Sinopsis You Are My Hero Episode 10 - 1

Qing Xia mengantarkan ibunya Wen Bo kembali ke penginapannya. Tapi Qing Xia perhatikan tadi dalam perjalanan, sepertinya Bibi sangat familier dengan tempat ini, jadi bagaimana bisa Bibi tersesat.

"Tadi tiba-tiba ingat waktu jalan." Alasan Bibi. Iyain aja deh.

Eh, Qing Xia hari ini libur kerja kan? Jadi Bibi dengan antusias menyarankan agar sebaiknya Qing Xia tetap di sini saja dan temani dia makan. Qing Xia setuju dengan senang hati.

Jadilah Qing Xia membantu Bibi memasak dan mendengarkan keluh kesah Bibi tentang betapa mahalnya harga sayur mayur di kota besar. Di desa, sayuran apapun tinggal ambil di ladang. Diambil sebanyak apapun juga tidak ada habisnya. Bagaimana kalau Bibi kirimkan buat Qing Xia.

"Aku tidak bisa masak, tapi aku bisa belajar."

"Belajar itu bagus. Wanita memang harus belajar merawat diri sendiri. Wen Bo itu keahlian memasaknya sangat baik. Kelak mintalah dia mengajarimu."

Bibi tiba-tiba beralih topik menanyakan umurnya Qing Xia, dan begitu mendengar shionya Qing Xia, Bibi langsung senang karena shionya Qing Xia cocok sama Wen Bo, dan langsung berusaha menjodohkan mereka dengan bertanya terus terang.

Apa Qing Xia sudah punya pasangan? Apa Qing Xia bersedia berpasangan dengan pria yang 4 tahun lebih tua darinya? Apa Qing Xia menyukai Wen Bo?

Qing Xia mendadak gugup ditanyai semua itu, membuat Bibi jadi salah paham mengira dia tidak menyukai Wen Bo. Qing Xia sontak menyangkal keras, dia suka kok, suka banget malah.

"Apa yang kau sukai dari si bocah bodoh itu?"

"Menurutku, kebodohannya sangat lucu. Selain itu, dia polos dan jujur. Juga sangat setia. Pokoknya semuanya baik."

"Selama kau mau, kita bisa langsung bertindak. Putraku itu sangat lamban, harus diketuk berulang kali baru bisa mengerti."

"Bibi, aku merasa kalau aku hampir meluluhkannya, hanya kurang waktu bersamanya saja setiap hari."

"Itu karena caramu salah. Kali ini Bibi akan membantumu. Ini yang disebut... dukungan orang belakang."

Qing Xia senang. Seandainya Wen Bo bisa blak-blakan kayak Bibi, mungkin tidak akan begitu sulit mengejarnya. Bibi mengerti, Wen Bo itu memang kaku banget kayak ayahnya. Gadis biasa tidak akan bisa menggodanya. Bagaimana kalau Qing Xia belajar membuat panekuk kesukaan Wen Bo? Oke!

Wen Bo pulang tak lama kemudian, tapi malah kaget mendapati Qing Xia yang menyambutnya dengan membawa beberapa piring makanan. Dan lebih heran saat ibunya beralasan kalau tadi dia tersesat dan dianterin Qing Xia pulang. Aneh sekali, padahal ibunya biasanya tidak pernah tersesat, apalagi supermarketnya ada di depan.

Lagipula kenapa Ibu tidak menghubunginya saja kalau tersesat. Jangan merepotkan Qing Xia yang sibuk bekerja. Qing Xia tentu saja tidak keberatan, lagian dia tidak sedang sibuk kok.

Begitu mereka mulai makan, Ibu langsung memberikan panekuk telur kesukaan Wen Bo tanpa bilang kalau itu buatan Qing Xia. Wen Bo santai saja mengomentari rasanya yang terlalu asin, bentuknya juga sangat aneh, beda banget dari buatan Ibu yang biasanya.

"Ini Bibi yang mengajariku. Aku yang membuatnya, mungkin aku memasukkan garam terlalu banyak." Aku Qing Xia tak enak hati.

Ibu sontak membela Qing Xia, dan Wen Bo pun mendadak mengubah komentarnya, mengklaim kalau panekuk ini rasanya tidak terlalu asin setelah beberapa suapan.

Bibi langsung memberikan sepotong panekuk telur itu untuk Qing Xia. Qing Xia sebenarnya ragu entah kenapa, tapi karena tak enak hati sama Bibi, akhirnya dia tetap memakannya. Bibi senang banget, bahkan menyemangati Qing Xia untuk makan banyak.

"Bu, dia adalah gadis kota, sedang diet, harus memperhatikan bentuk tubuh."

"Diet apanya? Dia sudah sangat kurus. Banyak makan adalah berkat. Mengerti, tidak? Lagipula, terlalu kurus itu tidak bagus untuk kesuburan." (Pfft!)

Qing Xia sampai hampir tersedak mendengarnya. Wen Bo sontak memprotes kata-kata ibunya itu, lagian Qing Xia kurus atau gemuk, apa hubungannya sama Ibu?

"Kenapa tidak ada hubungannya denganku? Hubungannya denganku sangat besar."

Bibi lalu memberikan minuman untuk mereka berdua. Setelah meminum ini, mereka berdua akan saling mencintai dan bersama selama-lamanya. Pfft! Qing Xia senang-senang saja mendengarnya, tapi Wen Bo malu banget sama kelakuan ibunya itu.

Tiba-tiba Ibu mendapat telepon dari kampung halaman yang memberitahu bahwa mereka sedang berusaha mencarikan jodoh buat Wen Bo. Tapi Ibu dengan lantang mengklaim kalau Wen Bo sudah punya pasangan di sini, jadi tidak perlu cariin dia jodoh.

Mereka baru saja jadian, seorang gadis kota, sangat cantik, seorang reporter. Duh, bahagianya Qing Xia. Wen Bo sontak panik berusaha merebut teleponnya, tapi gagal.

Ibu dengan antusias memberitahu Qing Xia bahwa bibinya Wen Bo pernah berusaha menjodohkannya dengan seorang gadis tahun lalu. Tapi gadis itu ternyata hanya memandang orang dari kekayaan saja. Qing Xia tidak seperti itu kan?

Wen Bo benar-benar tidak nyaman dengan percakapan kedua wanita itu dan langsung menghindar ke dapur. Usai makan, Qing Xia mengajari Bibi main game kesukaannya, sementara Wen Bo mencuci piring.

Tapi Bibi tiba-tiba memperhatikan Qing Xia menggaruk lehernya yang tampak memerah dan gatal. Bibi jadi cemas dan langsung memanggil Wen Bo untuk mengeceknya. Wen Bo langsung tahu kalau itu reaksi alergi.

Saat itulah Qing Xia baru mengaku kalau sebenarnya dia alergi telur. Qing Xia mau menggaruknya lagi, tapi Wen Bo langsung melarang, biar dia anterin Qing Xia ke rumah sakit. Tapi Qing Xia ngotot menolak, ini cuma perlu dikasih salep saja kok.

Sementara Wen Bo pergi membelikannya salep obat, Qing Xia menelepon Mi Ka untuk menanyakan penyakitnya ini. Mi Ka meyakinkan kalau itu reaksi alergi ringan, bisa sembuh dalam waktu 2 atau 3 hari setelah minum obat. Yang penting jangan digaruk.

"Tapi gatal banget."

"Siapa suruh kau ceroboh."

"Hanya sedikit panekuk telur, kupikir tidak masalah. Ibunya Wen Bo yang mengambilkannya untukku. Tidak enak kalau tidak makan."

"Sebenarnya Shu Wen Bo ini memberikan ramuan apa padamu? Ibunya memberimu panekuk telur, kau langsung tidak enak untuk menolaknya."

"Kuberitahu kau, kali ini beda. Bibi sangat menyukaiku."

"Iya, menyukaimu. Semuanya menyukaimu. Kalau begitu, nanti aku akan menjemputmu datang."

Wen Bo kembali saat itu. Qing Xia sontak melarangnya datang sambil pura-pura seolah Mi Ka lagi sibuk banget sampai tidak bisa menjemputnya. Dia lalu mengajak Wen Bo ke tempat yang agak sepi dekat rumahnya dan membuat Wen Bo membantunya mengoleskan salep obat itu.

Wen Bo jadi canggung dan gugup karena kedekatan mereka itu. Tapi dia heran, kenapa Qing Xia begitu ceroboh. Sudah tahu alergi, tapi masih saja memakan telur itu. Ini kan bisa memengaruhi pekerjaannya Qing Xia.

Qing Xia mengaku kalau dia hanya ingin mencobanya. Soalnya Bibi bilang kalau Wen Bo suka panekuk telur, makanya dia ingin mencoba makanan kesukaan Wen Bo.

Wen Bo canggung mendengarnya. Ibunya memang begitu orangnya, jangan memasukkan kata-kata ibunya ke dalam hati.

"Bibi tahu kalau aku menyukaimu, jadi ingin menjodohkan kita berdua." Aku Qing Xia terus terang.

Wen Bo langsung melongo mendengar pengakuan cinta Qing Xia itu, baru kali ini Qing Xia terang-terangan menyatakan perasaannya seperti ini. Wen Bo jadi bingung bagaimana harus menanggapinya.

Qing Xia mengerti kok kalau Wen Bo belum bisa menerimanya. Tapi tidak masalah. Dia akan terus berusaha. Dia rela menunggu. Dia akan membuktikan pada Wen Bo bahwa dia adalah wanita baik dan Wen Bo tidak akan rugi bersamanya.

Wen Bo benar-benar gugup karenanya. Tak sengaja mata mereka bertemu dan Wen Bo langsung tenggelam dalam tatapan matanya... saat tiba-tiba saja ponselnya berbunyi. Panggilan tugas darurat, dan Wen Bo sontak pergi tanpa pamit.

Di rumah sakit, Chen Tao yang seharusnya menghadiri fan meetingnya Xuan Meiqi, mendadak kembali dengan membawa beberapa pasien darurat, sepertinya terjadi sesuatu di acara fan meeting itu, dia bahkan masih mengenakan kostum fan meeting-nya dan para korban itu juga para penggemar.

Mi Ka pun sibuk mengobati dan memastikan korban baik-baik saja sebelum menanyai Chen Tao tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Chen Tao memberitahu bahwa Xuan Meiqi diculik. Para penggemar menjadi sangat panik hingga mereka saling menginjak satu sama lain. Tadi dia sempat melihat Xing Ke Lei dan tim SWAT diberangkatkan ke TKP. Penjahatnya sangat mengerikan.

Mi Ka jadi khawatir dan langsung mencoba menelepon Ke Lei, tapi tidak diangkat. Tiba-tiba seorang dokter memberitahunya bahwa kepolisian meminta bantuan darurat untuk insiden penculikan itu karena mungkin akan menyebabkan korban terluka. Mi Ka dan beberapa nakes pun bergegas pergi ke sana.

Tim SWAT sedang berusaha mengejar si pelaku, berkelok-kelok melewati jalan raya yang lumayan padat sehingga mereka tidak bisa melakukan penghentian paksa.

Tersangka bernama Lv Fan, penggemar beratnya Xuan Meiqi. Manager Xuan Meiqi bilang bahwa Lv Fan sering melecehkan korban dan membuntuti korban.

Tapi karena dia tidak mendapatkan perhatian Meiqi, jadi kali ini Lv Fan nekat menyamar jadi supir dan langsung menculik Meiqi begitu Meiqi selesai dengan acaranya. Menurut penuturan seorang saksi, Lv Fan mengingatkan peledak di tubuhnya sendiri.

Makanya sekarang tim SWAT sedang berusaha memancing Lv Fan ke tempat terbuka di pinggiran kota yang sepi. Komandan Hao mengizinkan mereka untuk menembak jika memang diperlukan.

Ke Lei pun memerintahkan semua mobil polisi untuk saling bekerja sama mengarahkan si pelaku masuk pintu tol. Maka para polisi pun saling berjaga di setiap ruas jalan sampai si pelaku terpojok ke sebuah tanah lapang dan terkepung polisi.

Ke Lei langsung memerintahkan Lv Fan untuk menyerahkan diri dan sandera, tapi Lv Fan langsung menyandera Xuan Meiqi dengan sebilah pisau dan memperingatkan mereka untuk tidak mendekat karena dia bawa bom.

Sementara tim SWAT bersiap menarget Lv Fan dengan senapan masing-masing, Ke Lei berusaha berdiskusi dengan Lv Fan dan menanyakan apa yang Lv Fan inginkan.

"Aku ingin dia (Meiqi) dan pria itu membatalkan pernikahan!" Teriak Lv Fan.

Ternyata dia cemburu karena Meiqi mau menikah dengan seorang pengusaha, pemilik perusahaan reksadana. Lv Fan tidak setuju, mengklaim pria itu cuma penipu.

Ke Lei mendapat informasi kalau Lv Fan itu staf properti film, dia jadi curiga kalau bom yang dibawanya itu palsu. Jadi dia memberitahu Komandan Hao agar mereka tidak menembak dari jarak jauh.

Mi Ka tiba saat itu juga dan langsung mengecek keadaan Meiqi dari kejauhan dan langsung tahu kalau asmanya Meiqi kumat. Ke Lei curiga kalau Lv Fan tadi pakai obat bius yang bisa memicu asmanya Meiqi.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam