapi Dokter Shao sepertinya tidak bisa ikut karena jadwalnya bentrok dengan jadwal seminar. Yi Qian tidak mau terima penolakan, dia sudah bilang ke Ke Yao kalau Dokter Shao pasti akan datang loh. Ke Yao bahkan sampai membatalkan acara akhir pekannya.

Dan nama itu langsung sukses membuat Dokter Shao mengalah dan akhirnya setuju untuk datang. Begitu dia pergi, Xiao Xiao dan para perawat lainnya langsung heboh menggosipkan apa yang mereka dengar barusan.

Dengan dibantu Wen Bo dan para teknisi, Ke Lei akhirnya selesai memasang alat olahraga itu. Ke Lei lalu menyuruh Wen Bo untuk menjadi pelatihnya, dia memerintahkan Wen Bo untuk melatihnya dengan keras, pokoknya harus keras.

Tapi saat Wen Bo menyuruhnya untuk bergelantungan selama 15 menit, Ke Lei malah protes. Hehe, dasar Kapten Xing! Tapi Wen Bo bingung kenapa Ke Lei memasang alat ini di rumah dan berlatih sendiri alih-alih di markas di mana dia bisa ditemani para anggota tim mereka.

"Kau benar-benar tidak mengerti atau pura-pura tidak mengerti?"

Si Wen Bo yang tidak peka, sudah pasti benar-benar tidak mengerti. Ke Lei mengaku buat pacaran. Hah? Wen Bo tambah bingung, apa hubungannya alat ini dengan pacaran? Dia berlatih di sini, Mi Ka sedang bekerja, mereka tidak bertemu.

"Kalau begitu, aku akan menunggunya pulang, baru berlatih. Beres, kan?"

Ke Lei tidak tahan lagi dan akhirnya menyerah di tengah jalan. Wen Bo dengan serius menghukumnya untuk bergelantungan dua kali lipat dari waktu awal. Hadeh! Ke Lei frustasi melihat temannya yang satu ini.

"Tunggu dan lihat saja." Ujar Ke Lei.

"Tunggu dan lihat apa?"

"Lihat aku dan Mi Ka."

"Bukankah kau dan Mi Ka baik-baik saja? Apanya yang perlu dilihat?" Bingung Wen Bo.

"Dasar pria tidak peka!"

Mi Ka baru mau pulang kerja dan mendapati Qing Xia sudah menunggunya di depan. Dia sengaja datang karena penasaran apakah perkataannya semalam tepat atau tidak.

Dilihat dari penampilan feminin Mi Ka hari ini dan senyumnya yang tersipu malu penuh kebahagiaan, Qing Xia bisa menduga bahwa semua yang dia ucapkan semalam benar-benar terjadi.

"Bagus juga Xing Ke Lei. Pandai bermodus juga, yah." Komentar Qing Xia. (Dia memang rajanya modus)

Mi Ka lalu mengajak Qing Xia pulang ke rumahnya sekalian makan bareng. Tapi saat mereka tiba di depan gedung, Qing Xia melihat sosok Wen Bo yang berjalan pergi.

Qing Xia seketika jadi sedih hingga dia kehilangan nafsu makan dan memutuskan pergi saja. Takutnya kalau dia masuk ke rumah mereka yang barusan didatangi Wen Bo, dia akan merasa tidak nyaman.

"Kau bahkan tidak tahan berada di rumah kami? Apa kau membencinya sebesar itu?"

"Bukan membencinya. Hanya saja... Duh! Sulit dijelaskan. Pokoknya sekarang ini aku tidak ingin melihat orang lain. Tidak ingin melihat siapapun. Terutama laki-laki. Laki-laki menjauhlah semua! Pergilah jauh-jauh! Aku ingin menyendiri sebentar dengan nyaman." Qing Xia pun pamit lalu pergi.

Ke Lei sedang nyantai makan apel sambil menunggu Mi Ka. Tapi begitu mendengar pintu hendak dibuka, dia langsung secepat kilat menyemprot kepalanya dengan air lalu pura-pura seolah dia berkeringat banyak habis olahraga.

Mi Ka jadi cemas mengira dia berlatih terlalu keras... dan langsung mengusirnya untuk pulang ke rumah kakaknya buat mandi. Pfft! Kan bukan itu yang Ke Lei inginkan.

Dia ngotot mau mandi di sana saja. Hah? Tapi bukannya dia tidak punya baju ganti dan lain sebagainya?... Oh, tidak dong. Ke Lei malah sudah membawa satu tas penuh barang-barangnya. Dia langsung mengambil handuk lalu masuk kamar mandi sambil menyuruh Mi Ka untuk memesan makanan.

Saat Ke Lei selesai mandi tak lama kemudian, dia mendapati Mi Ka memesan banyak sekali lauk bak perayaan tahun baru. Dia langsung bercanda mengucap selamat tahun baru untuk Mi Ka, semoga dia panjang umur dan bahagia selalu.

"Kalau begitu, aku juga doakan semoga kau makmur dan kaya, dan cepat dewasa." Balas Mi Ka (Pfft!)

Sudah banyak lauk, Ke Lei masih menambahkan sup, buat nambah gizi, biar cepat pulih. Waktunya makan, tapi Ke Lei masih saja mau olahraga jari sambil makan.

"Bisakah kau letakkan benda di tanganmu itu? Makan dulu." Tegur Mi Ka. "Sudah dibilang harus memakan waktu beberapa hari untuk pulih, jangan terburu-buru."

"Begini saja. Dari awal selalu aku yang melatihmu. Mari kita bertukar, biar kau juga mengawasiku."

Boleh banget! Tapi terlebih dulu Mi Ka menuntut Ke Lei untuk memanggilnya 'Instruktur Mi' dan menyuruh Ke Lei untuk memujinya cantik. Ke Lei menurutinya dengan senang hati, Mi Ka pun senang.

Ke Lei latihan angkat barbel, sementara Mi Ka bermeditasi di sofa. Dia mau pamer otot kekarnya ke Mi Ka sambil mengklaim bahwa lengannya jadi semakin bengkak dan perutnya jadi kotak-kotak sejak operasi, tapi Mi Ka terlalu fokus dengan meditasinya dan tak meliriknya sedikitpun.

Ke Lei kecewa. Tapi yang tidak dia ketahui, Mi Ka sebenarnya cuma pura-pura menolaknya padahal diam-diam dia melirik juga saat Ke Lei sedang tidak melihat.

Menyadari segala usaha Ke Lei untuk menarik perhatiannya, Mi Ka malah sengaja mempermainkannya. Dia menggoyangkan jarinya untuk memerintah Ke Lei buang sampah. Tapi bahkan sebelum Ke Lei sempat keluar, Mi Ka mendadak menggoyangkan jarinya lagi, menggoda Ke Lei untuk makan dari sumpitnya. Ke Lei cuma berdiri di sana, menatapnya dengan setengah kesal.

"Keterlaluan yah sekarang." Protes Ke Lei. Mi Ka sontak ngakak mendengarnya.

Tapi tidak setiap hari juga mereka menjalani hari-hari penuh kebahagiaan. Suatu malam, Ke Lei menunggu Mi Ka sangat lama, tapi Mi Ka masih juga belum pulang. Sepertinya dia masih sibuk di rumah sakit.

Akhirnya Ke Lei memasukkan makan malamnya ke kulkas dan hanya meninggalkan sebuah pesan manis di meja untuk Mi Ka.

Saat dia kembali ke rumah kakaknya, dia malah mendapati Ke Yao memakai seragam lamanya sambil berputar-putar mengagumi bayangan dirinya sendiri di depan cermin.

Ke Lei sampai heran melihat tingkah gaje Ke Yao hari ini. Apa dia kakaknya? Atau dia kerasukan sesuatu?

"Kau juga merasa aku tidak mirip seperti aku yang sekarang, kan?"

Memang sih. Tapi Ke Lei tetap berbaik hati memujinya sebelum kemudian menghempaskan dirinya ke sofa dengan frustasi. Ke Yao perhatikan Ke Lei sekarang semakin lama semakin larut pulangnya. Kayaknya rencananya untuk kembali ke rumahnya semakin lancar nih. Kapan dia akan pindah?

Apaan? Ke Lei malah tambah frustasi. Dia sudah berusaha mengirim kode ke Mi Ka kalau dia mau pulang, tapi Mi Ka tidak mengerti. Dia juga sudah berusaha berterus terang. Dia berbaring di sofa dan bilang kalau dia tidak mau pulang, tapi tetap saja Mi Ka tidak mengerti.

"Apa-apaan yang kau katakan itu?"

"Terus harus bagaimana? Kak, bantulah adikmu ini."

Ke Yao menolak. "Besok aku ada reuni, aku harus bobo cantik."

"Memangnya teman sekolah lebih penting daripada adikmu sendiri?"

"Iya."

Oh! Ke Lei tahu, pasti ada Dokter Shao juga di acara itu. Pantas saja Ke Yao berpakaian gaje hari ini.

Keesokan malam, semua orang sudah berkumpul di restoran, tapi Dokter Shao masih juga belum datang. Ke Yao bosan juga duduk di sana, apalagi teman-temannya malah sibuk sendiri-sendiri dengan HP masing-masing.

Akhirnya dia memutuskan untuk menunggu di lobi sembari mengenang masa-masa indah mereka di luar negeri dulu. Dan tepat saat dia masih melamun, Dokter Shao akhirnya datang juga.

Dia capek habis seminar dan langsung menghempaskan dirinya di sofa. Mereka asyik sendiri saling menggoda... tepat saat Yi Qian mendadak muncul dan langsung menggodai kemesraan mereka. Ini tuh acara kumpul-kumpul banyak orang, tapi mereka malah kencan berdua di sini.

Semua orang akhirnya berkumpul, saling ngobrol akrab mengenang masa-masa kuliah dulu. Ke Yao masih ingat dulu pernah diajar Dokter Shao saat Dokter Shao menjadi asisten profesor.

Dokter Shao galak banget saat mengajar sampai Ke Yao menangis. Ke Yao penasaran apakah Dokter Shao masih galak saat mengajar para dokter residen sekarang?

"Setiap kali mengingat kejadian kau menangis di sana waktu itu, sikapku terhadap mereka jadi tidak begitu keras. Lebih renggang sedikit lebih bagus."

Mengalihkan topik ke acara reuni mereka ini, Yi Qian berkata kalau dia ingin mereka mengenang masa lalu, jadi dia menyuruh Ke Yao dan Dokter Shao untuk membantunya mencari benda-benda lama, seperti foto atau buku PR jaman dulu.

Oh! Yi Qian ingat kalau Dokter Shao dulu kan punya kamera digital dan mengambil banyak foto. Yi Qian menuntut Dokter Shao untuk mencari benda-benda itu secepatnya dan serahkan padanya besok atau lusa biar dia bisa segera meminta seseorang untuk mengeditnya.

Dokter Shao menolak secepat itu, dia butuh waktu untuk mencarinya. Yi Qian ngotot ngasih waktu cuma dua hari, maka Ke Yao langsung menawarkan diri untuk membantu Yi Qian mencari benda-benda itu.

Bersambung ke episode 31

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam