Operasinya Ke Lei dimulai. Sesuai janjinya, Mi Ka hanya menemani Ke Yao di luar ruang operasi. Dia sendiri gugup, tapi dia tetap berusaha tegar dan menguatkan Ke Yao. Chen Tao datang tak lama kemudian untuk memberikan dukungan moril untuk Mi Ka dan secangkir kopi.
Dokter Zhao juga datang, berniat membawakan secangkir kopi. Tapi berhubung Chen Tao sudah duluan, jadi Chen Tao langsung menariknya pergi agar tidak menganggu Mi Ka lagi. Bahkan Dokter Kepala He pun dengan sengaja lewat di sana untuk memberikan dukungan moril untuk Mi Ka.
Tapi operasinya entah kenapa lebih lama daripada biasanya. Seharusnya operasi seperti ini hanya makan waktu 2 jam, tapi ini sudah 4 jam dan masih belum selesai juga. Mi Ka dan Ke Yao jadi semakin khawatir dan gugup.
Tim SWAT pun tidak bisa tenang menunggu kabar hasil operasi yang tak kunjung tiba. Mereka sampai tidak nafsu makan saking gelisahnya.
Saking tidak tenangnya, Mi Ka berniat mau masuk ruang operasi saja. Tapi tepat saat itu juga, status operasinya Ke Lei akhirnya berubah selesai juga.
Mi Ka pun bergegas pergi ke ICU untuk mengecek Ke Lei yang masih tak sadarkan diri. Mi Ka berusaha membangunkannya hingga akhirnya Ke Lei tersadar juga, menepati janjinya untuk menjadi orang pertama yang Ke Lei lihat saat dia sadar. Mi Ka menangis haru saking leganya. Ke Lei masih terlalu lemah untuk bicara, tapi dia juga berkaca-kaca melihat Mi Ka.
Mi Ka keluar tak lama kemudian untuk memberitahu Ke Yao bahwa Ke Lei baik-baik saja dan hanya masih agak lemah. Dokter Shao muncul saat itu, memberitahu mereka bahwa operasinya tadi makan waktu lebih lama karena sempat terjadi beberapa kali pendarahan yang harus mereka tangani dengan serius.
Mi Ka menyarankan Ke Yao untuk pulang dan istirahat saja. Mi Ka sendiri akan berjaga dan menemani Ke Lei di sini karena kebetulan dia piket malam.
Ke Yao menolak, lagian dia tidak akan bisa tidur di rumah. Mendengar itu, Dokter Shao langsung mengajak Ke Yao istirahat di kantornya saja. Dokter Shao bahkan mau membelikannya makan malam tak peduli biarpun Ke Yao sedang tidak nafsu makan. Bagaimanapun, Ke Yao harus jaga diri agar bisa merawat Ke Lei.
Tapi saat Dokter Shao kembali tak lama kemudian, dia malah mendapati Ke Yao sudah ketiduran nyenyak di sofanya. Tak ingin mengganggu Ke Yao, Dokter Shao pun menggunakan jasnya untuk menyelimuti Ke Yao dan menatapnya dalam diam yang kontan membuatnya teringat akan masa lalu mereka.
Dokter Kepala Wei juga mendatangi Mi Ka untuk memberikan dukungan morilnya. Mi Ka pernah dengar bahwa jarang ada dokter yang mau mengoperasi orang terdekatnya karena perasaan bisa memengaruhi penilaian.
Dia sadar kalau dia juga termasuk dalam kategori itu. Dengan semua pengalamannya, Mi Ka pikir kalau dia sudah terbiasa menyaksikan hidup dan mati. Dia pikir kalau dia sudah cukup logis dan hatinya sudah semakin mengeras.
Tapi ternyata, saat orang yang paling dia pedulikan terbaring di ranjang pasien, dia baru menyadari bahwa dia sendiri yang sanggup memutuskan antara logis atau tidak.
Mendengar itu, Dokter Kepala Wei langsung memberikan sebungkus coklat padanya dan mengingatkan Mi Ka bahwa orang-orang yang terbaring di IGD bukan cuma sekedar pasien. Mereka mungkin adalah seorang ayah, ibu, kekasih atau anak dari seseorang. Jadi mereka semua juga orang terdekat.
Saat Mi Ka ke ICU keesokan harinya, dia malah mendapati Ke Lei sudah tidak ada di ranjangnya. Perawat memberitahu bahwa Ke Lei sudah baik-baik saja. Dia malah terus bilang lapar dan mau makan. Jadi setelah diperiksa Dokter Jia, dia dikeluarkan dari ICU.
Mi Ka pun langsung mencarinya ke kamarnya dan mendapati Ke Lei sedang makan jeruk dengan imut lahap sambil mengeluh kelaparan. Di laporan medisnya juga tertulis bahwa operasinya Ke Lei sangat sukses, bahkan sudah bisa makan jeruk.
"Aku seharian belum makan, tidak tahan lagi."
"Baiklah, kau sudah bisa tenang."
"Kaulah yang sudah bisa tenang."
"Tapi hari ini kau tidak boleh makan jeruk semua. Kau hanya boleh makan makanan cair. Bagaimana kalau kubuatkan bubur?"
"Aku tidak ingin makan bubur. Aku ingin makan itu..."
"Apa?"
"Aku... ingin makan itu..."
Tak lama kemudian, Mi Ka berlarian ke beberapa toko buah mencari semangka... hingga akhirnya dia menemukannya di salah satu toko.
Saat Ke Yao datang tak lama kemudian, dia malah mendapati Ke Lei sedang bermanja ria disuapi semangka sama Mi Ka. Apa pasca operasi dia berubah jadi anak-anak?
"Kenapa kau berkata begitu? Aku adikmu yang lucu." Canda Ke Lei dengan muka datarnya.
Ke Yao dan Mi Ka geli mendengarnya. Tapi dia sudah bisa bercanda itu artinya operasinya Dokter Shao sangat sukses. Tapi ingat, dia harus jaga diri dan istirahat dengan baik biar cepat pulih.
Di markas, Wen Bo bagi-bagi tugas dengan rekan setimnya untuk memasak makanan bergizi untuk Ke Lei, mereka harus membantu meringankan beban Ke Yao dan Mi Ka yang sudah sangat sibuk.
Mi Ka sendiri sedang berusaha memasak bubur dengan dipandu oleh Qing Xia. Tapi Qing Xia sendiri tidak terlalu serius, malah asyik sendiri main game. Tiba-tiba Mi Ka ditelepon Ke Yao yang mengabarkan kalau Ke Lei demam.
Mi Ka jadi khawatir dan langsung pergi, jadi urusan menyelesaikan masak buburnya dia serahkan ke Qing Xia. Dan jangan khawatir, nanti dia akan kirim seseorang untuk membantu Qing Xia menyelesaikannya.
Tak lama kemudian, seseorang yang dikirim Mi Ka datang dan ternyata orang itu adalah Wen Bo. Hmm, kayaknya Mi Ka sengaja mempertemukan mereka, dia bahkan tidak memberitahu Wen Bo bahwa Qing Xia ada di sana, jelas Wen Bo pasti akan menolak kalau sampai tahu Qing Xia ada di sana.
Dapur sangat berantakan saat Wen Bo masuk ke sana. Qing Xia jadi malu, dia sudah berusaha semampunya, jadi sekarang sisanya dia serahkan ke Wen Bo. Niatnya benar-benar mau dia serahkan sepenuhnya pada Wen Bo. Tapi ternyata Wen Bo mau mengajarinya cara memasak bubur. (Para cowok di drama ini pada pintar masak daripada cewek-cewek mereka)
Tapi Qing Xia merasa cara masaknya ribet sekali, kenapa tidak beli di luar saja? Wen Bo tidak setuju, bubur di luar tidak bagus, bahan-bahannya tidak bagus dan banyak micinnya, tidak baik untuk pemulihan pasca operasi.
Wen Bo lalu minta arak masak. Tapi letaknya ada di rak atas yang susah dijangkau Qing Xia. Maka Wen Bo langsung membantu mengambilnya tanpa sadar kalau dia berdiri terlalu dekat dengan Qing Xia hingga saat Qing Xia berbalik, mereka langsung kontak mata dan sama-sama terpana.
Buru-buru menguasai diri, Wen Bo menyuruh Qing Xia keluar dapur saja, biar dia sendiri yang menyelesaikannya. Qing Xia pun keluar dengan canggung.
Saat dia kembali ke dapur tak lama kemudian, Wen Bo sudah selesai memasak buburnya dan kayaknya enak, baunya saja sudah harum. Wen Bo mencoba mencicipinya.
Qing Xia juga ingin mencicipinya. Wen Bo langsung mengambilkan sesendok untuknya, pakai sendok yang sama. Dan baru setelah Qing Xia mencicipinya, mereka baru sadar kalau mereka pakai sendok yang sama dan sama-sama jadi canggung karenanya.
Qing Xia cepat-cepat ganti topik, menyuruh Wen Bo untuk segera membungkus buburnya buat diantarkan ke rumah sakit.
Bersambung ke episode 28
4 Comments
terimakasih mba Ima
ReplyDeletelakornnya juga dilanjut ya mba Ima
ReplyDeleteLakorn yang mana? Banyak yang belum diselesain soalnya, hehe, tapi mungkin nanti setelah YAMH selesai aku mau lanjutin Mae krua Kon mai
Deletelakorn Mae krua kon mai...dilanjut ya mba Imma
DeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam