Sinopsis You Are My Hero Episode 8 - 2

Kebetulan hari ini Xiao Chao sudah boleh keluar dari rumah sakit. Ke Lei, Luo Ting dan Li Nian menjemputnya. Tapi Ke Lei meminta mereka masuk mobil duluan, soalnya dia mau menyapa Dokter Mi dulu.

Tapi sesampainya di IGD, dia malah bingung melihat kehebohan di sana. Ada apa ini? Tepat saat itu juga, Dokter Zhou kembali dengan panik karena mereka benar-benar butuh tambahan obat, pasien sudah memasuki tahap koma.

Mi Ka juga bingung harus bagaimana. Yang tersedia sekarang cuma 500 tabung, sementara yang mereka butuhkan sekitar 3000 tabung. Mana jalanan macet lagi, obatnya tidak akan bisa dikirim tepat waktu.

Mendengar itu, Ke Lei langsung menyuruh Mi Ka untuk mengirimkan alamatnya padanya. Dia janji akan membawa obatnya kemari dalam waktu satu jam.

Dia langsung memerintahkan Li Nian untuk membantunya, dan jadilah para polisi setempat dikerahkan untuk membantu mengambilkan atropin dari berbagai rumah sakit lain di seluruh penjuru kota.

Tapi saat para polisi itu masih dalam perjalanan, para dokter sudah kehabisan obatnya. Mi Ka mencoba menghubungi Ke Lei tapi tidak diangkat. Tapi syukurlah di tengah keputusasaan mereka, Ke Lei mendadak muncul dengan membawa sekotak obat.

"Ini 300 tabung. Masih ada 1000 tabung lagi yang akan segera tiba." Ujar Ke Lei lalu bergegas pergi lagi tanpa memedulikan tepuk tangan para nakes itu untuknya.

Tak lama kemudian, para polisi sibuk wara-wiri keluar-masuk rumah sakit membawakan berkotak-kotak obat yang mereka butuhkan. Tim medis pun begitu sibuk hingga mereka tidak menyadari kehadiran Dokter Shao.

Menyadari apa yang sedang mereka lakukan, Dokter Shao tanpa mengucap sepatah kata, langsung ikut membantu. Semuanya bekerja sepanjang malam tanpa kenal lelah... hingga akhirnya Dokter Zhou kembali dan mengumumkan bahwa mereka sudah boleh berhenti membuka atropin sekarang karena Mumu sudah berhasil melewati masa kritis.

Beberapa waktu beberapa detik bagi semua orang untuk mencerna informasi itu. Dan saat akhirnya mereka paham, sontak semua orang bersorak kegirangan. Mereka berhasil menyelamatkannya.

Tepat saat itu juga, Ke Lei dan Li Nian datang membawakan obat lagi. Mi Ka refleks berlari padanya dan langsung memeluknya.

"Kita berhasil! Kita menyelamatkannya!"

Ke Lei kaget gara-gara pelukan yang tak disangka-sangka itu sampai-sampai dia jadi canggung sendiri saat Mi Ka melepaskan pelukannya. Dan saat itulah Mi Ka baru melihat Dokter Shao, tapi Dokter Shao langsung pergi.

Dokter Kepala Wei setulus hati mengucap terima kasih atas kerja keras mereka semua untuk menyelamatkan mereka semua. Mi Ka dan yang lain pun langsung mengucap terima kasih pada 'Paman Polisi' (Ke Lei).

Tak lama kemudian, Ke Lei mengantarkan Mi Ka pulang. Dia penasaran kenapa Mi Ka tidak mencari tempat tinggal yang lebih dekat tempat kerjanya saja.

"Rumah yang dekat tempat kerja, semuanya mahal."

Dengan gajinya sekarang tidak cukup, tidak akan cukup untuk menyewa rumah dekat tempat kerja. Yang sesuai budget-nya, tempatnya bobrok dan tidak ada kamar mandi dalam.

"Kalau begitu, kau bisa tinggal dengan orang lain."

Mi Ka mengaku kalau dia memang tinggal bersama temannya kok. Hanya saja temannya itu sekarang pergi ke luar negeri. Menempati rumah itu seorang diri sebenarnya rasanya terlalu mubazir.

"Kalau kau sering pulang tengah malam, harus berhati-hati saat naik taksi. Terakhir kali aku menyelamatkan seorang gadis karena saat naik taksi, dia diculik."

"Oh, kalau begitu... aku turun di sini saja." (Pfft! Bercanda)

Tepat saat itu juga, Ke Lei mendapat pesan dari seorang wanita yang tanpa basa-basi memberitahu bahwa pesawatnya akan tiba besok jam 13:40.

Keesokan harinya, seorang wanita berumur sekitar 40 tahunan yang modis, mendatangi Ke Lei di parkiran bandara. Dia adalah Xing Ke Yao, kakaknya Xing Ke Lei, yang hari ini baru kembali dari luar negeri dan langsung memprotes Ke Lei karena tidak menjemputnya di pintu keluar, malah menyuruhnya ke parkiran.

"Bukankah kau punya supir? Kenapa harus menyuruh adikmu?"

"Kenapa? Apa menyuruhmu, membuatmu menderita?"

"Tidak. Sangat senang. Mana kopermu?" Geram Ke Lei.

"Sudah dibawa pergi sama supir."

Pfft! Ke Lei benar-benar harus bersabar menghadapi kakaknya itu. Ayolah, berangkat. Tapi Ke Lei penasaran, kapan Ke Yao akan pergi lagi?

"Xing Ke Lei, apa kau beneran adikku? Aku baru sampai, aku bahkan belum masuk rumah dan kau sudah bertanya kapan aku akan pergi? Setelah kupikirkan, akan kuberitahu."

Apartemennya Ke Yao masih sangat bersih dan rapi biarpun tidak ditempati, itu berkat Ke Lei yang rajin membersihkannya dua kali seminggu. Tapi Ke Lei heran, Ke Yao kan tidak akan tinggal lama di sini, kenapa dia tidak tinggal di hotel saja?

"Aku sudah berumur, ingin mengenag masa lalu, tidak boleh?"

"Boleh, boleh. Bagaimana? Mau makan apa? Aku yang traktir."

Tapi Ke Yao tidak bisa sekarang karena nanti malam dia harus menghadiri sebuah jamuan. Kalau Ke Lei ingin makan dengannya, dia harus ngantri, buat janji dulu.

"Kau pulang begitu mendadak, bukan untuk membantu Ayah dan Ibu bersiap-siap, kan?"

"Ayah dan Ibu akan pulang akhir tahun. Aku pulang karena urusan kerja. Perusahaan memiliki produk baru yang akan dirilis di dalam negeri, aku pulang untuk mengawasinya."

"Kalau tidak ada urusan lagi, aku pergi dulu."

"Lusa makanlah bersamaku."

"Oke."

Keesokan harinya, para nakes heboh berkumpul di papan pengumuman untuk melihat nama-nama nakes yang mendapat pujian berkat jasa mereka menyelamatkan Mumu. Tapi Mi Ka tidak menemukan nama Dokter Shao di sana.

Tak lama kemudian, Dokter Kepala Wei mendatangi Dokter Shao dengan membawakan segelas kopi untuknya. Dia sudah dengar dari Mi Ka bahwa Dokter Shao juga turut membantu kemarin tapi namanya tidak tercantum di pengumuman pujian.

"Sejak kapan dokter menyelamatkan orang, juga butuh dipuji?"

"Eh, kau ngomong begitu, sama saja sedang memarahi kami semua."

Sebenarnya, Dokter Kepala Wei lumayan terkejut waktu itu. Waktu itu dia merasa sudah kehabisan cara, tapi Mi Ka tetap tenang menghadapi situasi genting. Dia orang pertama yang duduk untuk membuka botol obatnya. Dipikir-pikir, ketenangan Mi Ka itu sangat mirip dengan Dokter Shao dulu.

"Aku hanya ingin dia mengerti satu hal. Menjadi dokter, harus lebih rasional."

"Aku tidak setuju dengan poinmu itu. Rumah sakit kita bernama Renxin. Kata 'Ren' (kebajikan) ini adalah naluri dokter untuk menolong pasien. Ini tidak bisa diberikan oleh sifat rasional. Tapi Mi Ka mempunyai itu. Sangat berharga."

Tak sengaja saat melewati bagian administrasi, Mi Ka mendengar Ayahnya Mumu ditelepon rentenir yang tidak bisa memberikan pinjaman yang Ayah butuhkan, malah seenaknya menyuruh Ayah untuk tidak usah mengobati putrinya lalu menutup teleponnya begitu saja.

Mi Ka jadi prihatin. Tepat saat itu, dia mendapat pesan dari pemilik rumah yang mengancamnya untuk bayar uang sewa atau dia akan menyewakannya ke orang lain.

Mi Ka jadi galau. Saat dia hendak pulang, dia melihat Ayah Mumu menangis sedih dan putus asa. Dia benar-benar kasihan padanya... hingga akhirnya dia mantap dengan keputusannya untuk meminjamkan uang sewa rumahnya pada Ayah Mumu.

Dia bahkan meyakinkan Ayah Mumu untuk tidak perlu terburu-buru mengembalikan uang itu lalu bergegas pergi bahkan sebelum Ayah Mumu sempat mengucap apapun.

Usai memberikan pidato dalam acara seminarnya, Dokter Shao langsung pergi. Dia harus istirahat lebih awal karena besok dia harus melakukan dua operasi.

Mobil sedan mewahnya diantarkan ke hadapannya saat itu, tapi tiba-tiba Ke Yao muncul mengetuk pintu mobilnya untuk memberitahu kalau Dokter Shao salah mobil, ini mobilnya Ke Yao.

Tapi dari reaksi mereka, tampak jelas kalau mereka dulu punya hubungan akrab. Suasana di antara mereka pun tampak sendu saat mereka saling menyapa bak mantan yang baru bertemu kembali setelah sekian lama. (Ke Yao, Yao Yao, diakah mantannya Dokter Shao?)

Ternyata Ke Yao juga barusan menghadiri seminar yang sama dan mendengarkan pidatonya Dokter Shao. Mobilnya Dokter Shao baru datang saat itu, sama persis dengan mobilnya Ke Yao.

Hmm, sepertinya kedua mobil yang sama persis itu adalah mobil kenangan mereka. Fakta itu membuat suasana di antara mereka jadi canggung. Bahkan saat mereka harus berpisah pun, mereka tampak enggan.

Sekarang karena sudah tidak punya uang untuk bayar sewa rumah, Mi Ka terpaksa harus memindahkan semua barang-barangnya ke rumahnya Qing Xia. Dia cuma akan menitipkannya untuk sementara waktu sambil cari-cari rumah kontrakan baru.

Qing Xia menyarankannya untuk tinggal bersamanya saja. Tapi Mi Ka menolak karena jarak rumah ini terlalu jauh dari rumah sakit, dia sendiri akan tinggal sementara waktu di ruang tugas di rumah sakit.

Sebenarnya ada sedikit penyesalan juga, ini akibatnya gara-gara dia terlalu baik, sekarang dia harus menanggung penderitaan ini.

Chen Tao dan Yan Shan jadi baik banget sama dia, mereka bahkan membuat-buat alasan untuk merelakan makanan-makanan mereka untuk diberikan padanya.

Mi Ka jadi tidak enak pada mereka. "Kalian terlalu baik padaku. Mi Ka sudah mengingat kebaikan kalian ini. Tunggu kelak aku sudah sukses, aku pasti membalas budi."

Yan Shan berusaha menawarinya pinjaman uangnya buat bayar sewa, tapi Mi Ka menolak. Lagipula rumahnya sudah disewa orang lain. Lagipula tinggal di ruang tugas juga lumayan bagus. Ada wi-fi gratis, air panas gratis, juga tidak perlu khawatir masalah penyumbatan pipa saluran pembuangan.

Tapi itu juga bukan solusi jangka panjang. Yan Shan menawarinya untuk tinggal di rumahnya saja, tapi Mi Ka jelas menolak karena Yan Shan kan tinggal bersama ibunya. Dia sungguh berterima kasih atas niat baiknya Yan Shan, tapi tidak usah khawatir, dia baik-baik saja kok tinggal di sini.

Siang harinya, Yan Shan melaporkan kondisi seorang pasien pada Dokter Shao dengan lancar. Tapi dengan cepat dia beralih topik, menanyakan apakah Dokter Shao sudah memakan bubur milet buatannya. Dokter Shao kan pernah bilang bahwa perutnya tak enak, makanya dia memasakkan bubur itu buat Dokter Shao, buat sarapan.

Tapi Dokter Shao dengan santainya berkata berkata bahwa dia memberikan bubur milet itu pada Jia Li karena Jia Li tadi habis operasi dan belum makan.

Yan Shan jelas kecewa mendengarnya. Tapi dia pantang menyerah dan terus berusaha menawarkan makanan lain untuk Dokter Shao. Tapi Dokter Shao tegas menolak dengan alasan bahwa dia tidak terlalu suka merepotkan orang lain soalnya. Jelas dia tahu apa tujuan Yan Shan melakukan semua ini dan dia tidak suka.

Saat melewati kamarnya Mumu, Mi Ka melihat Ayah Mumu benar-benar mengurus Mumu dengan baik, tampak jelas ia sangat menyayangi putrinya, keadaan Mumu pun semakin membaik. Mi Ka pun turut bahagia dan terharu melihat mereka.

Qing Xia mendatangi markas SWAT lagi, pastinya mencari We Bo karena belakangan ini Wen Bo tidak bisa dihubungi. Tapi hanya Ke Lei yang menemuinya, soalnya Wen Bo sedang tugas di luar, belakangan ini Wen Bo memang sangat sibuk.

"Begitu? Pantas saja. Hari itu waktu Mi Ka pindah rumah, awalnya ingin meminta bantuannya, mau tanya apakah dia ada waktu, tapi dia mengabaikanku, membuat kami dua wanita harus memindahkan barang-barang sampai tangan terasa mau patah."

Ke Lei kaget mendengar Mi Ka pindah rumah. "Kenapa pindah rumah?"

Bersambung ke episode 9

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam