Sinopsis You Are My Hero Episode 11 - 2

Qing Xia lagi-lagi datang ke markas SWAT, kali ini membawakan cupcake untuk semua orang. Semua orang langsung rebutan dengan antusias, tapi hanya Wen Bo seorang yang reaksinya lempeng seperti biasanya.

Dia malah makin cemberut saat semua rekannya menggodainya dan Qing Xia. Dia langsung menyeret Qing Xia menjauh dan mengembalikan sisa kuenya sambil menegaskan bahwa tempat ini untuk latihan, bukan untuk makan dan minum.

"Memangnya kenapa kalau makan sedikit kue di jam istirahat? Lagipula aku beli banyak. Makanya aku berikan pada mereka untuk dicicipi."

Tapi Wen Bo masih saja keras kepala menolaknya dan mengembalikan kue-kue itu padanya. Kesal, Qing Xia menegaskan bahwa dia tidak membeli kue-kue ini untuk Wen Bo seorang, dia mentraktir semua orang. Jadi Wen Bo tidak punya hak untuk menolak.

Dia langsung pergi sebelum Wen Bo sempat mengatakan apapun lagi. Halah! Aslinya Wen Bo mau juga, cuma gengsi. Bahkan saat para rekannya meminta kue-kue itu darinya, dia mendadak posesif.

Sedetik kemudian dia baru ingat dengan gengsinya dan akhirnya dia berikan juga semua kue-kue itu. Tapi... dia juga menuntut mereka untuk menyisakan dua biji untuknya dan memakannya dengan bahagia saat dia sendirian di kamar.

Dalam perjalanan, Mi Ka dan Ke Lei berbasa-basi dengan menanyakan kegiatan masing-masing di hari libur. Ke Lei ingin mengenalnya lebih jauh, jadi dia terus tanya ini-itu. Tapi caranya bertanya malah membuat Mi Ka merasa kalau dia sedang diinterogasi bak penjahat.

Tiba-tiba Mi Ka menanyainya tentang lukisan-lukisan, persis seperti pertanyaan-pertanyaan yang diajukan gadis yang mau dijodohkan sama dia kemarin. Mi Ka dengar bulan depan akan ada pameran lukisan Oscar Claude Monet.

Ke Lei dengan malu-malu mengaku kalau kemarin dia dipaksa kencan buta sama kakaknya. Dan gadis itu juga menanyakan pertanyaan yang sama persis seperti Mi Ka. Tapi Mi Ka tidak usah berpikir berlebihan, dia jamin kencan butanya pasti gagal.

"Aku lebih suka dengan (wanita) yang kusukai sendiri." Ujar Ke Lei.

Mi Ka tersipu malu mendengarnya. Jika kemarin dia menjawab si gadis dengan dingin dan pura-pura seolah dia tidak mengerti seni, sekarang Ke Lei justru menjawab pertanyaan Mi Ka dengan serius.

Jelas dia sebenarnya mengerti seni lukisan, dia bahkan pernah ke Perancis dan melihat lukisan les Nympheas karya Oscar Claude Monet. Apa Mi Ka mau pergi ke sana? Bagaimana kalau dia menemani Mi Ka?

"Baiklah. Aku belum pernah pergi ke luar negeri."

"Aku juga waktu kecil saja sering pergi ke luar negeri."

Ke Lei mengaku bahwa profesi orang tuanya ada hubungannya dengan profesinya Mi Ka. Mereka bekerja sebagai agen peralatan medis, makanya sewaktu dia kecil, dia sering punya kesempatan pergi ke luar negeri.

Mi Ka mengaku bahwa dia sudah beberapa tahun tidak merayakan imlek di rumah sejak dia masuk fakultas kedokteran. Ayah dan ibunya menjalankan sebuah restoran di kampung halaman mereka. Mereka cukup sibuk, jadi tidak ada waktu untuk mengurusinya.

"Kita mau ke mana sekarang?" Tanya Mi Ka mengalihkan topik.

"Di pinggiran kota sebelah barat, ada taman bunga Lavender yang sangat indah. Aku akan mengajakmu melihatnya."

Dia lalu nyerocos mencoba menjelaskan tentang tempat itu dan makna dari bunga Lavender yang romantis, tapi dia tidak hapal dan langsung ngintip contekan di tangannya. Hehe. Mi Ka geli melihat itu.

Tapi tepat sesampainya di sana, hujan tiba-tiba mengguyur deras dan tempatnya juga tutup. Yah, gagal deh kencannya. Ke Lei sebenarnya sudah menyiapkan rencana B untuk makan bersama di restoran yang hits.

Tapi tiba-tiba dia mendapat telepon dari Komandan Hao yang memanggilnya untuk tugas sekarang juga. Hadeh! Gagal total deh kencan mereka. Keduanya sama-sama kecewa karena hal ini. Ke Lei benar-benar tak enak padanya, tapi Mi Ka berusaha mengerti dan tak mempermasalahkannya.

Akhirnya Ke Lei terpaksa menurunkan Mi Ka di tengah jalan, di tengah derasnya hujan, seorang diri. Dia hanya memberikan jaketnya pada Mi Ka dan menyuruh Mi Ka untuk menunggu di sini, dia akan mengirim orang untuk menjemput Mi Ka nanti. Ke Lei lalu pergi meninggalkannya sendirian.

Lu Feng sedang menggodai pelatih tinjunya yang seorang wanita cantik dan berhasil menaklukkannya dengan mudah (Katanya fokus karir, nyatanya masih playboy juga). Tapi tiba-tiba dia mendapat telepon dari Ke Lei yang menyuruhnya untuk menjemput Mi Ka sekarang juga, terpaksalah Lu Feng harus membatalkan acara kencannya dengan si pelatih cantik.

Mi Ka yang tidak tahu kalau Lu Feng akan datang, langsung menelepon Qing Xia dan meminta Qing Xia menjemputnya. Qing Xia datang tak lama kemudian pakai taksi, tapi tepat saat mereka hendak pergi, Lu Feng datang menjemputnya.

Lu Feng langsung mengenali Qing Xia soalnya dia selalu menonton acaranya Qing Xia, dia suka banget sama Qing Xia. Kedua wanita itu menolak tawaran tumpangan mobilnya dengan sopan, tapi Lu Feng ngotot menolak penolakan mereka, apalagi ini tugas yang diberikan Ke Lei padanya.  

Dia bahkan langsung membayari taksinya Qing Xia sehingga kedua wanita itu tak bisa menolaknya lagi. Saat Qing Xia mengeluhkan tentang Ke Lei, Lu Feng berkata bahwa SWAT memang harus selalu siaga 24 jam, harus selalu siap menerima perintah dan harus segera pergi begitu ada tugas.

"Menjadi pacar SWAT memang agak menderita."

Mi Ka canggung mendengar ucapan Lu Feng itu. Tapi dengan cepat Lu Feng mulai ganti haluan mempromosikan tentang dirinya sendiri pada Qing Xia, bahwa dia beda dari Ke Lei dan dia akan selalu siap datang jika pacar memanggilnya setiap saat. Tapi Qing Xia bahkan tak mendengarkannya dan fokus menyeka kepala Mi Ka yang basah.

Mereka bertiga lalu makan bersama di restoran yang dari dulu ingin dikunjungi kedua wanita itu. Lu Feng dengan senang hati memberitahu mereka bahwa dia mengenal pemilik restoran ini, jadi jika kapan-kapan mereka ingin makan di sini lagi, mereka boleh menghubunginya, dia akan membantu mereka membooking ruang VIP.

Dia lalu mulai bercerita pada mereka tentang Ke Lei semasa mereka masih belajar di Akademi Kepolisian dulu. Mi Ka penasaran alasan Ke Lei masuk ke Akademi Kepolisian.

Lu Feng bercerita bahwa keahlian olahraga utama di SMA mereka dulu adalah berenang dan menembak. Ke Lei pernah menjuarai kompetisi menembak nasional, dia juga mahir dalam keempat gaya renang. Setiap tahun selalu berpartisipasi dalam pertandingan olahraga.

Lalu suatu hari, Universitas Keamanan Publik Rakyat Tiongkok datang ke SMA mereka untuk merekrut murid. Dia dan Ke Lei diminta oleh pelatih untuk mengikuti ujian tersebut. Begitu mereka melihat nilainya Ke Lei, dia langsung direkrut.

"Lalu bagaimana denganmu?" Tanya Qing Xia.

"Aku? Aku ditipu olehnya. Dia bilang kalau aku tidak akan lulus ujian. Aku bilang, atas dasar apa? Meskipun kau juara dalam segala hal, tapi aku juga tidak seburuk itu. Lalu kemudian, aku juga diterima. Tapi setelahnya, dia baru berkata kalau dia merasa bosan kalau dia pergi ke Akademi Kepolisian sendirian, jadi dia memintaku untuk menemaninya."

Qing Xia penasaran. "Apakah kalian dan Shu Wen Bo juga satu sekolah?"

Tidak. Wen Bo dulunya adalah pasukan khusus lalu direkrut khusus ke dalam tim kepolisian. Dia baru mengenal Wen Bo saat di tim kepolisian. Wah! Hebat juga Wen Bo. Qing Xia jadi tambah suka sama dia.

"Jadi... apa kau benar-benar pernah menjadi SWAT?" Tanya Mi Ka.

"Tentu saja. Sebelum lulus dari Akademi Kepolisian, ada perekrutan SWAT. Aku dan Xing Ke Lei sama-sama diterima. Tapi kemudian, aku dipaksa ibuku untuk mengundurkan diri."

Tapi menurut Qing Xia, tampangnya Lu Feng sama sekali tidak menunjukkan kalau dia seorang SWAT. Tidak seperti Wen Bo yang begitu berdiri, seluruh tubuhnya memancarkan aura keadilan.

Lu Feng heran mendengarnya, sedari tadi Qing Xia menyebut-nyebut Wen Bo terus. Apa hubungan mereka akrab? Qing Xia mengiyakan. Mi Ka geli mendengarnya, lebih dari akrab malah.

"Yah benar, lebih dari akrab. Aku sekarang sedang mengejarnya, kenapa?"

Lu Feng ngakak mendengarnya. "Kau mengejarnya? Apa kau salah makan obat?"

Qing Xia merasa kalau dia memang salah minum obat. Coba lihat dia. Cantik, baik hati, bermartabat, murah hati, pekerjaan stabil, mandiri secara finansial, punya rumah, punya mobil. Dengan berbagai kelebihan yang dia miliki ini, bisa-bisanya Wen Bo tidak menyukainya? Nggak masuk akal, kan?

"Benar. Masa dia rela menolak gadis secantik dan sehebat dirimu. Terlalu tidak masuk akal."

Menurut Mi Ka, Qing Xia hanya belum pernah ditolak oleh orang lain. Tiba-tiba ada orang yang nyuekin dia dan Qing Xia langsung heboh merasa ada yang salah. Wen Bo itu sangat polos, jangan mempermainkannya.

"Aku tidak percaya kalau aku tidak bisa mendapatkannya."

Lu Feng setuju sama Mi Ka, si manusia kaku Wen Bo itu belum pernah pacaran. Dia selalu menanggapi segalanya dengan serius.

"Siapa suruh dia menyetrumku pada saat pertama kali kami beremu."

"Dia menyetrummu? Menyetrum apanya?"

Mi Ka pun memberitahu Lu Feng tentang bagaimana dulu Wen Bo benar-benar menyetrum Qing Xia dengan sarung tangan elektrik. Dan gara-gara itu, Qing Xia terus bersikeras kalau Wen Bo 'menyetrumnya' (setruman cinta). Lu Feng geli mendengarnya.

Keesokan paginya, Mi Ka baru selesai dengan pekerjaannya dan memutuskan untuk istirahat di ruang tugas. Tapi baru juga tidur sebentar, tiba-tiba seorang perawat membangunkannya karena ada pasien.

Tapi saat Mi Ka mengecek HP-nya, dia mendapati ada pesan dari Ke Lei yang kontan membuat mood-nya bangkit kembali. Ke Lei pun bahagia saat Mi Ka membalas pesannya tak lama kemudian.

Sambil berbelanja di mini market, Luo Ting terus menggerutu tentang pelatihan mereka yang tiada henti, mereka bahkan tidak punya waktu istirahat gara-gara itu.

"Kau kan sekarang lajang, apa sangat penting bagimu istirahat atau tidak. Kapten kita baru saja berpacaran sama Mi Ka, lalu sekarang tidak bisa bertemu satu sama lain selama berhari-hari." Ujar Li Nian. (Err... mereka kan belum resmi pacaran, tapi Ke Lei diam saja dan tak repot-repot menjelaskannya)

Di luar, tiba-tiba ada dua mobil yang hampir tabrakan gara-gara rebutan tempat parkir yang tersisa. Pria pertama tidak terima tempat parkirnya mau direbut dan langsung memprotes mobil kedua.

Tapi para pria mobil kedua yang jelas-jelas preman itu, sontak main hajar seenaknya. Dan suara keributan mereka terdengar oleh tim SWAT.

Bersambung ke episode 12

Post a Comment

0 Comments