Dokter Shao minta maaf pada Ke Yao karena sudah salah paham pada Ke Yao. Waktu Ke Yao datang mengirim bantuan logistik untuk korban gempa waktu itu, Dokter Shao pikir bahwa Ke Yao melakukan itu hanya sekedar aksi publisitas.
Sungguh dia tidak menyangka bahwa ternyata Ke Yao juga melakukan banyak hal lain untuk membantu mereka selama di sana.
"Benarkah? Aku tidak tahu kalau kau berpikiran seperti itu."
"Ini salahku. Sudah tujuh tahun, jadi kupikir semua orang pasti akan mengalami beberapa perubahan. Tapi banyak hal dalam dirimu... yang tidak berubah."
Mi Ka baru bangun tidur saat Ke Lei mengirim chat, mengajaknya lari pagi, dia tunggu 15 menit lagi. Mi Ka sontak bangkit dengan panik, buru-buru menyikat giginya dan ganti baju.
Ke Lei juga buru-buru merapikan penampilannya dan menyemprot parfum. Dia membuka pintu bertepatan dengan Ke Yao yang baru tiba. Ke Yao santai saja menyuruh Ke Lei untuk membuatkannya mie instan.
Ke Lei menolak dengan canggung, dia mau lari pagi. Tapi tentu saja Ke Yao heran, mau lari pagi doang, kenapa sewangi ini? Tepat saat itu juga, Mi Ka juga baru keluar, pakai baju olahraga rapi banget. Kebetulan banget, mau lari pagi juga?
Ke Lei hampir saja mau memberitahu Ke Yao tentang mereka, tapi Mi Ka mendadak menyela dan mengklaim kalau dia cuma mau buang sampah. Pfft! Buang sampah doang, tapi rapi banget penampilannya.
Ke Yao jelas curiga dengan mereka berdua, tapi dia memutuskan untuk tidak mengganggu mereka lagi dan membiarkan Ke Lei keluar lari pagi.
Jadilah Ke Lei lari pagi sambil menggerutu tak senang karena Mi Ka tak membiarkannya memberitahukan hubungan mereka pada Ke Yao.
"Kapten Xing, bisakah kau sedikit memikirkan kecepatanku!" Protes Mi Ka yang ngos-ngosan, tak sanggup lagi mengejar Ke Lei.
Masalah memberitahu Ke Yao tentang hubungan mereka, Mi Ka hanya butuh waktu untuk menyiapkan dirinya. Ke Lei sedikit kecewa, tapi akhirnya dia mengalah. Tiba-tiba dia melihat jaketnya Mi Ka yang setengah terbuka dan langsung menutupnya rapat. Pfft!
"Aku tidak kedinginan." Protes Mi Ka.
"Kau... kau seperti itu terlalu... terlalu memesona."
Pfft! Mi Ka geli mendengarnya. Malu, Ke Lei cepat-cepat mengajak Mi Ka lari lagi. Tapi Mi Ka sudah tidak kuat lari lagi, bagaimana kalau naik bis saja? Tapi mereka berdua sama-sama tidak bawa kartu bis.
Maka kemudian Ke Lei memutuskan untuk menyewa sepeda untuk Mi Ka, sedangkan Ke Lei tetap lari. Awalnya pelan, tapi lama-lama mereka mulai berlomba.
Mi Ka terus menambah kecepatan sambil tersenyum pada Ke Lei dan tidak melihat jalan padahal dia sudah hampir keluar trotoar dan ada mobil melaju kencang ke arahnya.
Ke Lei sontak lari makin cepat menyusulnya... hingga berhasil menariknya dan mengayunkannya dari sepedanya tepat waktu. Fiuh! Syukurlah. Mi Ka masih bisa senyam-senyum, tapi Ke Lei dengan wajah seriusnya mengomeli Mi Ka.
"Ada ribuan jalan, keselamatan yang paling utama. Melanggar aturan lalu lintas, mendatangkan air mata bagi keluarga." Omel Ke Lei lalu menyentil dahi Mi Ka.
Mereka lalu sarapan bersama di restoran. Tapi Ke Lei sengaja membeli susu kedelai satu gelas saja, tapi sedotannya dua. Maunya segelas berdua, begitu. Jadi setiap kali Mi Ka menyesap susunya, Ke Lei juga langsung ikutan menyesapnya. Tapi Mi Ka nggak peka, malah terus menerus menawari Ke Lei untuk membeli segelas lagi.
Sayangnya Mi Ka harus buru-buru menyelesaikan sarapannya, dia tidak ada waktu lebih lama untuk meladeni Ke Lei soalnya hari ini hari pertamanya kembali ke Departemen Bedah Saraf.
"Untuk apa buru-buru? Aku ada mobil, bisa mengantarmu."
Ke Lei memberitahu bahwa malam ini dia akan kembali ke tim, dan mungkin baru akan pulang minggu depan. Tapi Mi Ka tidak terlalu mendengarkannya saking buru-burunya untuk menyelesaikan sarapannya dan berangkat kerja.
Dia tidak boleh terlambat karena Dokter Shao tidak suka orang yang terlambat. Ini hari pertamanya jadi dia menunjukkan performa yang bagus. Dia bahkan memutuskan untuk membungkus sarapannya saja biar cepat. Ke Lei jelas kecewa dengan reaksinya dan cemburu mendengar Mi Ka menyebut nama Dokter Shao lagi.
Mi Ka membawakan kopi untuk semua rekan kerjanya. Kecuali Yan Shan, mereka semua menyambut Mi Ka dengan hangat. Mereka benar-benar kagum pada Mi Ka dan kehebatannya dalam operasi penyelamatan korban-korban gempa. Mi Ka dengan rendah hati mengingatkan mereka bahwa itu semua bukan cuma jasanya seorang.
Mereka lalu rapat bersama Dokter Shao, membahas kasus-kasus para pasien mereka. Usai rapat, mereka langsung berkeliling mengecek para pasien. Yan Shan seperti biasanya, berusaha menunjukkan kepintarannya saat dia melaporkan kondisi pasien-pasien mereka. Dia memang pintar dalam teori, dia bahkan hapal kasus-kasus para pasien itu tanpa perlu membaca rekam medis mereka. Dia juga mencoba memberi saran agar pasien di-CT scan.
Dokter Shao langsung memanggil Mi Ka untuk menanyakan pendapatnya, Mi Ka setuju dengan saran Yan Shan, tapi dia juga menyarankan agar pasien di-MRI secara menyeluruh.
Dokter Shao langsung setuju dengan sarannya. Dia bahkan memerintahkan Yan Shan untuk mengoper beberapa pasien ke Mi Ka. Yan Shan jelas tak senang dengan itu, tapi tak ada yang bisa dilakukannya selain menurut.
Tapi dia sengaja memberi Mi Ka pekerjaan remeh seperti menanyakan riwayat kesehatan pasien saja. Dengan nada agak sinis dia beralasan bahwa Mi Ka baru kembali, jadi lebih Mi Ka mengerjakan pekerjaan dasar saja.
Perawat Xiao Xiao jelas tidak suka dengan sikap Yan Shan itu. Tapi Mi Ka tetap baik hati seperti biasanya dan tidak berpikir macam-macam, mengira Yan Shan mungkin sedang sangat sibuk.
Saat makan siang, Mi Ka bertemu Chen Tao yang langsung curhat mengguerutui Dokter Kepala Wei. Tapi di mana Yan Shan? Dokter Zhang ikut bergabung bersama mereka dan memberitahu bahwa Yan Shan sangat sibuk menangani banyak pasien, dia juga masih harus menulis disertasinya, berusaha mendapatkan evaluasi terbaik.
Evaluasi itu sangat berguna karena setiap tahun, dokter residen Departemen Bedah Saraf yang mendapatkan evaluasi terbaik akan memiliki kesempatan untuk belajar ke luar negeri.
Dokter Zhang ingat kalau Mi Ka juga selalu melakukan eksperimen dan juga sedang menulis disertasi, Dokter Zhang menyarankannya untuk mempertimbangkan kesempatan ini. Apalagi Dokter Shao juga sangat percaya pada Mi Ka. Masalah itu, Mi Ka pasti akan menyelesaikan disertasinya, tapi dia tidak yakin akan hasil evaluasinya.
Malam harinya, Ke Lei datang menjemputnya. Tapi mereka tidak punya banyak waktu, Ke Lei cuma punya sisa waktu 2 jam untuk dihabiskan bersama Mi Ka. Dan saat itulah Mi Ka akhirnya baru ngeh tentang ucapan Ke Lei tadi pagi, bahwa dia harus kembali ke timnya malam ini.
Karena Ke Lei sudah berbaik hati menjemputnya, Mi Ka memutuskan untuk mentraktir Ke Lei, dia boleh pilih makan apa saja, yang mahal pun boleh. Tapi Ke Lei ngotot untuk makan di restoran kecil yang pernah Mi Ka datangi bersama Dokter Shao waktu itu. Pokoknya harus di situ.
Dia bahkan ngotot memesan menu yang sama dengan yang dipesan Mi Ka dan Dokter Shao waktu itu. Mi Ka akhirnya mulai memahami kecemburuannya dan jadi geli karenanya, yakin Ke Lei mau menu yang sama?
"Yakin."
Oke. Jadilah Mi Ka memesan beberapa menu makanan biasa untuk dirinya sendiri, sedangkan Ke Lei dia kasih otak babi mentah. Wkwkwk! Tapi siapa juga yang mau makan otak babi mentah, maka Ke Lei berusaha membujuk Mi Ka untuk berbagi makanannya.
Tapi dia melakukannya dengan berkomentar bahwa wanita tidak baik makan sebanyak ini. Mi Ka jelas tersinggung mendengarnya. Maksud Ke Lei, dia gendut?
Ke Lei menyangkal dengan canggung. "Aku suka yang berisi, tapi aku bantu kau makan sedikit, ini banyak sekali."
Begini saja. Mi Ka kasih dia dua pilihan. Makan otak babi mentah itu atau Ke Lei harus menghabiskan semua makanan biasa ini sampai habis tak bersisa.
Jelas Ke Lei pilih yang kedua yang langsung makan dengan gembira dan lahap, sedangkan Mi Ka cuma menontonnya sambil senyam-senyum. Ke Lei akhirnya kekenyangan dan tidak kuat lagi, tapi masih ada sisa sedikit.
Tapi tak ada ampun untuknya. Mi Ka menegaskan bahwa tidak boleh ada sisa dan langsung menyodorkan otak babi mentah itu padanya sehingga Ke Lei terpaksa harus tetap menghabiskan semua makanan itu.
Gara-gara itu, Ke Lei langsung olahraga malam begitu kembali ke markas, dan memperlihatkan lengan berototnya pada kita. (Wow! Padahal kalau pakai baju, si kapten kelihatan kurus banget, pinggangnya aja kecil kayak pinggang cewek. Tapi ternyata dia berotot)
Pada saat yang bersamaan, Mi Ka juga sedang olahraga malam gara-gara komentar Ke Lei tadi sambil video call sama Xiao Man. Saking cemasnya tentang pendapat Ke Lei tadi, dia bahkan meminta pendapat Xiao Man tentang dirinya, apa dia gemuk?
"Tidak. Kau beruntung punya wajah yang bulat."
"Masa wajahku bulat? Menurutku daguku lumayan tajam."
Pfft! Xiao Man iyain ajalah. Apa si Instruktur Xing-nya itu bilang kalau Mi Ka gemuk? Mi Ka menyangkal, justru menurut Ke Lei dia terlalu kurus dan menyuruhnya makan lebih banyak.
"Terus kenapa kau gugup?"
Mi Ka menyangkal. "Aku tidak gugup. Hanya saja pengontrolan dan persyaratan terhadap diriku sendiri lebih tinggi."
"Oke deh. Bagus, bagus."
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam