Mi Ka menyuruh Ke Lei untuk memegang satu liter air yang beratnya sama dengan pistol dan Ke Lei ternyata bisa menggenggamnya dengan mantap tanpa tremor sedikitpun.
Mi Ka jadi semakin yakin kalau tremornya Ke Lei itu bukan efek samping pasca operasi, melainkan karena tekanan psikologisnya. Sejak awal Ke Lei beranggapan bahwa operasi akan membawa pengaruh negatif terhadap kekuatan dan kestabilan tangannya.
Tekanan mentalnya itulah yang memengaruhi fisiknya hingga membuat tangannya gemetar tanpa sadar. Tapi nyatanya waktu Ke Lei menyelamatkan Zhang Wei di aula konser kemarin, dia masih tetap hebat.
Karena itulah, Mi Ka menyarankannya untuk tidak terlalu memikirkan masalah tangan dan biarkan dirinya rileks. Berniat membantu Ke Lei rileks, Mi Ka langsung memijat tangannya.
"Merilekskan otot juga penting. Tanganmu ini adalah tangan untuk memegang pistol. Kau harus melindungi begitu banyak orang. Tidak boleh cidera lagi."
"Kalau begitu, aku akan memijatmu juga. Tangan dokter bedah saraf lebih berharga." Ujar Ke Lei, dan jadilah mereka saling pijat-pijatan.
Tanpa memberitahu siapa sebenarnya teknisi yang memperbaiki kameranya, rekannya Qing Xia mengembalikan kamera yang sudah diperbaiki itu ke pemiliknya.
Qing Xia jadi penasaran siapa teknisi yang berhasil mendapatkan sparepart kamera tua ini. Maka dengan canggung si rekan berbohong bahwa teknisinya adalah teknisi yang ada di lantai bawa rumahnya.
Qing Xia percaya-percaya saja. Tapi saat dia keluar tak lama kemudian, dia malah mendengar rekannya itu menggosip bahwa teknisi kameranya sebenarnya adalah Wen Bo.
Qing Xia jelas kesal pada rekannya yang sudah membohonginya itu. Si rekan panik menjelaskan bahwa dia merahasiakannya karena Wen Bo juga awalnya tidak yakin bisa memperbaiki kamera itu.
Wen Bo keliling di pusat elektronik, menanyai setiap toko hingga akhirnya dia menemukan sparepart-nya lalu memperbaikinya sendiri. Tapi Qing Xia tidak terima, dia merasa dibodohi sama mereka.
Di tengah kefrustasiannya, Lu Feng tiba-tiba menghubunginya, mengklaim bahwa dia punya sesuatu untuk Qing Xia, jadi dia meminta Qing Xia datang ke bar-nya nanti malam untuk mengambilnya. Dia mengklaim kalau yang mau dia kasih adalah makanan, jadi Qing Xia harus datang.
Qing Xia sebenarnya sedang tidak mood, tapi akhirnya dia pergi juga. Tapi yang tak disangkanya, setibanya di sana, Lu Feng tiba-tiba muncul bawa sebuket bunga mawar merah sambil nyanyi lagu cinta. Dia mau nembak Qing Xia di hadapan banyak orang.
Dia to the point mengaku bahwa dia terpikat pada Qing Xia sejak pertama kali mereka bertemu, dan semakin suka setelah semakin mengenal kepribadian Qing Xia.
Tapi biarpun situasi ini begitu romantis dan Lu Feng benar-benar tulus padanya, Qing Xia jelas tidak senang dengan semua ini dan langsung menolaknya.
Dia sungguh tidak menyangka kalau playboy seperti Lu Feng, akan benar-benar serius kali ini. Qing Xia setulus hati berterima kasih atas perasaan Lu Feng padanya dan segala hal yang Lu Feng lakukan untuknya.
Tapi maaf... "Aku... tidak bisa menerimanya. Karena orang yang ada di dalam lubuk hatiku, bukan kau."
Tapi Qing Xia percaya bahwa Lu Feng orang yang sangat baik. Dia pantas mendapatkan wanita yang bisa menyukainya dengan sepenuh hati.
Lu Feng kecewa dan patah hati mendengarnya. "Jadi aku cuma dianggap orang baik olehmu?"
"Maafkan aku."
"Apa Shu Wen Bo sebaik itu? Sebesar itukah kau menyukainya?"
"Tidak ada hubungannya dengannya. Perasaan bukanlah soal pilihan ganda yang kalau bukan A, berarti B. Siapapun tidak bisa menjadi pengganti orang lain. Simpanlah bunga ini untuk gadis yang benar-benar pantas." Qing Xia memberinya pelukan perpisahan lalu pergi.
Keesokan harinya saat mereka latihan, Qing Xia yang masih kesal karena kejadian kemarin, langsung melampiaskannya dengan menendang Wen Bo bertubi-tubi sampai Wen Bo kewalahan dibuatnya.
"Apa yang kau lakukan? Apa kau ingin membunuhku?"
"Iya, aku memang ingin membunuhmu! Di satu sisi menolakku, di sisi lain membantuku memperbaiki kamera. Apa sebenarnya maksudmu?"
Wen Bo canggung mengklaim kalau dia hanya ingin membuat Qing Xia senang. Qing Xia sinis mendengarnya. Wen Bo membuatnya menangis berkali-kali dan sekarang dia bilang ingin membuatnya senang? Untuk apa Wen Bo pura-pura jadi pria baik?
"Aku tidak pura-pura."
"Tidak pura-pura? Lalu apa maksudmu? Di sini kau berkata padaku bahwa kau dan aku hanya teman baik, tapi di sana kau memeluk temanmu dan bilang kalau kau menyukaiku, tapi juga berniat mengalah pada Lu Feng? Kau anggap aku ini apa? Bola karet?"
"Tidak."
"Kalau tidak, lalu kenapa kau menendangku ke sana kemari?! Shu Wen Bo, aku membencimu!"
Ke Yao tiba duluan dan sedang menunggu kedatangan Dokter Shao di depan gedung saat tiba-tiba saja terjadi kecelakaan pada seorang skater. Kepala korban berdarah cukup parah.
Ke Yao pun tak ragu menggunakan keahlian medisnya untuk melakukan pertolongan pertama pada korban. Dia membebat luka kepala korban untuk menghentikan pendarahannya dan tetap di sana sampai ambulance datang tak lama kemudian dan menjelaskan keadaan korban pada perawat yang bertugas bak seorang dokter profesional.
Setelah korban dibawa pergi, Ke Yao baru melihat kedatangan Dokter Shao. Dia jadi tidak enak, sepertinya hari ini mereka tidak bisa menonton pertunjukkan lagi.
Dokter Shao tak mempermasalahkannya, dia malah tampak bangga melihat Ke Yao masih memiliki jiwa dokternya. Dia lalu membantu memakaikan jaketnya Ke Yao dan mengajaknya pulang.
Mi Ka dan Ke Lei baru pulang dan langsung duduk saling bersandar saking lelahnya. Ke Lei lapar dan langsung menuntut Mi Ka untuk membuatkannya makanan, tidak masalah biarpun Mi Ka cuma bisa masak mie instan.
Ke Lei memakannya dengan lahap dan ingin mencuci piringnya setelah selesai. Mi Ka melarang dan menyuruhnya pulang saja. Tapi Ke Lei tampak jelas tidak mau pulang.
Tapi berhubung dia tidak mau langsung berterus terang, jadi dia berusaha memberi kode pada Mi Ka tentang keinginannya itu. Mi Ka jelas memahami keinginannya itu, tapi dia terlalu gugup, jadi dia pura-pura tidak mengerti dan ngotot mengusir Ke Lei. Dia langsung menarik Ke Lei dan mendorongnya keluar dengan paksa.
Tapi Ke Lei bertekad kuat untuk kembali ke rumahnya sendiri. Maka dia mulai membuat rencana untuk itu. Saat Ke Yao pulang, dia mendapati Ke Lei sedang membrowsing tentang sebuah alat olahraga yang harus dipasang di dinding.
Ke Lei mengaku kalau dia ingin membeli alat ini dan memasangnya di rumah Ke Yao. Tapi Ke Yao menolak tegas, tidak ada sejengkal pun dari rumah ini yang boleh Ke Lei sentuh.
Yaaaah, berarti dia harus memasang alat ini di rumahnya sendiri dong. Pfft! Ke Yao langsung paham apa yang ada dalam pikiran adiknya satu-satunya itu. Dia pasti sangat ingin kembali ke rumahnya sendiri dan tinggal bersama Mi Ka.
"Menurutmu, apa cara ini ampuh?" Tanya Ke Lei.
"Coba saja dulu."
"Oke. Aku coba."
Ke Lei langsung mengirim chat ke Mi Ka, mengeluh kalau dia ingin pasang alat olahraga untuk melatih kekuatan jari tapi kakaknya melarangnya merusak dekorasi rumahnya, jadi dia harus memasang alat itu di rumahnya sendiri.
Dan Mi Ka langsung menyetujuinya sedetik kemudian. Kilat amat jawabannya, Ke Lei sontak berseru heboh saking senangnya, Ke Yao sampai kaget.
Qing Xia video call Mi Ka saat Mi Ka sedang cuci muka. Dia penasaran dengan perkembangan hubungan Mi Ka dengan Ke Lei. Belakangan ini sepertinya mereka sangat mesra.
Mi Ka sontak terkikik heboh saking bahagianya. Duh! Qing Xia yang jomblo jadi cemburu dibuatnya. Kalau begitu, Qing Xia menyimpulkan bahwa mereka lebih dekat selangkah lagi untuk menuju ke tahap selanjutnya. Apa Ke Lei pernah bilang kalau dia ingin pindah kembali ke rumahnya?
Mi Ka membenarkan. Tadi Ke Lei bilang kalau dia tidak mau pulang. APA?! Qing Xia sontak menjerit heboh mendengarnya. Lalu bagaimana Mi Ka menjawabnya?
"Aku... pura-pura tidak dengar dan melewatkannya. Dia pun menyerah."
Hadeh! Qing Xia kecewa. Mereka tuh akan segera memasuki tahap yang paling panas dalam hubungan mereka. Qing Xia yakin kalau sebentar lagi Ke Lei akan mencari-cari berbagai macam alasan untuk muncul di hadapan Mi Ka, memandang Mi Ka dengan antusias, ingin memeluk Mi Ka setiap saat.
Ke Lei juga pasti sudah merencanakan soal kepindahannya kembali ke rumahnya sendiri. Tinggal tunggu tanggal mainnya saja. Karena itulah, Qing Xia menyarankan Mi Ka untuk mengubah penampilannya jadi seperti seorang wanita mulai besok.
"Kapan aku tidak berpakaian seperti seorang wanita?"
"Kapan pernah mirip? Pokoknya ingat nasihatku, dengar tidak?"
Keesokan paginya, Mi Ka mau berangkat ke rumah sakit pakai gaya tomboy seperti biasanya... sampai saat dia teringat nasihat Qing Xia. Mi Ka pun langsung ganti pakai rok, bahkan mengoles lipstik ke bibirnya biar kelihatan lebih cantik berseri.
Saat dia keluar, dia mendapati Ke Lei tampak jelas sedang menunggunya sambil bermain-main dengan menggunakan tali skipping-nya. Tapi begitu melihat Mi Ka, dia langsung pura-pura seolah dia sedang serius lompat tali... tapi malah terjerat talinya sendiri. (Pfft!)
Mereka saling menyapa dengan canggung. Teringat ucapan Qing Xia kemarin, Mi Ka langsung mengerti bahwa masalah pasang alat olahraga itu pasti cuma akal-akalan Ke Lei agar bisa kembali ke rumahnya. Pikiran itu kontan membuatnya tersenyum geli. Berusaha menahan senyum gelinya, dia memberitahu kalau rumah sedang berantakan lalu pamit.
Mi Ka berpapasan dengan Chen Tao dan Dokter Kepala Wei setibanya di rumah sakit, dan mereka langsung mengomentari penampilannya yang hari ini tampak begitu cantik berseri penuh cinta. Wanita yang sedang kasmaran biasanya memang memancarkan cahaya cinta.
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam