Usai berkonsultasi dengan Dokter Shao, Mi Ka mengantarkan Ke Lei ke mobilnya dan memeluknya sebelum mereka berpisah.
Saat dia kembali, Perawat Xiao Xiao memberitahunya bahwa pasien bernama Zhang Wei, si pianis yang mengalami kecelakaan, terus-menerus bilang kalau dia sakit kepala.
Mi Ka pun pergi menemuinya dan melihatnya tengah termenung sedih menatap poster konsernya yang sekarang sudah dibatalkan. Zhang Wei berkata bahwa sakit kepalanya sangat hebat hingga kepalanya serasa mau pecah.
Tangannya bahkan gemetaran hebat saat dia mencoba mengambil segelas air hingga Mi Ka harus membantunya. Mi Ka memberitahu bahwa hasil MRI-nya Zhang Wei sebenarnya sudah tidak ada masalah apapun. Tapi mungkin karena tubuh setiap orang berbeda sehingga pemulihannya juga tidak sama.
Dia akan meresepkan obat penghilang rasa sakit untuknya, tapi tidak usah dipaksakan untuk meminumnya jika dia tidak bisa. Dan masalah tangannya, dia sudah menyiapkan orang dari Departemen Rehabilitasi untuk memeriksa keadaan Zhang Wei.
Tapi Zhang Wei tampaknya benar-benar putus asa dan yakin dan yakin kalau dia tidak akan bisa pulih seperti sedia kala. Dia juga mengeluh kalau dia susah tidur di malam hari dan meminta Mi Ka untuk memberinya obat tidur.
Di markas, Ke Lei terus berusaha berlatih menembak, tapi tetap saja dia kesulitan karena kondisinya. Tiba-tiba Wen Bo muncul memegang tangannya dan mencoba mengajaknya pergi makan bersama.
Ke Lei menolak. Wen Bo mencoba mengingatkannya untuk tidak berlatih terlalu keras karena bagaimanapun, dia masih dalam masa pemulihan. Tapi Ke Lei bersikeras karena sebentar lagi mereka akan melakukan kompetisi.
"Aku tahu dalam hatimu kompetisi ini sangat penting. Karena itulah kau harus lebih menjaga tubuhmu."
Ke Lei masih saja bersikeras mau meneruskan latihan, tapi Wen Bo juga tak kalah ngotot mencegahnya dan memaksanya untuk istirahat saja. Seluruh tim akan terganggu jika sampai terjadi sesuatu pada Ke Lei.
Menyadari kata-katanya akan sulit memengaruhi Ke Lei, Wen Bo mendadak punya ide lalu berbohong pada Ke Lei bahwa dia diperintahkan Mi Ka untuk memperhatikan Ke Lei.
Ke Lei seharusnya memikirkan Mi Ka juga alih-alih memikirkan kompetisi terus. Benar saja, menyebut nama Mi Ka memang langsung sukses membuat Ke Lei akhirnya mau berhenti latihan. Tapi dia tampak kesal saat dia berjalan pergi sampai dia melupakan pelurunya.
Malam harinya, Perawat Xiao Xiao datang untuk menyerahkan obat tidur pesanan Zhang Wei dan memaksa Zhang Wei untuk meminum obat ini di hadapannya karena ini aturan rumah sakit.
Saat Zhang Wei mengklaim kalau dia masih belum ingin tidur sekarang, Xiao Xiao pun langsung membawa kembali obat tidurnya, memberitahu Zhang Wei untuk mengambil obat ini sendiri nanti kalau dia sudah mau tidur.
Sama seperti Zhang Wei, Ke Lei juga tidur bisa tidur memikirkan keadaan dirinya. Sementara itu, Mi Ka sedang mencari informasi cara pemulihan tremor tangan demi membantu Ke Lei. Dia lalu mencoba mengirim chat ke Ke Lei, tapi Ke Lei sedang tidak mood untuk membalas chat-nya.
Keesokan harinya, Ke Lei tanding menembak dengan Wen Jing. Ke Lei meleset satu tembakan dan itu membuat Wen Jing jadi prihatin dan tak enak padanya, jadi Wen Jing dengan sengaja memelesetkan tembakannya juga.
Ke Lei menyadari perbuatannya itu dan jelas tak senang karenanya. Kenapa Wen Jing mengalah? Wen Jing canggung menyangkal, tapi Ke Lei tak percaya. Karena itulah, Ke Lei menghukum Wen Jing lari sepuluh putaran.
Dia lalu memperingatkan yang lain untuk mengeluarkan segenap kemampuan mereka. Jika tidak, maka mereka tidak perlu ikut kompetisi.
Dia lalu melampiaskan frustasinya dengan tinju. Dia terus berusaha melatih tangannya yang gemetar dengan mencoba membongkar pasang senjatanya. Tapi dia terlalu emosi hingga membuat tangannya terluka.
Malam harinya, dia memutuskan pulang ke Mi Ka. Mi Ka menyambutnya dengan antusias, tapi malah jadi khawatir saat melihat luka di tangannya. Mi Ka pun membantu mengobatinya sambil mengomelinya karena tidak mendengarkan nasehat Dokter Shao.
Dia yakin kalau Ke Lei letihan terlalu keras padahal Dokter Shao sudah memperingatkannya untuk pelan-pelan saja. Sebaiknya latihannya Ke Lei dikurangi dulu.
"Dikurangi bagaimana? Aku sekarang bahkan tidak bisa membongkar-pasang pistol. Bagaimana bisa ikut kompetisi?"
"Tapi sekarang kau latihan sekeras ini, bebanmu akan lebih berat."
Tapi kata-kata Mi Ka itu malah membuat Ke Lei jadi tambah emosi hingga dia langsung melepaskan tangannya dengan kasar dan melarang Mi Ka mengucapkan kata-kata semacam itu lagi. Semua orang bilang begitu padanya hingga dia sangat muak mendengarnya.
"Semua orang perhatian padamu."
Ke Lei tak percaya. Teringat ucapan Wen Bo, Ke Lei jadi yakin kalau Mi Ka pasti memberitahu Wen Bo tentang keadaan tangannya. Mi Ka menyangkal, tapi Ke Lei tak percaya.
Jika dia ingin memberitahu tentang keadaan dirinya, maka dia sendiri yang akan mengatakannya, tidak seharusnya Mi Ka melakukan itu. Ke Lei langsung masuk ke kamarnya dengan kesal, membuat Mi Ka jadi kebingungan dan sedih.
Mi Ka akhirnya memutuskan untuk menginap di rumah Qing Xia. Qing Xia pun berusaha menghiburnya dengan memasakkan mie instan untuknya, lengkap pakai kornet dan telur setengah matang.
Tapi tentu saja Mi Ka sedang tidak nafsu makan, sekarang ini tidak ada apapun yang bisa membuatnya senang. Mi Ka khawatir kalau dia membuat Ke Lei mengambil keputusan yang salah.
Qing Xia tidak sependapat. Ke Lei bukan jenis orang yang akan mengubah keputusan karena terpengaruh oleh orang lain. Inti masalah yang Mi Ka pikirkan itu salah.
Inti masalahnya adalah Ke Lei sudah salah paham sama Mi Ka. Ke Lei mengira kalau Mi Ka diam-diam menghubungi Wen Bo padahal sebenarnya tidak. Pria keras seperti Ke Lei sudah pasti tidak mau terlihat lemah di hadapan teman-temannya. Apalagi jika kelemahannya itu diungkapkan oleh pacarnya sendiri.
"Tapi aku tidak melakukannya."
"Aku tahu kau tidak melakukannya, tapi dia kan tidak tahu itu. Bagaimana kalau kau telepon Shu Wen Bo dan tanya dia apa yang terjadi."
"Bantu aku telepon."
Qing Xia menolak, telepon sendiri saja. Mi Ka akhirnya menelepon Wen Bo yang dengan jujur mengaku bahwa dia sengaja menyebut nama Mi Ka ke Ke Lei demi membujuk Ke Lei berhenti latihan terlalu keras.
Qing Xia sampai gemas sama tuh orang, Shu Wen Bo itu benar-benar bodoh dan suka asal bicara. Ke Lei galau ingin menelepon Ke Lei, tapi pada akhirnya dia ragu dan mengurungkan niatnya.
Dia tidak tahu harus bicara apa. Harga diri Ke Lei sangat tinggi, bebannya juga berat. Dia takut akan semakin salah kalau dia terus bicara. Qing Xia tidak setuju, hubungan cinta antar dua orang tidak boleh terlalu banyak kesalahpahaman.
Dia langsung menelepon nomornya Ke Lei untuk Mi Ka, tapi teleponnya tak terjawab karena Ke Lei sedang berada di dalam kamar mandi saat itu. Tapi tentu saja kedua wanita itu tidak tahu, Mi Ka jadi mengira kalau Ke Lei tidak mau menjawab teleponnya.
Menatap bayangan dirinya di cermin, Ke Lei termenung sedih mengingat karirnya. Sejak awal masuk ke kepolisian, dia sudah menunjukkan dirinya sebagai bibit unggul dengan nilai menembak hampir sempurna. Tapi sekarang segalanya hancur begitu saja.
Saat Ke Lei mengecek HP-nya dan melihat misscall dari Mi Ka, dia bimbang ingin menelepon balik. Tapi pada akhirnya dia hanya mengirim chat mengucap selamat malam.
Mi Ka juga tidak tahu harus bicara apa, akhirnya cuma membalasnya dengan cara yang sama. Tapi keduanya sama-sama tidak bisa tidur malam itu.
Keesokan harinya, Ke Lei keluar rumah bersamaan dengan Ke Yao. Ke Lei memberitahu kalau Mi Ka sedang menginap di rumah temannya, Ke Yao langsung bisa menduga kalau mereka sedang bertengkar.
Setelah mendengar permasalahan mereka, Ke Yao justru lebih memihak Mi Ka. Kalaupun Mi Ka meminta Wen Bo untuk menjaga Ke Lei, itu kan juga bukan masalah. Harga diri Ke Lei saja yang ketinggian, terlalu mementingkan diri sendiri.
"Coba kau bertukar posisi. Jika kau jadi Mi Ka, bagaimana perasaanmu?"
"Aku tahu aku salah. Hari ini aku akan minta maaf padanya."
"Minta maaf? Sikapmu harus tulus sedikit. Watakmu sangat keras, mulutmu juga kasar. Hanya Mi Ka saja yang tahan padamu."
Ngomong-ngomong tentang masalah tremor tangannya Ke Lei, Ke Yao curiga kalau itu mungkin ada hubungannya dengan mentalnya Ke Lei. Gangguan psikologi sehingga memengaruhi fisiknya Ke Lei.
Sejak kecil sampai besar, Ke Lei selalu terbiasa menjadi nomor satu. Sedikit kalah dari orang lain saja, hatinya akan merasa tidak enak. Buat apa dia membebani dirinya sendiri seberat itu.
Mi Ka datang ke apartemen membawakan sarapan untuk Ke Lei, tapi dia tidak berani masuk, bingung harus ngomong apa. Akhirnya dia mencoba praktek kata-katanya dengan beberapa nada.
Pakai nada memohon, kurang cocok, terlalu menyedihkan. Pakai nada menantang, juga tidak cocok, bisa-bisa mereka bakalan bertengkar lagi. Pakai nada manja... Ah, sudahlah! Ke Lei pasti tidak akan menerimanya.
Tepat saat itu juga, Ke Lei mengirim chat, memberitahu kalau dia sudah berangkat kembali ke markas. Mi Ka senang dan lega, akhirnya dia tidak perlu menggalau ria lagi dan bisa pergi ke rumah sakit dengan tenang.
Di markas, Komandan Hao memuji Wen Bo yang mendapat poin sempurna dalam latihan menembak kemarin. Tapi Komandan Hao khawatir dengan Ke Lei, takut dia membebani dirinya sendiri terlalu berat. Karena itulah dia meminta Wen Bo untuk lebih memperhatikan Ke Lei.
Luo Ting dan Li Nian sudah dengar bahwa Komandan Hao sumbar membangga-banggakan hasil latihannya Wen Bo kemarin ke seluruh datasemen. Bagus juga sih, itu artinya sekarang tim mereka punya dua ahli menembak, Ke Lei dan Wen Bo. Mereka pasti takkan terkalahkan dalam kompetisi nanti.
Wen Bo tak enak dengan segala pujian mereka, apalagi mereka melakukannya di hadapan Ke Lei. Maka Wen Bo pun langsung mengusir mereka dengan menyuruh mereka balik latihan.
Ke Lei tidak tersinggung, malah setulus hati memuji tekniknya Wen Bo yang memang semakin meningkat. Dia tahu kalau Wen Bo selalu tertarik dengan menembak, jadi Wen Bo tidak perlu memedulikan pendapatnya. Kompetisi kali ini adalah kesempatan bagi Wen Bo.
"Kapten, aku adalah cadanganmu."
"Kau bukan cadanganku. Kau sekarang adalah harapan seluruh Tim Satuan Harimau. Dengan keadaanku ini, aku pasti tidak akan bisa."
"Kau pasti akan pulih."
Ke Lei tak yakin. "Jujur saja, kali ini aku sungguh tidak percaya diri. Bukankah Mi Ka sudah bilang padamu bagaimana keadaanku?"
Hah? Wen Bo bingung. "Bilang tentang apa?"
"Tanganku."
"Kenapa tanganmu?" Bingung Wen Bo.
Ke Lei juga jadi bingung mendengar kebingungannya... hingga akhirnya dia sadar kalau Wen Bo sungguh tidak tahu apa-apa tentang kondisinya dan dia sudah salah paham pada Mi Ka. Ke Lei sontak bergegas keluar saat itu juga untuk mencari Mi Ka. (Untung kesalahapahaman mereka cepat selesai, aku nggak suka banget sama drama-drama yang kesalahpahamannya dipanjang-panjangin sampai beberapa episode)
Bersambung ke part 2
1 Comments
yess mba imma ..lanjut..terus..
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam