Sinopsis Perfect and Casual Episode 16 - 1

Keesokan harinya, Shi Nian terdiam lama di depan pintu dengan sedih. Tapi saat dia mendengar suara pintu kamarnya Yun Shu terbuka, dia langsung beranjak bangkit, berniat menghindari Yun Shu.


Dia bahkan menolak mengantarkan Yun Shu dan buru-buru menyela saat Yun Shu berniat membicarakan tentang semalam. Dia beralasan kalau dia ada urusan lain, jadi tidak bisa mengantarkan Yun Shu.

Tapi sebelum pergi, dia setulus hati mengucap selamat ulang tahun untuk Yun Shu. Yun Shu terharu sekaligus sedih mendengarnya.

Di firma hukum, Pengacara Meng tiba-tiba datang dengan membawakan sarapan untuk semua orang. Dia beralasan bahwa toko roti terdekat sedang ada diskon, makanya dia belikan untuk semua orang.

Tapi khusus untuk Yun Shu, dia kasih yang spesial dan menginstruksikan Yun Shu untuk datang ke ruangannya 10 menit lagi.

Seorang pekerja keheranan dengan situasi ini. Belakangan ini mereka sering sekali dapat makanan gratis. Tapi seorang pekerja wanita tahu betul apa alasannya dan langsung menunjuk Yun Shu. Yun Shu melihat lirikan mereka padanya dan jelas jadi tak nyaman karenanya.

Shi Nian mendatangi Lu Yu lagi. Shi Nian tidak mengatakan apapun, tapi Lu Yu bisa menduga tepat sasaran kalau Shi Nian sedang ada masalah sama Yun Shu.

Dia bisa menduganya dengan tepat karena selama 20 tahun mereka berteman, baru kali ini dia melihat Shi Nian begini. Jadi penyebab situasi ini saat ini yang paling mungkin hanya ada satu, yaitu Yun Shu. Ceritakan saja, apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka.

Shi Nian mengaku tak bisa tidur semalam. Kemarin adalah ulang tahunnya Yun Shu. Tapi dia melihat Pengacara Meng memegang tangan Yun Shu.

"Bagaimana perasaanmu waktu itu?" Tanya Lu Yu.

"Perasaan ini sangat rumit. Dulu aku tak pernah mengalaminya."

"Apakah ada perlawanan dalam hati? Ada amarah juga? Lalu sebelum tidur juga ada rasa sedih?"

Shi Nian mengiyakannya. Kalau begitu kesimpulannya sudah jelas. Shi Nian jatuh cinta sama Yun Shu. Saat mencintai seseorang memang seperti itu.

Tapi Shi Nian malah ngotot menolak mempercayainya. Soalnya menurutnya, itu sama sekali tidak ilmiah. Riset apapun pasti ada kesimpulan terbalik. Ini akan memungkinkan argumen sampai hasil yang diperoleh menjadi akurat.

Lu Yu tahu. Itu adalah hasrat kuno pria, seperti sifat posesif yang ada pada hewan jantan. Yun Shu adalah istri kontraknya Shi Nian dan mereka sudah cukup lama tinggal bersama, jadi Shi Nian merasa kalau Yun Shu adalah miliknya.

Lalu sekarang tiba-tiba ada pria lain yang bersaing untuk merebut Yun Shu darinya. Makanya Shi Nian jadi marah. Sedangkan tentang perasaan sedih, mungkin Shi Nian mengira kalau dia akan kalah, makanya dia merasa sedih.

Pengacara Meng mentraktik Yun Shu ayam goreng kesukaannya dan penasaran bagaimana Shi Nian merayakan ultahnya Yun Shu semalam. Yun Shu dengan sedih mengaku bahwa semalam sepertinya dia pulang kemalaman.

"Apa jauh lebih buruk dari kejutan yang kusiapkan?"

Yun Shu menyangkal dengan canggung. Pengacara Meng langsung bisa menduga kalau Shi Nian tidak merayakan ultahnya. Tuh orang IQ memang tinggi, tapi EQ benar-benar perlu ditingkatkan.

Tapi tidak usah terlalu dipikirkan. Pengacara Meng yakin kalau Shi Nian akan menebusnya nanti. Yun Shu mendadak berubah sumringah mendengar itu

"Yun Shu, ekspresimu ini bahagia sekali. Pikirkanlah perasaanku." Protes Pengacara Meng.

Yun Shu jadi tak enak. "Maaf. Aku tidak bermaksud begitu."

"Sudahlah. Aku cuma bercanda kok. Tapi sekali lagi, Yun Shu. Kuharap kita masih seperti sebelumnya. Aku tidak ingin kau selalu sengaja menghindariku. Meski aku menyukaimu, tapi kau tidak hrus menyukaiku sekarang. Masalah perasaan, lebih indah bila saling mencintai tanpa paksaan. Iya, kan?"

Ucapannya membuat Yun Shu merenungkan perasaannya terhadap Shi Nian. Menyukai seseorang secara diam-diam, juga sesuatu hal yang sangat menyenangkan. Pengacara Meng jadi penasaran bagaimana Yun Shu akan menyelesaikan masalah ini, masalah Yun Shu diam-diam suka sama Shi Nian dan dia yang diam-diam suka sama Yun Shu.

Yun Shu sontak panik dan merasa bersalah mengira dia sudah mematahkan hati Pengacara Meng lagi, dia tidak bermaksud begitu. Pengacara Meng geli mendengarnya, dia kan cuma bercanda.

Menemani Zhi Yi main game, Lin Nuo jadi khawatir sata melihat Zhi Yi diam saja. Dia berusaha menjelaskan bahwa dia sungguh-sungguh tidak bermaksud merahasiakan masalah kemarin, tapi Zhi Yi tidak mau dengar dan cepat-cepat beralih topik ke game mereka.

Di tengah-tengah game-nya, Gu Xiao terus berusaha meneleponnya, tapi Zhi Yi me-reject-nya sambil ngoceh terlalu semangat tentang game-nya dan langsung teriak kesal saat dia kalah.

"Yi Yi, kalau tidak tahan, menangis saja sebentar."

"Aku? Kenapa juga aku harus menangis? Aku senang kok."

Lin Nuo mau cari Gu Xiao saja sekarang, biar dia kasih pelajaran tuh orang. Tapi Zhi Yi melarang, Lin Nuo tidak boleh ke mana-mana, di sini saja. Tidak usah pedulikan orang itu.

"Tapi kau tidak boleh menahan diri seperti ini terus. Kau bisa gila, tahu tidak? Atau kau pukul saja aku. Kau boleh memukulku."

"Bisa tidak kau serius main?! Kau tidak lihat tim tempur?! Cepatlah datang!"

Tapi Zhi Yi malah kalah lagi dan itu kontan membuatnya jadi makin kesal. Lin Nuo tetap sabar menghadapinya dan menenangkannya. Tapi tiba-tiba ada kurir yang mengantarkan paket, yang ternyata hadiah sepasang sepatu dari Gu Xiao yang kontan membuat Zhi Yi akhirnya menyerah pada perasaannya dan menangis sedih dalam pelukan Lin Nuo.

Di rumah sakit, Gu Xiao baru selesai menjenguk ibunya wanita itu. Tapi dari percakapan mereka, ternyata Gu Xiao dan wanita itu sebenarnya sudah lama putus.

Tapi wanita itu meminta Gu Xiao untuk tetap pura-pura jadi pacarnya di hadapan ibunya yang sedang sakit. Selama ini Gu Xiao setuju-setuju saja karena mengasihani ibunya wanita itu.

Tapi sekarang, Gu Xiao tidak mau lagi melanjutkan akting mereka karena masalah ini malah membuat pacar barunya jadi salah paham. Tapi wanita itu pantang menyerah dan terus meminta Gu Xiao untuk melanjutkan akting mereka untuk sebulan ini saja.

Dia janji kalau ini akan menjadi bulan terakhir, dan Gu Xiao langsung terdiam galau, jelas dia tak tega menolak permintaan wanita itu.

Kembali ke kantor, Pengacara Meng menemukan suah paket berisi smart watch yang ternyata kiriman dari teman wanitanya yang bekerja di luar negeri. Saat Pengacara Meng meneleponnya, wanita bernama Chu Chu itu mengaku bahwa dia akan pulang bulan depan.

Itu produk terbaru perusahaannya, terutama diperuntukkan untuk penyandang disabilitas emosional untuk membantu mereka lebih mudah berkomunikasi dengan dunia luar.

"Terus kenapa diberikan padaku? Apa menurutmu aku ini disabilitas emosional?" Protes Pengacara Meng.

"Tentu saja tidak. Kau cuma bantu aku membuat sampel."

"Untuk disabilitas emosional harusnya kau berikan pada Zhang Shi Nian."

Mendengar nama itu, Chu Chu terdengar agak sedih saat dia menanyakan kabar Shi Nian. Hmm... sepertinya dia suka sama Shi Nian. Pengacara Meng tidak menjawab secara detil dan hanya berkata bahwa Chu Chu akan tahu sendiri bagaimana kabarnya Shi Nian saat dia pulang nanti.

Saat Pengacara Meng hendak keluar tak lama kemudian, dia mendapati Yun Shu sedang merenung sambil melihat-lihat buku gambarnya. Maka Pengacara Meng dengan sengaja menarik perhatiannya dengan memotretinya.

"Mengerjakan hal pribadi di jam kerja."

"Tidak kok. Ini masih jam istirahat." Debat Yun Shu.

"Benar. Inilah dirimu yang seharusnya. Jangan cemberut terus."

"Aku tidak cemberut."

"Nih lihat." Kata Pengacara Meng sambil menunjukkan fotonya.

Dia tahu apa yang Yun Shu cemaskan. Yun Shu mencemaskan tentang apa yang dipikirkan si wajah es batu Zhang Shi Nian itu. Apakah Shi Nian punya perasaan terhadapnya.

Betul sekali. Pengacara Meng dan Shi Nian kan sudah lama berteman, Yun Shu penasaran apakah Pengacara Meng memahami Shi Nian?

"Dia itu seperti labu tertutup. Kalau kau tidak 'membeda dadanya', siapa yang tahu pikirannya."

Tapi ucapannya sendiri itu tiba-tiba membuat Pengacara Meng mendadak ada ide untuk 'bedah dadanya' Shi Nian. Yun Shu bingung apa maksudnya.

Di kelas, Shi Nian sedang menjelaskan tentang rumus Bayesian dan pengaplikasiannya di dunia nyata yang mana rumus tersebut bisa memprediksi semuanya.

Seorang mahasiswa penasaran, apakah rumus Bayesian juga bisa digunakan untuk memprediksikan cinta? Jika iya, lalu bagaimana caranya menggunakan rumus itu untuk menguji pacarnya cinta sama dia atau tidak? Shi Nian sontak terdiam hingga akhirnya dia mengaku bahwa dia tidak bisa memberi jawaban karena.

"Karena aku... memang tidak mengerti masalah cinta."

Usai kelas, dia bertemu dengan Pengacara Meng yang memberikan smart watch itu padanya, tapi Pengacara Meng tidak bilang smart watch itu kiriman siapa dan hanya bilang kalau itu dari temannya, dan meminta Shi Nian untuk membantunya memakai gelang ini.

Shi Nian menolak awalnya dengan alasan tidak ada waktu. Tapi Pengacara Meng terus berusaha memohon padanya, dia meyakinkan Shi Nian kalau smart watch itu tujuannya adalah membantu anak-anak dengan gangguan emosi. Shi Nian akhirnya luluh juga dan mau memakai smart watch itu.

Di firma hukum, Yun Lan sedang serius bekerja tapi Lu Yu malah usil merekamnya. Yun Lan jadi sebal sama dia, sekarang jam kerja, apa Lu Yu bahkan sudah menyelesaikan pekerjaannya? Jangan pikir hanya karena dia Lu Yu, dia bisa berbuat seenaknya.

"Jadwalnya sudah siap. Semua informasi beberapa kasus sudah dibaca. Data terkait kasus sudah dikoreksi juga. Bahkan untuk mencegah kesalahan, aku juga sudah menyuruh Zhang Shi Nian menghitung ulang. Tidak ada masalah apapun. Hal yang janggal dalam data kasus tersebut sudah kutandai dengan komentar. Pengacara Yun, apa ada instruksi lain?" Cerocos Lu Yu.

"Kerja bagus. Layak dihargai."

Tapi Lu Yu tidak puas dengan hanya sekejar pujian dan langsung mendekati Yun Lan untuk menciumnya. Yun Lan refleks menutup mulutnya dan mengingatkan kalau ini kantor, jangan macam-macam di sini.

"Aku cuma ingin makan malam bersama. Kau kebanyakan berkhayal."

Ucapannya membuat Yun Lan lega hingga dia menurunkan tangannya. Dia sontak melayangkan tangan mau menabok Lu Yu, tapi Lu Yu dengan cepat menangkap tangannya... lalu mencium singkat Yun Lan.

"Aku mau pesan restoran." Ujar Lu Yu lalu pergi.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam