Sinopsis You Are My Hero Episode 29 - 2

Di rumah sakit, Perawat Xiao Xiao terburu-buru memberitahu para dokter bahwa Zhang Wei menghilang. Dia tidak ada di mana-mana. Tadi Zhang Wei bilang mau duduk sebentar di taman, tapi dia tidak ada di sana. Sudah sekitar dua jam Zhang Wei menghilang.

Mi Ka jadi khawatir. Apalagi sejak Departemen Orthopedi bilang bahwa Zhang Wei mungkin akan sulit main piano lagi di masa depan, suasana hati Zhang Wei jadi selalu buruk. Mereka pun berpencar mencarinya di lobi dan di taman, tapi dia benar-benar tidak ada di mana-mana.

Ke Lei baru tiba saat itu, mau bicara sama Mi Ka, tapi mendadak dia tersela saat mendengar kebingungan para dokter yang gagal menemukan seorang pasien.

Mi Ka pun memberitahunya tentang Zhang Wei dan situasinya. Maka Ke Lei pun memutuskan untuk membantu mereka, dia menginstruksikan mereka untuk mengecek CCTV di dalam gedung rumah sakit, sementara dia sendiri keluar untuk mengecek CCTV di sekitar rumah sakit.

Dari situ, mereka mendapatkan rekaman saat Zhang Wei keluar dari gedung. Sedangkan Ke Lei menemukan rekaman yang menunjukkan Zhang Wei naik taksi menuju Jalan Qifu. Sekarang ini mereka sedang berusaha mengontak si supir taksi.

Dia lalu meminta Mi Ka untuk mengantarkannya melihat-lihat kamarnya Zhang Wei. Di sana, dia menemukan poster konsernya Zhang Wei yang seharusnya diselenggarakan hari ini di gedung aula konser di jalan Hebin.

Dan tepat saat itu juga, Ke Lei mendapat telepon yang mengabarkan taksi yang ditumpangi Zhang Wei, berhenti di jalan Hebin. Zhang Wei pasti pergi ke aula konser itu.

Mi Ka mau langsung pergi ke sana, tapi Ke Lei dengan cepat menariknya untuk meminta maaf dengan setulus hati atas suasana hatinya yang sangat buruk belakangan ini. Mi Ka sama sekali tak mempermasalahkannya dan langsung menggandeng Ke Lei pergi bersamanya.

Zhang Wei memang ada di sana, menatap aula kosong itu dari lantai atas dengan sedih. Tapi Ke Lei khawatir jika mereka mendekatinya beramai-ramai seperti ini.

Maka dia menginstruksikan Perawat Xiao Xiao untuk menghubungi polisi dan damkar, sedangkan Mi Ka dia suruh untuk mencoba bicara pada Zhang Wei mengingat Mi Ka-lah yang lebih akrab dengan Zhang Wei.

Dia menyuruh Mi Ka untuk bicara lebih lama untuk mengulur waktu, sementara dia sendiri berusaha mendekati Zhang Wei secara diam-diam dari belakang.

Mi Ka mendekatinya dengan hati-hati dan mencoba menawarkan bantuanya untuk menyelesaikan apapun masalahnya Zhang Wei. Katakan saja apa masalah Zhang Wei.

"Membantuku? Kalian tidak akan bisa membantuku. Aku hanya ingin main piano. Aku mulai bermain piano sejak aku berumur lima tahun. Setiap hari latihan enam jam."

Saat pertama kali dia mengikuti lomba anak tingkat nasional, Zhang Wei langsung menjadi juara pertama. Saat dia sekolah di Akademi Musik, dia orang pertama yang ikut perlombaan piano internasional dan mendapat piala emas.

Mi Ka diam-diam terus berusaha mendekat, tapi ternyata Zhang Wei menyadari itu dan langsung mengancam akan melompat kalau Mi Ka terus mendekat. Terpaksalah Mi Ka menurutinya.

Tapi dia terus berusaha mengajaknya ngobrol dan mengaku bahwa dia juga pernah belajar piano waktu dia kecil. Tapi pada akhirnya dia menyerah karena tugas sekolah yang sangat banyak. Apa merek piano pertamanya Zhang Wei?

Zhang Wei mengaku merek piano pertamanya adalah piano merek lokal. Waktu dia berumur 1 tahun, dia mendapat piala emas Steinway & Sons dan dihadiahi piano merek tersebut. Itu adalah merek piano terbaik di dunia.

Sejak saat itu, dia adalah juru bicara merek tersebut dan semua pertunjukkannya menggunakan piano merek tersebut. Tapi sekarang tangan kanannya cacat dan mungkin tidak akan bisa main piano lagi.

"Hidupku sudah berakhir."

Mi Ka menyangkal. Dia sudah menanyakannya ke Departemen Rehabilitasi dan mereka bilang kalau Zhang Wei bisa pulih. Mereka sedang menyusun rencana rehabilitasi untuk Zhang Wei. Tangannya pasti akan bisa pulih perlahan-lahan setelah rehabilitasi.

Zhang Wei tak percaya. Dia sudah tidak bisa memainkan Feux Follets lagi. Musik itu membutuhkan kelincahan tangan yang sangat tinggi dan teknik yang benar-benar mahir. Itu adalah musik repertoar yang selalu dia mainkan. Tapi sekarang dia tidak bisa memainkannya lagi.

Dia begitu heboh hingga dia malah tak sengaja terpeleset dan terjatuh. Untungnya Ke Lei sudah dekat saat itu dan langsung sigap menangkapnya sembari mengaitkan satu kakinya ke trali. Untungnya bala bantuan tiba, Zhang Wei dan Ke Lei pun selamat.

Setelah Zhang Wei tenang, Ke Lei mendekatinya dan mengaku kalau dia bukan mau membujuknya, melainkan berterima kasih. Terima kasih karena Zhang Wei memberinya kesempatan untuk menunjukkan keberaniannya di hadapan pacarnya sekaligus menunjukkan padanya bahwa ternyata dia sangat sehat.

Ke Lei mengaku bahwa dia juga punya masalah yang mirip dengan masalahnya Zhang Wei. Dia seorang SWAT yang baru-baru ini terkena tumor di otaknya yang hampir saja menghancurkan karirnya.

Karena itulah Ke Lei bisa memahami perasaan Zhang Wei. Mereka berdua adalah tipe orang yang memandang karir mereka lebih penting daripada nyawa mereka sendiri. Dia juga sama sedihnya seperti Zhang Wei kemarin, putus asa tidak bisa melihat harapan.

Akan tetapi, setelah dipikirkan dari sisi lain, penyakit mereka juga bukannya tidak ada harapan untuk disembuhkan. Jika profesi yang mereka cintai saja tidak menyerah terhadap mereka, lalu kenapa mereka sendiri malah menyerah pada diri mereka sendiri.

"Aku menyelamatkan nyawamu satu kali. Jadi kau berhutang satu tiket pertunjukkan padaku." Ujar Ke Lei.

"Dua tiket." Timpal Mi Ka.

Ucapan Ke Lei itu berhasil menenangkan Zhang Wei hingga akhirnya dia bersedia kembali ke rumah sakit.

Akhirnya bisa berduaan, Mi Ka penasaran kenapa Ke Lei datang ke rumah sakit hari ini. Apa dia merasa tidak enak lagi? Ke Lei menyangkal dan mengaku menyesal atas kesalahpahamannya pada Mi Ka.

"Seharusnya aku lebih percaya padamu." Sesal Ke Lei.

"Aku tidak memasukkannya ke dalam hati. Aku hanya takut kau sedih. Kelak aku juga akan... lebih mengerti dirimu. Kalau begitu, apakah sekarang kita bisa dianggap sudah berbaikan?"

"Kita juga tidak ada masalah, kan?"

"Kalau begitu, nanti pulang buatkan aku makanan."

"Baiklah."

Qing Xia mendatangi markas SWAT, tapi bukan mencari Wen Bo, melainkan untuk melabrak Li Nian gara-gara Li Nian seenaknya mengirim Wen Bo untuk menggantikannya.

Dia tidak percaya alasan Li Nian yang mengaku lagi piket pada hari itu. Dia tuh malu banget, tahu nggak? Seluruh dunia sudah tahu kalau dia ditolak sama Wen Bo dan Li Nian malah sengaja menyiram minyak ke dalam api. Li Nian sengaja yah mempermainkannya?

Li Nian menyangkal. Dia melakukan itu... karena dia tidak ingin melihat Wen Bo menderita terus. Wen Bo tuh sebenarnya sangat menyukai Qing Xia. Dia mengakuinya waktu dia mabuk. Waktu itu dia benar-benar sangat kasihan.Qing Xia tak percaya. Wen Bo sendiri yang bilang padanya bahwa mereka cuma teman baik.

"Itu karena Lu Feng juga menyukaimu. Aku tidak tahu kenapa dia mengalah pada Lu Feng. Lalu... hari itu dia mabuk berat karenamu. Jika bukan karena aku dan Luo Ting yang menghentikannya, Komandan Hao pasti sudah lama mengulitinya. Dia minum banyak sekali sampai dia mengira aku adalah kau lalu menariknya dan tidak mau melepaskanku. Menurutmu dia menderita atau tidak?"

Dan juga, setelah Wen Bo pulang dari makan bersama Qing Xia malam itu, Li Nian melihatnya lari-lari sendirian di tengah derasnya hujan. Karena itulah, Li Nian menyarankan Qing Xia untuk melihat ke dalam mata Wen Bo alih-alih cuma mendengarkan omongannya untuk mengetahui perasaan Wen Bo yang sebenarnya padanya. Hanya ada Qing Xia di mata Wen Bo.

Li Nian memang benar. Bahkan demi membantu Qing Xia memperbaiki kameranya, Wen Bo rela keliling berbagai toko mencari sparepart kamera itu. Cukup sulit untuk mencarinya soalnya itu kamera sudah tua dan sudah berhenti produksi.

Untungnya setelah cukup lama berkeliling, Wen Bo akhirnya mendapatkannya di satu toko. Dia bahkan memperbaiki sendiri kamera itu, memperlakukannya dengan hati-hati seolah itu benda berharga... karena dia ingat kalau kamera itu memang benda yang berharga bagi Qing Xia. Itu adalah hadiah dari ayahnya dulu.

Qing Xia galau memikirkan sikap Wen Bo yang selalu berubah-ubah. Di satu sisi, Wen Bo selalu perhatian padanya dan sering membantunya tanpa ragu. Tapi Wen Bo juga selalu manjaga jarak darinya, bahkan pernah menolaknya terang-terangan.

Bersambung ke episode 30

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam