Sinopsis You Are My Hero Episode 13 - 1

Hujan deras mengguyur saat mereka keluar restoran. Ke Lei ingin mengantarkan Mi Ka pulang, tapi Mi Ka menolak, lagipula Ke Lei kan harus kembali ke markas.

Ditambah lagi, para anak buahnya mendesaknya untuk bergegas masuk mobil sekarang juga. Ke Lei benar-benar tak enak padanya, tapi akhirnya dia memilih pergi bersama timnya dan meninggalkan Mi Ka sendirian lagi di tengah derasnya hujan.

Mi Ka yang sedih dan kesal, langsung mengirim pesan suara ke Qing Xia, curhat tentang segala kejadian di restoran tadi. Makan malam yang awalnya dia kira cuma berduaan dengan Ke Lei, ternyata malah berubah jadi pertemuan grup SWAT.

Mi Ka semakin merasa insecure gara-gara kehadiran si polwan cantik nan hebat itu. Si polwan tadi tanya apakah dia pacarnya Ke Lei, dia jawab bukan, soalnya dia memang bukan pacarnya Ke Lei.

Tapi sayangnya, pesannya terabaikan karena Qing Xia sudah teler. Dan karena Lu Feng juga tidak tahu harus membawanya ke mana, akhirnya dia membawa Qing Xia ke hotel. Lu Feng sungguh tak menyangka kalau Qing Xia bisa seserius ini terhadap seseorang.

Ke Lei menunggu pesan dari Mi Ka, tapi sampai beberapa lama, tetap saja belum ada kabar apakah Mi Ka sudah sampai rumah atau belum. Dia benar-benar galau teringat ucapan Mi Ka di restoran tadi, apakah itu artinya Mi Ka menolaknya di depan umum? Atau Mi Ka cuma malu? Tadi waktu dia mengajak Mi Ka keluar, Mi Ka kedengaran senang.

Tapi kemudian dia ingat kalau dia pernah meninggalkan Mi Ka di tengah hujan juga saat mereka batal ke taman bunga Lanvender waktu itu. Dia akhirnya mencoba mengirim chat pada Mi Ka, tapi tidak dibalas.

Frustasi, Ke Lei langsung mendatangi Wen Bo untuk mengajaknya ngobrol. Niatnya sih meminta pendapat Wen Bo tentang situasinya di restoran tadi.

Tapi dasar Wen Bo nggak peka, dia nggak nyambung sama sekali dengan masalahnya Ke Lei, malah berkomentar tentang Li Nian dan Luo Ting yang menurutnya hari ini rada beda gara-gara kedatangan Wen Jing.

Ke Lei jadi malas bicara sama dia dan langsung pergi. Tapi saat tak sengaja lewat kamarnya Li Nian dan Luo Ting, dia malah mendengar mereka menggosip tentang dirinya dan Mi Ka.

Mereka bisa melihat dengan jelas kalau Ke Lei ingin mengejar Mi Ka. Li Nian penasaran dengan perasaan Mi Ka, dia sebenarnya suka atau tidak pada Ke Lei.

Luo Ting yakin tidak, buktinya tadi Mi Ka menyangkal hubungan mereka di depan umum. Mi Ka bahkan menolak kepiting pemberian Ke Lei tadi. Semua itu kan jelas menunjukkan kalau Mi Ka tidak mau didekati Ke Lei.

Tapi Li Nian rasa, Luo Ting salah. Seharusnya dia bisa melihat sesuatu di balik sebuah fenomena. Coba pikir, restoran tadi itu lokasinya sangat jauh dari rumah sakitnya Mi Ka.

Itu tandanya apa? Itu menandakan bahwa Mi Ka sebenarnya sangat peduli dengan acara makan tadi. Mi Ka baru kelihatan aneh saat melihat mereka semua.

Ke Lei masih ingin mendengar lanjutan gosipan mereka, tapi mereka malah mendadak ganti topik membahas game. Ke Lei langsung mengetuk pintu mereka dan menyuruh Li Nian keluar.

Li Nian sudah takut saja mengira dia bakal dikasih tugas malam-malam. Tapi ternyata Ke Lei cuma menyuruhnya untuk melanjutkan kata-katanya tentang Mi Ka yang mendadak terputus tadi.

Menurut Li Nian, Mi Ka pastinya melihat mereka semua sebagai pengganggu tadi. Apalagi Ke Lei awalnya mengajaknya makan berdua saja, tapi mereka malah mendadak ikutan, ditambah lagi ada seorang gadis cantik lain yang ikut.

Ke Lei sontak kesal menyalahkan Li Nian, soalnya kan Li Nian yang tadi ingin makan bersama mereka. Tapi kalau begitu, Mi Ka sebenarnya ingin sekali makan berdua dengannya? Betul sekali.

Tepat saat itu juga, Mi Ka akhirnya membalas chatnya, memberitahu kalau dia sudah sampai rumah. Ke Lei langsung meminta maaf atas semua kejadian tadi.

Mi Ka tak mempermasalahkannya, lagipula Ke Lei sudah minta maaf berulang kali sedari tadi. Li Nian yang mengintip chat mereka, langsung memberitahu Ke Lei bahwa menurut sebuah film, jika seorang wanita bilang tidak apa-apa, maka itu artinya ada apa-apa. Jika wanita bilang tidak masalah, maka itu artinya ada masalah.

Mendengar itu, Ke Lei langsung mengusir Li Nian lalu menelepon Mi Ka. Ke Lei dengan canggung membuka percakapan mereka tentang penyesalannya yang sudah dua kali meninggalkan Mi Ka di tengah hujan sendirian. Tapi dia jamin takkan ada ketiga kalinya lagi.

"Jika ada ketiga kalinya juga tidak apa-apa." Ujar Mi Ka malu-malu.

