Istri pria yang dihajar itu panik berusaha menyelamatkan suaminya sambil menelepon polisi. Tim SWAT yang mendengar keributan itu pun bergegas lari keluar.
Tapi bahkan sebelum mereka sempat beraksi, tiba-tiba ada seorang wanita yang melesat mendahului mereka dan menghajar para preman itu seorang diri, dan berhasil membekuk mereka dengan mudah.
Keahlian bela dirinya tampak sangat profesional, dia bahkan tahu betul tentang hukum membawa senjata bak seorang polisi. Polisi pun datang tak lama kemudian untuk menangkap para preman itu dan meminta wanita itu untuk ikut untuk memberikan keterangannya sebagai saksi. Tapi sebelum pergi, wanita itu sempat menatap tim SWAT.
Li Nian kagum juga sama wanita itu, wajahnya kalem tapi gerakannya gesit sekali. Ke Lei rasa dia rekan sejawat mereka dilihat dari teknik menangkapnya yang tampak profesional.
Mi Ka baru pulang dan hendak mengerjakan disertasinya tapi malah mendapati laptopnya tidak bisa dinyalakan sama sekali. Frustasi, dia pun curhat tentang masalah itu di medsosnya.
Ke Lei orang pertama yang melihat statusnya itu tepat saat Komandan Hao muncul untuk menyuruh Ke Lei membuat laporan tentang pelatihan yang berikutnya karena pelatihan yang Ke Lei pimpin sebelumnya, banyak dipuji tim lain, bahkan sekarang mereka juga menerapkan strateginya dan menginginkan peralatan mereka.
Ke Yao baru pulang saat Mi Ka tiba-tiba muncul membawakan semangkok buah ceri untuknya. Tapi Ke Yao tahu betul kalau tujuan utamanya sebenarnya mencari Ke Lei.
Maka dia memberitahu kalau Ke Lei sedang menjalani pelatihan khusus, jadi mungkin tidak akan pulang selama belasan hari.
"Aku tahu, dia sudah memberitahuku."
"Oh, sudah tahu tapi tetap ingin melihat-lihat dia ada atau tidak?"
Pfft! Mi Ka malu mendengarnya. "Bukan, aku hanya mengantarkan buah untukmu."
Ke Yao baru ingat sesuatu, lalu mengajak Mi Ka ke ruang belajarnya Ke Lei yang selama ini terlarang untuk dibuka. Ternyata di tempat itu, Ke Lei menyimpan banyak sekali koleksi mainan miniatur.
Tapi semua mainan ini bukan cuma sekedar mainan, mereka adalah prajuritnya Ke Lei. Dia sering membawa timnya kemari untuk melakukan simulasi adegan perampokan dengan menggunakan mainan-mainannya ini.
Ke Yao tahu kalau laptopnya Mi Ka rusak, makanya dia membawa Mi Ka kemari untuk menunjukkan komputernya Ke Lei. Mi Ka boleh menggunakan komputer ini, passwaord-nya adalah nama Ke Lei diketik dari belakang.
Mi Ka heran. "Bagaimana kau bisa tahu komputerku rusak?"
"Ke Lei yang bilang. Dia bilang kau mau menulis disertasi dan mencari data."
"Tapi... bagaimana dia bisa tahu?"
"Bagaimana dia bisa mengetahuinya... kau harus tanyakan sendiri padanya. Meski adikku itu pria yang tidak paham perasaan wanita, tapi kalau masalah perhatian, lumayan mengerikan juga. Terutama pada orang atau sesuatu yang penting baginya." Ujar Ke Yao penuh arti.
Ke Yao lalu pamit, tapi sebelum pergi, dia memperingatkan Mi Ka untuk tidak sembarangan menyentuh mainan-mainan itu. Kalau sampai rusak, Ke Lei pasti akan tidak akan tinggal diam karena semua mainan itu adalah benda kesayangan Ke Lei.
Mi Ka bilang oke, tapi baru juga satu menit, si ceroboh Mi Ka malah tak sengaja menyenggol mainan helikopter sampai hancur, dijatuhin dua kali lagi. Hadeh! Mika, Mika!
Selama beberapa hari berikutnya, Mi Ka dan Ke Lei sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Di waktu senggangnya, Mi Ka sebenarnya ingin menghubungi Ke Lei, tapi pada akhirnya dia mengurungkan niatnya dan mencoba memperbaiki mainan helikopter itu sendiri.
Pada saat yang bersamaan, Ke Lei juga sedang menggunakan mainan miniaturnya untuk membahas strategi penyergapan bersama Wen Bo.
Suatu hari, Mi Ka sedang makan hotpot sambil video call dengan Xiao Man saat Ke Lei mengirim chat, menanyakan tentang komputernya. Mi Ka jadi tidak konsen sama Xiao Man gara-gara kepikiran mainannya Ke Lei.
Mi Ka baru pulang kerja dan berniat mau menyewa sepeda, tapi entah kenapa semuanya tidak ada yang bisa dipakai. Tapi tepat saat itu juga, Dokter Shao muncul dan menawarinya tumpangan.
Tapi Dokter Shao perhatikan, Mi Ka sepertinya sedang ada masalah. Dia jadi penasaran apa masalah Mi Ka, katakan saja, siapa tahu dia bisa membantu.
Mi Ka mengaku kalau dia hanya agak lelah terutama karena belakangan ini dia sering lembur. Ditambah lagi cuaca yang sering mendung belakangan ini, jadi dia jarang kena matahari.
Ditambah lagi laptopnya rusak, banyak data penting yang hilang. Disertasi yang baru dia tulis setengah juga jadi tersendat. Sekarang ini sedang menulis disertasi yang berjudul 'Distribusi Bakteri Patogen dalam Cairan Serebrospinal Pada Pasien Dengan Infeksi Intrakranial Parah Setelah Operasi Kraniotomi dan Pengaruh Pengobatan'.
"Aku tidak bisa membantu masalah cuaca. Tapi tentang disertasi, aku bisa memberimu beberapa saran yang bagus."
"Terima kasih Dokter Kepala Shao."
Tapi sesampainya di apartemennya Mi Ka, Dokter Shao lupa ingin mengatakan sesuatu. Mi Ka juga sudah terlanjur masuk, akhirnya dia cuma mengirim link sebuah situs yang bisa membantu disertasinya Mi Ka. Mi Ka senang banget.
Hari ini Lu Feng mendatangi markas SWAT dan tanding basket sama mereka. Dia dengan lantang memberitahu Ke Lei bahwa saat menjemput Mi Ka kemarin, dia bertemu Qing Xia... Dia tertarik pada Qing Xia dan ingin mengejarnya.
Wen Bo yang hampir saja berhasil menembak bolanya, sontak kehilangan konsentrasi gara-gara ucapan Lu Feng itu. Ke Lei pun jadi prihatin sama Wen Bo.
Lu Feng tahu kalau Qing Xia sedang mengejar Wen Bo sekarang. Tapi Qing Xia bilang kalau Wen Bo mengabaikannya. Makanya Lu Feng ingin mencobanya.
"Bagaimana, Wen Bo? Apa kau tertarik padanya? Jika tidak, maka aku akan mengejarnya."
Tapi dasar Wen Bo, jelas-jelas masalah ini sangat memengaruhinya perasaan dan pikirannya, dia bahkan sampai gagal menembak bolanya, tapi tetap saja dia keras kepala mengklaim kalau dia dan Qing Xia tidak ada hubungan apa-apa.
Setelah menonton Go Go Squid (Drama ini suka banget sama drama itu yah, hehe) Ibunya Wen Bo tiba-tiba mendapat inspirasi lalu meminta Wen Bo untuk membelikannya dua tiket bioskop dengan alasan bosan sendirian di rumah. Dan mumpung sekarang akhir pekan, jadi Wen Bo kan bisa menemani Ibu nonton.
Tapi Ibu menuntut Wen Bo untuk memberikan satu tiket padanya dengan alasan mau beli oleh-oleh dulu, jadi Wen Bo tidak usah menjemputnya nanti. Wen Bo dengan polosnya mempercayainya dan memberikan satu tiket padanya. Padahal begitu Wen Bo pergi, Ibu langsung menelepon Qing Xia.
Wen Bo sudah menunggu di depan bioskop, tapi ibunya masih juga belum kelihatan. Saat dia menelepon, Ibu malah menyuruhnya masuk duluan. Tapi yang paling tak disangkanya, setibanya di kursinya, dia malah mendapati Qing Xia yang duduk di kursi sampingnya.
Qing Xia juga tak menyangka akan bertemu Wen Bo di sini, tapi dia senang-senang saja dan langsung paham bahwa ibunya Wen Bo yang mengatur mereka bertemu di sini.
Tapi Wen Bo tak senang dan berniat mau berbalik pergi, tapi Qing Xia dengan cepat menariknya kembali sambil mengingatkan Wen Bo untuk menuruti keinginan orang tua saja, sekalian temani dia nonton. Tapi Wen Bo tampak tegang banget.
"Aku ini bukan siluman laba-laba, apa kau takut aku akan memakanmu di dalam bioskop?" Goda Qing Xia.
Dia punya dua botol minuman, tapi Wen Bo dingin menolak. Qing Xia benar-benar heran sama dia, kenapa hari ini Wen Bo dingin sekali padanya.
"Kalau lain kali ibuku menganggumu dengan cara begini lagi, kau tidak perlu hiraukan dia."
"Aku tidak merasa terganggu. Justru aku merasa ini lumayan bagus."
Wen Bo mau ngomong lagi, tapi Qing Xia dengan cepat memotongnya. Dia tahu Wen Bo mau bilang apa, dia pasti mau bilang bahwa mereka berdua tidak cocok. Qing Xia nggak mau dengar!
"Kita berdua cocok atau tidak, biar aku sendiri yang menentukannya."
"Bukan. aku... kalau dipikir..."
"Ssst! Filmnya sudah mulai."
Bersambung ke part 2
2 Comments
Lanjut....
ReplyDeleteLanjuuuut...semangaaattt..
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam