Sinopsis You Are My Hero Episode 22 - 2

Karena Wen Bo pilih 'Berani', maka Mi Ka pun menyuruhnya untuk menelepon orang terakhir yang dia hubungi dan katakan satu rahasianya pada orang tersebut.


Orang terakhir yang dihubunginya ternyata Lu Feng, jadi Wen Bo langsung meneleponnya dan menyalakan speaker-nya. Dia jujur mengaku kalau dia sedang liburan sama Ke Lei untuk merayakan ultahnya Mi Ka. Tapi atas permintaan Qing Xia sendiri, dia berbohong kalau Qing Xia tidak ikut.

Wen Bo bahkan belum sempat mengatakan tujuan utamanya menelepon Lu Feng, Lu Feng malah nyerocos sendiri memberitahu Wen Bo tentang kegagalannya mengajak Qing Xia makan bersama.

Tapi dia belum menyerah, dia bahkan blak-blakan menyatakan kalau dia sedang mengejar Qing Xia dan bertekad kuat untuk mendapatkannya. Lagipula Wen Bo kan tidak keberatan.

Terang saja pengakuan Lu Feng itu dan sikap diam Wen Bo membuat suasana jadi tidak enak, Qing Xia benar-benar kesal dan kecewa dengan sikap Wen Bo. 
 

 
Mi Ka buru-buru mematikan telepon itu dan Ke Yao juga cepat-cepat mengalihkan topik dan menyuruh Ke Lei untuk mengeluarkan kue ultahnya Mi Ka. Tapi Ke Lei malah mengaku kalau dia lupa. Hah? Dia ingat ultahnya Mi Ka, tapi lupa beli kue? Mi Ka kecewa, tapi dia berusaha tak menunjukkannya dengan tidak mempermasalahkannya.

Padahal begitu semua orang kembali ke kamar masing-masing, Mi Ka menangis sedih seorang diri. Padahal Chen Tao bilang kalau Ke Lei menyiapkan kejutan untuknya, tapi nyatanya Ke Lei bahkan lupa sama kue ultahnya. Akhirnya dia berusaha menghibur diri dengan membuat kue ultah sendiri dari kue kecil.


Tiba-tiba Ke Lei nge-chat, mengajaknya jalan-jalan berdua. Mood Mi Ka membaik seketika, dia langsung keluar menemui Ke Lei dengan penuh semangat.

Ke Lei menyarankan Mi Ka untuk bawa sebotol air sebelum pergi jalan-jalan dan meminta Mi Ka untuk mengambilnya di bagasi. Ow, ada di bagasi kah kejutannya?

Mi Ka langsung membuka bagasi dengan antusias dan langsung sumringah lebar saat mendapati ada kejutan berupa buket bunga mawar besar untuknya... errr... sampai saat dia menyadari kalau itu cuma khayalan. Nyatanya cuma ada sekotak minuman di sana. Mi Ka kecewa.


Saat mereka mulai berjalan, Ke Lei menunjukkan bintang-bintang di langit dan mengklaim kalau itu adalah rasi bintang Aries. Itu adalah Mi Ka yang selalu keras kepala dan kekanak-kanakan.

"Kau yang kekanak-kanakan. Kau juga melihat ramalan zodiak?"

"Err... aku hanya asal mengarang." (Pfft! Dasar Ke Lei)

Tiba-tiba mereka melihat ada kembang api menyala di depan. Mi Ka sudah senang saja mengira Ke Lei menyiapkan kejutan kembang api untuknya... sampai saat dia menyadari kalau itu cuma sekumpulan anak kecil yang sedang bermain kembang api. Benar-benar tidak ada kejutan sama sekali untuknya. Mi Ka kecewa.


Dokter Shao mendapati Ke Yao duduk sendirian di pinggir kolam. Menatap indahnya langit malam, Ke Yao mengaku bahwa terkadang di bertanya-tanya apakah keputusannya untuk untuk tidak menjadi dokter adalah keputusan yang tepat.

"Kukira kau tidak akan pernah mengatakan kata-kata seperti ini selamanya. Dalam perjalanan hidup, ada banyak sekali persimpangan. Setiap persimpangannya terhubungan ke pemandangan yang berbeda. Berliku-liku, tidak ada yang benar atau salah untuk memilih rute yang mana. Biarpun rute yang berbeda, tapi mungkin akan tetap berjalan ke akhir yang sama."


Mengalihkan topik, Ke Yao penasaran dengan cinta pertama Dokter Shao yang katanya batal nonton konser sama dia. Dokter Shao mengaku kalau dia cuma mengarangnya. Masa Ke Yao tidak tahu siapa cinta pertamanya.

"Kau. Kaulah cinta pertamaku." Ujar Dokter Shao.

Dia memang pernah mengantri sangat lama untuk membeli tiket konser, tapi itu sebenarnya dia beli untuk Ke Yao. Tapi pada akhirnya Ke Yao tidak datang karena ketiduran setelah kelelahan mengerjakan tugas. Dokter Shao menunggu dengan sia-sia waktu itu.

"Soal itu aku sudah berkali-kali meminta maaf padamu. Bertahun-tahun sudah berlalu, kenapa kau masih mengingatnya?"

"Aku tidak perlu permintaan maafmu. Aku tidak merasa kau salah. Maksudku, aku tadi tidak berbohong. Aku hanya mengganti latar tempat dan waktunya."


Mengalihkan perhatiannya ke langit berbintang, Ke Yao ingat dulu Dokter Shao pernah membawanya ke gurun untuk melihat bintang. Apa Dokter Shao masih mengingatnya?

"Ingat. Selamanya tidak akan lupa. Jika kau tertarik, kapan-kapan kita bisa cari tempat di sekitar sini untuk memandang bintang bersama."


Saat mereka kembali ke kamar masing-masing tak lama kemudian, keduanya sama-sama termenung sedih, teringat masa lalu saat mereka putus dulu.

Flashback.


Waktu itu Ke Yao memberitahu Dokter Shao bahwa dia harus pulang kampung untuk mengambil alih bisnis keluarga karena ayahnya jatuh sakit.

Waktu itu Ke Yao berharap Dokter Shao akan menahannya, tapi nyatanya tidak sama sekali. Dokter Shao justru merelakan Ke Yao pergi karena dia mengerti bahwa masalah ini menyangkut keberlangsungan keluarganya Ke Yao.

Ke Yao sungguh kecewa dengan reaksinya. Padahal jika Dokter Shao keberatan dan memintanya untuk tidak pergi, maka dia benar-benar tidak akan pergi. Mereka bisa menikah dan punya banyak anak. Tapi jika dia pergi, maka akan sulit bagi mereka untuk bertemu lagi.

Tapi Dokter Shao malah memilih diam, dia benar-benar tidak bisa mengatakan itu. Dia lebih memilih bersikap rasional dan melepaskan Ke Yao daripada mengutarakan perasaannya yang sebenarnya.

Ke Yao dengan putus asa mencoba memohon padanya untuk menahannya, tapi Dokter Shao bersikeras memilih diam. Patah hati, Ke Yao akhirnya memilih putus lalu pergi.

Flashback end.


 
Namun sekarang jelas Dokter Shao menyesali segalanya. Maka kemudian dia mengirim chat ke Ke Yao, mengajaknya bertemu lagi kapan-kapan dengan alasan reuni bersama Yi Qian. Dan Ke Yao langsung setuju.


Mi Ka yang sudah sangat kecewa, berjalan cepat mendahului Ke Lei, mau balik ke vila dengan alasan sudah ngantuk. Tapi di tengah jalan, tiba-tiba dia baru sadar kalau ini bukan jalan yang benar menuju vila. Hah? Ke Lei mau mengarahkannya ke mana sih ini?

"Aku kan tidak bilang kalau aku mau kembali." Santai Ke Lei.

"Terus ke mana?"


Ke Lei pun langsung membawa Mi Ka ke sebuah tempat yang dihiasi lampu-lampu cantik, dan di kejauhan ada sebuah kubah yang dihias cantik dan romantis. Dia benar-benar menyiapkan kejutan untuk ultahnya Mi Ka ternyata.

Mi Ka langsung berlari masuk ke dalam kubah cantik itu dengan penuh haru dan mendapati Ke Lei menulis beberapa note yang dia bentuk oragami dan diletakkan di dalam bola-bola kristal. Satu demi satu, Mi Ka mulai membukanya dan membaca note-note romantis itu.


Note pertama: Dokter Mi tidak peka. Berinteraksi dengannya harus lebih terus terang. Kalau sok romantis, pasti akan terlewatkan olehnya dengan sempurna. Tapi meskipun begitu, aku tetap merasa dia sangat menggemaskan. (Contohnya waktu Ke Lei ingin minum susu segelas berdua, tapi Mi Ka malah menawarinya beli segelas lagi)

Note kedua: Dokter Mi sering sok kuat, terbiasa melindungi orang lain. Tapi kelak, biar aku sendiri yang melindunginya. (Seperti kejadian di kencan pertama mereka, saat Mi Ka refleks melindungi Ke Lei saat ada pesepeda motor lewat)

Note ketiga: Pertama kali bertemu, dia menangis meraung-raung. Meski air mata dan ingusnya mengalir keluar bersamaan, tapi aku tidak pernah menemui gadis yang begitu menggemaskan seperti dia. Tetapi mulai hari ini dan seterusnya, aku tidak ingin membiarkannya menangis lagi. (Hmm, tapi kejutan romantis ini membuat Mi Ka menangis haru loh, Kapten)

Note keempat: Dokter Mi hanya suka makan putih telur. Kalau begitu, kelak aku saja yang makan kuning telurnya.

Note kelima: Dia suka nonton film horor sambil makan ayam goreng. Tapi setelah menonton, dia akan merasa takut. Kelak setelah menonton film horor, aku akan ingat untuk menemaninya.

Note keenam: Dia tukang makan, tapi tidak bisa masak. Kelak di rumah, tugas menanak nasi dan merebus sup, biar aku yang menangani semuanya.


Lalu ada foto candid yang Ke Lei ambil diam-diam saat Mi Ka sedang bekerja: Dia sangat cantik ketika tersenyum. Tapi wajahnya saat serius bekerja, lebih memesona. Hari ini adalah ulang tahun pertamanya yang kulewati bersamanya. Semoga kelak di setiap ulang tahunnya, aku bisa selalu menemaninya di sisinya.

Terakhir adalah gantungan kunci boneka beruang polisi hadiah mereka pada satu sama lain, tapi kali ini gantungan kunci beruang polisi itu berpasangan. Mi Ka begitu terharu dengan semua ini hingga dia langsung memeluk Ke Lei dan menangis dalam pelukannya.

Bersambung ke episode 23

Post a Comment

0 Comments