Ke Lei jelas senang mendengarnya. "Kupikir kau tidak akan memberiku kesempatan ketiga lagi."

"Karakteristik pekerjaan kita memang agak spesial. Di rumah sakit, aku sering dengar para senior bercerita mereka kerap kali ditelepon dan dipanggil saat sedang berkencan. Ini sangat wajar."

Ow, dia bilang kencan. Ke Lei langsung semangat berkata bahwa Mi Ka boleh meninggalkannya sesuka hati pada kencan mereka yang berikutnya. Mi Ka jadi tersipu malu mendengarnya.

"Kita... berdua... ini... termasuk... berkencan?"

"Aku berhutang satu kencan resmi denganmu. Kapan kau ada waktu?"

Mi Ka pun memberitahu jadwal piketnya selama beberapa hari ke depan dan Ke Lei pun bergegas mengecek jadwalnya sendiri... hingga akhirnya mereka sepakat untuk kencan lusa sore. (Aww, akhirnya, cinta mulai bersemi di antara mereka)

Dengan enggan Ke Lei pamit, tapi Mi Ka sengaja tak segera mematikan teleponnya dan menunggu tepat pada menit 1:43, baru dia matikan teleponnya dengan hati berbunga-bunga. (143 = I Love You)

Keesokan harinya, Qing Xia terbangun dan mendapati dirinya di kamar hotel dengan hanya mengenakan kimono. Dan tepat saat itu juga, Lu Feng masuk dengan membawa sarapan.

Jelas saja Qing Xia jadi salah paham dan langsung melempar bantal ke Lu Feng sambil mengatainya brengsek... tepat saat seorang pelayan hotel datang membawakan obat flu pesanan Lu Feng.

Mulai mengerti alasan kemarahan Qing Xia, Lu Feng langsung menunjukkan dua kunci kamar dan meyakinkan Qing Xia bahwa semalam dia tidur di kamar sebelah. Tapi dia tetap membawa kunci kamarnya Qing Xia karena khawatir terjadi sesuatu pada Qing Xia, soalnya semalam Qing Xia mabuk berat.

Qing Xia mabuk di bar miliknya, dia juga tidak tahu di mana rumahnya Qing Xia, makanya dia membawa Qing Xia ke hotel ini. Sedangkan masalah baju, dia membayar pelayan wanita untuk menggantikan bajunya Qing Xia.

"Sungguh?... Maaf. Aku benar-benar tidak sadar. Tidak ingat apa-apa."

"Kalau kau merasa bersalah, maka makanlah sarapan yang kupersiapkan khusus untukmu ini."

Saat Qing Xia ganti baju tak lama kemudian, Lu Feng membuatkan obat masuk angin untuknya. Qing Xia dengan canggung tanya apakah dia mengatakan hal-hal aneh atau melakukan hal-hal semalam.

"Saat mabuk kau memang cukup aneh... tapi imut."

Canggung, Qing Xia mengalihkan perhatiannya dengan memakan sarapannya. Qing Xia tak menyangka kalau Lu Feng ternyata pintar mengurus orang. Soalnya biasanya dia kelihatan kayak playboy serampangan.

Lu Feng mengaku kalau dulu dia pernah ikut tim penyelamat alam liar. Makanya dia tahu cara merawat orang. Wah! Hebat juga dia. Qing Xia kagum padanya.

"Oh yah? Kalau begitu kau lihat saja nanti, ke depannya akan semakin banyak kesempatan yang akan membuatmu semakin kagum padaku."

Bah! Qing Xia mulai tak nyaman mendengar gombalannya itu dan langsung menyatakan kalau dia sudah kenyang. Dia bahkan menolak obat masuk anginnya, dia sungguh tidak apa-apa kok. Tapi bagaimanapun, dia berterima kasih pada Lu Feng.

"Bagaimana cara berterima kasihnya?"

Qing Xia sontak melotot tegang mendengar pertanyaan itu. Tapi untungnya Lu Feng cukup pengertian juga dan hanya menuntut Qing Xia untuk mentraktirnya makan lain kali.

Qing Xia setuju lalu buru-buru pamit. Lu Feng ingin mengantarkannya, tapi Qing Xia tegas menolak. Dan masalah yang terjadi semalam, Qing Xia harap itu akan menjadi rahasia di antara mereka berdua saja. Lu Feng setuju.

Di rumah sakit, Chen Tao kaget bertemu Mi Ka sepagi ini di rumah sakit padahal hari ini dia piket malam. Mi Ka mengaku mau menghadiri seminarnya Dokter Shao lagi.

"Kau benar-benar fan setia Dokter Kepala Shao. Setiap seminarnya tidak ada yang kau lewatkan."

"Dokter Kepala Shao sangat sibuk, tapi setiap bulan dia tetap giat memberi seminar pada dokter rawat inap. Jika tidak mendengar (seminarnya) itu namanya bodoh."

"Betul juga... Eh! Siapa yang kau sebut bodoh?!"

Saat dia ke kantin, Mi Ka tak sengaja bertemu Yan Shan yang saat itu baru saja membeli dua gelas kopi. Pastinya yang satunya mau dia kasih ke Dokter Shao.

Tapi tepat saat itu juga, tiba-tiba terjadi gempa yang kontan saja membuat seluruh penghuni rumah sakit panik. Para pasien langsung berlarian keluar gedung, para tenaga medis pun sibuk luar biasa mengurus dan menenangkan semua pasien yang panik.

Orang-orang langsung mencari berita dan mendapati pusat gempa ada di Kabupaten Linan yang jaraknya sebenarnya cukup jauh dari kota mereka,  tapi gempanya 7,8 SR sehingga getarannya terasa sampai ke kota mereka.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam