Sudah waktunya berpisah, tapi keduanya sama-sama berat untuk berpisah. Mi Ka-lah yang tiba-tiba memberanikan diri berinisiatif mengecup pipi Ke Lei. Dia mau langsung melarikan diri setelah itu, tapi Ke Lei tiba-tiba menariknya lalu menciumnya mesra.
Mi Ka jadi sangat malu karenanya dan langsung lari masuk rumah. Tapi tentu saja itu membuatnya sangat amat bahagia dan berbunga-bunga sampai dia guling-guling di kasur sambil cekikikan.
Keesokan harinya di rumah sakit, Perawat Xiao Xiao memberitahu Mi Ka bahwa Fei Fei tadi mencari Dokter Shao, dia sudah setuju untuk dioperasi.
Dokter Shao mendatanginya tak lama kemudian sambil membawakannya secangkir kopi. Yan Shan baru datang tak lama kemudian, Dokter Shao pun to the point menyuruh mereka berdua untuk ikut membantu dalam operasinya Fei Fei nanti karena operasi itu tingkat kesulitannya cukup tinggi.
Saat Mi Ka mendatangi Fei Fei untuk mengajaknya melakukan pemeriksaan pra-operasi, Fei Fei minta waktu sebentar karena dia sedang menonton pertunjukkan opera yang pernah dilakoninya dulu. Dulu dia hanya pemeran pembantu kecil, jadi akan sulit menemukannya dalam video ini. Apa Mi Ka pernah menonton Opera Yue? Mi Ka mengaku belum.
Makanya Fei Fei memutuskan untuk beralih profesi. Orang-orang jaman sekarang tidak bisa memahami opera tradisional semacam ini. Mi Ka tidak setuju, jika sejak awal ada yang memperlihatkan pertunjukkan itu padanya, dia mungkin akan suka.
Ke Lei mengirim pesan manis tak lama kemudian, mengingatkan Mi Ka untuk memakai pakaian lebih tebal karena hari ini cuacanya sangat dingin. Fei Fei langsung tahu kalau itu dari pacarnya Mi Ka, pacarnya Dokter Mi pasti orang yang hebat.
"Dulu juga ada seseorang yang memberikan kehangatan untukku seperti ini."
"Lalu sekarang?"
"Sudah pergi. Setelah aku jatuh sakit. Rasanya sangat aneh. Orang yang bisa berpelukan bersama setiap hari, lalu tiba-tiba kau sadar kalau kau ternyata tidak pernah melihat wajah aslinya dengan jelas."
Prihatin, Mi Ka berusaha menyemangatinya dengan meyakinkannya bahwa keberutungan Fei Fei mungkin akan segera datang. "Biarkan aku yang punya pacar ini memberimu sedikit keberuntungan asmara."
Mi Ka dan Dokter Shao berdiskusi tentang operasinya Fei Fei nanti. Tapi karena tumornya ada di tulang belakang yang penuh dengan saraf sedangkan tumornya tumbuh secara invasif, jadi sangat tidak mungkin untuk mengangkat tumornya sampai bersih.
Mereka hanya bisa berusaha untuk mengangkat tumornya sebanyak yang mereka bisa agar tidak membahayakan saraf-sarafnya. Dokter Shao mengingatkan Mi Ka untuk tidak berpikir macam-macam selama operasi nanti, lakukan saja sebisanya.
Operasi pun dimulai, Dokter Shao dengan cepat menemukan spesimennya dan langsung mengeluarkannya untuk dilakukan pemeriksaan lab kilat. Sayangnya, hasilnya adalah astrositoma ganas yang itu artinya tumornya benar-benar tidak bisa diangkat sampai bersih.
Dokter Shao tetap berusaha untuk mengangkat tumornya sebanyak mungkin, tapi tiba-tiba tekanan darah Fei Fei menurun sehingga dengan terpaksa operasi harus dihentikan.
Mi Ka jadi sedih gara-gara itu. Tak lama kemudian, Dokter Shao mendatanginya untuk mengabarkan bahwa Fei Fei sudah siuman dan memberikan sebuah surat untuk Mi Ka.
"Saat dia memberikan surat ini padaku, dia tersenyum. Jadi saat kau membaca surat ini, kau juga harus membacanya sambil mengingat senyumannya." Nasehat Dokter Shao.
Dia berusaha menyemangati Mi Ka sebelum kemudian pergi. Dalam suratnya, Fei Fei mengaku bahwa dia sudah menduga kalau operasinya tidak akan berjalan sesuai harapan, dia tahu betul bagaimana tubuhnya sendiri, tumornya tidak akan bisa diangkat sepenuhnya. Karena itulah, Fei Fei memutuskan untuk tidak melakukan pengobatan lanjutan.
"Biarkanlah aku meninggalkan dunia ini dengan cantik dan layak. Aku sangat bersyukur di saat terakhir hidupku bisa bertemu denganmu, kau bilang padaku harus melawan takdir. Betul, dia ingin menyiksaku dan membuatku menderita. Tapi aku menolak tunduk. Aku akan berusaha mencari kebahagiaan di sisa hidupku. Tak peduli satu bulan atau satu hari, aku akan membuatnya berharga. Terima kasih, Dokter Mi." Ucap Fei Fei dalam suratnya.
Sedih, Mi Ka pun langsung pergi ke markas SWAT dan tanpa mengatakan apapun langsung memeluk Ke Lei. Ke Lei jelas bingung, tapi dia mengerti untuk tidak menanyakan apapun dan hanya membalas pelukannya, memberikan ketenangan yang dibutuhkan Mi Ka.
Keesokan harinya, Ke Lei menemani Lu Feng olahraga. Tapi Lu Feng dengan cepat menyerah kecapekan dan langsung menggerutu protes ke Ke Lei. Soalnya niatnya mengajak Ke Lei olahraga bareng tuh biar Ke Lei juga ngajakin Qing Xia. Dia maunya olahraga sama Qing Xia. Siapa juga yang kuat olahraga bareng Ke Lei?
"Sudah kubilang padamu, yang dia sukai adalah Shu Wen Bo."
"Jadi maksudmu, kau lebih bersahabat dengan Shu Wen Bo, begitu?"
"Iya."
"Hei, aku dan Wen Bo juga bersahabat. Kami bersaing dengan adil. Apa masalahnya?" Kesal Lu Feng.
Bahkan saking kesalnya, dia menyatakan tidak mau membantu Ke Lei lagi dan satu-satunya yang mau dia terima dari Ke Lei hanya undangan pernikahan Ke Lei dan Mi Ka kelak.
"Yang penting kau berikan angpao saja." Santai Ke Lei.
"Oh, kelihatannya perkembangan sangat lancar, yah."
"Lumayan."
"Kalau begitu, sudah saatnya masuk ke tahap selanjutnya."
Ke Lei penasaran, apa maksudnya tahap selanjutnya. Tapi Lu Feng menolak memberitahu, ingat, jangan tanya-tanya sama dia. Kesal, Ke Lei sontak mengambil sarung tinju untuk mengancam Lu Feng, dia minta dihajar yah?
Lu Feng sontak ketakutan hingga akhirnya dia mengalah, yang dia maksud tahap selanjutnya adalah bertamasya berdua dengan Mi Ka. Dengan begitu mereka akan punya kesempatan untuk...
"Apa yang kau pikirkan?!" Kesal Ke Lei sambil menabok Lu Feng.
"Maksudku adalah hanya dengan bertamasya, kau baru punya kesempatan untuk... lebih mengerti pasanganmu. Bisa saling mengalah atau tidak. Apa yang kau pikirkan?"
Dia menyarankan agar mereka jalan-jalan ke sebuah vila di pegunungan, jauh dari kota. Selain bisa membersihkan hatinya yang kotor, Ke Lei juga bisa memahami arti kehidupan. Bagus sekali, kan?
Hmm, boleh juga sih. Kebetulan sebentar lagi ulang tahunnya Mi Ka. Pas banget! Kebetulan Lu Feng tahu sebuah tempat yang sangat cocok untuk tamasya ulang tahun, di puncak pegunungan, mengucapkan janji setia. Sempurna!
Di vila itu juga ada kamar bulan madunya. Mau pesan yang kamar satu atau kamar dua, Ke Lei tentukan saja sendiri. Dan mumpung membicarakan rencana ini, Lu Feng sekalian mencoba membujuk Ke Lei agar dia ikutan dengan mengundang Qing Xia juga.
"Jangan harap!" Sinis Ke Lei lalu pergi.
Di rumah sakit, Mi Ka kebetulan bertemu dengan Yi Qian, rekannya Dokter Shao yang pernah Mi Ka temui di acara pertemuan para dokter di rumah Dokter Shao waktu itu.
Kebetulan dia datang untuk menjenguk seorang temannya yang operasi jantung di rumah sakit ini. Mi Ka mengaku belakangan ini dia sangat sibuk sampai tidak pernah ada waktu untuk ikut acara perkumpulan mereka.
Tapi Yi Qian mengaku bahwa belakangan ini mereka memang tidak berkumpul. Soalnya Dokter Shao super duper sibuk, apalagi kedatangan Ke Yao juga semakin merampas waktunya Dokter Shao, meminta Dokter Shao untuk menangani urusan peralatan medis.
"Dokter Shao serius sekali menangani urusannya Kak Ke Yao."
"Tentu saja. Kekasih masa lalu, mana mungkin akan sama?"
Hah? Mi Ka heran dan penasaran mendengarnya. Maka Yi Qian pun memberitahu bahwa mereka itu mantan kekasih. Tapi Mi Ka jangan bilang-bilang kalau dia yang ngasih tahu, yah.
Menurut Yi Qian, kedua orang itu masih ada rasa pada satu sama lain, sama-sama belum melepaskan satu sama lain. Jadi kemungkinan besar mereka bisa tersengat listrik cinta lagi setelah bertemu kembali.
Kedua orang itu sama-sama lebih memilih memendam rasa sampai mati, tidak pernah mau ada yang menyatakan perasaan mereka secara terang-terangan. Makanya mereka menderita dalam hati. Orang lain yang melihatnya saja tidak sabaran, Yi Qian ingin sekali mendorong kedua orang itu pada satu sama lain.
Tepat saat itu juga, Mi Ka mendapat pesan dari Ke Lei yang mengajaknya untuk bertamasya bersama, mumpung mereka sama-sama ada waktu libur. Mi Ka tiba-tiba punya sebuah ide bagus dan langsung meminta bantuan Yi Qian.
Ke Lei langsung mencari informasi persewaan vila. Tapi dia galau memilih yang satu kamar atau dua kamar. Kalau dua kamar, terlalu mubazir, dia bisa tidur sofa ruang tamu saja. Tapi kalau satu kamar, takutnya Mi Ka salah paham.
Di tengah kegalauannya, Mi Ka tiba-tiba mengirim pesan bahwa dia sudah memesan sebuah vila besar. Ke Lei kurang setuju Mi Ka memesan vila besar karena mereka kan cuma berdua.
Mi Ka memberitahu bahwa ada yang mau ikut juga. Tapi saat dia baru mengetik Dokter Shao, perawat tiba-tiba memanggilnya sehingga hanya nama itu saja yang terkirim ke Ke Lei tanpa penjelasan apapun, dan jelas saja langsung cemburu.
Lu Feng sontak ngakak saat Ke Lei menceritakan itu padanya. Ke Lei sungguh tidak mengerti kenapa Mi Ka bawa-bawa Dokter Shao. Lu Feng menyarankannya untuk tanya langsung ke Mi Ka, tapi Ke Lei malah tidak berani. Soalnya bertanya seperti itu, kesannya dia sangat kecil hati.
Tapi Lu Feng mengingatkan bahwa Ke Lei sendiri yang bilang bahwa saat dua orang bersama, maka mereka harus saling jujur. Ke Lei tidak puas terhadap sikap Mi Ka hari ini, jadi cepat kirim chat dan beri tahu dia. Masa Ke Lei tidak berani?
Ke Lei terpengaruh juga dan langsung mengetik pesan bernada marah. Tapi setelah selesai mengetik, mendadak dia ciut dan ragu untuk mengirimnya. Lu Feng gregetan melihatnya, maka secepat kilat dia merebut HP-nya Ke Lei lalu mengirim pesan itu. Dasar Lu Feng!
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam