Sinopsis You Are My Hero Episode 6 - 2

Qing Xia menginap di rumah Mi Ka malam ini, tapi saat dia mencari ganti baju di lemarinya Mi Ka, dia malah menemukan kaos daleman cowok yang jelas saja membuatnya heran. Kenapa Mi Ka membeli singlet cowok?


"Tidak beli. Itu barang ganti yang diberikan Xing Ke Lei untukku."

Waktu itu melakukan pertolongan darurat malam itu, dia menggunakan dalemannya untuk memperban luka Ke Lei, soalnya waktu itu dia tidak punya barang lain untuk dijadikan perban. Terus sekarang Ke Lei menggantinya dengan singlet cowok ini.

"Jadi itu artinya, kau punya sehelai singlet pria darinya. Dan dia punya sehelai tank top milikmu? Tanda cinta kalian cukup unik juga, yah. Katakan sejujurnya. Apa kau punya pemikiran lain terhadapnya?"

Mi Ka langsung kesal mau merebut daleman itu. Dan saat Qing Xia menolak menyerahkannya, Mi Ka langsung mengiming-iminginya kabar tentang Wen Bo dan berhasil. Qing Xia langsung mengembalikan daleman itu demi mengetahui kabar terbaru Wen Bo.

"Shu Wen Bo belakangan ini sering ke rumah sakit."

"Dia sakit?" Cemas Qing Xia.


"Bukan dia yang sakit. Melainkan rekannya, Xiao Chao, terluka saat menjalankan tugas dan lumayan parah. Tapi keluarga Xiao Chao tidak berada di sisinya. Makanya mereka bergiliran menemani Xiao Chao di rumah sakit."

Oke. Kalau begitu, Qing Xia sekarang punya arah tindakan baru untuk mendekati Wen Bo. Qing Xia senang banget mendapat informasi itu, Mi Ka memang teman kandungnya.

Lain kali kalau Mi Ka punya informasi kayak gini lagi, Mi Ka harus segera memberitahunya. Oh yah, kalau Mi Ka butuh konsultasi cinta, dia akan selalu online 24 jam loh.

"Mohon kau konsultasi sendiri saja dulu soal Shu Wen Bo-mu, terima kasih."


Saat tim dokter berkeliling mengecek pasien, mereka malah mendengar salah satu wanita sedang teriak-teriak di telepon. Mi Ka-lah satu-satunya yang berani menegur wanita itu dan to the point mengusirnya agar dia tidak mengganggu pasien.

Kesal, wanita itu dengan sinis menyuruh Dokter Shao untuk mempercepat penyembuhan ayahnya, dia bahkan mengancam akan menuntut rumah sakit ini kalau sampai terjadi sesuatu dengan ayahnya.

Yan Shan diam-diam menasehati Mi Ka untuk menghindari konflik semacam ini dengan keluarga pasien dan biarkan saja perawat yang menegurnya. Apalagi mereka juga dinilai berdasarkan kepuasan pasien, jadi mending Mi Ka jangan menambah masalah untuk diri sendiri.


Tepat saat Mi Ka sedang memberi instruksi pada perawat tentang beberapa pasien, Ke Lei datang membawa sebuket bunga sambil melambaikan tangan ke Mi Ka. (Buat Mi Ka kah bunganya?)

Melihat itu, si perawat sontak menggodai Mi Ka dan bertanya-tanya apakah pria itu yang mengejar Mi Ka sampai ke ruang rapat untuk memberinya hadiah sehelai singlet pria?

Mi Ka sampai kesal mendengar godaannya dan akhirnya pergi juga menyapa Ke Lei. Tapi karena tidak nyaman jadi tontonan para perawat, Mi Ka langsung mendorong Ke Lei ke tempat sepi.

"Untuk apa kau datang lagi?"

Ke Lei tampak gugup banget. Tiba-tiba dia ngasih bunganya ke Mi Ka, lalu membungkuk untuk membenarkan tali sepatunya... lalu mengambil bunganya kembali. (Pfft! Gimana sih, kirain buat Mi Ka, Kapten!)

Bahkan Mi Ka sendiri sampai bingung kenapa bunganya diambil lagi. Melihat reaksinya, Ke Lei terang-terangan menduga kalau Mi Ka sepertinya belum punya pacar. (Lagi ngetes kayaknya)

"Memangnya tidak punya pacar itu melanggar hukum? Aku belum membuat perhitungan denganmu. Apa maksudmu memberiku singlet pria? Membuat semua orang menertawakanku?"

Ke Lei bingung. "Apa yang bisa ditertawakan dari ini?"

"Orang gila baru menghadiahi orang lain dengan sehelai singlet pria. Kalau kau ingin memberiku sertifikat kelulusan yah berikan saja, untuk apa menaruh singlet pria di dalamnya?"

"Kebesaran, yah?"

Mi Ka hampir saja kesal. Tapi Ke Lei buru-buru mengalihkan topik menanyakan kamar rawatnya Xiao Chao. Mi Ka pun tak mempermasalahkannya lebih jauh lalu mengantarkan Ke Lei ke sana.


Wen Bo yang sedang menunggui Xiao Chao kagum juga dengan perkembangan Xiao Chao yang sekarang sudah bisa bicara.  Qing Xia tiba-tiba datang berkunjung dengan alasan bahwa dia dikirim pihak stasiun TV-nya untuk menjenguk Xiao Chao.

Tapi dengan cepat dia melancarkan aksi merayu Wen Bo dengan mengajaknya makan bareng. Tapi Wen Bo menolak karena dia harus menjaga Xiao Chao sekarang. Maka Qing Xia langsung ganti strategi untuk menemani Wen Bo menjaga Xiao Chao dan langsung berusaha mencari apa saja yang bisa dia kerjakan.


Ke Lei yang sedari tadi mendengarkan mereka dari luar, langsung membantu Qing Xia dengan mengusir mereka dan menyuruh Wen Bo mengantarkan Qing Xia pulang, biar dia sendiri yang menjaga Xiao Chao.

Tapi Wen Bo mau langsung balik ke markas saja, mau latihan. Pantang menyerah, Qing Xia langsung menyatakan kalau dia juga mau pergi ke markas SWAT dengan alasan mau menemui Komandan Hao.

"Komandan Hao tidak punya waktu."

"Kata siapa?" Qing Xia langsung membuktikannya dengan menelepon Komandan Hao, minta bertemu sekarang untuk mendiskusikan seidkit materi untuk acara mereka. Dan Komandan Hao langsung setuju walaupun dia tidak bisa lama-lama.


Qing Xia sontak mengambil helm-nya Wen Bo, menuntut Wen Bo untuk mengantarnya sekarang juga. Terpaksalah Wen Bo menurutinya. Tapi Qing Xia mendadak agresif memeluk Wen Bo padahal motornya bahkan belum menyala.


Sementara Mi Ka membantu menaruh bunga-bunga itu di vas, Ke Lei ribut sendiri menggosipkan Wen Bo dan ketidakpekaannya terhadap wanita. Xiao Chao khawatir tentang ibunya.

Ke Lei meyakinkan kalau ibunya baik-baik saja, mereka sengaja tidak memberitahu beliau tentang keadaan Xiao Chao agar kondisinya tidak semakin parah.

Ke Lei ingin mengelap kaki Xiao Chao, tapi Xiao Chao keukeuh menolak dan emosinya itu malah menimbulkan sakit kepalanya Xiao Chao kumat.


Cemas, mereka langsung membawanya ke lantai atas untuk CT scan. Tapi setibanya di sana, salah satu keluarga pasien mendadak menghadang mereka, tidak terima pasien lain didahulukan padahal dia dan istrinya sudah menunggu lama.

Si istri sebenarnya tidak keberatan, tapi si suami ngotot tak peduli. Mi Ka berusaha menjelaskan bahwa pasiennya ini lebih darurat, tapi si suami masa bodo, malah mendorong Mi Ka dengan kasar dan terus cari masalah dengan Ke Lei.

Ke Lei sontak emosi dan langsung mendorong si suami dengan kasar. Mi Ka akhirnya berhasil membawa Xiao Chao masuk, tapi orang-orang yang menonton mereka langsung heboh memotreti kejadian itu dan mempostingnya di medsos dengan tuduhan dokter memukul orang.


Gara-gara itu, mereka berdua jadi berakhir di kantor polisi untuk menjelaskan insiden tadi. Ke Lei ingin mengantarkan Mi Ka pulang setelah itu, tapi Mi Ka menolak dan kebetulan banget ada taksi lewat saat itu. Ke Lei kecewa.


Tak pelak insiden kemarin menimbulkan masalah lebih jauh bagi Mi Ka karena sekarang dia mendapat keluhan dari pasien. Dan akibatnya, Mi Ka dihukum dengan cara dipindahkan ke Departemen Bedah Darurat.

Keluhannya sendiri memang tidak terlalu serius. Tapi para warganet heboh memperdebatkan masalah ini di internet sehingga memengaruhi nama baik dan image rumah sakit mereka. Sekarang mungkin mereka tidak akan bisa masuk peringkat tiga teratas se-provinsi.

Mi Ka sedih, tapi dia menerima hukumannya dengan besar hati. Tapi dia hanya ingin tahu, apakah keputusan untuk memindahkannya ke Bedah Darurat adalah keputusan Dokter Shao?

"Ini adalah keputusan rumah sakit dan Dokter Kepala Shao tidak keberatan."

"Saya mengerti, Dokter Kepala He. Terima kasih."


Mi Ka berusaha stay prositive di hadapan teman-temannya seolah hukuman ini bukan masalah besar baginya. Tapi saat dia sendirian lagi untuk mengepak barang-barang di meja kerjanya, dia sebenarnya sangat sedih, apalagi saat dia harus menanggalkan label namanya.

Parahnya lagi, saat dia tak sengaja berpapasan dengan Dokter Shao. Dokter Shao cuma meliriknya sekilas lalu melewatinya begitu saja.


Di markas SWAT, Ke Lei juga sedang diomeli sama Komandan Hao. Ke Lei berusaha membela diri, tapi itu malah membuat Komandan Hao tambah kesal.

Komandan Hao mengerti kalau Ke Lei melakukan itu demi Xiao Chao, tapi yang dia herankan, biasanya Ke Lei bukan orang yang begitu impulsif. Para atasan bisa mengerti kejadian ini, tapi bagaimana Ke Lei akan menjelaskannya pada para warganet? Dia itu polisi, seharusnya dia lebih disiplin terhadap dirinya sendiri.

"Semua yang kita lakukan bukan untuk diri sendiri, tetapi mewakili seluruh tim kepolisian!"

"Saya bersalah."

"Sudahlah. Selama beberapa ke depan, kau jangan pergi ke rumah sakit. Daripada nantinya ada yang melacak identitasmu dengan maksud jahat."

"Bagaimana dengan Xiao Chao?"

"Kau pikir di SWAT tidak ada orang lain selain kau? Aku akan mengatur orang lain untuk menjaganya. Besok tim SWAT dari kota aliansi akan datang kemari untuk bertukar ilmu dengan tim Satuan Harimau kita. Ini latihan tertutup. Kau saja yang pimpin tim."

"Baik. Saya jamin akan menyelesaikan tugas."


Ke Lei pun mulai melatih para anak buahnya dalam latihan menggunakan senapan runduk. Dia memberi contoh duluan, dengan sangat jeli menarget papan target yang terus bergerak-gerak... dan sukses menembak tepat sasaran.


Mi Ka berjalan pulang dengan lesu. Saat Xiao Man menelepon, dia bisa mendengar suara Mi Ka beda. Tapi Mi Ka yang tak ingin membuatnya cemas, langsung berusaha mengubah nada suaranya jadi lebih ceria dan mengklaim kalau dia cuma kelelahan karena tekanan di Bedah Saraf cukup berat.

Dia cepat-cepat menutup teleponnya dengan alasan mau tidur cepat, padahal sebenarnya dia menangis sedih.


Ke Lei sedang mengerjakan proposal latihan saat Luo Ting datang melaporkan keadaan Xiao Chao yang sekarang sudah semakin membaik. Ke Lei juga penasaran dengan Mi Ka, tapi dia ngomongnya ambigu tidak menjelaskan siapa orang yang dimaksud, Luo Ting jelas bingung dan tidak mengerti siapa yang dia maksud.


Hari ini hari pertama Mi Ka bekerja di Bedah Darurat dan langsung mendapat pasien yang tiba-tiba pingsan saat tengah menunggu antrian konsultasi. Keluarga pasien berkata kalau pasien punya penyakit jantung dan tadi pagi mengeluh dadanya sesak.

Dia langsung membawa pasien ke IGD. Chen Tao langsung memberi berbagai instruksi untuk menangani si pasien. Mereka mencoba membangunkannya, tapi pasien tetap tak sadarkan diri.

Saat Mi Ka mengecek monitor jantungnya, dia mendapati pasien mengalami ventrikel fibrilasi (gangguan irama jantung). Chen Tao pun langsung menggunakan defribilator.

Sesaat denyut jantungnya kembali, tapi dengan cepat pasien kambuh lagi. Chen Tao pun kembali memacu jantungnya dan untungnya kali ini berhasil.

Tapi tiba-tiba pasien sadar dan langsung kejang-kejang hebat sampai mereka harus mengikatnya. Dokter Kepala Wei pun segera dipanggil untuk menangani situasi ini.

Pasien sudah pingsan lagi begitu Dokter Kepala Wei tiba. Mi Ka langsung melaporkan kondisinya dan bahwa mereka menyuntikkan dua dosis amiodaron. Err... tapi dilihat dari reaksi terkejut Dokter Kepala Wei, sepertinya Mi Ka sudah salah bertindak.
 
Bersambung ke episode 7

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam