Sinopsis You Are My Hero Episode 11 - 1

Mi Ka penasaran, jika situasinya seperti insiden kemarin, apakah mereka bisa memilih untuk menembak?


Ke Lei berkata bisa. Sama seperti petugas medis yang akan tetap mengobati seorang penjahat yang terluka, polisi juga sama. Tak peduli seberat apapun kesalahan yang dilakukan penjahat, asalkan ada secercah harapan, mereka tetap harus memperlakukan setiap nyawa dengan hati-hati.

Mengalihkan topik, mereka pun mulai makan. Mi Ka penasaran kapan Ke Lei kembali ke timnya. Ke Lei berkata kalau dia libur 3 hari, jadi dia tidak akan kembali ke tim malam ini.

Tapi dia tidak menjelaskan apapun lebih jauh, dan terang saja ucapan ambigunya itu membuat Mi Ka mendadak jadi gugup, mengira Ke Lei mau menginap di sini.

Saking gugupnya, dia sampai menolak minum lagi, menyatakan kalau dia sudah kenyang lalu bergegas menghindar ke toilet untuk menenangkan diri dan perasaannya.

Saat dia kembali tak lama kemudian, dia malah mendapati Ke Lei sudah membersihkan semuanya. Cepat sekali, Mi Ka sampai bingung dibuatnya. Tapi tiba-tiba Ke Lei tanya apa yang mau dia lakukan malam ini.

"A-aku... tidak melakukan apa-apa malam ini. Ma-mau tidur." Gugup Mi Ka.

Apalagi Ke Lei malah semakin mendekatinya, membuat Mi Ka terpaksa harus mundur dalam usahanya menghindarinya... hingga dia terpojok ke tembok dan Ke Lei langsung menguncinya. Persis seperti adegan di drama Go Go Squid yang ditonton Ke Lei dulu.

Mi Ka jadi semakin gugup dibuatnya. Ke Lei pun sama gugupnya saat dia mengaku bahwa dia masih merasa sangat bersalah atas mutasinya Mi Ka ke IGD.

"Itu tidak ada hubungannya denganmu, untuk apa merasa bersalah?"

Menatapnya dengan intens, Ke Lei tiba-tiba mendekatkan wajahnya. Mau mencium Mi Ka, kah? Mi Ka langsung menutup mata saking gugupnya. Tapi ternyata Ke Lei cuma mau memencet saklar lampu yang berada di belakang Mi Ka lalu pergi. (Hah? Cuma gitu doang?) Tapi tak pelak itu membuat mereka berdua jadi berbunga-bunga.

Keesokan harinya saat Mi Ka hendak berangkat kerja, Ke Lei mendadak memanggilnya, jelas sudah menunggunya sedari tadi lalu menawarkan diri untuk mengantarkannya ke rumah sakit. Dia beralasan kalau dia juga mau ke sana untuk mengganti perbannya. (Rajin sekali pagi-pagi ke rumah sakit, Kapten. Hehe)

Di rumah sakit, Yan Shan sengaja tidak langsung masuk demi menunggu kedatangan Dokter Shao. Dan begitu Dokter Shao muncul, dia langsung pura-pura tak sengaja bertemu dan sok perhatian banget sama dia.

Tapi kemudian tak sengaja mereka bertemu Mi Ka dan Ke Lei, dan Dokter Shao langsung mengundang Mi Ka ke rumahnya nanti malam. Karena Dokter Shao juga tidak menjelaskan secara spesifik, Mi Ka awalnya jadi agak ragu.

Tapi kemudian Dokter Kepala Wei datang dan menanyakan jadwal perkumpulan nanti malam di rumahnya Dokter Shao. Ternyata itu acara perkumpulan para dokter spesialis, Mi Ka pun langsung setuju tanpa ragu.

Yan Shan jelas cemburu, apalagi Dokter Shao hanya mengundang Mi Ka seorang. Bahkan saat dia mencoba membujuk Dokter Shao agar dia juga ikut, Dokter Shao langsung menolak.

Perbannya Ke Lei sudah diganti, Mi Ka pun pamit masuk kerja. Tapi tepat setelah Mi Ka pergi, Ke Lei mendengar Yan Shan mengeluh lantang tentang Dokter Shao yang selalu memperlakukan Mi Ka dengan lebih baik.

Tepat saat itu juga, dia ditelepon Ke Yao yang tiba-tiba mengajaknya makan malam bersama. Err... tapi setibanya di sana, mereka ternyata tidak makan berdua saja karena Ke Yao juga mengundang seorang gadis muda, jelas mau dijodohin sama Ke Lei.

Gadis itu antusias banget memuji-muji SWAT yang menurutnya terlihat sangat keren saat melaksanakan tugas. Ke Lei jelas tidak suka dan langsung melempar tatapan setajam silet pada Ke Yao sambil menanggapi komentar gadis itu dengan sinis.

Ke Yao sontak kesal menginjak kaki Ke Lei di bawah meja. Dia memberitahu Ke Lei bahwa gadis ini mempelajari seni. Gadis itu mencoba tanya-tanya tentang seni lukisan sama Ke Lei, tapi Ke Lei tetap menanggapinya dengan dingin, mengklaim kalau dia tidak mengerti apa-apa tentang seni sambil terus menatap kakaknya dengan kejam.

Usai makan tak lama kemudian, Ke Lei langsung memprotes Ke Yao, tidak terima dijodoh-jodohin semacam ini. Lagian dia dan gadis itu jelas-jelas nggak nyambung sama sekali. Mereka tidak berasal dari satu dunia yang sama.

"Lalu siapa yang satu dunia denganmu?... Yang berada di seberang pintu rumah kita?" (Hah? Jadi rumahnya Ke Yao dan Ke Lei tetanggaan?)

Ke Lei kaget, kok Ke Yao bisa tahu? Jelas lah Ke Yao tahu. Tidak mungkin Ke Lei mencuri semua masker wajahnya kalau bukan untuk diberikan pada wanita.

Asal Ke Lei tahu saja, kepulangannya kali ini bukan cuma untuk urusan pekerjaan, melainkan juga mengemban misi dari ibu mereka. Ibu bilang bahwa di antara mereka berdua, harus ada satu yang menikah. Jika tidak, maka Ibu akan pulang untuk menangani masalah ini sendiri.

"Kalau mau menikah, kau saja yang menikah. Kau kan sudah berumur."

Ke Yao jelas tersinggung mendengarnya. Baiklah, dia yang akan menikah dan melahirkan anak. Tapi sebagai gantinya, Ke Lei harus mengundurkan diri dari SWAT dan mengambil alih perusahaan keluarga mereka. Pfft!

Ke Lei mendadak panik, jelas dia tidak mau dan langsung menawarkan ide lain agar mereka berdua bekerja sama melawan ibu mereka.

Setibanya di depan gedung apartemen mereka, tak sengaja mereka melihat Mi Ka yang baru diantarkan pulang sama Dokter Shao dari acara perkumpulan para dokter.

Ke Yao yang penasaran, langsung menyusul Mi Ka dan nyelonong masuk begitu saja dengan muka seram yang jelas saja membuat Mi Ka kebingungan. Dan di sanalah dia akhirnya menemukan beberapa barang-barangnya yang hilang, termasuk masker wajahnya dan setrika gantungnya.

Pantas saja belakangan ini barang-barang di rumahnya seperti tumbuh kaki dan menghilang entah ke mana. Ternyata semuanya ada di sini.

"Bagaimana? Apa rumah ini memuaskan?" Tanya Ke Yao.

Mi Ka belum jawab, malah Ke Lei duluan yang bicara sampai Ke Yao harus menegurnya untuk diam. Dia menunggu jawaban Mi Ka dengan ekspresi kejamnya yang jelas saja membuat Mi Ka jadi gugup banget.

Dengan tergagap dia menjawab puas dan menjelaskan segalanya dengan detil tentang bagaimana awal mula dia menyewa rumah itu. Dia bahkan meyakinkan Ke Yao kalau dia benar-benar tidak tahu bahwa rumah ini adalah rumahnya Ke Lei.

Penjelasannya terdengar seolah dia takut Ke Yao salah paham sama dia, mungkin dia mengira Ke Yao itu kekasihnya Ke Lei atau semacamnya. Dia bahkan gugup luar biasa saat Ke Yao hendak memperkenalkan dirinya dengan lambat bin dramatis.

"Perkenalkan, aku adalah... Xing Ke Yao... Kakaknya Xing Ke Lei."

Mi Ka langsung bisa bernapas lega mendengarnya. Ke Yao pun mulai berubah ramah pada Mi Ka saat dia mengaku kalau dia sudah mendengar segalanya tentang Mi Ka dari Ke Lei. Bahwa Ke Lei menyewakan rumah ini pada Mi Ka dan bahwa dia adalah instrukturnya Mi Ka.

Ke Yao mengaku bahwa dulu juga dia belajar kedokteran seperti Mi Ka. Tapi pada akhirnya dia tidak menjadi dokter demi mengelola perusahaan keluarga. Mi Ka boleh panggil dia jika Mi Ka butuh bantuan apapun, dia tinggal di seberang pintu. Mi Ka juga boleh memakai barang-barangnya

Ke Yao lalu pamit. Tapi sebelum Ke Lei ikut pergi juga, dia diam-diam mengajak Mi Ka untuk jalan-jalan besok, mumpung besok Mi Ka lagi libur.

Mi Ka langsung menghubungi Xiao Man untuk menceritakan kejadian tadi padanya. Dia benar-benar gugup banget tadi, dia pikir kalau wanita itu pacarnya atau istrinya Ke Lei. Tatapannya sungguh menyeramkan.

Xiao Man geli mendengarnya. "Apa sekarang kau merasa seperti simpanan yang tertangkap oleh istri besar?"

"Simpanan apa? Aku bahkan belum pernah pacaran." Sangkal Mi Ka sambil sibuk mau pakai masker.

Xiao Man tercengang melihatnya, tumben sekarang Mi Ka mulai pakai masker. Biasanya Mi Ka bahkan tidak pernah bercermin. Ada apa nih?

"Aku... mau pergi jalan-jalan dengan teman besok."

"Xing Ke Lei?"

"Bukan, rekan kerja rumah sakit." Bohong Mi Ka.

"Benarkah?"

Mi Ka buru-buru beralih topik menanyakan pengobatannya Xiao Man. Xiao Man meyakinkan kalau dia baik-baik saja. Ibunya sudah pulang, jadi dia di sana sendirian, tapi ada relawan yang merawatnya.

"Baguslah kalau begitu. Kau harus patuh. Jaga dirimu baik-baik, yah."

"Baiklah. Kalau begitu, semoga besok jalan-jalanmu dengan 'temanmu' menyenangkan." Goda Xiao Man.

Tim SWAT tiba-tiba mendapat pesan dari Ke Lei di grup chat. Awalnya mereka mengira Ke Lei memberi mereka tugas, tapi ternyata Ke Lei cuma tanya tentang tempat jalan-jalan terbaik buat ngajak cewek.

Tapi alih-alih memberikan jawaban yang Ke Lei butuhkan, mereka malah heboh menggosip dan tanya-tanya ini-itu tentang ceweknya Ke Lei. Apakah akhirnya mereka akan punya kakak ipar? Siapa wanita itu? Li Nian dengan geli mengingatkan bahwa tidak ada satupun dari mereka yang bisa memberi jawaban, soalnya mereka semua jomblo.

Terpaksalah Ke Lei harus men-googling tentang tempat-tempat hits untuk kencan. Tapi hasil pencariannya ada banyak banget, Ke Lei jadi tambah bingung. Tapi kemudian dia punya ide lain lalu menghubungi temannya yang bernama Lu Feng.

Mereka bertemu tak lama kemudian di bar dan Lu Feng langsung menggodai Ke Lei. Sepertinya Lu Feng dulunya juga pernah belajar di Akademi Kepolisian bersama Ke Lei, tapi sekarang dia punya perusahaan sendiri.

Lu Feng malah jual mahal, menolak memberinya jawaban dengan gaya bossy-nya. Ke Lei jadi kesal dan langsung memitingnya hingga akhirnya Lu Feng menyerah dan merekomendasikan sebuah tempat yang romantis buat kencan... Taman Bunga Lavender.

Hmm, kayaknya dia pengalaman banget dalam hal seperti ini. Ke Lei yakin kalau Lu Feng pasti sering membawa cewek ke tempat ini. Lu Feng mengklaim kalau dia ke sana cuma buat survei, demi bisnis.

Ke Lei tak percaya. "Beberapa tahun ini, pacar yang kau bawa tidak pernah sama. Cowok brengsek."

"Itu kan sudah berlalu. Siapa yang tidak pernah gila di masa muda. Tapi sekarang aku sudah berbeda. Aku fokus mengejar karir."

"Aku ingin lihat siapa kelak (wanita) yang akan menerimamu."

"Jangan bicarakan aku. Bukankah selama ini kau, Xing Ke Lei, dijuluki insulator cinta? Kali ini kenapa? Tersengat listrik cinta?"

"Pelayan! Dia bayar!" Ujar Ke Lei lalu langsung pergi meninggalkan Lu Feng.

Keesokan harinya, Mi Ka heboh mengeluarkan semua bajunya tapi masih bingung harus pakai yang mana. Sementara itu, Ke Lei juga sedang bersiap-siap, dan lagi-lagi, dengan cara merampok semua makanan kakaknya buat bekal. Hehe.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam