Usai melakukan pemeriksaaan CT scan dan MRI, Nyonya Zhang di-diagnosa mengalami abses intrakranial di otak kecilnya. Jadi Mi Ka menyarankannya untuk menjalani operasi secepatnya.
Yan Shan setuju untuk mengatur jadwal operasi secepatnya, tapi Nyonya Zhang malah menolak dengan kasar. Malah dengan angkuhnya dia menuntut hasil pemeriksaannya dan berkata kalau dia akan menunjukkan hasil pemeriksaannya ini pada sepupunya Yan Shan yang bekerja di rumah sakit swasta di luar negeri. Sepupunya Yan Shan tuh spesialis bedah saraf ternama.
Yan Shan tidak setuju, lagian pemeriksaan semacam ini juga dia bisa mengerti sendiri. Tapi Nyonya Zhang malah sinis meremehkan putrinya sendiri. Bahkan sekalipun dia harus operasi, dia menolak operasi di dalam negeri.
Yan Shan dengan kesal mengingatkan ibunya bahwa teknologi dan perkembangan medis di dalam negeri juga sudah semakin maju. Lagian jumlah penyakit semacam ini di luar negeri lebih sedikit, yang itu artinya dokter dalam negeri lebih berpengalaman dalam menangani penyakit semacam ini daripada dokter luar negeri.
Penyakit yang mereka anggap biasa di sini, justru bisa menjadi penyakit yang sulit disembuhkan di luar negeri. Jadi lebih baik dia dioperasi di rumah sakit ini saja.
"Siapa yang akan mengoperasiku? Kau? Sekarang takutnya kau bahkan tidak punya kualifikasi untuk melakukan operasi secara independen." Sinis Nyonya Zhang.
Yan Shan jelas kesal dan tersinggung dengan hinaan ibunya sendiri itu, Yan Shan sontak beranjak pergi meninggalkannya dan Nyonya Zhang cuek saja. Mi Ka jadi canggung dan prihatin mendengarkan segala pertengkaran mereka.
Tapi dia juga menyarankan Nyonya Zhang agar sebaiknya dia dioperasi di sini saja mengingat kondisi kesehatannya tidak cocok untuk naik pesawat. Jika Nyonya Zhang butuh berkonsultasi dengan ahli, dia bisa membantu mengaturnya. Tapi Nyonya Zhang masih saja bersikeras mau menunjukkan hasil pemeriksaannya ini pada sepupunya Yan Shan.
Lu Feng memanggil Ke Lei ke barnya untuk mendiskusikan masalah cintanya. Qing Xia sekarang akhirnya mau makan malam dengannya. Tapi sekarang malah ada halangan baru.
Dia harus pergi ke Thailand selama satu bulan untuk mengurus hotelnya yang baru saja beroperasi di sana. Makanya dia memanggil Ke Lei kemari untuk minta bantuan Ke Lei mengawasi Qing Xia selama dia tidak ada di sini. Qing Xia dan Mi Ka kan berteman baik.
Ke Lei spontan menolak. Kenapa juga dia ikut campur dalam kehidupan asmara orang lain. Dia sudah belajar dari pengalamannya menjodohkan kakaknya dengan Dokter Shao. Masalah seperti ini, semakin dibantu malah jadi semakin berantakan.
Pelayan datang membawakan minuman untuk mereka dan Ke Lei langsung menenggaknya dengan frustasi. Lu Feng memperhatikan ekspresinya itu dan jelas penasaran apakah Ke Lei ada masalah.
Tapi Ke Lei keras kepala menutupinya, lagipula kenapa juga dia harus bilang-bilang ke Lu Feng tentang masalahnya.
"Tentu saja kau harus memberitahuku. Betapa menderitanya jika hanya dipendam di dalam hati. Tapi kau harus memilih pendengar yang baik. Sobat selamanya adalah yang paling bisa diandalkan. Kalau wanita, lupakan saja."
"Kenapa?"
Karena menurut Lu Feng, saat pria punya masalah, maka mereka harus menanggungnya sendiri. Tidak boleh membuat wanita sakit hati, sedih ataupun gelisah.
"Aku, Lu Feng, tidak akan membiarkan wanitaku meneteskan air mata. Mereka hanya perlu mengagumiku."
Saat Nyonya Zhang jalan di lobi, dia melihat daftar nama-nama dokter bedah saraf, tapi jadi bingung saat tak mendapati nama dan foto Yan Shan di sana.
Maka saat Yan Shan kembali, Nyonya Zhang langsung menanyakan absennya data diri Yan Shan dari daftar dokter bedah saraf. Yan Shan canggung berbohong kalau dia dipindahkan ke IGD dengan alasan IGD sedang butuh orang.
Tapi Nyonya Zhang mendadak bersikap kasar dan teriak-teriak memarahi Yan Shan dan kebohongannya. Dia sudah tahu kalau Yan Shan mengundurkan diri dan langsung menuduh Yan Shan tidak mampu, makanya dia mengundurkan diri.
Dia benar-benar kecewa pada Yan Shan. Ayah, kakek dan pamannya Yan Shan, semuanya adalah dokter bedah saraf yang bahkan sudah sukses sampai ke luar negeri. Kenapa cuma Yan Shan yang tidak bisa?!
Perbuatan Yan Shan ini membuat Nyonya Zhang tidak akan berani menghadapi arwah ayahnya Yan Shan jika dia mati nanti.
Yan Shan sakit hati mendengar teriakannya. Dia mengerti sekarang, Nyonya Zhang melahirkan dan membesarkannya demi membuatnya menjadi dokter hebat seperti mendiang ayahnya agar Nyonya Zhang bisa menyombongkan diri di hadapan orang lain. Nyonya Zhang bahkan tidak pernah tanya dia suka apa atau ingin menjadi apa.
Tapi Nyonya Zhang malah tambah emosi menghina Yan Shan dan mengatainya anak tidak berguna. Sakit hati, Yan Shan sontak balas membentaknya, mengakui dirinya memang tidak berguna lalu pergi... tapi malah mendapati Mi Ka ternyata ada di luar. Dia memang tak sengaja lewat sehingga tak sengaja menguping pertengkaran mereka barusan.
Mi Ka memberitahu Ke Lei tentang apa yang disaksikannya tadi saat mereka belanja bersama. Sebenarnya dia dan teman-teman yang lain selalu iri dengan Yan Shan.
Dia berasal dari keluarga dokter yang semuanya dokter ahli bedah saraf. Ayah, kakeknya, pamannya, semuanya dokter ahli bedah saraf. Tapi setelah menyaksikan hubungan Yan Shan dengan ibunya tadi, Mi Ka akhirnya bisa mengerti kenapa Yan Shan sangat membutuhkan pengakuan dari orang lain.
"Jadi, apa sekarang kau sudah memaafkannya?" Tanya Ke Lei.
"Sebenarnya, awalnya saat aku tahu dia membohongiku, aku benar-benar lumayan marah. Aku benar-benar menganggapnya sebagai teman terbaikku. Tapi sekarang aku malah agak kasihan padanya. Untuk apa berlagak begitu kuat?"
"Mungkin dia takut kalian khawatir."
"Tapi bukankah fungsi keluarga dan teman memang untuk berbagi kekhawatirkan. Benar, kan?"
Ucapan Mi Ka itu membuat Ke Lei hampir saja mau mengakui tentang penyakitnya. Tapi tiba-tiba saja dia teringat ucapan Lu Feng untuk tidak curhat sama wanita dan membuat mereka bersedih. Dan ingatan itu kontan membuat nyali Ke Lei kembali ciut hingga dia memutuskan mengurungkan niatannya. (Hadeh, Kapten. Ngapain juga dengerin omongan Lu Feng?)
Di lobi rumah sakit, Yan Shan ingin memberikan buah untuk ibunya. Tapi dia masih belum berani menghadapi ibunya. Jadi dia meminta bantuan Chen Tao untuk memberikan itu pada ibunya.
Tiba-tiba ada seorang pasien yang pingsan. Yan Shan dan Chen Tao sontak lari memerksanya. Yan Shan tidak mendengar detak jantungnya, maka dia langsung berusaha melakukan CPR padanya, sementara Chen Tao pergi mengambil brankar.
Tak sengaja Nyonya Zhang lewat saat itu dan tercengang melihat putrinya begitu serius dan tulus berusaha menyelamatkan si pasien. Berkat CPR yang dilakukan Yan Shan, si pasien pun selamat dari kritis.
Chen Tao yakin kalau Yan Shan pasti lelah setelah melakukan CPR tadi, jadi dia memberikan sebungkus permen untuknya dan menyarankannya untuk tidak terus menerus menghindari ibunya.
Menghindar tidak akan menyelesaikan masalah apapun. Lebih baik Yan Shan bicara dengan ibunya dengan kondisi hati yang tenang. Dan baru juga dibicarakan, Nyonya Zhang mendadak muncul saat itu. Chen Tao pun pergi meninggalkan mereka.
Ibu dan anak itu masih agak canggung pada satu sama lain. Nyonya Zhang-lah yang akhirnya bicara duluan, mengeluh kalau dia lapar. Yan Shan langsung antusias mengajaknya makan bersama ke kantin rumah sakit.
Yan Shan memberitahu kalau sepupunya sudah meneleponnya dan dia bilang kalau operasinya harus dilakukan secepatnya. Jadi lebih baik dilakukan di sini saja.
Nyonya Zhang akhirnya setuju untuk menurutinya. Yan Shan pun senang. Tadi sebenarnya dia bawa buah, tapi sekarang hilang, tapi Yan Shan janji akan membelikannya lagi nanti.
"Aku sudah melihatnya." Ujar Nyonya Zhang. "Saat dia masih hidup, ayahmu selalu mengucap sebuah kalimat. Menjadi seorang dokter adalah pekerjaan hati nurani. Amanah utama adalah menyelamatkan orang, yang lainnya sekunder."
Tadi saat dia melihat Yan Shan berusaha keras menyelamatkan orang tanpa peduli apapun, rasanya seperti melihat ayahnya Yan Shan. Nyonya Zhang sekarang menyadari kalau selama bertahun-tahun ini, dia memang tidak memikirkan perasaan Yan Shan sehingga membuat Yan Shan begitu menderita.
"Maafkan aku." Sesal Nyonya Zhang.
"Bu, aku memang tidak berguna."
Nyonya Zhang menyangkal, Yan Shan sudah melakukannya dengan cukup baik, dia saja yang terlalu banyak mengatur Yan Shan. Karena itulah, mulai sekarang, dia tidak akan lagi membuat keputusan untuk Yan Shan. Dia juga akan mendukung Yan Shan jika Yan Shan tidak mau lagi menjadi dokter. Lakukan saja apapun yang Yan Shan sukai.
"Sebenarnya aku ingin terus menjadi dokter." Aku Yan Shan.
"Kalau begitu, apapun masalah yang akan kau temui, jangan pernah menyerah."
Ke Lei mendapati Mi Ka sedang sibuk menonton video operasi karena besok dia akan menjadi asisten bedah Dokter Wang yang akan mengoperasi ibunya Yan Shan.
Tapi saat Mi Ka mengalihkan perhatiannya ke Ke Lei, dia malah mendapati tangan Ke Lei terluka lagi. Ke Lei lagi-lagi meremehkannya dan mengklaim kalau ini cuma luka kecil.
"Setiap hari selalu bilang semua luka kecil."
"Mengkhawatirkanku?"
"Iya. Kau adalah Kapten Tim Penyerbu Satuan Harimau. Kondisi tubuhmu berhubungan dengan keselamatan banyak orang."
"Mana ada begitu berlebihan."
"Memang begitu berlebihan."
Dulu waktu dia memegang granat di tangannya, satu-satunya orang yang bisa dia percaya waktu itu hanya Ke Lei seorang. Itu sama saja dengan menyerahkan nyawanya pada Ke Lei. Ucapan Mi Ka itu kontan menohok hati Ke Lei.
Bersambung ke episode 26
1 Comments
semangat..semangatttt..
ReplyDeletelanjut terus...
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam