Sinopsis You Are My Hero Episode 26 - 1

Mi Ka mengingatkan Ke Lei bahwa tanggung jawabnya sebagai polisi SWAT sangatlah besar. Jadi dia harus jaga dirinya baik-baik demi orang-orang seperti Mi Ka kelak mungkin akan menyerahkan nyawa mereka pada Ke Lei.

"Dan juga, waktu kau bilang padaku 'Aku adalah polisi', waktu itu aku merasa sepertinya tidak begitu takut lagi. Dan aku juga merasa kau sangat keren."

Kata-kata Mi Ka itu membuat Ke Lei mulai merenungkan kembali tentang penyakitnya... hingga saat dia hendak kembali ke markas, akhirnya dia mantap memutuskan untuk menelepon Komandan Hao dan mengakui tentang penyakitnya.

Ibunya Yan Shan mulai dibawa ke ruang operasi. Yan Shan dengan canggung menitipkan ibunya pada Mi Ka. Dia ingin mengatakan sesuatu lagi, tapi rasanya terlalu canggung, apalagi dia masih merasa bersalah pada Mi Ka.

Mi Ka-lah yang duluan memutuskan untuk melupakan segala masalah di antara mereka dan mengajak Yan Shan pergi ke kafe yang dulu ingin mereka datangi. Yan Shan pun langsung setuju.

Perawat Xiao Xiao tak sengaja melihat Ke Lei di lobi Departemen Bedah Darurat dan jelas saja dia heran. Tapi dia tak ada waktu untuk menyapa Ke Lei gara-gara dipanggil Dokter Wang.

Akhirnya dia hanya memberitahukan tentang Ke Lei pada Mi Ka saat mereka tak sengaja bertemu di depan lift. Mi Ka juga jadi heran, apalagi saat itu Ke Lei mengirim chat padanya, mengajaknya bertemu setelah Mi Ka selesai operasi nanti karena ada yang mau dia katakan. Karena Mi Ka harus mengoperasi ibunya Yan Shan sekarang, jadi dia setuju untuk bertemu agak sorean.

Atas perintah Dokter Wang, Mi Ka bukan hanya jadi asisten bedah sekarang, melainkan benar-benar melakukan operasinya ibunya Yan Sha sendiri dengan dipandu oleh Dokter Wang.

Sementara itu di IGD, Chen Tao kedatangan pasien darurat karena tabrakan beruntun di jalan tol dan kondisinya cukup parah di bagian otak.

Gara-gara itu, Dokter Wang pun terpaksa harus meninggalkan ruang operasi karena dipanggil untuk mengecek kondisi pasien tersebut. Terpaksa Mi Ka harus melakukan operasinya dengan hanya diawasi oleh Dokter Jia Li.

Tiba-tiba ibunya Yan Shan pendarahan dan Mi Ka kesulitan menemukan sumber pendarahannya. Jia Li mengingatkannya untuk tetap tenang dan menyedot darahnya dengan hati-hati.

Jia Li membantunya, tapi pendarahannya masih terus hingga membuat tekanan darah pasien mulai menurun dan otak kecilnya sedikit membengkak. Itu mungkin bisa memengaruhi batang otak dan sangat berbahaya.

Untungnya Mi Ka akhirnya menemukan sumber pendarahannya, tapi robekannya cukup besar dan elektrokoagulasi tidak bisa menghentikannya. Tekanan darah pasien terus menurun ke tingkat yang cukup berbahaya.

Berusaha tetap tenang dan berpikir jernih, Mi Ka memutuskan untuk menggunakan klip aneurisma dan berhasil menghentikan pendarahan pasien. Operasi pun selesai dengan sukses.

Dokter Wang dan Jia Li benar-benar kagum pada Mi Ka dan ketenangannya selama operasi tadi. Saat operasi memang tidak boleh panik. Hanya saat dokter tidak panik, pasien baru bisa diselamatkan.

Tapi baru juga dia senang karena operasinya berhasil, sekarang dia malah diberitahu Ke Lei bahwa orang yang menderita tumor Hipofisis bukan temannya, melainkan Ke Lei sendiri.

Mi Ka begitu tercengang mendengarnya hingga dia butuh waktu beberapa detik untuk mencerna informasi itu. Mi Ka langsung membaca rekam medisnya Ke Lei itu dengan mata sembab. Kenapa Ke Lei baru memberitahunya sekarang?

"Aku sendiri perlu satu proses untuk menerimanya."

"Jika kau memberitahuku, kita bisa memikulnya bersama dan mendiskusikannya bersama."

"Tekananmu sendiri sudah sangat besar. Aku tidak ingin merepotkanmu."

"Aku pacarmu. Kita berdua sudah melewati begitu banyak hal bersama, hal sepenting ini kenapa tidak memberitahuku? Di luar kau sangat tegar, sangat hebat, aku tidak begitu peduli. Tapi aku harap kau yang di hadapanku adalah kau yang sebenarnya. Meskipun dirimu yang paling rapuh, aku juga bisa menerimanya. Aku bersedia menemanimu. Mengerti?"

Berusaha menenangkannya, Ke Lei mengingatkan bahwa Mi Ka sendiri yang bilang bahwa ini bukan penyakit besar.

"Memang bukan penyakit besar. Tapi orang ini adalah kau. Apa kau sudah memberitahu Kak Ke Yao?"

"Belum. Aku belum tahu bagaimana cara memberitahunya."

Mi Ka akhirnya menemani Ke Lei untuk mendiskusikan masalah operasinya dengan Dokter Wang. Mi Ka bertanya-tanya apakah bisa dilakukan Bedah Minimal Invasif, tapi Dokter Wang tidak menyarankan karena letak tumornya Ke Lei berada di tempat yang tidak bagus dan ukurannya juga cukup besar.

Memang pemulihan bedah minimal invasif relatif lebih cepat daripada kraniotomi, tapi tingkat kesulitan operasinya lebih tinggi daripada kraniotomi. Jika sampai ada bahaya selama operasi, hasilnya akan jauh lebih buruk.

Mendengar itu, Ke Lei akhirnya memutuskan untuk melakukan kraniotomi saja dan mereka sepakat untuk melakukannya minggu depan. Mi Ka masih ragu dan khawatir, tapi Ke Lei sudah memutuskan.

Kondisi tubuhnya sekarang sudah sangat memengaruhi seluruh pekerjaannya. Dibandingkan tubuhnya, tanggung jawabnya jauh lebih penting. Dia harus bertanggung jawab pada anggota timnya dan juga pada rakyat. Daripada tidak bisa bekerja, Ke Lei lebih memilih untuk menghadapinya saja.

"Bagaimanapun, tak peduli apapun yang terjadi, aku akan menemanimu menghadapinya." Ucap Mi Ka.

Ke Lei tersentuh mendengarnya. "Jika kau tidak menemaniku menghadapinya, apa yang ingin kau lakukan?"

Ke Yao berjalan ke mejanya Dokter Shao dan Yi Qian sambil bawa kopi, tapi pikirannya sedang tidak fokus sampai-sampai dia tidak sengaja menumpahkan kopinya ke tangan Dokter Shao.

Dokter Shao sama sekali tidak marah dan hanya pergi sebentar ke toilet untuk membersihkan diri. Yi Qian yakin kalau orang lain yang melakukan itu padanya, Dokter Shao sudah pasti akan heboh dan marah karena Dokter Shao kan orang yang selalu rapi sepanjang hari. Yi Qian bahkan tidak berani mencobanya.

Eh tapi Yi Qian penasaran, bagaimana caranya Ke Yao mendapatkan Dokter Shao. Yi Qian dengar gosip bahwa dulu Ke Yao yang mengejar Dokter Shao sampai ke lift.

Flashback.

Dulu saat mereka masih kuliah di luar negeri, Ke Yao memang mengejar Dokter Shao sampai ke lift. Tapi dia terlambat dan liftnya sudah menutup, jadi Ke Yao lari secepat kilat lewat tangga bahkan sampai jarinya terluka.

Tapi waktu itu dia mengejar Dokter Shao hanya untuk membicarakan masalah perbaikan catatan bedah. Dia pikir Dokter Shao marah padanya dan tak membiarkannya melakukan perbaikan catatan itu gara-gara dia tak sengaja menumpahkan kopi ke Dokter Shao.

Dulu Ke Yao benar-benar mahasiswi kedokteran yang penuh semangat dan antusias dengan studinya, dan sepertinya itulah yang membuat Dokter Shao tertarik padanya.

Dokter Shao bahkan tak mempermasalahkan masalah kopi itu, malah menuntut Ke Yao untuk mentraktirnya kopi lain kali dan membiarkan Ke Yao melakukan perbaikan catatan bedahnya

Flashback end.

Dokter Shao baru kembali sata itu dan langsung penasaran dengan obrolan mereka, tapi Ke Yao dan Yi Qian kompak menolak menjawab. Berniat semakin mendekatkan kedua mantan itu, Yi Qian mengajak mereka untuk pergi bersama mengunjungi pertanian organik. Dan keduanya sama-sama setuju.

Di markas, Ke Lei mendiskusikan tentang penyakitnya dengan Komandan Hao. Dan karena itulah, Ke Lei memutuskan untuk mundur dari kompetisi dan beralih ke logistik.

Bagaimanapun, penyakitnya ini sudah mulai memengaruhi penglihatannya. Dia tidak mau memengaruhi seluruh tim. Menurutnya, yang paling mencocok menggantikannya adalah Wen Bo dan Wen Jing. Mereka berdua bekerja sama dengan baik dan sama-sama kompeten dalam menembak runduk.

Komandan Hao menyayangkannya, tapi dia bisa mengerti dan memutuskan untuk menerima saran Ke Lei tentang Wen Jing. Tapi... dia hanya setuju agar Wen Jing menjadi cadangannya Ke Lei.

Komandan Hao tidak setuju jika Ke Lei mundur begitu saja. Bagaimanapun, Ke Lei adalah kapten paling hebat yang pernah dia bimbing. Dia yakin kalau Ke Lei tidak mungkin menyerah begitu saja sampai akhir. Masalah dia harus digantikan atau tidak, tunggu hasil setelah operasi saja. Lihat kondisi tubuh Ke Lei pasca operasi dulu, baru buat keputusan.

Maka Ke Lei pun kembali berlatih menembak tapi malah mendapati para anak buahnya sudah menunggunya di lapangan. Sebenarnya hari ini mereka libur, tapi mereka memutuskan untuk tetap berlatih demi Ke Lei.

Mereka sudah dengar tentang kondisinya Ke Lei, makanya mereka semua ingin menemani Ke Lei berlatih. Hanya ini yang bisa mereka lakukan. Tapi Ke Lei memerintahkan mereka istirahat dan libur saja, terpaksalah mereka harus menurut dan pergi meninggalkannya sendirian.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam