Sinopsis You Are My Hero Episode 5 - 1

Lift tiba-tiba macet di tengah jalan lalu tiba-tiba saja terjun bebas. Mi Ka sontak panik berusaha melindungi si pasien. Untungnya lift akhirnya berhenti. Yan Shan berusaha menekan semua tombol untuk memperingatkan orang-orang di luar.

Dokter Shao hendak pergi saat dia melihat Dokter Kepala He dan yang lain teriak-teriak di depan lift mencemaskan Mi Ka dan Yan Shan. Dokter Kepala He cemas banget mengingat ada pasien patah tulang rusuk di dalam, apalagi memperbaiki lift-nya pun butuh waktu setengah jam.

Dokter Shao tetap tenang menyuruh Dokter Kepala He untuk tidak gelisah dan menyuruhnya untuk menghubungi kedua dokter yang ada di dalam lift agar mereka bisa mengetahui situasi di dalam lift, lalu menyuruh beberapa perawat untuk menyiapkan peralatan operasi darurat karena kemungkinan pasien mengalami Pneumotoraks (paru-paru mengempis).

Dan benar saja dugaan Dokter Shao. Saat itu juga, kondisi pasien tiba-tiba memburuk. Napasnya tersengal-sengal dan berkeringat, bibirnya membiru, wajahnya pucat dan emosinya tidak stabil.

Mi Ka dan Yan Shan mencoba mendengarkan suara napasnya tapi tidak terdengar. Lukanya tidak terlalu besar dan pendarahannya juga tidak parah, tapi pasien jadi selemah ini, jelas itu menunjukkan pasien mengalami pneumotoraks.

Mi Ka khawatir, pneumotoraks akut bisa menyebabkan paru-paru pasien menyusut dengan cepat. Tapi Mi Ka tidak bisa memutuskan apakah pneumotoraks-nya parah atau tidak hanya dari napasnya. Berarti kemungkinan ada titik pendarahan baru.

"Berapa lama lagi kami harus menunggu?! Kalau menunggu seperti ini terus, pasien akan gawat! Sekarang pasien sangat gawat!" Teriak Mi Ka cemas.

Mendengar itu, Dokter Shao langsung menyuruh Dokter Kepala He untuk melakukan video call pada mereka yang di dalam. Dokter Kepala He pun menghubungi Yan Shan agar Dokter Shao bisa melihat dan menganalisa kondisi korban.

Mendengar laporan Yan Shan bahwa pasien benar-benar mengalami pneumotoraks, Dokter Shao tiba-tiba memutuskan agar pasien di operasi sekarang juga di lift dan harus mereka berdua yang melakukannya.

Mereka akan membuka sedikit celah pintu lift untuk mengoper peralatan operasi pada mereka berdua. Lakukan dekompresi jarum untuk mengeluarkan darah yang terakumulasi dan menurunkan tekanan pada paru-paru.

Tapi bahkan sebelum dia selesai memberi mereka instruksi, sambungan mereka terputus gara-gara ponselnya Yan Shan lowbet. Dokter Kepala He jadi ragu tentang operasi itu.

Tapi Dokter Shao tetap bersikeras agar operasi tetap dilakukan dan menyuruh Dokter Kepala He untuk menyuruh teknisi menghentikan perbaikan lift karena lift tidak boleh terguncang selama operasi.

Akhirnya teknisi cuma membuka sedikit pintu lift agar para perawat bisa menyerahkan peralatan operasi pada Mi Ka. Tapi Yan Shan ragu untuk melakukan operasi ini.

Biarpun dekompresi jarum itu bukanlah operasi besar, tapi mereka cuma dokter magang yang masih perlu bimbingan mentor untuk melakukannya. Kalau sampai terjadi masalah, siapa yang akan bertanggung jawab.

"Tapi jika kita tidak melakukannya, apakah kita hanya akan berdiam diri melihatnya mati?" Debat Mi Ka.

Yan Shan masih saja terus mendebat masalah tanggung jawab jika sampai terjadi sesuatu pada pasien. Tapi Mi Ka tanpa ragu mulai mengeluarkan peralatan operasi mereka dan mengingatkan bahwa mereka akan lebih disalahkan jika mereka sampai tidak melakukan apapun.

Mi Ka langsung menyerahkan jarumnya pada Yan Shan. Tapi Yan Shan malah cuma terdiam ragu dan gemetar ketakutan. Berusaha menyemangatinya, Mi Ka mengingatkan Yan Shan bahwa ini bukan praktik pertamanya Yan Shan. Sebelumnya dia pernah sangat berhasil melakukan ini.

"Apa yang kau takutkan? Lihat aku. Kau adalah dokter terbaik dalam angkatan kita, baik praktik maupun latihan. Kita adalah dokter profesional, kita memiliki kemampuan, kita juga memiliki tanggung jawab untuk menyelamatkannya. Mulailah."

Mi Ka langsung mengangkat si pasien agar Yan Shan bisa memulai dekompresi jarumnya. Tapi Yan Shan terus gemetar hingga akhirnya mengaku menyerah dan tak sanggup melakukannya, bersikeras agar mereka menunggu saja.

Mi Ka-lah yang akhirnya mengambil alih jarum itu dan menyuruh Yan Shan untuk memegangi si pasien. Dengan tenang dia mencari titik yang paling tepat di antara rusuk pasien lalu menusukkan jarum itu tepat sasaran dan berhasil mengeluarkan darah dari paru-parunya, dan pasien pun akhirnya bisa bernapas kembali. Fiuh! Syukurlah.

Lift akhirnya terbuka tak lama kemudian dan pasien pun segera diperiksa lebih lanjut oleh dokter spesialis lalu dibawah ke ruang operasi. Dokter Kepala He prihatin pada kedua dokter magang itu, mereka pasti ketakutan.

Dan Yan Shan dengan seenaknya bilang bahwa dia sibuk menyelamatkan pasien sampai lupa takut, jelas secara tak langsung mengklaim kalau dialah yang melakukan operasinya. (Bah! Sejak simulasi penyelamatan di hutan waktu itu, dia memang kelihatan kayak dokter kurang peduli sama pasien, dan sekarang semakin kentara kalau dia rival kerja yang nyebelin dan ingin menang sendiri)

Dokter Kepala He percaya-percaya saja padanya dan memujinya, sama sekali tidak melirik Mi Ka sedikitpun. Mi Ka pun diam saja dengan canggung.

Tapi Dokter Shao memperhatikan ada ciptratan darah di jas dokternya Mi Ka dan jelas langsung tahu siapa di antara mereka yang melakukan operasi. Dia memuji mereka berdua lalu bergegas pergi.

Di markas SWAT, Ke Lei sedang makan pop mie sambil menonton drama My Sunshine tepat di adegan He Yi Chen berkata 'Kelak kau akan mengerti bahwa saat orang (yang tepat) itu muncul, maka orang lain tidak akan berarti apa-apa'.

Ke Lei sinis mendengar kalimat gombal itu dan langsung ganti drama. Kali ini dia nonton Go Go Squid tepat di adegan Han Shan Yang memojokkan Tong Nian ke tembok dan menciumnya. Pfft! Ke Lei sontak berhenti nonton saking nggak tahannya melihat adegan cheesy itu.

Ternyata dia masih menyimpan dalemannya Mi Ka dan belum mencucinya sama sekali. Tapi dia sungguh tidak mengerti kenapa Mi Ka belum menghubunginya sama sekali.

Tiba-tiba dia memikirkan sesuatu, lalu keesokan harinya dia mendatangi toko baju khusus cewek di mall. Pfft! Dia canggung banget saat berbisik mengutarakan apa yang dicarinya, tank top.

Tapi si pelayan toko malah santai saja mempromosikan barang yang dicarinya dengan suara begitu lantang. Dia bahkan memaksa Ke Lei untuk meraba bahannya dan terang saja Ke Lei langsung menolak dengan panik.

Ke Lei benar-benar tak nyaman, apalagi dia dilihatin para wanita di sana. Akhirnya dia tidak tahan lagi dan langsung pergi. Dan tepat di luar toko itu, dia melihat penjual lain yang menjual kaos daleman pria. (Wkwkwk! Masa Mi Ka mau dikasih daleman cowok sih, Kapten?)

Chen Tao memberitahu teman-temannya bahwa nanti akan ada rapat pengumuman penentuan departemen. Mi Ka dan Yan Shan mengaku mendaftar ke Departemen Bedah Saraf, tapi entah siapa yang akan terpilih.

Kalau Chen Tao hanya berharap agar dirinya tidak dimasukkan ke Departemen Bedah Darurat. Soalnya di sana ada si Guru Pemusnah, siapapun tidak akan lolos darinya.

Dokter Kepala He baru mau pergi untuk rapat itu dan kebetulan bertemu dengan Dokter Shao. Mendengar itu, Dokter Shao langsung meminta diperlihatkan daftarnya dan mendapati Yan Shan-lah yang terpilih untuk Bedah Saraf.

Dokter Shao langsung meminta Dokter Kepala He untuk menambahkan satu orang lagi untuk masuk ke Bedah Saraf. Dokter Kepala He keberatan terutama karena tidak sembarang dokter bisa masuk ke departemen ini. Tapi Dokter Shao bersikeras, dia janji akan menjelaskan sendiri pada kepala rumah sakit.

"Kalau begitu, tambah siapa?" Tanya Dokter Kepala He.

"Mi Ka."

"Mi Ka?"

"Iya, Mi Ka. Jadi, mohon bantuan anda untuk langsung umumkan saja. Terima kasih. Aku pergi dulu." Pinta Dokter Shao lalu bergegas pergi.

Ke Lei datang tak lama kemudian untuk menemui Mi Ka dan dengan canggung memberikan sesuatu padanya. Mi Ka penasaran dan ingin membukanya saat itu juga.

Tapi Ke Lei malu dan langsung menghentikannya, dengan tergagap saking gugupnya dia menyuruh Mi Ka untuk membukanya di rumah saja.

"Anu... itu... si... siang nanti... ayo makan bersama." Ujar Ke Lei ngajakin nge-date dengan sangat gugup. Hehe. Cute banget si kapten.

Tapi Mi Ka nggak nyambung dan bingung kenapa mereka harus makan siang bareng. Lagipula, dia masih ada rapat. Tapi Ke Lei bersikeras dan dengan canggung memutuskan secara sepihak bahwa mereka sudah sepakat lalu buru-buru menyuruh Mi Ka balik ke ruang rapat.

Begitu semuanya sudah berkumpul, Dokter Kepala He pun mulai membuka rapat dengan pidato pembukaan, bahwa penentuan departemen mereka semua didasarkan pada performa mereka selama rotasi satu tahun dan penilaian dari masing-masing dokter kepala tiap-tiap departemen.

Chen Tao yang tidak ingin masuk Bedah Darurat, malah dimasukkan ke Bedah Darurat, Chen Tao langsung lemas mendengarnya. Tapi yang paling tidak disangka semua orang adalah Mi Ka yang juga masuk Bedah Saraf. Mi Ka senang banget. Yan Shan senyam-senyum saja, tapi tampak jelas dia tidak senang.

Sementara itu di luar, Ke Lei dengan sabar menunggu sambil main game. Tiba-tiba ada anak kecil yang ikutan melihat game yang dimainkannya. Sayangnya Ke Lei kalah dengan cepat.

"Paman, kau payah." Ejek anak itu. (Pfft! Paman lagi)

Ke Lei sontak mempelototinya dengan sebal. "Siapa yang kau panggil Paman? Apa aku setua ayahmu?"

"Kau main game ini payah sekali. Sudah 3 kali masih saja tidak lolos."

"Kalau kau bisa lolos, aku akan mentraktirmu es krim."

Oke! Anak itu langsung mengambil alih gamenya... dan menang dengan mudah. Ke Lei sampai melongo melihatnya. Temannya anak itu datang tak lama kemudian dengan membawa es krim. Si anak langsung nggak mau traktiran es krimnya Ke Lei lalu pergi sambil mengolok-olokinya.

Sayangnya kencan makan siangnya dengan Mi Ka sepertinya harus batal karena tepat saat itu juga, dia mendapat telepon yang memerintahkannya balik ke markas sekarang juga. Tak lama kemudian, dia dan timnya sudah di jalan, sedang membuntuti mobil penjahat.

Chen Tao dan Xiao Yan masih lemas gara-gara mereka ditempatkan di Bedah Darurat sampai-sampai mereka tidak nafsu makan. Mi Ka yang paling ceria, dia dan Yan Shan bahkan mentraktir minum teman-temannya untuk merayakan keberhasilan mereka masuk Bedah Saraf.

Chen Tao langsung menggerutu iri tentang Mi Ka, dia tidak bilang apa-apa dan masuk ke Bedah Saraf begitu saja.

"Bukan begitu. Awalnya kuota Departemen Bedah Saraf hanya satu orang, aku juga sedikit tidak menyangkanya. Jika hanya satu orang, pastilah Yan Shan, benar bukan?"

"Ah sudahlah, jangan bicarakan lagi. Sesampainya di Departemen Bedah Saraf, tolong jaga Yan Shan baik-baik untukku. Aku di Departemen Gawat Darurat mungkin akan sangat sibuk." Pinta Chen Tao, udah kayak pacar beneran aja. Yan Shan sampai kesal padanya.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments