Qing Xia langsung melompat keluar dari mobil, tapi Wen Bo tiba-tiba berteriak menghentikan Qing Xia. Soalnya baju bagian belakangnya Qing Xia kecantol dan sekarang robek.
"Ka-kalau begitu kau jangan bengong saja. Bantu aku dong! Aku buru-buru!"
Wen Bo berusaha melepaskan kainnya yang kecantol di pintu mobilnya tapi susah. Qing Xia sudah tidak sabaran dan langsung saja bergerak yang malah mengakibatkan bajunya robek makin lebar dan Wen Bo sontak memalingkan mukanya dengan canggung.
Bingung, Qing Xia langsung saja menyuruh Wen Bo untuk melepaskan kaosnya untuk diberikan padanya, dan Wen Bo langsung menurut dengan patuh.
Saat Qing Xia keluar dari toilet tak lama kemudian, dia mendapati mukanya jelek banget. Tapi yang paling menarik perhatiannya adalah Wen Bo yang masih setia menunggunya di mobil dengan hanya mengenakan daleman, dan dengan imutnya berusaha mengalihkan pandangan matanya dari Qing Xia tapi sesekali melirik dengan canggung.
Qing Xia mendadak jadi tertarik pada Wen Bo bahkan sampai menciumi bau kaosnya Wen Bo. Saat dia kembali ke mobil, Wen Bo tiba-tiba mengomentari wajahnya yang kelihatan beda kali ini.
Terang saja Qing Xia langsung menutup wajahnya, mengira yang Wen Bo maksud adalah mukanya jelek. Dia langsung menyuruh Wen Bo memalingkan muka dan Wen Bo langsung menurut dengan patuh sambil menjelaskan bahwa maksudnya tidak begitu.
"Maksudku, kau seperti ini sangat cantik. Natural. Sungguh!"
Qing Xia langsung berubah malu-malu mendengarnya. "Kau bahkan belum lihat."
"Bukankah kau yang tidak memperbolehkanku melihatnya?" Protes Wen Bo sambil berbalik menatapnya... dan langsung memalingkan mukanya lagi sedetik kemudian. Pfft!
"Baiklah, baiklah. Cepat jalan."
Secara bersamaan, mereka sama-sama memasang sabuk pengaman tapi malah tak sengaja saling bersentuhan tangan yang sontak membuat mereka kaget kayak kesetrum.
"Maaf, maaf. Aku tidak sengaja." Ucap Wen Bo.
"Kalau kata maaf itu berguna, lalu apa gunanya polisi?" Balas Qing Xia menirukan ucapannya Dao Ming Si.
"Hah?"
"Ayo jalan saja!"
Sekarang waktunya ujian turun dari gedung tinggi pakai tali dan ini merupakan ujian terakhir mereka. Tapi yang jadi masalah, Mi Ka tampak jelas fobia ketinggian dan sangat tegang karenanya. Ke Lei menyadari itu dan berusaha menyemangatinya untuk rileks.
"Kau pasti bisa." Ucap Ke Lei menyemangatinya.
Tapi bahkan saat yang lain sudah turun semua, Mi Ka masih berdiri gemetaran di atap padahal waktunya hanya tinggal empat menit. Memandang ke bawah saja rasanya begitu mengerikan baginya.
Teman-temannya sudah pada ribut menyuruhnya untuk segera turun. Ke Lei benar-benar cemas melihatnya. Maka saat Mi Ka akhirnya memberanikan untuk turun, dia langsung menggantikan si petugas yang memegangi talinya Mi Ka.
Tapi saat baru setengah jalan, Mi Ka melihat ke bawah dan seketika itu pula pandangannya langsung mengabur... hingga tiba-tiba saja pegangannya terlepas dan dia pingsan. Ke Lei sontak menarik talinya sehingga Mi Ka tergantung di udara dan bisa diturunkan perlahan.
Yan Shan langsung mengecek nadinya dan untungnya Mi Ka masih baik-baik saja. Dia hanya pingsan karena tekanan psikologis hebat.
Ke Lei tidak mengerti maksudnya. "Jelaskan dengan mudah."
"Ketakutan sampai pingsan." Ujar Chen Tao.
"Dia fobia ketinggian." Timpal Yan Shan.
Mi Ka jadi gagal dalam ujian ini. Ke Lei sebenarnya tak enak, tapi dia tetap profesional dalam penilaiannya dan memutuskan Mi Ka tidak lulus.
Keesokan harinya, tim dokter dibawa naik gunung. Mi Ka sudah balik ceria lagi sekarang dan bisa bercanda tawa dengan teman-temannya sepanjang perjalanan.
Mereka mengira kalau mereka dibawa naik gunung untuk tes terakhir. Tapi sesampainya di sana, mereka ternyata dibawa untuk berpesta di tempat kemah untuk merayakan kelulusan mereka. Malam ini mereka bisa bersenang-senang sepuasnya.
Tapi terlebih dulu tim SWAT membagi-bagikan sertifikat kelulusan mereka, tapi hanya Mi Ka seorang yang tidak dapat. Dia gagal dalam tes terakhir, jadi dia belum bisa diberi sertifikat.
Mi Ka diam saja dengan pasrah, tapi teman-temannya langsung protes membelanya dan berusaha meminta Ke Lei untuk tetap memberi Mi Ka sertifikat.
Sayangnya keputusan Ke Lei tidak bisa diganggu gugat. Dia yakin kalau Mi Ka akan menjadi seorang dokter yang sangat hebat. Tapi pertolongan darurat jelas tidak cocok untuk Mi Ka.
"Seorang anggota pertolongan darurat, tidak cuma perlu memiliki teknik yang baik, melainkan juga perlu kualitas mental yang baik. Orang seperti dia yang memiliki fobia ketinggian, tidak bisa kuberikan sertifikat kelulusan. aku harus bertanggung jawab pada kalian,juga harus bertanggung jawab pada korban dan harus lebih bertanggung jawab padanya. Jadi, maaf."
Mi Ka menerimanya dengan besar hati dan menyetujui ucapan Ke Lei. "Kata-kata Instruktur Xing benar. Aku memang tidak memenuhi kriteria untuk mendapatkan sertifikat kelulusan. Sebentar lagi acara kelulusan akan dimulai, sebaiknya kita semua cepat bersiap, oke? Selamat sudah lulus!"
Mi Ka lalu menjauh dari semua orang dan tampak sedih. Ke Lei tiba-tiba muncul dan mmeberitahunya untuk tidak putus asa. Karena bagaimanapun, sebenarnya performanya Mi Ka lumayan bagus kok.
Mi Ka menyangkal, dia tidak putus asa. Buat apa? Hidup ini indah kok. Apa Ke Lei tahu berapa banyak ujian sertifikasi yang perlu dijalani untuk menjadi seorang dokter? Ke Lei bukan orang pertama yang tidak meluluskannya. Dia tidak selemah yang Ke Lei pikir.
"Lagipula, nyawaku susah payah diselamatkan oleh seseorang, jadi aku tidak akan tidak menghargainya."
Mi Ka pun bercerita tentang perampokan yang pernah terjadi dua tahun lalu. Dia disandera dengan dipaksa memegang granat. Saat itu dia merasa kalau dia akan mati.
"Tapi kemudian ada seorang Paman SWAT yang muncul dan dia berkata padaku 'Selama ada aku, kau tidak akan mati'. Dia mengambil granat itu dan menggenggamnya di tangannya." (Pfft! Paman SWAT dia bilang)
Ke Lei jelas kaget dan tidak terima disebut sebagai 'Paman'. "Kau salah ingat, ya? Masa dia setua itu?"
Tapi Mi Ka nggak nyambung dengan protesnya, lagian inti ceritanya kan bukan tentang umurnya si Paman SWAT.
"Tapi di dalam SWAT, tidak ada yang umurnya terlalu tua."
Tapi Mi Ka sangat amat yakin kalau orang itu tidak mungkin masih muda, soalnya pembawaannya tenang banget. Orang itu tidak gentar saat menghadapi bahaya dan sangat tampan.
Ke Lei langsung bangga disebut tampan. Tapi... "Kau bahkan tidak melihat wajahnya, bagaimana bisa tahu kalau dia tampan?"
"Bagaimana kau tahu kalau aku tidak pernah melihat wajahnya?"
"SWAT seperti kami selalu memakai masker saat menjalankan tugas."
"Tidak. Walaupun dia pakai masker, tapi aku tetap bisa merasakan tubuhnya bersinar."
Ke Lei sontak sumringah bangga mendengar pujiannya. Mi Ka bingung, apa yang Ke Lei tertawakan? Ke Lei menyangkal, tidak ada apa-apa kok.
Menurut Mi Ka, Ke Lei sama sekali tidak kelihatan kayak anggota SWAT kalau dia tidak pakai seragam. Soalnya wajah Ke Lei kekanak-kanakan, dia juga putih banget.
Ke Lei menyangkal dan langsung menyingsingkan lengan bajunya, putih dari mana? Ini saja sudah sangat sangat hitam. (Itu masih putih banget, Kapten)
"Mengataimu sedikit saja, kau sudah seperti terinjak ekornya. Kudengar kau adalah kapten paling muda yang pernah ada. Jangan-jangan umurmu masih lebih kecil dariku?"
"Bagaimana mungkin. Aku sudah bekerja bertahun-tahun, sedangkan kau baru lulus."
"Di fakultas kedokteran, kami harus belajar tujuh tahun. Umur kita seharusnya tidak beda jauh."
Saat mereka kembali ke markas, dua orang wanita tiba-tiba mengajak Ke Lei foto bareng buat kenang-kenangan. Maka Mi Ka pun langsung mundur dan menjauh. Ke Lei jadi tidak fokus dengan sesi fotonya gara-gara galau melihat Mi Ka pergi.
Qing Xia mendadak muncul juga, jelas dia tidak mau ketinggalan pesta ini. Tapi Mi Ka bingung melihat kaos yang dipakainya, dia beralih profesi atau apa?
"Ini kaosnya Shu Wen Bo." Ujar Qing Xia lalu membisiki Mi Ka tentang kejadian kemarin yang membuat Wen Bo memberikan kaosnya padanya.
"Bukankah kau tidak menyukainya?" Heran Mi Ka.
"Aku juga merasa ini aneh. Cukup satu detik saja untuk menyukai seseorang. Kau tidak tahu, saat dia melepaskan bajunya untuk diberikan padaku lalu tampangnya yang hanya memandang ke depan itu imut sekali. Rupanya kemunculan pahlawanku tidak perlu sebuah adegan yang besar. Cukup begitu saja."
"Lalu bagaimana dengan... Andy, Tony, Chris?"
"Mereka adalah... awan tujuh warna yang dinaiki pahlawan."
"Teori asal macam apa itu? Jadi baju yang kemarin dia berikan padamu, kenapa masih kau pakai sampai sekarang?"
"Aku bersedia. Setiap hari memakainya juga aku bersedia."
Tepat saat itu juga, Qing Xia melihat Wen Bo jalan sama Ke Lei. Qing Xia langsung semangat memanggil Wen Bo.
Wen Bo ingin menghindar, tapi Ke Lei yang sedari tadi sudah mencari Qing Xia, langsung memaksa Wen Bo mendatangi kedua wanita itu, jelas memanfaatkan Wen Bo sebagai alasan biar bisa duduk dekat Mi Ka.
Qing Xia langsung menarik Wen Bo duduk di sampingnya dan sumringah lebar saat Mi Ka mengomentari kaos couple mereka. Wen Bo yang tidak nyaman dan heran kenapa Qing Xia masih memakai kaosnya.
"Di sini tidak ada mall, aku tidak sempat beli."
"Kemarin kan aku sudah tanya kau mau ke mall atau tidak, kau bilang tidak usah."
"Aku cuma pinjam bajumu sebentar, kenapa kau pelit sekali?"
"Aku... tidak pelit." Canggung Wen Bo.
Kedua wanita geli melihat sikap canggungnya yang imut itu. Ke Lei diam-diam melirik Mi Ka, tapi tiba-tiba saja Wen Bo muncul menghalangi pandangannya. Pfft!
Chen Tao tiba-tiba mengumumkan bahwa karena ini adalah acara kelulusan mereka, maka merekalah yang berkuasa hari ini. Dan berhubung selama dua minggu mereka sudah banyak disiksa oleh para instruktur, jadi sekarang saatnya balas dendam.
Dan sasaran pertama mereka adalah Ke Lei. Dia disuruh pakai smart watch untuk mengukur detak jantungnya karena permainan mereka hari ini adalah 'Siapa yang Membuat Hatimu Berdebar'.
Detak jantung Ke Lei saat ini adalah 68. Jika mereka bisa membuat detak jantung Ke Lei meningkat mencapai 100, maka Ke Lei harus menerima hukuman.
Yan Shan duluan menyuruh Ke Lei untuk melakukan berbagai macam olahraga berat. Tapi semua itu ternyata cuma bisa menaikkan detak jantungnya Ke Lei sampai ke 80 saja. Wah! Hebat!
Chen Tao kecewa dan langsung beralih ke Mi Ka, menyuruhnya melakukan sesuatu pada Ke Lei. Harus yang lebih ekstrem, jangan olahraga. Dia harus bisa. Jika tidak, maka merekalah yang harus menanggung hukuman.
"Jebakan wanita." Bisik Qing Xia lalu mendorong Mi Ka maju.
Tapi Mi Ka nggak ngerti apa maksudnya. Dia harus bagaimana? Qing Xia menyuruhnya mempelototi Ke Lei tanpa berkedip. Ke Lei percaya diri banget bisa menang.
Jadilah mereka kontes melotot. Tapi lama kelamaan, mereka mulai larut dalam suasana seolah dunia hanya milik berdua... saat tiba-tiba saja seseorang mendorong Mi Ka dan Ke Lei sigap menangkapnya dalam pelukannya dan itu sukses membuat detak jantung Ke Lei berdebar kencang sampai 125. Yeah! Tim dokter menang!
Ke Lei dan Mi Ka sontak saling melepaskan diri dengan canggung. Mi Ka malu banget sampai-sampai dia langsung menyembunyikan diri di belakangnya Qing Xia. Ke Lei juga malu dan berusaha menutupinya dengan menuduh smart watch ini rusak.
"Jamnya yang rusak atau hatimu yang tergerak!" Goda Qing Xia. Mi Ka sontak menutup mulutnya saking malunya
"Ini namanya, pahlawan pun tidak sanggup menahan godaan wanita cantik!"
"Kapten Xing, kau harus menepati perkataanmu. Kau ini tipikal yang disebut 'tidak bisa menahan godaan wanita cantik'. Kalau begitu, Kapten Xing harus menerima hukuman!"
Bersambung ke part 2
2 Comments
semngat mba ima...lanjutt
ReplyDeleteLanjut.... Lanjut.... Lanjut..... Lanjut.... Lanjut.... Lanjut..... Semangat🔛🔥🔛🔥
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam