Ke Lei mau pergi, tapi Mi Ka dengan cepat memanggilnya dan berusaha memprotesnya. Dia tidak terima terus menerus ditarget seperti ini. Kenapa Ke Lei sangat tidak berperasaan?
Ke Lei menyangkal. "Jika aku menargetmu, kau sudah meninggalkan tempat ini sejak pertama kali kau melanggar aturan. Dokter Mi, aku menghormati pilihanmu. Tapi aku juga memohon padamu untuk menghormati aturan kami."
Ke Lei tiba-tiba menawarkan penyelesaiannya. Mi Ka hampir saja senang. Tapi Ke Lei malah cuma menyuruhnya untuk menyelesaikan masalahnya dulu, dan kembali lagi kemari tahun depan.
Mi Ka kesal. Tapi dia pantang menyerah dan memutuskan untuk menunggu Ke Lei di depan gerbang, bertekad untuk meminta maaf sekali lagi dan membuat Ke Lei mengizinkannya untuk lanjut latihan.
Qing Xia merasa jalan pikiran para polisi SWAT itu beda daripada orang biasa. Asal Mi Ka tahu saja, kemarin saat dia keliling bersama Wen Bo untuk melihat-lihat peralatan perang mereka, Wen Bo malah menyetrumnya dengan sarung tangan listrik.
Mi Ka ngakak mendengarnya. "Kalau Xing Ke Lei mengizinkanku lanjut latihan di sini, aku rela dia menyetrumku 100 kali."
Tiba-tiba mereka melihat pak penjaga yang sedang berusaha mengusir seorang bapak tua yang berjalan pakai tongkat dan membawa sekarung kacang hasil panennya sendiri yang ingin dia berikan pada Ke Lei.
Menurut pak penjaga, Ke Lei ternyata pernah menyelamatkan bapak ini saat terjadi longsor di atas gunung. Bapak ini sangat berterima kasih pada Ke Lei, makanya tiap beberapa datang membawakan sesuatu untuk Ke Lei.
Pernah pak penjaga membiarkan bapak ini menaruh barangnya di sini karena Ke Lei sedang tidak berada di markas waktu itu. Tapi begitu Ke Lei melihatnya, dia malah langsung diomeli dan dimarahi habis-habisan sama Ke Lei karena Ke Lei merasa tidak enak untuk menerimanya.
Melihat kondisi kaki si bapak, Mi Ka pun berinisiatif untuk membantu Kakek untuk menyampaikan barangnya itu pada Ke Lei nanti lalu mengantarkan si bapak pulang. Apalagi desanya si bapak cukup dekat dan bisa ditempu dengan naik bis.
Yang tidak Mi Ka ketahui, bis terakhir hanya sampai jam 5 sore. Dan sekarang hari sudah petang, Mi Ka benar-benar tidak tahu bagaimana caranya balik ke markas.
Dia harus melewati hutan, tapi tidak tahu jalannya. Hujan deras lagi.Parahnya lagi, Mi Ka tiba-tiba terpeleset hingga dia terguling-guling.
Sementara itu di markas, Ke Lei sedang berbaring sambil melamun galau memikirkan betapa cemasnya Mi Ka terhadap pasiennya dulu hingga dia berani memohon-mohon pada para perampok untuk membawa pasien ke rumah sakit, dan juga ketulusan ucapan Mi Ka tadi siang.
Saat dia keluar, dia malah melihat Qing Xia sedang mondar-mandir cemas di depan gerbang, sedang menunggu Mi Ka.
Ke Lei jadi cemas dan langsung pergi mencari Mi Ka. Dia berusaha menelepon, tapi nomornya Mi Ka sama sekali tidak bisa dihubungi karena tidak ada sinyal di tengah hutan.
Dia terus berusaha menyusuri hutan sambil berteriak-teriak memanggil Mi Ka. Mi Ka sendiri sedang berusaha menyeret dirinya hingga dia bisa duduk di batu saat akhirnya dia mendengar suara Ke Lei dan langsung berteriak memanggilnya.
Kaki Mi Ka keseleo, sehingga saat Ke Lei mencoba membantunya berdiri, dia langsung oleng... dan berakhir dalam pelukan Ke Lei.
Dengan cepat menilai situasi, Ke Lei langsung menawarkan punggungnya untuk menggendong Mi Ka. Tapi Mi Ka cuma diam saja, ragu untuk naik.
"Apa yang kau pikirkan. Besok kau masih harus latihan." Ujar Ke Lei (Hah? Besok harus latihan? Katanya Mi Ka dikeluarin, Kapten? Hihi)
Tapi Mi Ka nggak ngeh dengan maksud ucapannya itu dan dengan ragu-ragu naik ke punggungnya Ke Lei, dan tampak kagum pada Ke Lei sepanjang perjalanan menembus hutan.
Begitu kembali ke markas, Ke Lei langsung membawa Mi Ka ruang kesehatan. Dia tidak tahu bagaimana caranya mengobati lukanya Mi Ka, jadi Mi Ka sendiri yang mengobati lukanya. (Perasaan itu cuma luka lecet deh, masa nggak tahu cara ngobatinnya sih, Kapten?)
Mi Ka tak bersuara sedikitpun saat mengaplikasikan obatnya, membuat Ke Lei kagum juga sama dia. Lalu, apa Mi Ka butuh antibiotik atau antiinflamasi untuk mencegah infeksi?
"Tidak perlu. Aku tidak selemah itu."
Mi Ka dengan canggung memberitahu Ke Lei tentang si bapak tadi. Dia hanya khawatir, makanya dia mengantarkan si bapak pulang dan memeriksa kondisi tubuhnya. Tapi si bapak ternyata baik-baik saja.
"Aku tahu kau bermaksud baik. Tapi kau juga harus bertanya degan jelas. Di gunung tidak ada bis lewat jam 5. Bagaimana kalau aku sampai tidak menemukanmu?" Omel Ke Lei cemas.
"Aku tahu aku tertangkap basah lagi olehmu. Kau sekarang sedang memikirkan bagaimana cara menghukumku, kan? Tidak perlu lagi, kau sudah berencana mengeluarkanku." Ucap Mi Ka pasrah.
"Sepertinya kau tidak takut dihukum olehku, kan?"
"Aku takut."
"Takut apa?"
"Masalah sebelumnya belum selesai, ditambah lagi masalah kali ini, riwayatku pasti tamat."
Ke Lei tersenyum tipis mendengarnya, tapi dia buru-buru menormalkan wajahnya saat dia bertanya tentang bagaimana keadaan temannya Mi Ka.
"Teman yang mana? Xiao Man? Bisa dibilang ada sedikit harapan... bagaimana kau bisa tahu?"
"Temanmu yang satunya, Qing Xia, sudah melaporkan semua keadaanmu pada atasanku. Lukamu parah, latihan besok... jangan ikut dulu."
Mi Ka akhirnya mulai ngeh dengan maksud ucapan Ke Lei. "Aku boleh... tidak ikut latihan? Apa maksudnya itu? Kau tidak jadi mengusirku?"
"Aku hanya bilang kau boleh ikut latihan, tapi aku tidak bilang akan memberimu sertifikat kelulusan."
Dan Mi Ka malah menjawabnya dengan bersin, tepat ke mukanya Ke Lei. Wkwkwk! Terang saja Ke Lei langsung memalingkan mukanya dengan canggung.
"Kenapa kau menghindar? Aku kan cuma bersin. Kenapa kau itu... tidak perhatian pada wanita?"
"Kekuatan tempurku yang hebat, bukan digunakan untuk perhatian pada wanita. Cepat beres-beres lalu pergi. Jangan tularkan padaku."
"Aku cuma flu biasa, bukan flu karena virus. Jadi tidak akan menular."
Mendengar itu, Ke Lei langsung memberikan sekotak obat masuk angin padanya lalu pergi sambil diam-diam tersenyum bahagia.
Qing Xia baru selesai menelepon komandan SWAT saat Wen Bo muncul untuk menjemputnya. Soalnya Qing Xia sudah terlambat setengah jam. Tapi Qing Xia mengingatkan bahwa tadi dia sudah mengirim chat, mengabarkan kalau dia akan terlambat karena ada urusan.
Tapi Wen Bo ngotot untuk tepat waktu karena waktu latihan tim SWAT itu tetap, tidak bisa diubah seenaknya. Mendengar itu, Qing Xia malah seenaknya mengubah jadwal jadi besok saja.
Wen Bo sontak terus terang mengkritiknya, bahkan menuduh Qing Xia tidak profesional karena Qing Xia memanfaatkan pekerjaannya untuk membujuk orang lain dan mencampuri pekerjaan departemen lain.
"Kau meminta Komandan Hao untuk memaksa Kapten Xing untuk membiarkan Mi Ka tetap di sini. Ini tidak masuk akal."
"Kau melihat masalah hanya dari luar, itu lebih tidak profesional. Lagipula untuk wawancara ini, yang kundang sebenarnya Xing Ke Lei. Tidak bilang apa-apa, langsung diganti jadi kau. Ini lebih tidak masuk akal."
"Aku juga tidak bersedia!"
Kesal, Qing Xia langsung pergi. Tapi Wen Bo malah ngotot membuntutinya. Soalnya bagaimanapun, melayani Qing Xia adalah tugasnya. Kesal, Qing Xia akhirnya memutuskan untuk mengubah jadwal menjadi nanti sore.
Wen Bo lalu latihan tinju dengan Ke Lei. Dia mengira kalau Ke Lei pasti sedang kesal karena dipaksa Komandan Hao untuk membiarkan Mi Ka tetap di sini atas bujukan Qing Xia.
Tapi yang tak disangkanya, Ke Lei menyangkal dugaannya dan memberitahu bahwa Qing Xia hanya menjelaskan pada Komandan Hao tentang alasan Mi Ka keluar. Wen Bo jadi menyesal sudah salah paham sama Qing Xia.
Tiba-tiba Wen Bo sadar waktu dan langsung melesat keluar dengan panik, soalnya dia sudah terlambat. Qing Xia sudah sibuk memotret saat dia baru datang dan terang saja Qing Xia langsung balas menyindir keterlambatannya.
Tapi Wen Bo tidak perlu menjelaskan apapun alasannya, Qing Xia juga tidak ingin mengganggu waktu mereka kok. Jadi mending sekarang mereka mulai sekarang saja.
Wen Bo pun langsung naik ke atas gedung untuk melakukan aksi keren turun pakai tali, sementara Qing Xia memotretnya dari bawah. Tapi pemotretan pertama gagal gara-gara Wen Bo tidak melihat ke kamera.
Percobaan kedua juga gagal, soalnya biarpun Wen Bo sudah menatap ke kamera, tapi ekspresinya meringis jelek banget. Wen Bo bingung, dia kan tidak bisa berekspresi.
"Coba kau pikir. Yang kita buat sekarang adalah video promosi. Video promosi jelas harus memamerkan pesona pasukan SWAT. PESONA! Lihatlah ini, ekspresimu menakutkan sekali."
"Kalau begitu, aku lakukan sekali lagi saja."
Jadilah mereka harus mengulang aksi itu berulang-ulang kali... hingga akhirnya Qing Xia mendapatkan foto yang paling lumayan. Tapi saat Qing Xia hendak pergi, dia malah melihat Wen Bo memijat bajunya. Dia kenapa?
Wen Bo menyangkal dan mengklaim kalau ototnya cuma agak tertarik saat turun tadi. Tapi seorang petugas tiba-tiba berkomentar bahwa itu pasti cedera lamanya Wen Bo.
Qing Xia jadi tak enak hati mendengarnya. " Kenapa tidak bilang dari awal kalau kau cedera?"
"Aku sungguh baik-baik saja. Ini cedera lama., hanya sedikit tertarik. Apapun permintaanmu, pasti aku ikuti. Saudari Xia, terkait masalah tadi siang. Aku ingin minta maaf. Kapten Xing sudah bilang padaku. Kau hanya menjelaskan pada Komandan Hao tentang alasan Mi Ka keluar dari tempat pelatihan. Aku yang asal berasumsi sendiri. Maaf."
Qing Xia tak mempermasalahkannya kok, dia bukan pendendam. Dia ingin mengatakan sesuatu lagi, tapi Wen Bo mendadak gugup sampai-sampai dia agak tergagap saat dia berkata bahwa lain kali mereka tidak boleh terlambat lagi lalu bergegas pergi.
Bersambung ke part 2
3 Comments
Lanjut.... Lanjut.... Lanjut.... Semangat🔛🔥
ReplyDeleteLanjuut mba Ima...lanjut terus..
ReplyDeleteLanjuut mba Ima...lanjut terus..
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam