Sinopsis Perfect and Casual Episode 24 [END]

Di toilet bandara, Yun Shu kehabisan tisu toilet. Tapi saat dia hendak mengambil tisunya sendiri di tas, dia tak sengaja menemukan sebundel notes yang diam-diam diselipkan Shi Nian.

Dalam notes-notes itu, Shi Nian memberitahu Yun Shu tentang segala hal yang sudah dia siapkan untuk keperluan Yun Shu tinggal di luar negeri. Dia juga memberi berbagai wejangan tentang apa-apa yang harus dia lakukan selama tinggal sendirian di luar negeri.

Semua notes itu kontan membuat Yun Shu berubah pikiran hingga dia langsung lari keluar bandara dan naik taksi. Dia berusaha menghubungi Shi Nian tapi tidak diangkat. Akhirnya Yun Shu membaca kembali semua notes itu dengan berlinang air mata penuh haru.

Walaupun dia mengantarkan kepergian Yun Shu dengan senyum ceria, tapi Shi Nian sebenarnya sangat sedih hingga dia harus menenangkan diri dengan menonton film bisu di bioskop. Tapi tepat saat itu juga, Yun Shu mendadak muncul dan duduk di sebelahnya. Shi Nian kaget.

"Segitunya ingin aku keluar negeri, yah?"

"Lalu... bagaimana kau bisa menemukanku di sini?"

Karena Shi Nian sendiri yang waktu itu bilang bahwa dia suka menonton bioskop sendirian setiap kali perasaannya sedang buruk.

"Kau balas dendam padaku? Kau tahu aku tidak ingin kau membuang kesempatan ini."

Yun Shu tahu kalau keputusannya ini kekanak-kanakan dan impulsif. Tapi ini bukan keputusan terburu-buru. Walaupun ini adalah kesempatan yang sangat berharga baginya, tapi Yun Shu yakin dia akan bisa mendapatkan kesempatan yang sama di masa depan nanti.

"Kau melepaskan sesuatu yang kau sukai."

"Pak Zhang, kau dan kakek adalah keluargaku. Kalian berdua tak tergantikan bagiku."

Shi Nian terharu mendengarnya dan langsung menggenggam erat tangan Yun Shu. Yun Shu memberitahu bahwa biarpun dia batal pergi, tapi dia tidak akan berhenti menggambar komik.

"Aku ingin tetap menggambar bersama orang yang kucintai."

"Terima kasih Yun Shu. Kau selalu ada di saat kritis. Membangunkan kebodohanku."

"Ayo kita pindah kembali ke rumah Kakek."

"Oke."

"Oh, ngomong-ngomong. Aku meninggalkan koperku di bandara."

"Setelah film selesai, kuantar mengambilnya."

Keesokan harinya, Yun Shu berdiri galau di hadapan Gao Mei yang diam saja dengan muka ngambek. Yun Shu sontak nyerocos heboh meminta maaf, bahkan menawarkan menggambar gratis selama 3 tahun sebagai gantinya.

Dia imut banget sampai Gao Mei geli mendengarnya. Dia tidak marah kok. Sebenarnya Gao Mei mengerti kok. Saat dia masih muda dulu, dia juga merasa cinta adalah segalanya.

"Lalu Kak Mei, apa kau masih percaya cinta?"

"Kalau aku tidak percaya cinta, mana mungkin aku memilih publikasi 'Pria Sempurna dan Gadis Biasa'? Aku masihlah seorang gadis paruh baya dengan hati merah jambu."

"Kak Mei, kau keren."

"Baiklah, berhentilah menyanjung. Pergilah. Aku memberimu cuti seminggu. Temanilah Kakek Zhang."

Dan masalah tawaran itu, Gao Mei yang akan bantu mengurusnya, Yun Shu tidak perlu khawatir. Yun Shu bahagia banget dan langsung melempar tanda cinta besar pada bosnya yang baik hati itu.

Yun Lan hendak pulang tapi malah mendapati Lu Yu sedang menunggunya. Lu Yu mengaku sudah menandatangani persetujuan rekonsiliasi dan meminta maaf pada Yun Lan.

Dia baru tahu bahwa biarpun Yun Lan adalah pengacaranya Pak Han, tapi sebenarnya Yun Lan diam-diam membela dan melindunginya. Dia benar-benar seperti orang bodoh.

Yun Lan sinis menyindirnya. Dia sudah bisa membayangkan sebelum melakukan ini. Lu Yu tidak mungkin bisa memahami tujuannya yang sebenarnya dengan IQ-nya itu.

"Aku tahu. Aku sebelumnya sangat marah karena. Aku telah banyak berakting di drama TV, tapi tidak pernah ada plot sedramatis ini dalam drama TV. Aku sungguh tidak tahan."

"Lalu sekarang kau tahan?"

"Iya. Yun Lan, terima kasih."

"Tidak perlu berterima kash. Pulanglah dan penuhi perjanjian rekonsiliasimu. Ini usaha terbaikku untuk membantumu."

"Aku minta putus sebelumnya, itu hanya emosi sesaat. Jangan anggap serius. Mari kita tetap seperti dulu."

Sayangnya Yun Lan tidak mau. Putus yah putus. Setelah Lu Yu mengucap itu, dia juga sudah memikirkan masalah di antara mereka. Dan dia merasa kalau mereka kurang cocok. Jadi mungkin, putus adalah pilihan terbaik untuk mereka.

Lu Yu panik berusaha meminta maaf sekali lagi dan mengakui kesalahannya. Tapi keputusan Yun Lan sudah bulat. Perbedaan cara pikir dan mental mereka terlalu besar. Kalaupun diteruskan, pada akhirnya mereka akan tetap berpisah cepat atau lambat.

"Tidak akan. Tidak akan. Cinta bisa mengubah segalanya."

Tapi Yun Lan langsung melepaskan pegangan tangannya. Dia benar-benar sudah lelah dan langsung pergi, meninggalkan Lu Yu yang patah hati.

Keesokan harinya, asistennya Yun Lan menemukan Yun Lan tertidur di meja pada jam kerja. Heran dia, kemarin juga Yun Lan begini, apa Yun Lan sering begadang belakangan ini?

Yun Lan menyangkal, dia hanya kelelahan dan butuh istirahat, lalu meminta asisten untuk mengajukan cuti tahunan untuknya.

Shi Nian dan Yun Shu baru keluar dari rumah sakit tapi malah tak sengaja berpapasan dengan Xia Lin. Loh? Yun Shu jelas bingung melihatnya di sini. Katanya dia pergi ke Afrika sama Lin Nuo?

Tapi yang tak disangkanya, Xia Lin malah bilang bahwa departemen mereka hanya mengirim satu orang ke Afrika. Jadi Lin Nuo bohong.

Yun Shu langsung menelepon Zhi Yi yang saat itu sedang menonton film seorang diri dengan berlinang air mata, dan jelas saja dia kaget saat mendengar informasi itu.

Padahal dulu Lin Nuo tidak pernah berbohong padanya, tapi sekarang Lin Nuo sengaja berbohong hanya untuk menghindarinya.

Di tempat lain, Yun Lan juga sedang gundah gulana mengetahui kelelahannya belakangan ini ternyata adalah karena dia sedang hamil anaknya Lu Yu.

Dia langsung mengajak Yun Shu ketemuan di coffee shop untuk mengabarkan masalah ini padanya. Yun Shu senang mendengarnya. Lalu kapan Yun Lan dan Lu Yu akan menikah?

"Aku tidak ingin menikah." Tegas Yun Lan.

Dia bahkan belum memberitahu Lu Yu. Dia benar-benar bingung harus bagaimana. Semua ini di luar rencananya. Tahun depan dia akan dipromosikan menjadi mitra, dia bahkan sedang menangani dua kasus besar sekarang.

Karena itulah, dia berencana untuk buat janji dengan dokter untuk menggugurkannya dan meminta Yun Shu untuk menemaninya ke rumah sakit. Yun Shu jelas tidak setuju. Dulu dia akan mendukung apapun keputusan Yun Lan. Tapi kali ini tidak. Yun Lan harus memberitahu Lu Yu tentang ini.

Tapi karena Yun Lan bersikeras, akhirnya Yun Shu dan Shi Nian memutuskan pergi menemui Lu Yu di rumahnya. Tapi begitu pintu terbuka, Lu Yu sontak memeluk Shi Nian sambil menangis sedih bin lebay.

"Nian Nian, aku putus. Aku tidak mau hidup, putus asa, aku butuh kehangatanmu."

Shi Nian dingin saja menanggapinya seperti biasanya dan langsung melepaskan Lu Yu darinya untuk memperlihatkan Yun Shu yang menonton segalanya dari belakang dengan canggung.

Tapi mood-nya seketika berubah begitu mendengar kabar tentang kehamilan Yun Lan itu. Bahkan saking girangnya, dia hampir khilaf mau memeluk Yun Shu.

Tapi Shi Nian dengan cepat mencegatnya dan jadilah dia cuma memeluk Shi Nian sebelum kemudian dia beranjak pergi ke kamarnya untuk ganti baju, bersiap mau pergi mencari Yun Lan.

Dia bahkan tiba-tiba berubah protektif sama Yun Shu, menyatakan Yun Shu sebagai adik iparnya dan memperingatkan Shi Nian untuk menjaga adik iparnya dengan baik. Jika tidak, dia tidak akan segan sama Shi Nian.

Yun Lan lagi-lagi ketiduran di kantor. Tapi tiba-tiba asistennya nge-chat, memberitahu Yun Lan untuk segera keluar, soalnya di luar ada Lu Yu yang sedang bikin onar.

Yun Lan sontak keluar dengan tergesa-gesa, dan jelas saja pertemuan mereka langsung menarik perhatian para pejalan kaki yang lewat dan langsung heboh merekam mereka.

Lu Yu mengaku sudah tahu dari Yun Shu, lalu tiba-tiba saja dia berlutut di hadapan Yun Lan sambil menyodorkan cincin berlian, dan berkata. "Mari kita menikah.

Tapi Yun Lan tidak nyaman banget karena dilihat banyak orang. "Apa masalahmu kemarin masih belum cukup?"

"Aku mencintaimu. Aku ingin menikahimu. Aoa ini masalah bagimu?"

"Kita bicara di tempat lain saja."

"Yun Lan, aku mencintaimu. Lebih dari sekali aku memikirkan masa depan kita, gambaran hidup bersama, tapi belum berani mengungkapkannya, takut kau menolaknya."

Dia takut jika dia melamar Yun Lan, Yun Lan malah akan menghindarinya. Tapi hari ini saat dia tahu Yun Lan hamil, satu-satunya yang dia pikirkan adalah dia ingin menikahi Yun Lan.

Meski Yun Lan akan menolak atau menghindarinya, Lu Yu akan selalu melamarnya lagi dan lagi sampai Yun Lan setuju untuk menikah dengannya. Karena itulah dia menolak bangkit sebelum Yun Lan memberinya jawaban sekarang juga.

Tapi Yun Lan benar-benar tidak nyaman dengan situasi ini dan akhirnya pura-pura sakit perut. Lu Yu sontak cemas dan langsung menuntutnya menjauhi kerumunan, membuat para penonton mereka makin heboh melihat keromantisan mereka.

Baru setelah mereka sudah cukup jauh, Yun Lan mengaku kalau dia bohong. Lu Yu jelas kaget, bisa-bisanya Yun Lan bercanda seperti ini.

"Siapa suruh bikin aku kesal. Penontonnya banyak sekali. Memalukan."

"Apanya yang memalukan? Mereka cuma iri."

"Bisakah nanti kau lebih sederhana saja. Aku tidak mau jadi bahan pencarian setiap hari."

"Siap, ibu anakku. Sekarang apa kau mau makan? Kudengar ibu hamil kurang nafsu makan. Aku sudah menyiapkan Huamei dan Hawthorn untukmu."

"Aku tidak mau makan yang asam."

"Kalau begitu, apa kau mau makan pedas? Kalau asam putra, kalau pedas putri. Putri ayah, bagus juga, aku suka."

"Tutup mulutmu."

"Satu kalimat terakhirku. Kau mau terima lamaranku?"

"Enggak! Masa inspeksi 3 bulan. Lihat dulu kinerjamu."

"Baiklah! Nanti aku minta diuji tiap hari, bagaimana? Eh, hati-hati jalannya."

Di kampus, Zhi Yi melihat pengumuman lowongan tenaga sukarelawan untuk dikirim ke Afrika. Zhi Yi langsung memotret pengumuman itu dan memberitahu Lin Nuo bahwa dia akan mengambil kesempatan itu untuk mengejar Lin Nuo ke Afrika.

"Tunggu aku."

"Kau orang yang tidak bisa ngerem. Tidak bisakah kau berubah?"

"Tidak bisa. Kau bisa apa?"

"Aku hanya bisa... menjemputmu."

Hari ini, Shi Nian dan Yun Shu menjemput Kakek yang keluar dari rumah sakit. Malam harinya, mereka merayakannya dengan kembang api bersama Lu Yu dan Yun Lan.

Sementara Kakek dan para wanita menunggu di teras, Lu Yu dan Shi Nian ngobrol di pantai. Shi Nian tanya apakah Lu Yu sudah siap jadi ayah.

Lu Yu mengaku siap. Dia sudah menyiapkan ranjang bayi, kereta bayi, popok, dot susu, dll. Pokoknya semuanya deh.

"Cerewet saja. Tahu apa maksud pertanyaanku?"

"Sejujurnya. Tidak siap. Pada dasarnya aku tidak tahu harus menyiapkan apa. Aku cuma tahu bahwa aku mencintai Yun Lan. Dia seorang wanita yang minder. Aku ingin memberinya keluarga."

"Ucapanmu sudah cukup. Kau sudah siap jadi ayah."

"Cepetan panggil aku kakak ipar."

"Kakak ipar apanya? Memangnya Yun Lan sudah setuju?"

Yun Shu penasaran kedua pria itu ngobrol apa. Berhubung ada Lu Yu, Yun Lan jadi yakin kalau mereka pasti bukan ngobrolin hal baik. Tapi Kakek memberitahu kedua wanita itu bahwa Lu Yu dan Shi Nian, walaupun mereka berbeda kepribadian, namun latar belakang mereka sama, sama-sama pria baik dan bisa dipercaya.

Yun Shu penasaran apa yang Yun Lan ujikan pada Lu Yu. Yun Lan menyangkal, dia sebenarnya tidak menguji Lu Yu. Dia hanya tidak percaya diri. Dia tidak yakin apakah dia bisa menjadi istri dan ibu yang baik.

"Nak, ingatlah. Antara keluarga, asal ada cinta itu sudah cukup." Ucap Kakek menasehati Yun Lan.

Padahal Lu Yu justru sangat percaya padanya dan mengaku pada Shi Nian bahwa dia sangat yakin kalau Yun Lan pasti akan menjadi istri dan ibu yang baik.

Shi Nian puas mendapat jawaban itu dan bangga pada Lu Yu. "Kita mulai saja sekarang... Kakak ipar."

Lu Yu senang. Kedua pria itu akhirnya menyalakan kembang api dan bergegas kembali ke wanita mereka masing-masing, dan bersama-sama mereka menikmati indahnya kembang api dengan riang gembira.

Keesokan harinya, Yun Shu membawakan selimut untuk Kakek yang sedang duduk di taman dan Shi Nian membawakannya minuman. Kakek benar-benar berterima kasih pada Yun Shu karena dia sudah menghangatkan hati Shi Nian.

Dan baru saat itulah Kakek mengaku bahwa sebenarya dia tahu selama ini kalau hubungan mereka cuma kontrak. Kakek mengerti, mereka melakukan itu demi dirinya.

"Kakek, sebenarnya ini tidak seperti yang Kakek pikirkan. Aku dan Yun Shu memang sudah ditakdirkan."

Kakek penasaran dengan awal kisah cinta mereka. Maka Yun Shu pun mulai mengenang kembali pertemuan pertama mereka di cafe itu. Waktu itu dia pikir kalau mereka tidak akan pernah bertemu lagi.

Tapi ternyata, takdir justru terus mempertemukan mereka kembali dalam berbagai kesempatan... yang pada akhirnya menjadikan mereka sepasang suami-istri dan kekasih.

Saat Shi Nian menggenggam erat tangannya, Yun Shu bertanya padanya. "Pak Zhang, apa kau merasa hidupmu sempurna?"

"Kalau tidak ada kau, si gadis biasa, hidupku tak mungkin sempurna."

~THE END~

Kisah cinta yang indah, drama Cina favoritku selain Boss and Me, My Sunshine dan Love O2O. Dramanya ringan, hampir tidak ada antagonis yang super nyebelin dan chemistry kedua lead-nya oke banget. Semoga kalian semua juga menyukai dan menikmati drama ini seperti aku. Terima kasih banyak semuanya yang sudah mampir untuk baca sinopsis drama ini. ^^

Post a Comment

3 Comments

  1. Thanks... Boss n me 🥰🥰🥰 jg suka banget (pusiiiiiiing klo terlalu sadis antagonis nya 😴😴)

    ReplyDelete
  2. Ttimakasih banyak sudah menghibur

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam