Sinopsis You Are My Hero Episode 18 - 2

Maka Ke Lei pun mulai membahas strategi pelatihan mereka dan memilih kandidat untuk masing-masing kategori kompetisi. Untuk kategori senapan runduk, berhubung Xiao Chao sudah dipindahkan, jadi hanya Ke Lei yang bisa melakukannya dan Wen Bo dia perintahkan untuk menjadi wakilnya. Dua tahun yang lalu mereka bekerja sama dan menang, kali ini juga pasti bisa.

Tepat saat itu juga, Qing Xia mengirim pesan, minta ketemuan sama Wen Bo dengan alasan agar Wen Bo bisa menyalin foto-fotonya. Ke Lei jelas tahu betul apa tujuan Qing Xia yang sebenarnya, cari-cari alasan biar bisa bertemu Wen Bo. Tapi Wen Bo seperti biasanya, bersikeras bahwa dia dan Qing Xia cuma teman biasa lalu bergegas pergi.

Qing Xia sedang nge-gym saat Wen Bo akhirnya membalas pesannya, tapi dia sengaja menolak bertemu dengan alasan sibuk. Qing Xia jadi kesal dan langsung membanting HP-nya tepat saat Lu Feng muncul dan langsung menggodanya dengan segala macam kata-kata gombal yang intinya dia terang-terangan menyatakan ingin mengejar Qing Xia.

Qing Xia yang lagi kesal, dengan sengaja mempercepat theadmill-nya Lu Feng lalu pergi meninggalkannya. Tapi Lu Feng pantang menyerah dan langsung mengejarnya sampai ke restoran dan terus menggodanya dengan lantang di hadapan semua orang.

Dia menyatakan kalau dia dan Qing Xia sangat cocok karena mereka memiliki kesamaan dalam banyak hal, dan menyarankan Qing Xia untuk mencoba bersamanya. Hanya setelah mencoba, mereka akan tahu bisa berhasil atau tidak. Lagipula Qing Xia dan Wen Bo tidak pernah memulai apa-apa, jadi mana mungkin mereka akan berhasil.

"Bagaimana? Selama ini belum pernah ada yang bisa menolakku, Lu Feng." Ujar Lu Feng dengan angkuhnya.

Tapi tentu saja semua ucapannya itu malah membuat Qing Xia jadi kesal dan langsung pergi. Pantang menyerah, Lu Feng langsung mengejarnya dan berusaha menawarkan tumpangan pulang. Qing Xia menolak, dia bawa mobil sendiri kok.

"Mobil apa yang kau kendarai? Aku akan beli mobil yang sama denganmu."

"Jangan pamer kekayaanmu di depanku, oke? Apa yang kau punya, aku juga punya."

"Kenapa aku harus memamerkan kekayaanku? Aku kaya, seluruh dunia juga tahu. Aku hanya ingin mengemudi mobil yang sama denganmu."

Sinting! Qing Xia mau pergi saja. Tapi Lu Feng tiba-tiba memanggilnya dan lagi-lagi dengan sombong dan kepedean menyatakan bahwa dia akan mengejar Qing Xia mulai sekarang, dan selama ini tidak pernah ada yang bisa menolaknya. Qing Xia juga tidak terkecuali. Qing Xia malas banget menanggapinya, terserah lah.

Qing Xia lalu pergi menemui Mi Ka dan menceritakan tentang kata-kata Lu Feng padanya tadi. Kedua gadis itu jadi geli sendiri, soalnya Qing Xia dulu juga pernah mengucap hal yang sama.

Tapi di mana pacarnya Mi Ka itu, kenapa Ke Lei tidak menempel ke Mi Ka 24 jam. Mi Ka mengaku kalau Ke Lei dipanggil Lu Feng, mungkin sekarang mereka sedang membicarakan tentang Qing Xia.

Betul sekali. Kedua pria itu nge-gym sambil membicarakan hal yang sama. Tapi bahkan Ke Lei pun ngeri mendengar kata-kata yang Lu Feng ucapkan pada Qing Xia. Kalau dia jadi Qing Xia, sudah pasti dia akan memukul Lu Feng.

Lu Feng dengan bangga menyatakan bahwa ini namanya mengintimidasi. Dia penasaran sama Ke Lei, bagaimana perkembangan hubungan cintanya, apa Ke Lei sudah menerapkan teknik cinta yang dia ajarkan?

"Hubunganmu sendiri saja tidak baik, masih mau mengajariku?" Sinis Ke Lei sambil melatih tangannya yang sekarang sudah sembuh.

Lu Feng tidak terima diremehin seperti ini. Asal Ke Lei tahu saja, semua mantannya sakit hati padanya, semua itu membuktikan betapa hebatnya dia. Lu Feng curiga, jangan-jangan Ke Lei dan Mi Ka bahkan belum bergandengan tangan.

Qing Xia kaget mendengar pengakuan Mi Ka bahwa dia dan Ke Lei belum bergandengan tangan. Mi Ka tidak mengerti apa masalahnya, dia dan Ke Lei kemarin kan cuma makan hotpot. Siapa juga yang gandengan tangan saat makan hotpot.

Qing Xia heran, walaupun Mi Ka tuh terlihat agak bodoh, tapi dari segi penampilan, lumayanlah. Masa Ke Lei tidak ada tindakan sama sekali. Ke Lei tidak ada masalah psikologis kan?

"Kau yang ada masalah!" Kesal Mi Ka.

Tapi waktu gempa waktu itu, Ke Lei memeluknya. Menurut Qing Xia, yang itu tidak bisa dihitung. Karena dalam keadaan hidup dan mati, Ke Lei memang seharusnya berperilaku baik. Tapi sehari-harinya tidak seharusnya Ke Lei bertindak begini.

"Mungkin belum menemukan kesempatan." Ujar Mi Ka membela sang pacar. "Kami berdua akan pergi bersama besok."

Kalau begitu, Qing Xia menyarankan Mi Ka untuk berpakaian dan dandan yang cantik besok. Pakai high heel, rok pendek, perhiasan, pokoknya harus lengkap, tidak boleh kurang satu pun.

"Jangan khawatir. Aku tidak akan mendengarkanmu kali ini."

Ke Lei juga memberitahu Lu Feng bahwa dia dan Mi Ka mau kencan besok. Maka Lu Feng langsung menyuruh Ke Lei untuk memakai kembali perban tangannya besok waktu kencan.

Dia harus pura-pura sakit, suruh Mi Ka menyuapinya. Lu Feng bahkan menyarankan agar mereka nonton film horor. Jadi nanti saat Mi Ka ketakutan, Mi Ka akan bersandar sama Ke Lei terus nanti Ke Lei rangkul mesra Mi Ka. Ke Lei sinis mendengar ide buruknya Lu Feng itu dan langsung pergi mengabaikannya.

Tapi keesokan harinya, Ke Lei akhirnya tetap menuruti nasehatnya Lu Feng dan kembali memakai perbannya. Mi Ka juga akhirnya menuruti nasehatnya Qing Xia pakai rok.

Ke Lei sudah siap duluan dan antusias banget menunggu Mi Ka keluar rumah. Tapi begitu Mi Ka keluar rumah, Ke Lei langsung pura-pura seolah dia juga baru keluar dan tak sengaja keluar rumah barengan.

Dengan canggung Ke Lei memujinya cantik sebelum kemudian mengajaknya pergi ke taman hiburan. Mereka melihat sepasang kekasih yang gagal mendapatkan boneka gara-gara si pria gagal menembak balon.

Ke Lei tanya apakah Mi Ka mau juga, tapi Mi Ka tidak mau, boneka-boneka itu pasti banyak tungau-nya. Tapi ada satu boneka yang menarik perhatiannya, boneka kodok hijau yang lumayan lucu, soalnya mukanya mirip Ke Lei. Pfft!

"Maksudmu kau adalah angsa, begitu?"

"He-eh." (Kodok = pria jelek, angsa = wanita cantik)

Si penjual mengundang mereka main. Maka mereka pun memutuskan untuk main saja. Ke Lei dengan penuh percaya diri dan angkuhnya menembak dan... meleset. Wkwkwk! Harga diri Kapten Xing terluka. (Muka Kapten Xing lucu banget)

Dia yakin pistol ini sudah diubah, tapi si penjual menyangkal, malah menuduh Ke Lei yang tidak pintar menembak. Maka Ke Lei langsung menantang si penjual, apa hadiahnya jika dia bisa menembak semua balon itu. Si penjual akan memberinya satu slop rokok jika dia menang.

Oke. Maka Ke Lei mulai menyesuaikan arah tembakannya sebelum mulai menembak lagi, dan kali ini dia sukses menembak semua balonnya lalu bergaya sok keren, dan jelas saja situasi ini membuat si penjual jadi panik.

Jelas dia rugi kalau harus memberikan satu slop rokok dan langsung berusaha bernegosiasi dengan Ke Lei. Ke Lei akhirnya cuma minta boneka kodok itu saja sambil menasehati si penjual untuk menjadi penjual yang jujur.

Mi Ka penasaran, Ke Lei tahu kalau pistol itu sudah diubah, lalu bagaimana dia masih bisa membidik dengan tepat?

"Mulut pistol itu miring, tinggal diatur sedikit saja beres. Tapi tentu saja, terutamanya karena aku pintar." Ujar si kapten narsis.

Tiba-tiba Mi Ka mencium bau sate yang enak. Tapi dia mau beli sendiri, jadi kodoknya dia titipkan ke Ke Lei. Ke Lei senang-senang saja memegang kodok itu... sampai saat dia menyadari dirinya jadi tontonan orang-orang yang tertawa geli melihatnya bawa boneka kodok. Hehe. Ke Lei jadi malu.

Saat Mi Ka kembali, dia langsung menawari Ke Lei. Ke Lei sudah senang saja mengira Mi Ka mau menyuapinya. Tapi Mi Ka mendadak berubah pikiran dan memutuskan bahwa Ke Lei tidak boleh makan pedas dulu soalnya tangannya belum sembuh. Pfft!

Mereka lalu nonton film horor, sesuai nasehatnya Lu Feng, biar Mi Ka memeluknya saat adegan seram. Ke Lei bahkan sudah menyiapkan bahunya untuk menopang kepala Mi Ka.

Tapi saat para wanita di sekitar mereka memeluk pacar masing-masing dengan ketakutan, Mi Ka malah lempeng dan tetap memakan jajannya dengan lahap. Wkwkwk! Yah iyalah, dia dokter gitu loh. Adegan di film itu kelihatan palsu banget dibanding semua operasi yang pernah dilakukannya.

Usai nonton, mereka jalan beriringan di trotoar. Ke Lei ingin menggenggam tangannya, tapi kedua tangan Mi Ka sedang digunakan untuk memegang kodoknya. Maka dia mencoba memberi Mi Ka isyarat dengan menggoyangkan tangannya.

Mi Ka menyadari apa yang ingin dilakukannya itu, maka dengan sengaja dia menjatuhkan satu tangannya biar Ke Lei bisa menggenggamnya. Tapi tiba-tiba seorang pesepeda motor melaju terlalu dekat mereka.

Mi Ka refleks merentangkan tangannya ke Ke Lei. Ke Lei heran melihatnya, Mi Ka ngapain? Mau melindunginya?

"Hah? Aku dokter, sudah terbiasa."

Mi Ka masih belum menurunkan tangannya, maka Ke Lei langsung menggenggamnya err... atau lebih tepatnya menjabat tangan Mi Ka dengan tangannya yang diperban.

Dia pura-pura kaget saat melihat tangan mereka lalu dengan santainya dia melepaskan tangannya dari kain gendongannya dan kembali menjabat tangan Mi Ka. Mi Ka jelas bingung melihatnya, bukannya tangannya masih sakit?

"Sudah membaik sejak lama." Aku Ke Lei. "Aku hanya ingin berpura-pura sakit untuk mendapatkan rasa simpatimu. Tapi aku menyadari bahwa cara ini tidak manjur padamu, yah?"

Mi Ka geli mendengarnya. Terus ini apa? Jabat tangan perkenalan pertama? Canggung, Ke Lei akhirnya melepas tangannya lalu menggantinya dengan menggenggam tangannya dengan benar. Mereka lalu mengakhiri kencan hari itu dengan bersepeda pulang.

Dokter Shao dalam perjalanan saat tak sengaja dia melihat Ke Yao di trotoar dengan membawa koper. Ke Yao mengaku mau pulang tapi mobilnya tertabrak dan sekarang di bengkel. Dia sendiri tidak kenapa-kenapa, hanya tangannya terasa tak nyaman.

Mumpung dia masih ada waktu, Dokter Shao memutuskan untuk mengantarkannya. Tapi kenapa Ke Yao tidak menelepon Ke Lei untuk menjemputnya. Ke Yao tidak berani berharap, terutama mengingat pekerjaan adiknya itu seperti apa.

"Benar juga. Menjadi SWAT sama seperti dokter, tidak ada waktu tetap."

Ke Yao penasaran kenapa Dokter Shao memutuskan pulang. Bukankah pekerjaannya di pusat penelitian medis di luar negeri, cukup baik.

"Sedikit merindukan tempat ini. Terlalu banyak kenanganku di sini."

"Jika seseorang mulai merindukan masa lalu, itu pertanda sudah semakin tua."

"Meski aku tidak ingin menyangkalnya. Tapi sejujurnya, sekarang dan dulu pasti beda."

Canggung, Dokter Shao berbasa-basi menanyakan kesibukan Ke Yao. Ke Yao mengaku sedang mempertimbangkan untuk menjadi agen klip khusus aneurisma jenis baru dari luar negeri.

Tapi sudah bertahun-tahun dia tidak berurusan dengan hal itu, jadi dia meminta Dokter Shao untuk membantunya melihat-lihat. Dokter Shao setuju.

"Terima kasih."

"Sungkan sekali. Dan juga, aku masih berhutang satu permintaan maaf padamu." Ujar Dokter Shao.

Bersambung ke episode 19

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam