Sinopsis You Are My Hero Episode 23 - 1

Qing Xia masih kesal saat Wen Bo tiba-tiba datang membawakan semangkok bubur untuknya. Dia masih cemas, soalnya tadi Qing Xia bilang kalau perutnya sakit. Tapi setelah menunjukkan perhatiannya, dia malah cepat-cepat pergi. Qing Xia jadi tambah bingung dengan sikapnya yang nggak jelas itu.

Setelah Mi Ka tenang dan berhenti menangis, Ke Lei akhirnya menyalakan kue ultah untuknya. Dia minta maaf karena dia egois, tapi dia hanya tidak ingin berbagi momen ini dengan orang lain.

Mi Ka lalu make a wish sebelum kemudian meniup lilinnya. Ke Lei curiga, jangan-jangan Mi Ka memohon untuk perdamaian dunia atau semacamnya? Mi Ka dengan geli mengakui bahwa tebakan Ke Lei setengah benar. Setengahnya lagi, dia memohon agar bisa punya banyak uang. Pfft!

"Apa aku tidak dapat hadiah?" Tuntut Mi Ka.

"Sungguh tidak ada. Tapi ada hadiah yang kau harus bantu aku menyerahkannya pada orang lain."

Hah? Mi Ka yang ultah, kok orang lain yang mau dikasih hadiah? Tapi ternyata orang lain yang Ke Lei maksud adalah Mi Ka kecil yang dulu bercita-cita ingin mengobati seluruh dunia.

"Lalu katakan padanya bahwa dijaga olehnya rasanya sangat indah." Ujar Ke Lei lalu menyerahkan hadiahnya yang berupa mainan P3K.

Mi Ka terharu mendengar Ke Lei masih ingat tentang itu. "Terima kasih. Gadis kecil itu sebenarnya memiliki satu harapan terbesar, yaitu, dia harap Paman Polisi yang selalu dia cintai, semoga selalu aman sentosa, takkan ada orang jahat yang menyakitinya."

Mi Ka kembali ke rumah sakit tanpa semangat. Soalnya entah kenapa pagi-pagi dia sudah kena masalah. Komputernya tersiram air padahal disertasinya tersimpan di sana.

Dia tidak mempermasalahkan masalah evaluasi disertasi yang sebentar lagi digelar. Hanya sayang saja disertasi yang sudah dia tulis setengah, jadi hilang.

Tapi untungnya sih ada sinkronisasi di penyimpanan awan, dan data eksperimennya juga ada cadangan di komputer kantor. Dia lalu membagi-bagikan oleh-oleh untuk para perawat lalu pergi.

Yan Shan baru datang tak lama kemudian. Perawat Xiao Xiao memberitahunya sebuah informasi bahwa Kepala Rumah Sakit Zhang secara khusus memberitahu Dokter Shao untuk mempertimbangkan evaluasinya Yan Shan.

Yan Shan jelas senang dan bangga, tapi dia sok merendah dan mengklaim bahwa itu keputusan akhir ada di tangan Dokter Shao. Tiba-tiba mereka melihat Chen Tao, tapi lagi-lagi, dia langsung menghindar begitu melihat Yan Shan. Perawat Xiao Xiao merasa ada yang aneh dengan sikapnya itu, tapi Yan Shan sama sekali tidak ambil pusing.

Mi Ka lega karena data-datanya proyeknya masih aman. Dia memberitahu Yan Shan kalau disertasinya sendiri sudah hampir selesai, tapi data percobaannya masih kurang banyak. Di saat seperti ini, sungguh Mi Ka berharap dia bisa jadi sepintar Yan Shan.

Yan Shan sok merendah, mengklaim dirinya tidak sehebat itu dan menasehati Mi Ka untuk percaya pada dirinya sendiri.

Tapi saat dia ke toilet tak lama kemudian, tak sengaja dia mendengar percakapan para perawat tentang dirinya dan Mi Ka. Perawat pertama yakin kalau Yan Shan pasti akan lulus evalusi. Tapi perawat kedua merasa kalau Dokter Shao lebih percaya pada Mi Ka.

Dia sangat yakin mengingat kemarin Mi Ka dan Dokter Shao liburan ke gunung bersama. Dia tahu dari oleh-oleh yang dibawa Mi Ka dan Dokter Shao, keduanya sama. Hadeh! Gosip yang bisa bikin semua orang salah paham.

Informasi itu membuat Yan Shan jadi tidak bisa konsen saat dia membantu operasinya Dokter Shao, bahkan hampir saja melakukan kesalahan. Dokter Shao jadi kesal dan langsung menyuruhnya keluar.

Tapi dia masih terus menunggu di depan ruang operasi sampai selesai. Dia berusaha meyakinkan kalau dia tidak akan lagi mengulangi kesalahan sepele seperti ini lagi, tapi tetap saja biarpun kesalahan sepele seperti itu tidak bisa dibiarkan.

Biarpun sepele, tapi bisa saja membahayakan nyawa pasien. Jika sampai terjadi kesalahan, sebagai seorang dokter, bisakah Yan Shan memaafkan dirinya sendiri?

"Xu Yan Shan, itu adalah ruang bedah. Setelah masuk ke sana, hanya akan melakukan operasi. Kalau pikiranmu tidak bisa fokus, maka jangan masuk."

"Saya mengerti."

Ke Lei berhasil menyelesaikan latihannya dalam 3 menit 8 detik, tapi sepertinya dia sakit karena tiba-tiba saja pandangan matanya mengabur. Semua orang jadi mengkhawatirkannya, tapi Ke Lei meremehkannya dan meyakini kalau dia mungkin hanya kurang istirahat saja.

Qing Xia yang merekam keseluruhan latihan barusan, minta izin untuk mewawancarai Ke Lei dan mereka pun sepakat untuk melakukan wawancara minggu depan.

Latihan selesai dan semua orang bubar, Wen Bo mau cepat-cepat menghindar. Tapi Qing Xia langsung memanggilnya, tidak terima diabaikan sama Wen Bo padahal jelas-jelas Wen Bo melihatnya tadi.

Dia mencoba mengajak Wen Bo untuk makan malam bersama, tapi Wen Bo terus saja membuat-buat alasan untuk menolak dan menghindarinya, padahal dia sendiri bingung cari alasannya.

Tapi bahkan sebelum dia sempat memikirkan alasannya, Li Nian mendadak muncul melaporkan adanya kejadian darurat di sebuah gedung apartemen. Ada orang yang mengancam akan meledakkan gedung dengan menyalakan tabung gas.

Tim SWAT pun segera berangkat ke sana. Setibanya di TKP, mereka mendapati para polisi sudah mengamankan para penghuni gedung. Salah satu polisi lalu memberitahu mereka latar belakang kejadiannya.

Ini gara-gara konflik hubungan. Pelakunya adalah kekasih korban yang tinggal serumah di gedung itu. Sekarang ini ada 6 tabung gas di dalam kamar mereka dan korban disandera di dalam. Semua jendela dan pintu terkunci rapat karena orang itu bertekad mau mati bersama pacarnya dengan cara meledakkan tabung gas.

Ke Lei pun memberi berbagai instruksi pada para anak buahnya, termasuk melarang mereka menggunakan senjata api. Wen Jing ditugaskan mengecek TKP. Wen Jing pun menggunakan teropongnya untuk mengecek situasi di TKP dan mendapati pelaku mengikat korban dan ngamuk-ngamuk dengan penuh emosi padanya, menuduhnya mengkhianatinya.

Tapi karena posisi mereka terlalu dekat jendela, tim SWAT jelas tidak bisa masuk lewat jendela. Tapi jika mendobrak pintu, takutnya akan menimbulkan percikan api. Apalagi jika pelaku ingin menyalakan korek api, dia bisa melakukannya dengan cepat.

Apalagi umur gedung juga sudah cukup tua. Jika tabung gas meledak, maka kemungkinan gedungnya akan hancur lebur. Ke Lei pun menginstruksikan seorang polisi untuk menghubungi perusahaan pembuka pintu untuk membantu mereka menangani masalah kunci rumah si pelaku.

Mereka mendatangkan seorang psikolog untuk mencoba membujuk si pelaku, tapi itu malah membuatnya tambah emosi. Ke Lei pun menginstruksikan mereka untuk memecahkan jendela dulu agar gasnya bisa keluar sekaligus mengurangi kekuatan ledakan dan menarik perhatian si pelaku. Dia juga memerintahkan Li Nian untuk menghubungi pihak Damkar untuk bekerja sama dengan mereka.

Perlahan mereka mendekati lokasi dari dua arah. Ke Lei membawa beberapa anak buahnya mendekati pintu dengan membawa seorang ahli kunci. Tapi karena situasi terlalu berbahaya bagi si ahli kunci, jadi Wen Bo mengambil alih alat pembuka kuncinya. Sementara seorang SWAT lainnya, memanjat jendela dan bersiap dengan alat penghancur kaca.

Ke Lei  mengecek situasi di dalam melalui kamera mini yang mereka selipkan lewat lubang pintu. Tapi lagi-lagi, entah kenapa pandangan matanya sedikit mengabur sejenak sebelum kemudian bisa fokus lagi.

Tim Damkar juga sudah bersiap dengan semprotan air mereka. Maka Wen Bo pun langsung berusaha membuka kunci pintunya sepelan mungkin. Kunci berhasil terbuka, Ke Lei pun memberi aba-aba dan seketika itu pula semua orang bergerak bersamaan, memecahkan kaca, membuka pintu dan menyemprot air bertekanan tinggi ke si pelaku.

Dia jadi oleng hingga membuat korek apinya terpental, untungnya Wen Bo sigap melompat dan menangkap korek api itu. Pelaku akhirnya berhasil dibekuk, semua tabung gas dimatikan dan korban pun terselamatkan.

Tapi kejadian ini juga membuat tangan Ke Lei jadi terluka. Sepertinya cukup parah, tapi Ke Lei bersikeras menolak memeriksakannya ke rumah sakit.

Yan Shan kembali ke kantor dengan muka cemberut, dia bahkan malas bicara sama Mi Ka. Mi Ka prihatin melihatnya, apa Yan Shan sedang ada masalah sampai dia tidak fokus pada operasi?

Yan Shan dengan ketus menyangkal dan mengklaim kalau dia hanya sedikit lelah. Mi Ka menyarankannya untuk beristirahat dengan baik. Biarpun evaluasi itu sangat penting, tapi kesehatannya jauh lebih penting. Apalagi Dokter Shao sangat percaya pada Yan Shan.

"Sungguh? Kenapa aku tidak merasa begitu?" Ketus Yan Shan. "Aku juga tidak bisa menyenangkan hatinya. Aku hanya bisa bekerja keras sendiri. Kalau tidak, apa lagi yang bisa kulakukan."

"Kenapa kata-katamu ini begitu tak enak didengar. Apa maksudmu?"

"Mi Ka. Kau berbuat salah dan dipindahkan ke IGD. Begitu ada kesempatan, dia langsung memindahkanmu kembali. Kalau bukan karena kau, Ye Xiao Man juga tidak mungkin punya kesempatan pergi ke luar negeri. Kau juga bisa ke rumahnya dan belajar bersama teman-temannya. Kalian masih bisa keluar dan bermain bersama. Kau sungguh tidak merasa kalau dia memperlakukanmu berbeda dibandingkan dengan orang lain?"

Mi Ka tak percaya mendengar semua tuduhannya. Sebagai teman, masa Yan Shan tidak memahaminya? Yan Shan ngotot tak percaya. Seorang pria memperlakukan seorang wanita tanpa syarat seperti ini, masa Mi Ka tidak tahu?

Bersambung ke part 2

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam