Sinopsis Perfect and Casual Episode 10 - 1

Keesokan paginya, Shi Nian mengetuk pintu kamarnya Yun Shu tapi tidak ada jawaban. Malah saat dia membuka pintu, Yun Shu tidak ada di kamar, semua barangnya juga tidak ada dan hanya meninggalkan sebuah surat perpisahan.

Yun Shu menemui Zhi Yi dan dengan sedih menceritakan tentang apa yang dikatakan Shi Nian kemarin. Sekarang dia menyadari kalau kakaknya benar.

Untuk jaga jarak secara mental, maka dia harus jaga jarak secara fisik dulu. Jadi lebih baik dia tidak terus tinggal di sana. Mungkin itu juga akan memengaruhi Pak Zhang nantinya.

"Ckckck! sampai kapan kau akan memikirkan Pak Zhang-mu itu? Kurasa kau benar-benar putus asa."

"Tapi masalah aku menyukai Pak Zhang itu adalah urusanku sendiri. Dan ayahku pernah berkata agar jangan pernah merepotkan orang lain. Tapi dari awal sampai akhir, aku justru terus menerus membuat masalah untuk Guru Zhang."

"Baiklah, baiklah. Lalu apa yang akan kau lakukan sekarang? Bagaimana kalau kau kembali ke asrama denganku selama 2 hari?"

"Yi Yi, aku belum sarapan sejak pagi. Aku sangat lapar dan tidak punya uang. Bawalah aku makan."

"Bukankah ayahmu menyuruhmu untuk tidak merepotkan orang lain? Ayo pergi!"

Mereka akhirnya beli makanan ke supermarket. Tapi saat mereka hendak pergi, mata Yun Shu tiba-tiba melihat pengumuman lowongan kerja yang kontan menarik perhatiannya.

Yun Shu langsung melamar kerja saat itu juga dan untungnya dia punya pengalaman kerja di bidang penjualan selama kuliah, jadi dia langsung diterima kerja. Dan lebih beruntungnya lagi, mereka juga menyediakan asrama khusus karyawan dan dia diperbolehkan tinggal mulai malam ini. Teman seasramanya bernama A Mei, tapi dia rada cuek.

Sudah terbiasa hidup bersama Yun Shu, Shi Nian refleks memanggil Yun Shu begitu dia keluar dari kamar mandi dan baru ingat sedetik kemudian kalau Yun Shu sudah pindah. Pfft! Pak Dosen kangen nih. Apalagi saat dia menatap kamar Yun Shu yang sekarang kosong dan piyama pemberian Yun Shu.

Lu Yu masih gencar mengejar Yun Lan. Bahkan saat Yun Lan pulang kerja, dia mendapati Lu Yu sudah menunggunya di depan. Lu Yu tambah sumringah saat melihat Yun Lan membawa beberapa DVD drama-dramanya. Katanya Yun Lan tidak menonton hal-hal semacam itu? Apa Yun Lan merindukannya?

Yun Lan sontak melempar barang-barang itu ke Lu Yu lalu masuk rumah. Lu Yu masih belum menyerah juga dan terus berusaha mengetuk pintunya, tapi Yun Lan mengabaikannya. Tiba-tiba beberapa pria muncul dari belakangnya Lu Yu.

Saat Yun Lan selesai ganti baju tak lama kemudian, dia malah mendengar Lu Yu sedang nongkrong di depan kamarnya sambil menggosipkannya bersama beberapa pria tadi. Dia mengklaim kalau dia adalah pacarnya Yun Lan dan bercerita pada mereka kalau Yun Lan membuatnya cemburu dengan menyebut aktor lain sebagai 'suaminya'.

Sebentar lagi Yun Lan pasti akan keluar untuk mengakui kesalahannya dan memohon padanya untuk kembali. Tapi dia tidak akan memaafkannya semudah itu.

Dan tepat saat itu juga, Yun Lan keluar dan berusaha mengusirnya. Lu Yu malah sok menolaknya. Kesal, Yun Lan langsung balik masuk rumah dan Lu Yu sontak panik mengejarnya.

Dia bahkan berusaha membujuk Yun Lan sambil memanggilnya 'Sayang'. Para pria itu juga ikutan membujuknya, bahkan sok akrab memanggilnya 'Ipar'.

Tidak tahan lagi, Yun Lan akhirnya membuka pintu dan Lu Yu langsung nyelonong masuk dengan senyum lebar. Yun Lan berusaha mengabaikannya, tapi sesekali dia tidak tahan untuk tidak meliriknya dan setiap kali itu pula Lu Yu langsung melempar senyuman semanis madu padanya sambil berkeliling melihat-lihat rumahnya Yun Lan.

Mendapati beberapa obat tidur di meja, Lu Yu jadi khawatir dan langsung berniat mau memperkenalkan dokter langganannya pada Yun Lan.

"Sekali lagi kau bicara, silahkan keluar." Ancam Yun Lan dan sukses membuat Lu Yu tutup mulut.

Dengan hati-hati dan sepelan mungkin dia mendekat dan duduk di dekatnya Yun Lan lalu menyalakan TV yang menanyangkan dramanya. Yan Lan berusaha cuek, padahal dia tetap nonton juga... hingga pada akhirnya dia ketiduran. Lu Yu dengan lembut membopongnya ke kamar

Saat Yun Lan bangun keesokan harinya, Lu Yu sudah pergi dan hanya meninggalkan selembar pesan yang ada foto dirinya dan segelas limun. Dalam pesannya, Lu Yu menyarankannya untuk minum segelas limun di pagi hari, karena itu bagus untuk kesehatannya Yun Lan.

"Apa tidur nyenyak semalam? Menonton dramaku tidak akan sia-sia." Ujar Lu Yu dalam pesannya, narsis tapi manis juga. Yun Lan senang hingga dia mau juga meminum limun buatan Lu Yu itu.

Shi Nian akhirnya cuma bisa sarapan sendirian sekarang. Sementara Yun Shu tetap memasakkan sarapan untuk dua orang, tapi kali ini untuknya sendiri dan A Mei dan langsung berteriak membangunkan A Mei.

A Mei malas bangun sepagi ini sebenarnya, apalagi hari ini weekend. Yun Shu baru sadar, sekarang weekend, saatnya mengunjungi Kakek. Yun Shu sontak mengabaikan sarapannya dan bergegas pergi.

Setibanya di rumah sakit, Shi Nian mendapati kakeknya tampak sedang good mood hari ini. Kakek penasaran melihatnya datang sendirian. Yun Shu mana? Apa mereka bertengkar?

Shi Nian hampir mau bilang, tapi tepat saat itu juga, Yun Shu mendadak muncul dengan wajah ceria. Kakek langsung bahagia melihatnya

Dia sebenarnya sedih melihat Shi Nian, tapi dengan cepat dia mengubah ekspresinya dan beralasan pada Kakek bahwa dia hanya sedikit terlambat karena ada urusan. Tapi tak peduli sepenting apapun urusan itu, dia akan tetap datang menjenguk Kakek.

Dia bahkan membawakan durian besar untuk Kakek, Kakek kan pernah bilang ingin makan durian. Shi Nian mau protes, tapi Kakek dengan cepat menyela dan menyuruh Shi Nian untuk membantu Yun Shu memotong duriannya.

Keluar rumah sakit tak lama kemudian, Shi Nian berterima kasih pada Yun Shu karena Yun Shu masih ingat untuk menjenguk Kakek.

"Itu memang seharusnya kulakukan. Aku kan sudah bilang kalau aku akan memenuhi kontrak seperti biasanya."

Shi Nian ingin mengembalikan kartu kredit yang diberikan Kakek padanya, tapi Yun Shu menolak. Lagipula dia sudah mendapatkan pekerjaan sekarang, mempromosikan barang di supermarket Huimin dekat rumah... jadi promotor bir. Dia bisa libur tiap kami, juga dapat makan dan tempat tinggal dan juga komisi.

Shi Nian mengerti. Yun Shu ingin mandiri dengan cara ini. Baiklah, dia menghormati pilihan Yun Shu ini. Dan karena Yun Shu sudah memilih, maka pertahankan.

Tepat saat itu juga, Yun Shu ditelepon supervisornya yang menyuruhnya mulai kerja sekarang. Jadilah Yun Shu mulai kerja pakai seragam rok pendek.

Tapi saat dia tengah mempromosikan birnya pada seorang pelanggan, dia malah melihat kakaknya lagi belanja. Gawat! Yun Shu jadi panik hingga dia menumpahkan birnya mengenai si pelanggan lalu bergegas menyembunyikan dirinya.

Tapi Yun Lan sempat melihat matanya yang muncul dari balik tumpukan barang. Yun Lan jelas penasaran dan langsung mendekat. Di tengah kepanikannya, Yun Shu tak sengaja menubruk Shi Nian yang bingung melihat sikap anehnya.

"Ada kakakku, aku tidak bisa membiarkan dia tahu kalau aku bekerja di sini. Apa yang harus kulakukan? Dia semakin mendekat."

Dan saat Yun Lan sudah mendekati tempat mereka, Shi Nian sudah memberikan jasnya untuk menutupi seragamnya Yun Shu dan mereka berakting seolah mereka di sini cuma untuk belanja.

Yun Shu mengklaim kalau Shi Nian ingin minum bir dan langsung nyerocos lancar mempromosikan bir itu bak seorang SPG dan menyarankan Shi Nian untuk beli bir ini saja. Shi Nian mengiyakannya saja dengan patuh.

Tapi Yun Lan memperhatikan bagian bawa pakaiannya Yun Shu dan heran sendiri. Kenapa Yun Shu berpakaian berlebihan seperti itu? Dan Yun Shu cuma menanggapinya dengan senyum garing. Dan untungnya Yun Lan tidak curiga apapun.

Tak lama kemudian, mereka keluar dari supermarket bersama. Yun Lan lalu mengajak Yun Shu agak menjauh dari Shi Nian dan membisikinya bahwa menurutnya, Shi Nian ternyata tidak seburuk yang dia pikir.

Yun Shu mendadak dipanggil supervisornya saat itu dan langsung diomeli habis-habisan gara-gara si pelanggan tadi mengeluhkan Yun Shu. Ditambah lagi, Yun Shu malah pergi meninggalkan pos kerjanya, sehingga barangnya jadi tidak laku sedikitpun.

Yun Shu berusaha membela diri dan meminta kesempatan. Tapi Supervisor tidak mau dengar alasan apapun dan langsung memecat Yun Shu saat itu juga.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam