Sinopsis You Are My Hero Episode 7 - 1

Begitu Dokter Kepala Wei yang terkenal sebagai si Guru Pemusnah datang, Mi Ka langsung menjelaskan keadaan pasien dan obat yang mereka suntikkan padanya.

Mi Ka menduga ada penyumbatan di artei koronernya. Menurutnya, harus dilakukan terapi trombolitik (terapi stroke) dan pemasangan stent untuk membuka arteri koroner pasien.

Tapi yang tidak Mi Ka perhatikan dari si pasien adalah adanya jahitan yang tampak jelas masih segar di bagian perutnya. Dan ini pula yang tidak Mi Ka tanyakan pada keluarga pasien tadi.

Dokter Kepala Wei langsung memanggil keluarga pasien yang memberitahu bahwa dua minggu yang lalu, pasien baru menjalani operasi usus buntu. Pasien juga punya riwayat darah tinggi.

Mendengar itu, Dokter Kepala Wei langsung memerintahkan keluarga pasien untuk segera menandatangani surat penyataan kondisi kritis lalu memerintahkan Dokter Zhou untuk melaporkan hal ini ke Departemen Kardiologi dan memindahkan pasien ke bagian penyakit dalam IGD.

Dan setelah itu, Dokter Kepala Wei langsung memarahi Mi Ka dan kecerobohannya karena melakukan terapi trombolitik saat pasien baru dioperasi itu bisa saja menyebabkan pendarahan hebat. Kesal, dia langsung mengusir Mi Ka.

Pada saat yang bersamaan, datanglah kurir restoran fast food yang mengantarkan banyak sekali sarapan untuk para nakes di Departemen Bedah Saraf... yang semuanya dikirim atas nama Mi Ka.

Para dokter dan suster senang banget, kecuali Yan Shan. Apalagi saat dia mendengar mereka ingin membantu Mi Ka balik ke departemen mereka.

Chen Tao memberitahu Mi Ka bahwa pasien yang tadi sudah diantarkan ke Departemen Kardiologi. Dia lalu memperkenalkan Mi Ka pada rekan-rekan mereka.

Dokter Zhou menyambutnya dengan ramah. Perawat Man Man juga sudah mendengar nama besar Mi Ka. Chen Tao meyakinkan Mi Ka untuk tidak terlalu memikirkan kata-kata kasar Dokter Kepala Wei tadi. Semua orang juga pernah dimarahi olehnya.

Tapi Chen Tao tidak bisa menemaninya lebih lama karena sudah saatnya ganti sif. Mi Ka galau, dia ingin mngirim pesan ke Ke Lei, memberitahu masalah kepindahannya ke IGD dan menanyakan keadaan Xiao Chao, tapi pada akhirnya dia ragu dan memutuskan mengurungkan niatnya.

Ke Lei sendiri sedang sibuk melatih tim SWAT. Kali ini mereka berlatih simulasi perampokan di sebuah ruangan yang pencahayaannya redup, anggap saja itu adalah pabrik pengolahan emas.

Ceritanya ada 4 perampok. Mereka semua diminta menarik kartu satu per satu. Yang mendapat kartu merah, menarget perampok bertanda merah. Yang mendapat kartu hijau, menarget perampok bertanda hijau. Pelatihan ini berguna untuk menguji kemampuan mereka dalam berdaptasi dalam pencahayaan  yang redup.

Dokter Kepala Wei mentraktir Dokter Shao kopi. Dokter Shao cuma berbasa-basi sebentar sebelum kemudian to the point menanyakan kinerjanya Mi Ka di IGD.

"Sepertinya gadis kecil ini kesayanganmu."

"Dari nada dan suaramu, apakah dia tidak memuaskan?"

"Aku selalu bicara terus terang. Hari ini penampilan pertamanya dan hampir saja menimbulkan masalah. Apa anak muda jaman sekali begitu tidak sabaran?"

"Masih kurang pengalaman, perlu dilatih olehmu."

Dokter Kepala Wei heran, kalau Dokter Shao ingin Mi Ka tetap di bedah saraf, tidak sulit kok untuk membuatnya tetap tinggal.

Dokter Shao akui kalau Mi Ka memiliki fondasi yang bagus. Tapi Mi Ka perlu mengalami kegagalan agar dia bisa berkembang. Dan IGD adalah tempat terbaik untuk melatih seorang dokter karena ini adalah unit tersibuk di rumah sakit.

Setiap hari selalu ada pasien dengan berbagai keadaan darurat. Dalam lingkungan seperti ini, Mi Ka akan bisa berkembang menjadi dokter yang baik sehingga kelak saat dia harus menghadapi situasi darurat lainnya, dia akan bisa menghadapinya dengan tenang.

"Lagipula, ada guru baik sepertimu yang membimbingnya, bukankah itu keberuntungannya?"

"Kau ini begitu bersusah payah melindunginya."

Dokter Kepala Wei lalu memberikan sebuah undangan konferensi operasi padanya. Temannya yang mengadakan konferensi itu dan memintanya untuk mengundang beberapa orang penting. Makanya dia mengundang Dokter Shao.

Dan saat itulah Dokter Kepala Wei melihat Dokter Shao masih memakai jam tangan lamanya. Dokter Shao santai berkata kalau dia hanya sudah terbiasa dengan jam tangan itu.

Dokter Kepala Wei bertanya-tanya apakah Dokter Shao masih lajang. Dia ingin membahas masalah Dokter Shao dan mantannya yang bernama Yao Yao, tapi Dokter Shao tak nyaman dengan percakapan ini dan langsung buru-buru menghindar dengan alasan mau operasi.

Mi Ka dengan tekun begadang demi mempelajari buku panduan keadaan darurat. Di markas, Ke Lei melihat statusnya Mi Ka yang lagi begadang. Dia ingin mengucap 'tidurlah lebih awal', tapi dia bingung harus ngasih emoticon apa?

Emoticon peluk? Lebay ah. Atau bunga mawar? Kurang bagus.Emoticon menyeringai juga tidak bagus. Dan kalimatnya ini, kayaknya terdengar terlalu akrab deh. Di rumah sakit mereka kan juga ada beberapa orang yang punya kontak Wechat-nya, tidak baik kalau dilihat mereka.

Akhirnya dia cuma mengirim komentar yang terlihat seperti ngasih nasehat: Tidur lebih awal, bangun pagi, badan sehat. Dan memang Mi Ka sudah tertidur saat itu.

Keesokan harinya, Mi Ka sebenarnya datang lebih menit lebih awal, tapi ternyata dia tetap telat, semua orang sudah berkumpul saat dia datang. Dokter Kepala Wei menegaskan bahwa aturan di tempat ini adalah harus datang 10 menit lebih awal.

Dokter tidak boleh datang terlalu mepet. Setiap detik itu berharga. Para dokter lalu memulai rapat dengan melaporkan kondisi berbagai pasien.

Hanya Mi Ka seorang yang diam saja tanpa semangat. Dokter Kepala Wei bertanya-tanya apakah Mi Ka begitu keberatan ditugaskan di Departemen Bedah Darurat. Mi Ka menjawab tidak, tapi jelas dia bohong.

"Sangat keberatan. Sangat frustasi. Benar, kan? Bisa dimengerti. Kebanyakan dokter muda tidak bersedia di IGD, terutama Departemen Bedah Darurat."

Di sini segalanya serba cepat, banyak pekerjaan berat. Sebelumnya Mi Ka ditugaskan dari Departemen Bedah Saraf, kesenjangannya memang agak besar. Pekerjaan di sini tidak seteknis di Bedah Saraf, tapi juga bukan tempat untuk orang menganggur. Bilang sjaa kalau Mi Ka tidak ingin tinggal di sini.

"Dokter Kepala Wei, saya bukan orang menganggur. Saya akan belajar dengan giat."

"Baguslah kalau begitu. Ikutlah dengan Zhou Zhe, banyak melihat, banyak bertanya. Jangan seperti kemarin, memutuskan sendiri."

"Mengerti."

"Atur suasana hatimu. Anggap saja sekarang sedang magang."

Chen Tao berusaha membela Mi Ka, tapi Dokter Kepala Wei langsung memotongnya dan menyudahi rapat sampai di sini.

Ke Lei terburu-buru pergi sambil meng-order berbagai menu sarapan entah untuk siapa. Komandan Hao sebenarnya ingin mentraktirnya makan malam nanti, tapi Ke Lei menolak dengan alasan mau menjenguk Xiao Chao lalu bergegas pergi. (Pfft! Padahal traktirannya malam, dia perginya masih pagi. Masa mengunjungi orang sakit harus seharian penuh, Kapten?)

Mi Ka dan Chen Tao bertemu Yan Shan di kantin. Mi Ka capek banget, tadi ada kecelakaan, mereka semua sibuk memberi pertolongan darurat empat pasien.

Yan Shan sendiri sudah selesai, dia juga harus bergegas karena ada praktik dengan Dokter Shao. Dokter yang lain tiba-tiba mengucap terima kasih pada Mi Ka karena Mi Ka selalu membelikan mereka sarapan dan kopi. Mereka semua jadi tidak enak sama Mi Ka.

Tapi anehnya, Mi Ka sendiri malah bingung dan tidak mengerti apa maksudnya. (Hmm, jangan-jangan itu kiriman dari Ke Lei?) Tapi Mi Ka terlalu kecapekan sehingga malas memikirkannya lebih jauh.

Ke Lei menyuapi Xiao Chao tapi pikirannya dan matanya terus menerus menatap keluar, jelas mengharapkan Mi Ka datang. Xiao Chao sampai heran, Ke Lei kenapa sih hari ini? Apa ada masalah dalam tim?

Ke Lei menyangkal. Tapi... "Itu... anu... belakangan ini Dokter Mi sibuk apa? Aku memintanya melaporkan kondisimu padaku, tapi dia tidak mengabariku."

"Semuanya karena aku, Dokter Mi sudah dipindahkan ke IGD."

Ke Lei tercengang mendengarnya. "Sejak kapan dia dipindahkan ke IGD?"

"Sejak kejadian hari itu, dia dipindahkan ke IGD."

Yan Shan melaporkan kondisi beberapa pasien pada Dokter Shao, termasuk Xiao Chao. Tapi dia memberitahu Dokter Shao bahwa beberapa pasien ini adalah para pasien yang sebelumnya diurus oleh Mi Ka, mereka semua tanya kapan Mi Ka akan kembali.

Tapi Dokter Shao dengan tegas melarang Yan Shan untuk memohon demi MI Ka. Mutasinya Mi Ka sudah diputuskan. Tak bisa bicara lagi, Yan Shan akhirnya pergi.

Dan tepat saat itu juga, Ke Lei datang menemui Dokter Shao untuk membela Mi Ka dan berusaha menjelaskan perkara hari itu. Tapi Dokter Shao menegaskan bahwa dia tidak punya penjelasan apapun terkait masalah itu.

Ke Lei tidak terima. Itu mutasi atau hukuman? Melakukan mutasi dalam situasi ini sama saja seperti mengumumkan pada semua orang bahwa Mi Ka bersalah.

"Menilai kebenaran hanya dari sudut pandangmu saja, apakah itu pantas?"

"Aku datang bukan untuk berdebat denganmu. Sebagai orang yang melihat langsung kejadian itu, aku hanya ingin menyampaikan pendapatku."

Dia menegaskan bahwa keluarga pasien-lah yang mendorong Mi Ka duluan waktu itu. Jadi Mi Ka sama sekali tidak bersalah. Dia malah merasa sikapnya pada pasien sangat bertanggung jawab dan pantas mendapat pengakuan.

Ke Lei akui waktu itu dia memang agak agresif. Tapi dia melakukannya demi melindungi anak buahnya. Sebagai atasannya Mi Ka, tidak seharusnya Dokter Shao melakukan ini karena gara-gara opini di internet dan keluhan keluarga pasien.

Pada saat yang bersamaan, Mi Ka diberitahu Yan Shan tentang Ke Lei. Maka dia bergegas pergi ke sana tepat saat Dokter Shao menanggapi keluhan Ke Lei.

Dokter Shao mengaku bahwa dia sudah memikirkan mutasinya Mi Ka ini dengan matang. IGD butuh orang dan Mi Ka adalah staf medis yang memiliki kemampuan dan tanggung jawab untuk itu.

Ke Lei tetap tidak terima, Mi Ka memiliki harga diri yang tinggi. Bedah Saraf sangat penting bagi Mi Ka.

"Aku tahu!" Potong Dokter Shao kesal. "Apa Mi Ka yang menyuruhmu untuk datang dan memohon untuknya?"

Tidak tahan lagi, Mi Ka langsung masuk untuk menghentikan keluhan Ke Lei dan menjelaskan pada Dokter Shao bahwa keluhan Ke Lei sama sekali tidak mewakilinya.

"Aku akan berusaha yang terbaik di IGD." Ujar Mi Ka lalu pergi.

"Kau memang benar. Mi Ka memiliki harga diri yang tinggi. Apa yang kau lakukan sekarang, hanya akan membuatnya lebih terluka."

Ke Lei bergegas pergi menyusul Mi Ka dan berusaha menjelaskan tujuannya hanya ingin menjenihkan masalah. Tapi Mi Ka tidak suka, dia menegaskan bahwa Ke Lei sudah bukan lagi instrukturnya, jadi Ke Lei tidak perlu ikut campur dalam masalahnya.

"Aku hanya ingin membantumu mengklarifikasi."

"Memangnya apa salahku sampai butuh klarifikasi?"

"Aku di IGD sekarang. Sebenarnya, masalah ini sudah lewat. Tapi karena kau datang membahasnya, masalah ini terbuka lagi."

"Beberapa hari ini aku sibuk bertugas, aku tidak tahu masalahnya jadi seperti ini. Maaf, sudah merepotkanmu."

"Kedepannya aku tidak di sini lagi. Xiao Chao bukan tanggung jawabku lagi. Kita juga jangan sering berhubungan. Setiap kali kita bersama, hal buruk kerap terjadi." Ujar Mi Ka lalu pergi. (Aww, kasihan Kapten Xing)


Bersambung ke part 2

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam