Sinopsis Perfect and Casual Episode 15 - 2

Mengalihkan topik ke masalah utama, menurut informasi dari Pengacara Meng, belakangan ini Huo Qi sering pergi ke apotek Yikang dan melakukan pembelian setiap 3 hari sekali. Dan semua pembeliannya jumlahnya hampir sama. Karena itulah, Yun Shu yakin kalau Huo Qi ini sedang sakit.

Wah! Lu Yu langsung bertepuk tangan kagum mendengar dugaannya yang sangat hebat. Shi Nian kayak Sherlock Holmes saja.

"Hari ini kebetulan adalah hari seharusnya dia ke sana lagi. Aku akan melihatnya sendiri lalu menangkapnya."

"Lalu?"

"Lalu aku akan memintanya untuk menyerahkan diri."

"Bukankah Yun Shu tidak mau membawanya ke kantor polisi."

"Karena dia telah melanggar hukum, dia seharusnya menerima sanksi hukum. Inilah prinsipku."

Terkait masalah hukum itu, Lu Yu mendukung Shi Nian. Tapi itu hanya alasan. Coba pikir. Di antara menjaga Yun Shu dan menjaga prinsipnya sendiri, mana yang lebih Shi Nian inginkan? Dan Shi Nian malah tidak bisa menjawab.

Sudahlah. Lu Yu pun mengalihkan topik dengan mengabarkan bahwa dia sudah menjadi kakak iparnya Shi Nian karena sekarang dia adalah pacarnya Yun Lan.

Shi Nian sinis mendengarnya. Yun Lan tuh ternyata cuma kelihatannya doang pintar. Lu Yu jelas saja langsung protes tak senang mendengar hinaannya.

Di rumah sakit, sepertinya ada suster yang naksir sama Lin Nuo, dia bahkan selalu mentraktir Lin Nuo makan siang. Lin Nuo sampai tidak enak gara-gara ditraktir dia terus.

Dengan canggung suster itu beralasan kalau dia beli dua porsi hanya karena dia bisa dapat diskon. Kalau Lin Nuo merasa tak enak padanya, maka Lin Nuo bisa gantian mentraktirnya lain kali. Lin Nuo setuju.

Tepat saat itu juga, tak sengaja Lin Nuo melihat Gu Xiao masuk mengunjungi seorang pasien. Dia jadi penasaran dan langsung mengintip. Yang tak disangkanya, Gu Xiao ternyata sudah punya pacar dan yang sakit adalah ibunya pacarnya.

Keesokan harinya, dia mendatangi Zhi Yi di asramanya dan dengan hati-hati mengaku kalau dia melihat Gu Xiao mengunjungi pasien di rumah sakit kemarin.

Zhi Yi yang sibuk dandan, mengaku tahu kalau Gu Xiao memang mengunjungi kerabatnya di rumah sakit. Tapi berhubung dia berpikir bahwa itu adalah masalah pribadi Gu Xiao, jadi dia tidak menanyakan siapa kerabatnya Gu Xiao itu.

Lin Nuo hampir mau protes, tapi Zhi Yi mendadak panik karena takut telat bertemu Gu Xiao. Memang belum waktunya mereka kencan sih. Tapi Zhi Yi ingin pergi ke kantornya Gu Xiao dulu untuk memberinya kejutan.

"Kuanterin!" Refleks Lin Nuo. "Err... aku juga kebetulan ini mampir."

Untungnya Zhi Yi percaya dan setuju untuk pergi bersamanya. Tapi di tengah jalan, mereka malah terjebak macet. Lin Nuo mencoba memanfaatkan saat itu juga membujuk Zhi Yi untuk membatalkan kepergiannya.

Tapi Zhi Yi menolak, malah memutuskan turun saat itu juga. Lagian kantornya Gu Xiao sudah dekat kok, jadi Zhi Yi mau lari saja. Lin Nuo sontak panik mengejarnya.

Tapi setibanya di sana, Lin Nuo malah melihat Gu Xiao sedang ngobrol dengan ceweknya. Zhi Yi belum melihatnya, maka Lin Nuo buru-buru menarik Zhi Yi dengan alasan rambutnya berantakan dan menyuruh Zhi Yi ngaca dulu.

Tapi bahkan setelah Zhi Yi selesai ngaca, kedua orang itu belum selesai ngobrol. Lin Nuo langsung panik menarik Zhi Yi lagi dengan alasan ada yang ingin dia katakan pada Zhi Yi. Zhi Yi sebal, cepetan katakan!

"Anu... itu... meski kita sudah lama putus, tapi aku masih tidak bisa melepaskanmu. Aku tidak ingin kau bersedih lagi."

"Aku tidak sedih, aku bahagia sekarang. Lepasin! Aku ingin melihat Gu Xiao sebentar!"

"Tidak! Untuk berjaga-jaga. Bagaimana kalau kau terluka lagi? Tidak bisa! Aku... aku harus menghentikanmu."

Zhi Yi mulai kesal sekarang. Lin Nuo minta dipukul atau apa? Kalau Lin Nuo begini terus, lebih baik mereka tidak usah berteman lagi. Untungnya ceweknya Gu Xiao sudah pergi saat itu, Lin Nuo mendadak berubah sikap dan melepaskan Zhi Yi sambil mengklaim bahwa tadi dia cuma bercanda.

Gu Xiao jadi canggung melihat Zhi Yi. Parahnya lagi, wanita tadi tiba-tiba kembali untuk mengambil HP-nya yang ketinggalan di sakunya Gu Xiao lalu wanita itu memperkenalkan dirinya pada Zhi Yi sebagai pacarnya Gu Xiao.

Zhi Yi tercengang mendengarnya. Lin Nuo buru-buru menyelamatkannya dengan menarik Zhi Yi pergi bersamanya. Tapi begitu mereka sudah cukup jauh, Zhi Yi sontak menampik tangannya dengan kesal. Sekarang dia mengerti keanehan sikap Lin Nuo tadi. Lin Nuo sudah tahu sejak awal, kan?

"Kau datang hari ini untuk membuatku terlihat konyol, kan?"

"Bukan begitu, Yi Yi."

"Jangan ikuti aku." Zhi Yi langsung berjalan pergi dengan linglung. Lin Nuo khawatir, tapi tak ada yang bisa dilakukannya.

Di firma hukum, Yun Shu mendapat chat dari Shi Nian yang mengabarkan bahwa malam ini dia akan pulang agak malam jam 8. Tepat saat itu juga, Pengacara Meng berkata kalau dia akan menemui seorang tamu yang sangat penting hari ini.

Jadi dia meminta Yun Shu untuk mengatur tempat pertemuannya. Dia menyuruh Yun Shu untuk pergi mengambil beberapa barang dulu lalu pergi ke restoran yang sudah dia booking. Itu restoran mewah, Yun Shu jadi penasaran apakah tamunya sangat penting.

"Benar. Dia orang yang sangat penting bagi perkembangan firma hukum kita."

"Baiklah."

Shi Nian benar-benar bertekad untuk menangkap Huo Qi, malah sekarang dia sedang menunggu di depan apotik langganannya Huo Qi. Tapi dia masih ingat dengan ulang tahunnya Yun Shu, dia malah sudah memesan kue ultah dan meminta pihak toko kue untuk mengirimkan pesanannya jam 8 malam.

Yang ditunggu-tungguh akhirnya muncul juga. Huo Qi baru saja keluar dari apotik itu sambil menenteng sekantong obat dan tangannya tampak terluka. Shi Nian pun langsung keluar untuk mengejarnya.

Huo Qi sontak mendorongnya dan melarikan diri. Shi Nian berusaha mengejarnya. Tapi kemudian Huo Qi lari ke dekat beberapa polisi yang lagi ngobrol. Huo Qi langsung jalan biasa biar tidak dicurigai.

Dan Shi Nian juga tidak bisa berbuat apa-apa dan terpaksa berhenti mengejarnya karena teringat Yun Shu yang pernah bilang bahwa sepupunya adalah orang yang menyayanginya selain kakaknya sejak dia kecil. Makanya dia tidak mau melaporkan sepupunya ke polisi, dia tidak mau menghancurkan sepupunya itu. Huo Qi akhirnya berhasil kabur lagi.

Barang yang perlu diambil Yun Shu ternyata sebuket bunga dan sebotol wine. Bahkan setibanya di restoran yang dipesan Pengacara Meng, dia mendapati tempat itu penuh dengan bunga-bunga dan err... tidak tampak ada pengunjung lain. (Hmm... jangan-jangan Pengacara Meng mau nembak Yun Shu?)

Manajer restoran menyambutnya ramah lalu membantunya membawakan barang-barangnya itu dan meminta Yun Shu untuk menunggu di sini sesuai instruksinya Pengacara Meng.

Dia bahkan memberitahu Yun Shu bahwa Pengacara Meng membooking seluruh restoran ini dan meminta mereka untuk menyisakan satu pelayan saja. Manajer sendiri juga akan pergi sebentar lagi. Dia lalu mengantarkan Yun Shu ke mejanya.

Saat dia masih menunggu, Yun Lan meneleponnya saat itu untuk mengajaknya makan malam bersama. Sayangnya Yun Shu harus menolaknya kareana dia sudah janjian dengan Shi Nian jam 8 malam nanti.

Pengacara Meng belum datang-datang juga. Tapi ada piano di sana, Yun Shu langsung saja memainkannya. Pengacara Meng akhirnya datang juga. Yun Shu dengan polosnya melapor bahwa dia sudah menyiapkan meja, dia bahkan menghiasnya dengan sangat romantis.

Mengira tugasnya sudah selesai sekarang, Yun Shu pun pamit. Tapi tiba-tiba Pengacara Meng memainkan pianonya dan menyanyikan lagu romantis sambil menatap Yun Shu.

Yun Shu nggak ngeh awalnya. Tapi kemudian pelayan datang membawakan kue ultah. Yun Shu akhirnya sadar kalau acara ini untuk dirinya dan Pengacara Meng sedang menyatakan cintanya padanya. Yun Shu shock. Bahkan usai menyanyi, Pengacara Meng terang-terangan mengaku kalau dia menyukai Yun Shu.

"Pengacara Meng, aku sudah menikah dengan Pak Zhang."

Pengacara Meng mengaku tahu kalau mereka cuma menikah kontrak. Tapi Yun Shu tidak bisa terperangkap dalam pernikahan semacam itu selamanya. Yun Shu berhak dicintai, dia berhak untuk memilih cinta. Dan lagi, Shi Nian sudah mengetahui perasaannya pada Yun Shu. Dia sudah memberitahu Shi Nian segalanya.

"Lalu apa yang dia katakan?"

"Apa yang dia katakan tidak penting untuk kita..."

"Itu sangat penting bagiku."

"Kenapa?"

"Karena aku menyukai Pak Zhang."

Pengacara Meng menolak mempercayainya, dia yakin kalau perasaan Yun Shu terhadap Shi Nian hanya perasaan berterima kasih karena saat mereka pertama kali bertemu, Yun Shu sedang dalam kesulitan besar dan Shi Nian membantunya.

Mereka sering bertemu, wajar kalau dia punya perasaan pada Shi Nian, tapi dia yakin kalau perasaan diantara mereka bukan cinta.

"Aku lebih mempercayai perasaanku sendiri." Tegas Yun Shu lalu pamit.

Pengacara Meng kecewa, apalagi Yun Shu juga menolak tawarannya untuk mengantarkannya pulang.

Yun Shu buru-buru banget mau pulang secepatnya, apalagi sekarang sudah terlalu malam dan sudah lewat waktu janjiannya dengan Shi Nian. Tapi taksinya tidak bisa cepat.

Sementara itu di rumah, Shi Nian sedang galau memikirkan di mana dia harus menaruh kue ultahnya. Di meja? Di dapur? Geser dikit biar Yun Shu langsung melihatnya begitu datang.

Yun Shu sendiri sudah sampai di lantai bawah. Tapi tiba-tiba Pengacara Meng datang menyusulnya. Pengacara Meng mau minta maaf karena tadi dia tidak mempertimbangkan perasaannya Yun Shu.

"Cinta... memang tidak ada jawaban yang pasti."

"Yun Shu, aku menghormati perasaanmu. Tapi aku juga menghormati perasaanku. Tapi ngomong-ngomong, dalam setahun berapa kali kau ganti HP?" Tanya Pengacara Meng. (Maksudnya?)

Dia lalu menggenggam tangan Yun Shu... tepat saat Shi Nian muncul, niatnya mau menjemput Yun Shu tapi malah menyaksikan pemandangan yang terkesan romantis itu.

Shi Nian jadi salah paham dan langsung pergi, padahal Pengacara Meng cuma mau menyerahkan HP-nya Yun Shu yang ketinggalan. Yun Shu tak nyaman dengan genggamannya dan cepat-cepat melepaskan tangannya. Tak lupa dia mengucap terima kasih lalu pergi.

Yun Shu masuk rumah dengan antusias, tapi malah tidak menemukan Shi Nian. Yun Shu jadi kecewa. Dia ingin mengetuk pintu kamar Shi Nian, tapi dia ragu dan pada akhirnya mengurungkan niatnya. Akhirnya mereka berdua hanya termenung di kamar masing-masing dengan sedih.

Bersambung ke episode 16

Post a Comment

0 Comments