Wen Bo terlalu sedih hingga dia tidak mendengarkan cerocosan teman-temannya yang berniat ingin menonton film yang sama dengan yang ditonton sama Lu Feng dan Qing Xia.
Bahkan saat makanan sudah disajikan, dia sama sekali tidak menyentuh makanannya dan hanya terus menerus menenggak birnya. Kalau begini, sepertinya mereka tidak akan bisa nonton.
Tapi sayang sekali, soalnya Luo Ting sudah pesan tiket dan popcorn ukuran besar. Akkhirnya mereka berniat mau meninggalkan Wen Bo untuk nonton berdua saja. Tapi saat mereka baru beranjak bangkit, Wen Bo mendadak pingsan.
Batal deh nontonnya, mereka terpaksa harus susah payah memapah Wen Bo kembali ke markas. Li Nian benar-benar tidak mengerti dengannya. Jelas-jelas Wen Bo seperti ini gara-gara patah hati tapi masih saja keras kepala. Seharusnya dia menyatakan cintanya saja daripada menderita sendirian seperti ini.
"Xiao Xia, jangan pergi!" Teriak Wen Bo tiba-tiba sambil menarik Li Nian ke dalam dekapannya.
Sudah mabuk, Wen Bo akhirnya bisa meluapkan isi hatinya. Dia mengaku kalau dia selama ini belum pernah pacaran apalagi mengejar wanita. Dia terus saja menarik-narik Li Nian sambil mengeluhkan ketidakmampuannya dalam hal cinta.
Li Nian yang jelas tidak nyaman dengan situasi ini, sontak melepaskan dirinya dan mengajak Luo Ting pergi meninggalkannya.
Ke Lei terus melamun sedih memikirkan penyakitnya. Gara-gara itu, dia sampai lupa kalau hari ini dia ada wawancara dengan Qing Xia. Untungnya Wen Bo cepat datang menjemputnya.
Semua orang sudah menunggu saat akhirnya dia datang. Ke Lei ragu dan tidak mood untuk melakukan wawancara ini dan mencoba meminta Komandan Hao saja yang melakukannya, apalagi dia tidak terbiasa dengan wawancara.
Tapi Komandan Hao bersikeras harus Ke Lei yang melakukannya, soalnya dia kapten termuda Tim Penyerbu Satuan Harimau dalam sejarah. Dia juga yang akan memimpin tim mereka untuk berpartisipasi dalam Kompetisi Besar Kepolisian. Ke depannya, dia bakalan harus menghadapi lebih banyak wawancara, jadi Ke Lei harus membiasakan diri mulai sekarang.
Wawancara pun dimulai. Qing Xia menanyakan kisah perjalanan Ke Lei hingga dia memutuskan untuk menjadi SWAT, dan apa alasan Ke Lei memilih karir yang bisa dibilang cukup sulit dan berbahaya ini.
Ke Lei bercerita bahwa dia mulai belajar menembak sejak SMA dan memenangkan kejuaraan nasional, setelah itu dia masuk Akademi Kepolisian dan menjadi SWAT. Dan alasannya memilih pekerjaan berbahaya ini adalah karena harus ada orang yang menanggung kesulitan dan bahaya.
Qing Xia bertanya-tanya, pernahkan terbersit pikiran untuk menyerah dan berhenti menjadi SWAT. Ke Lei tegas menjawab singkat, tidak.
Qing Xia dengar bahwa selain bertugas di garis depan, Ke Lei juga menjadi guru tamu di Akademi Kepolisian. Bertugas di garis depan sangatlah sibuk. Qing Xia penasaran apakah nanti saat Ke Lei sudah berkeluarga, Ke Lei akan mempertimbangkan untuk tidak menjadi petugas garis depan lagi.
Pertanyaan itu kontan membuat Ke Lei tertunduk sedih teringat penyakitnya hingga dia butuh waktu cukup lama untuk kembali mengatur emosinya sebelum menjawab pertanyaan Qing Xia.
"Aku... aku juga tidak tahu. Tak pernah terbesit olehku bisa melakukan apa jika tidak menjadi polisi."
Dia benar-benar tidak sanggup lagi meneruskan wawancara ini dan bergegas pamit lalu pergi yang jelas saja membingungkan semua orang. Tapi terpaksalah wawancara harus diakhiri sampai di sini.
Komandan Hao cemas melihat reaksi Ke Lei tadi, dia yakin ada masalah sama Ke Lei. Karena itulah dia meminta Wen Bo untuk lebih memperhatikan Ke Lei, jangan sampai Ke Lei merasa terlalu tertekan.
Ke Lei diam-diam memperhatikan anggota timnya latihan dan semua itu membuatnya jadi semakin sedih. Saat Luo Ting latihan bersama Li Nian, dia melihat Ke Lei sedang memperhatikan mereka.
Dia mencoba mengajak Ke Lei latihan bersama, tapi Ke Lei menolak dan langsung pergi dengan tertunduk sedih. Luo Ting dan Li Nian jadi semakin heran melihat reaksinya itu.
Di rumah sakit, semua orang sudah berkumpul kecuali Yan Shan. Tapi yang tidak mereka sangka, Dokter Kepala He tiba-tiba muncul dan memberitahu bahwa Yan Shan sudah mengajukan surat pengunduran diri. Dia bahkan sudah membereskan semua barang-barangnya dan pergi barusan.
Hujan mengguyur deras saat Yan Shan hendak pergi. Mau naik taksi, malah keduluan orang lain. Chen Tao berusaha menawarkan diri untuk mengantarkannya, tapi Yan Shan menolak dengan ketus, menolak dikasihani sama Chen Tao.
Chen Tao menyangkal, dia tidak mengasihani Yan Shan. Lagian Yan Shan kan bukan dipecat, dia sendiri yang mengundurkan diri. Malah sekarang seluruh rumah sakit mengira Mi Ka dan Dokter Shao yang memaksa Yan Shan pergi. Jadi sebenarnya siapa yang lebih kasihan?
Yan Shan malah tambah emosi, menyuruh Chen Tao untuk mengungkapkan kebenarannya saja pada semua orang. Chen Tao tidak akan melakukan itu. Buat apa dia melakukan itu? Bahkan sampai sekarang, Mi Ka saja sama sekali tidak mengatakan sepatah kata pun.
"Chen Tao, kau punya hak apa untuk menasehatiku?"
"Benar. Aku juga bukan profesor ahli yang kembali dari luar negeri. Aku hanya seseorang yang menunggumu semalaman tapi kau tidak muncul. Dokter kecil yang dipandang rendah olehmu!"
Yan Shan menolak mendengarnya. Tapi Chen Tao menolak melepaskannya kali ini. Dia terus terang mengakui perasaannya pada Yan Shan. Dia menyukai segala hal dari Yan Shan. Dia menyukai keunggulan Yan Shan, kecantikan Yan Shan. Yang tidak dia mengerti, kenapa Yan Shan yang begitu hebat, malah harus rebutan dengan Mi Ka. Apa gunanya?
"Aku tidak perlu kau mengajariku bagaimana harus bersikap!" Kesal Yan Shan dan langsung nekat pergi menembus hujan, tapi pada akhirnya malah terpeleset dan terjatuh.
Chen Tao ingin membantunya dan memayunginya, tapi Yan Shan tambah emosi mendorongnya dengan kasar dan langsung pergi meninggalkannya.
Gara-gara kejadian ini, Dokter kepala rumah sakit menyarankan Dokter Shao untuk menghentikan semua pekerjaannya untuk sementara waktu. Dokter kepala rumah sakit meyakinkan kalau dia sama sekali tidak mempercayai rumor yang beredar di rumah sakit. Bagaimanapun, dia sangat mengenal Dokter Shao.
Karena itulah dia menyuruh Dokter Shao pergi, alasan utamanya bukan karena rumor itu, melainkan karena ada seminar internasional tentang tren perkembangan baru bedah saraf.
Dokter Shao kan lumayan lama tinggal di luar negeri. Dia sudah mengenal banyak orang. Makanya dia ingin Dokter Shao menghadiri seminar itu mewakili rumah sakit mereka.
Dokter Shao setuju. Dan mengenai Yan Shan, dia harap rumah sakit mereka mempertimbangkan kembali masalah pengunduran diri Yan Shan. Walaupun Yan Shan punya masalahnya sendiri, tapi sebenarnya Yan Shan sangat berbakat.
Dokter Shao tidak ingin hanya karena sedikit kesalahpahaman, rumah sakit mereka jadi kehilangan benih yang bagus. Dokter kepala rumah sakit setuju, dia akan mencari kesempatan untuk bicara lagi dengan Yan Shan.
Dan gara-gara itulah, Dokter Shao terpaksa harus membatalkan acaranya bersama Ke Yao. Namun yang tidak dia ketahui, Ke Yao juga sebenarnya berencana menghadiri seminar tersebut.
Li Nian dan Wen Bo tak sengaja melihat Qing Xia di jalan gara-gara ban mobilnya pecah. Kedua pria itu langsung sigap membantunya.
Setelah selesai, Wen Bo berdiri terlalu tiba-tiba tanpa sadar kalau Qing Xia berdiri tepat di belakangnya. Qing Xia jadi oleng ke jalan gara-gara itu.
Untungnya Wen Bo sigap menariknya... hingga Qing Xia mendarat dalam pelukannya. Pfft! Li Nian sampai jadi canggung sendiri melihat pemandangan romantis itu.
Menyadari dirinya jadi orang ketiga di antara mereka, Li Nian pun bergegas cari-cari alasan untuk segera pergi meninggalkan mereka berduaan. Wen Bo dan Qing Xia malah jadi semakin canggung sekarang.
Melihat wajah coreng moreng-nya Wen Bo, Qing Xia memberinya tisu basah untuk menyeka wajahnya. Berhubung Li Nian nanti pasti akan kembali untuk menjemput Wen Bo, jadi Qing Xia memutuskan untuk pamit dan pergi duluan.
Jadilah Wen Bo ditinggalkan sendirian di sana. Parahnya lagi, saat dia menelepon Li Nian untuk menjemputnya, Li Nian malah tak percaya kalau Wen Bo ditinggalkan sama Qing Xia lalu menutup teleponnya begitu saja. Pfft! Kasihan! Kasihan! Wen Bo terpaksa harus pulang jalan kaki sekarang.
Yi Qian juga ikut pergi ke seminar itu. Yang tidak Dokter Shao sangka, saat mereka menghadiri pesta malam harinya, dia malah melihat Ke Yao juga hadir di sana. Dokter Shao jadi curiga kalau Yi Qian tahu tentang kedatangan Ke Yao, tapi Yi Qian ngotot menyangkal.
Ke Yao tentu saja datang untuk mencari relasi bisnis. Tiba-tiba ada bule pria yang memanggil Ke Yao dan mereka langsung saling menyapa dengan akrab membicarakan kerja sama bisnis. Tapi jelas Ke Yao tampak tidak terlalu suka dengan pembicaraan ini.
Dokter Shao kayaknya rada cemburu dan terus melirik ke Ke Yao. Apalagi si bule tiba-tiba berubah haluan mengajak Ke Yao untuk minum bersama di bar, bahkan sampai merangkul Ke Yao saat Ke Yao menolaknya.
Dokter Shao tidak tahan melihat pemandangan itu dan langsung mendekati mereka untuk membawa Ke Yao pergi dari si bule. Dia menggandeng tangan Ke Yao seolah mereka sepasang kekasih. Tapi begitu sudah cukup jauh, mereka langsung saling melepaskan diri dengan canggung.
Mereka lalu naik lift bersama menuju kamar masing-masing, tapi keduanya sama-sama terdiam canggung. Saat akhirnya Dokter Shao hendak mengatakan sesuatu, malah sudah terlambat karena Ke Yao sudah sampai ke lantai kamarnya.
Di rumah sakit, Mi Ka dipanggil ke IGD untuk memeriksa seorang pasien bernama Nyonya Zhang yang awalnya hanya didiagnosis menderita infeksi telinga kiri.
Tapi sekarang sepertinya masalahnya lebih dari itu, dia bahkan sampai pingsan di toilet barusan. Nyonya Zhang mengaku seluruh badannya terasa tak enak, dan kepalanya terasa sakit setiap kali dia miring ke kiri.
Mi Ka pun langsung memeriksa telinganya dan dari berbagai tandanya, Mi Ka curiga kalau Nyonya Zhang menderita radang otak. Tapi ini baru kecurigaan, dia harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyakitnya yang sebenarnya.
Nyonya Zhang kaget mendengar diagnosanya Mi Ka, jelas menolak mempercayainya begitu saja dan memutuskan untuk menunggu kedatangan putrinya saja.
Dan yang tidak disangka Mi Ka dan Chen Tao, putrinya Nyonya Zhang ternyata Yan Shan. Dia terburu-buru datang begitu mendengar kabar tentang ibunya.
Tapi Nyonya Zhang tampak jelas tidak mengetahui pengunduran dirinya Yan Shan dan bingung sendiri kenapa Yan Shan lama datangnya, mengira putrinya itu seharusnya cuma berada di lantai atas. Dia lebih bingung lagi saat melihat Yan Shan tidak menggunakan jas putihnya.
Yan Shan jadi bingung harus bagaimana. Untungnya kedua temannya itu mengerti. Chen Tao bahkan membantu menutupinya dengan mengklaim bahwa Yan Shan baru mau pulang setelah usai piket malam, makanya dia tidak pakai seragam.
Bersambung ke part 2
1 Comments
semangat y..lanjut teruss
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam