Sinopsis You Are My Hero Episode 9 - 2

Usai mengecek kondisi para pasien, Dokter Shao memberi beberapa instruksi pada para anak buahnya. Tapi hanya Yan Shan seorang yang diminta datang ke kantornya.

Yan Shan jelas senang mendengarnya dan langsung mengikutinya dengan antusias. Bahkan dengan senang hati dia memberitahu bahwa dia membuatkan sekotak biskuit untuk Dokter Shao, buat sarapan.

Tapi Dokter Shao tidak senang dengan itu. "Kemarin berapa lama waktu yang kau habiskan untuk menulis rekam medis?"

"Satu jam."

"Untuk tes bulan ini, apakah setiap hari kau menjadwalkan waktu untuk belajar?"

"Kalau ada waktu luang, aku akan membaca buku."

Dokter Shao tak percaya mendengarnya. Dia belajar hanya kalau ada waktu luang, tapi punya banyak waktu untuk membuat sekotak biskuit? Jia Li kebetulan lewat saat itu, Dokter Shao langsung memanggilnya lalu memberikan sekotak biskuit itu padanya.

"Energi dan waktu yang kau miliki, seharusnya dipakai untuk hal yang tepat."

Yan Shan kecewa dan kesal mendengarnya. "Aku mengerti."

"Jangan hanya bilang mengerti padaku, tapi lakukanlah. Kalau tidak, itu hanya omong kosong yang pada akhirnya tidak akan membuat hati siapapun tergerak kecuali dirimu sendiri. Baik makanan organik, bubur milet, maupun biskuit hari ini, terima kasih atas perhatianmu. Kembalilah bekerja."

Saat Mi Ka pulang, tiba-tiba saja sudah ada keset dan setrika gantung padahal dia belum beli. Aneh sekali dari mana semua barang-barang ini? Penasaran, Mi Ka langsung menghubungi Chen Tao yang memberitahunya bahwa setrika gantung itu adalah milik si pemilik rumah yang ditinggalkan di rumah lama. Berhubung tidak dipakai sama orangnya dan kebetulan Mi Ka butuh juga, jadi Mi Ka pakai saja.

Sedangkan kesetnya, Chen Tao mengklaim bahwa keset itu ada di dalam lemari, Mi Ka saja yang tidak melihatnya, jadi Chen Tao keluarkan keset itu untuknya.

"Kebetulan sekali." Heran Mi Ka.

"Memangnya kebetulan itu tidak bagus. Aku rasa kau ini aneh, sudah mendapatkan hal sebaik ini, malah curiga nggak jelas. Lagipula, kau kan tidak tinggal gratis di sana. Hal-hal yang harus kau kerjakan dan harus kau bayar, tetap harus dikerjakan, betul tidak?"

Iya sih, tapi tetap saja aneh. Bagaimana bisa apa-apa yang dia inginkan, terwujud semua? Tak tahu lagi bagaimana harus menjawabnya, Chen Tao buru-buru mengakhiri teleponnya dengan alasan sibuk.

Dan yang lebih aneh lagi, sejak saat itu, apapun yang dia butuhkan, entah bagaimana selalu terwujud. Saat dia merasa lehernya pegal, tiba-tiba ada paketan alat pijat menunggu di depan pintunya.

Saat magic com-nya rusak, mendadak dia mendapat paketan magic com baru. Dan yups, semua itu sebenarnya kiriman dari Ke Lei. Tapi Mi Ka tidak mengetahuinya dan jelas jadi semakin bingung dengan semua ini.

Dia langsung menelepon Chen Tao, curiga kalau Chen Tao ngasih tahu pemilik rumah ini kalau magic com-nya rusak. Chen Tao mengakuinya, dia memang ngasih tahu pemilik rumah.

"Orang ini kenapa baik sekali. Kalau begitu, kau wakili aku berterima kasih padanya. Atau kau berikan nomor teleponnya padaku, biar aku sendiri yang hubungi dia untuk berterima kasih secara langsung."

Chen Tao spontan menolak, biar dia sendiri saja yang menyampaikannya. Dalam flashback, dia memang diminta Ke Lei untuk membantunya menyewakan rumah itu pada Mi Ka. Tapi syaratnya, Chen Tao dilarang memberitahu Mi Ka. Dia juga menyuruh Chen Tao untuk memberitahunya jika Mi Ka butuh apa-apa. Dan sebagai balasannya, Ke Lei janji akan mentraktir Chen Tao makan sebulan penuh.

Suatu hari, Chen Tao mengirim pesan ke Ke Lei, memberitahu bahwa Mi Ka kehabisan masker wajah. Dan seketika itu pula, Ke Lei mewujudkan kebutuhan Mi Ka itu, tapi dengan cara nyolong masker punya kakaknya. (Wkwkwk! Modal dong, Kapten!)

Berhubung maskernya ada banyak dan Ke Lei bingung, jadi sekalian saja dia colong semuanya, tapi malah ketahuan sama Ke Yao yang sudah berdiri di depan pintu sambil tersenyum lebar.

"Sedang apa?"

"Anu... akhir-akhir ini kulitku agak kering. Buat melembabkan." Ujar Ke Lei lalu pergi membawa semua masker itu dengan tampang tanpa dosa.

Dan terang saja keberadaan masker yang muncul secara ajaib di rumahnya itu, membuat Mi Ka lama-lama jadi ketakutan. Dia langsung menelepon Qing Xia soalnya dia yakin pemilik rumahnya adalah seorang penguntit.

Qing Xia juga merasa ini sangat aneh dan mencurigakan. Mungkin si pemilik rumah ini sedang mengintip Mi Ka. Sebenarnya Qing Xia sudah merasa ada yang tidak beres sejak pertama kali Mi Ka bilang mau menyewa rumah ini. Masa rumah sebesar ini, harga sewanya semurah itu. Kan aneh.

Jangan-jangan si pemilik rumah memasang kamera CCTV kecil di dalam rumah ini. Dia pasti menyimpan rahasia... di dalam ruang belajar yang terlarang untuk dibuka itu.

Tapi Mi Ka tak yakin. Contohnya masalah masker ini. Dia cuma pernah membahasnya di rumah sakit, dia cuma bilang sama Xiao Xiao dan Chen Tao bahwa kulitnya kering dan butuh pakai masker.

AH! Qing Xia tahu! Pasti si Chen Tao! Chen Tao pasti suka sama Mi Ka dan sedang berusaha mengejar Mi Ka. Pfft! Semuanya masuk akal. Chen Tao yang menyewakan rumah ini dengan harga semurah itu, Chen Tao yang tahu di mana Mi Ka tinggal, Chen Tao juga tahu password rumah ini, dan Chen Tao juga tahu kesulitan apa yang Mi Ka alami, makanya Chen Tao membawakan semua barang-barang ini untuk Mi Ka.

"Tidak mungkin. Chen Tao suka sama Xu Yan Shan, seluruh dunia juga tahu itu. Lagipula, Chen Tao tidak mungkin punya rumah, dia tinggal bersama orang tuanya. Tidak mungkin ini rumahnya."

"Kalau begitu, dia pasti menyewa dari temannya. Kalian berdua ada di satu departemen, setiap hari bertemu dari pagi sampai malam. Mungkin saja lama kelamaan jadi jatuh hati."

Qing Xia yakin banget kalau Chen Tao menyukai Yan Shan itu cuma tameng, aslinya Chen Tao tuh menyukai Mi Ka. Iiih, masa sih? memikirkannya saja Mi Ka rada jijay. Dia bahkan sudah menganggap Chen Tao seperti saudara laki-laki. Mi Ka harus membicarakan masalah ini dengan Chen Tao besok.

Keesokan harinya di rumah sakit, Chen Tao mendadak muncul membawakan sarapan dan kopi untuk Mi Ka. Chen Tao mengaku bahwa sebenarnya dia membelikannya untuk Yan Shan. Tapi Yan Shan bilang sudah makan, jadi dia kasih saja ke Mi Ka karena dia pikir kalau Mi Ka pasti belum sarapan.

Tapi tindakannya ini malah membuat Mi Ka jadi curiga kalau-kalau dugaan Qing Xia kemarin tuh benar adanya. Mi Ka jadi tidak tenang  dengan pekerjaannya, malah melirik Chen Tao terus menerus dengan keheranan.

Setelah beberapa lama bimbang, akhirnya dia memutuskan untuk mendekati Chen Tao untuk mengonfrontasinya. "Kau punya perasaan padaku, yah? Kuberitahu kau, selama beberapa tahun ke depan, aku tidak akan pacaran!"

Mi Ka langsung balik ke mejanya setelah itu, meninggalkan Chen Tao yang cuma bisa melongo kebingungan. Padahal Chen Tao sama sekali tidak ada rasa sama dia.

Bahkan saat mereka makan siang bersama, Chen Tao sangat amat perhatian pada Yan Shan seorang, mengambilkan semua makanan kesukaan Yan Shan dan berusaha menyemangati Yan Shan untuk tidak terlalu mengkhawatirkan ucapan Dokter Shao. Dimarahi atasan itu sesuatu yang biasa.

Jangan terlalu sensitif, belajarlah dari Mi Ka. Kemampuan menerima tekanannya Mi Ka tuh sangat kuat. Dan juga... Mi Ka tuh memiliki sejenis pesona yang unik. Mi Ka jadi penasaran apa pesona yang dimaksud Chen Tao.

"Membuat orang... sulit mengetahui gender-mu." Ejek Chen Tao.

Tim SWAT juga sedang makan siang bersama. Li Nian sibuk menggoda Luo Ting tepat saat Ke Lei mendapat pesan dari Chen Tao yang memberitahunya tentang ucapan Mi Ka tadi, bahwa dia tidak mau pacaran selama beberapa tahun ke depan.

BRAK! Ke Lei sontak membanting HP-nya saking kesalnya yang terang saja membuat para anak buahnya jadi bingung, dia kenapa?

"Apa yang dipikirkan gadis-gadis zaman sekarang? Sudah berumur 20 tahunan, tapi hanya memikirkan pekerjaan, tidak mau pacaran." Sebal Ke Lei.

Luo Ting bingung. "Bukankah itu sama denganmu, Kapten Xing?"

Li Nian setuju. Dulu kan Komandan Hao ingin memperkenalkan seorang wanita pada Ke Lei, tapi ditolak mentah-mentah sama Ke Lei, membuat Komandan Hao jadi marah. Siapa juga yang tidak tahu kalau Ke Lei tuh insulator cinta.

Mereka dua sontak ngakak geli dengan candaan mereka sendiri... sampai saat Ke Lei mengancam akan membuat mereka lari keliling gedung dan seketika itu pula kedua pria itu terdiam membisu.

Mi Ka memberitahu Qing Xia tentang hasil pengamatannya tadi, jelas-jelas Chen Tao tidak suka sama dia. Jelas ada yang aneh dengan rumah ini, makanya dia ingin Qing Xia menemaninya di sini selama beberapa hari, dia takut soalnya.

Qing Xia sih tidak keberatan, tapi kalau sekedar menemani Mi Ka di sini kayaknya itu tidak akan menyelesaikan masalah dari sumbernya. Qing Xia bisa cari orang untuk menyelidiki masalah ini.

Dan orang yang langsung dihubunginya saat itu juga, pastinya Wen Bo. Dia menelepon dengan nada panik banget yang kontan membuat Wen Bo khawatir dan langsung bergegas pergi ke sana.

Tapi setibanya di sana, Wen Bo malah heran sendiri dengan tempat itu. Qing Xia to the point memberitahunya bahwa pemilik rumah ini bermasalah, dia yakin kalau pemilik rumah ini adalah orang yang aneh.

Wen Bo bingung. "Maksudmu Kapten Xing adalah orang aneh?"

Hah? Mi Ka dan Qing Xia lebih bingung sekarang. "Apa katamu?"

"Ini kan rumahnya Kapten Xing. Kenapa dia jadi pemilik rumahmu?"

Mi Ka tercengang mendengarnya. "Pe-pemilik rumahku... katamu rumah ini milik Xing Ke Lei?"

"Betul."

"Oke. Aku mengerti."

Tak lama kemudian di markas, Ke Lei mendadak mendapat pesan dari Chen Tao yang memberitahu bahwa Mi Ka barusan menghubunginya, katanya rumahnya lagi mati lampu dan Mi Ka ketakutan sekarang. (Jebakan nih)

Ke Lei jadi khawatir dan langsung bergegas pergi ke sana. Dia masuk dengan hati-hati, kelihatannya aman tidak ada Mi Ka, Ke Lei pun santai menyalakan listriknya kembali.

Tapi begitu lampu menyala, mendadak Mi Ka muncul bawa tongkat dan mengonfrontasinya. "Rupanya kau benar-benar pemilik rumah?! Apa kau tidak akan menjelaskan kenapa kau bisa ada di sini?"

Tapi Ke Lei dengan mulusnya berakting seolah dia sendiri kaget melihat Mi Ka ada di sini, ngapain Mi Ka ada di rumahnya. (Nih kapten modusnya pinter bener. Wkwkwk!) Mi Ka jadi bingung dengan reaksinya itu, dia menyewa rumah ini.

Ke Lei mengklaim bahwa dia menyewakan rumah ini karena kebetulan rumah ini kosong, dan biar dia bisa dapat uang tambahan. Mi Ka tak percaya begitu saja, masa sesederhana itu? Lalu bagaimana dengan semua barang yang Ke Lei berikan?

"Memenuhi kebutuhan pelanggan." Alasan Ke Lei

"Aku tidak pernah meminta pemilik rumah untuk membelikannya."

"Aku cuma bisa menjelaskan bahwa pelayananku sangat baik."

Kalau Mi Ka tidak percaya, dia boleh tanya sama Chen Tao. Dia mengklaim bahwa dia sama sekali tidak tahu kalau Chen Tao menyewakan rumah ini pada Mi Ka. Seandainya dia tahu, tidak akan dia membelikan semua barang-barang itu.

Tapi Mi Ka merasa itu tidak perlu, soalnya dia sudah pernah tanya sama Chen Tao tapi Chen Tao tidak pernah bilang kalau pemilik rumah ini adalah Ke Lei.

Jelas lah... segalanya sudah Ke Lei rencanakan dengan seksama. Dia sudah memperingatkan Chen Tao agar tidak memberitahu ke Mi Ka bahwa dialah yang menyewakan rumah itu. Apapun yang terjadi, bahkan sekalipun ketahuan, pokoknya Chen Tao tetap tidak boleh mengaku.

Saat Mi Ka memberitahukan hal ini padanya, Qing Xia jelas tak percaya kalau Ke Lei tidak tahu bahwa Mi Ka yang menyewa rumahnya. Bagaimana kalau Ke Lei dan Chen Tao sejak awal sudah kong kalikong untuk menjebak Mi Ka.

"Menjebakku? Apa tujuannya?"

"Kaulah tujuannya."

Mi Ka tak percaya. Dia kan tidak cantik ataupun terkenal kayak Qing Xia, dia cuma seorang dokter kecil biasa. Chen Tao saja sering bilang kalau gender-nya dia nggak jelas. Apa yang Ke Lei harapkan dari orang seperti dirinya ini? Dia tidak mau berpikir terlalu banyak.

"Kau tidak mau terlalu banyak berpikir? Siapa yah yang selalu mendambakan kakak SWAT selama ini? Eh, dua-duanya kan sama-sama SWAT. Bagaimana kalau kau sama Xing Ke Lei saja."

"Mereka kan dua orang yang berbeda. Siapapun tidak bisa digantikan."

"Kau bertahun-tahun tidak pacaran. Apakah ini benar-benar demi kakak SWAT itu?" Goda Qing Xia.

"Omong kosong!"

Chen Tao lagi galau, dia mau menghadiri fan meeting seorang artis nanti malam, tapi masalahnya, jadwal fan meeting-nya bentrokan sama jadwal piketnya. Tapi kemudian dia melihat Mi Ka dan langsung punya ide.

Mi Ka kan pernah janji akan membalas hutang budinya dengan membantunya tukar sif. Dia sudah bersusah payah mendapatkan tiket ini loh, mahal lagi tiketnya. Sayang kan kalau disia-siain.

Yah dia tahu kalau dia salah karena tidak memberitahu Mi Ka perihal pemilik rumahnya adalah Ke Lei. Tapi bagaimanapun, Mi ka kan sudah mendapatkan rumah yang bagus dan murah. Jadi bantulah dia.

"Kau tidak takut jika Yan Shan merasa kau sudah pindah ke lain hati?"

"Mana mungkin dia mengurusiku. Beberapa hari ini Dokter Kepala Shao ada satu bedah yang sangat penting. Dia sibuk menyiapkan berbagai dokumen, sama sekali tidak ada waktu untuk mengurusiku. Lagipula tiket ini menghabiskan setengah bulan gajiku. Uangnya sudah diberikan pada calo. Kalau aku tidak pergi, bukankah berbuat buruk..."

"Oke, oke, oke. Aku gantikan piketmu, pergilah."

Chen Tao senang. "Aku cinta kamu, Mi Ka!"

"Jangan cinta padaku!"

Ibunya Wen Bo menelepon Qing Xia untuk menjemputnya di depan supermarket. Bibi mengklaim kalau dia tersesat, jalanan di kota ini banyak banget, Bibi bingung dan akhirnya kehilangan arah.

Tapi jelas Bibi bohong, Bibi kan tinggalnya di gedung besar yang berada di belakang supermarket itu. Bibi dengan mulusnya berakting kalau dia sudah tua, gampang lupa sama jalan pulang. Dan sekarang dia mengeluh kalau barang belanjaannya berat banget.

Jelas dia cuma membuat-buat alasan untuk mengajak Qing Xia pulang bersamanya. Dan Qing Xia dengan senang hati membantu mengantarkan Bibi pulang.

Dokter Shao tak sengaja berpapasan dengan Mi Ka usai mengecek pasien. Mi Ka dengar dua hari lagi akan ada bedah pengangkatan tumor di bagian petroclival, dia ingin ikut mengamati operasinya. Dan Dokter Shao langsung setuju dengan senang hati.

Yan Shan yang melihat itu, jadi cemburu dan langsung protes tidak terima. Mi Ka kan sudah bukan orang dari departemen mereka lagi sekarang, apa pantas kalau dia ikut mengamati bedah.

"Apanya yang tidak pantas? Memangnya dokter masih ada perbedaan? Siapapun yang mengamati bedahku boleh datang. Mengerti? Dan Mi Ka cuma bekerja sementara di IGD, bukannya tidak akan kembali lagi ke bedah saraf." Tegas Dokter Shao lalu pergi.

Bersambung ke episode 10

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam