Sinopsis My Little Happiness Episode 4 - 1

Ternyata itu adalah suara Cheng Cheng yang terjatuh dari ranjang. Cong Rong lalu meminta Shao Qing untuk mengambilkan selimut di lemari. Tiba-tiba ponselnya Cong Rong berbunyi.


Cheng Cheng yang merasa terganggu, asal saja memegang HP-nya Cong Rong hingga dia tak sengaja menekan tombol padahal itu ibunya yang video call.

Waduh! Parahnya lagi, Cheng Cheng santai saja mengayun-ayunkannya padahal di belakang ada Shao Qing. Untungnya kemudian Cheng Cheng tak sengaja menjatuhkan HP-nya dalam posisi terbalik.

Kesempatan! Cong Rong langsung mendorong Shao Qing masuk ke dalam lemari dan menguncinya. Sudah aman, Cong Rong akhirnya berani berhadapan dengan ibunya dengan canggung.

Tapi Ibu tadi ternyata sempat melihat sosok pria dan jelas penasaran. Cong Rong canggung menyangkal. Ibu tak percaya dan menuntut Cong Rong untuk memperlihatkan lemarinya sekarang juga, secepatnya.

Aduh, gawat! Cong Rong bingung harus bagaimana. Tapi tak ada yang bisa dilakukannya. Perlahan dia mendekati lemari lalu membukanya dan memperlihatkannya pada Ibu dengan pasrah.

Untungnya Shao Qing ternyata sudah menyembunyikan wajahnya di balik bajunya Cong Rong sehingga hanya kakinya yang terlihat. Cong Rong sontak menutup pintu lagi dan mengklaim kalau itu Cheng Cheng.

Cheng Cheng lagi mabuk. Dan dia tuh kebiasaan kalau lagi mabuk, suka menyuruk ke lemari sembarangan. Untungnya Ibu percaya. Eh tapi, kayaknya itu bukan kamar asramanya Cong Rong deh.

Hadeh! Gimana lagi ini? Tapi seketika itu pula Cong Rong dengan cepat memutar alasan bahwa mereka lagi menginap di penginapan. Soalnya Cheng Cheng datang, jadi dia takut mereka akan menganggu penghuni asrama lain.

Ibu dengan bangga mengaku bahwa dia sedang belajar bahasa Inggris buat persiapan tinggal di Australia nantinya. Ibu bahkan meminta Cong Rong untuk menjelaskan tentang grammar.

Hadeh! Penjelasannya kan panjang kali lebar. Tapi Ibu bersikeras minta diajarin sekarang juga. Terpaksalah Cong Rong harus berceramah panjang lebar menjelaskan perbedaan berbagai macam grammar padahal Shao Qing sudah pegal di dalam lemari. Wkwkwk! Kasihan! Kasihan!

Dan bahkan setelah Cong Rong menjelaskan segalanya, Ibu masih ingin tanya lagi. Maka Cong Rong dengan sengaja mengingatkan Ibu untuk tidak terlalu banyak mikir, nanti keriputan loh. Dan itu akhirnya sukses membuat Ibu batal tanya-tanya lagi dan mengakhiri teleponnya.

Cong Rong akhirnya bisa lega dan langsung mengeluarkan Shao Qing dari lemari. Tapi saking lamanya meringkuk di dalam, sekarang kaki Shao Qing jadi kesemutan dan tidak bisa keluar. Wkwkwk!

Shao Qing geli dan langsung menawarkan tangannya untuk membantu Shao Qing berdiri. Tapi saat dia mau menariknya, Shao Qing malah menarik Cong Rong sehingga Cong Rong berakhir dalam pangkuannya.

Shao Qing langsung membopongnya lalu sambil menatap Cong Rong dengan intens, dia berkata. "Aku mau..."

"Kau mau apa?" Cong Rong takut.

"Mau kau juga merasakan rasanya kaki kesemutan." Ujar Shao Qing lalu menaruh Cong Rong di dalam lemari. Pfft!

Tiba-tiba terdengar suara Zhong Zhen mengetuk pintu. Cong Rong langsung panik memperingatkan Shao Qing untuk tidak keluar. Dia tidak mau lagi jadi bahan gosip di rumah sakit.

Zhong Zhen datang membawakan baju ganti pria pesanan Cong Rong, tapi tentu saja dia penasaran. Baju ganti ini untuk dipakai siapa? Cong Rong menolak memberitahu.

Tapi tiba-tiba Zhong Zhen shock setengah mati melihat di belakangnya Cong Rong ada bosnya yang pakai baju mandi warna pink lucu yang kependekan. Cong Rong sontak kesal sama Shao Qing, dia kan sudah bilang jangan keluar!

"Apa aku sudah setuju?" Santai Shao Qing.

Zhong Zhen mengira kalau mereka habis melakukan hal yang aneh-aneh. Kenapa juga dia harus menyaksikan hal-hal seperti ini? Mungkin sebentar lagi dia akan dibunuh untuk menutup mulutnya.

Cong Rong sontak kesal menyepak kaki Zhong Zhen dan menegaskan kalau dia dan Shao Qing tidak ada hubungan apa-apa. Zhong Zhen jadi tambah penasaran, terus mereka hubungannya apa?

"Hubungan yang tanggal lahirnya tidak cocok!"

"Oh, kau bahkan sudah tahu tanggal lahirku?" Goda Shao Qing.

Tak lama kemudian, Zhong Zhen dianterin pulang sama Shao Qing. Tapi dia gugup banget dan dengan takut-takut meyakinkan Shao Qing bahwa dia tidak dengar apapun, tidak lihat apapun dan tidak peduli apapun tentang apapun hubungan di antara dia dan Cong Rong.

"Aku bersumpah akan tutup mulut. Mohon Bos mengampuni nyawaku."

Shao Qing geli mendengarnya. Oke, dia setuju. Tapi dia penasaran apakah hubungan Cong Rong dengan ibunya tidak baik? Kenapa Cong Rong merahasiakan kepulangannya dari keluarganya sendiri?

Zhong Zhen memberitahu kalau bibinya itu sebenarnya beban bagi Cong Rong karena Bibi bersikeras tidak mengizinkan Cong Rong kembali ke kota ini, dan sangat tidak mengizinkan Cong Rong untuk menjadi pengacara. Alasannya terlalu panjang untuk diceritakan. Segalanya tidak mudah bagi Cong Rong, dulu waktu SD...

"Dia pernah pindah sekolah."

Zhong Zhen kaget mendengar Shao Qing mengetahui hal itu dan berpikir kalau Cong Rong yang cerita sama dia. Zhong Zhen jadi makin penasaran dengan hubungan mereka berdua. Jangan-jangan mereka beneran pacaran?

Eh, tapi tidak mungkin. Cong Rong itu punya tipe cowok idaman dan Shao Qing sama sekali tidak mirip dengan pacar idaman Cong Rong. Jadi Cong Rong tidak mungkin suka sama Shao Qing.

Shao Qing sontak menghentikan mobilnya di tengah jalan gara-gara itu dan menuntut Zhong Zhen untuk menjelaskan seperti apa cowok idealnya Cong Rong.

Zhong Zhen langsung mengeluarkan buku catatannya yang berisi daftar tipe cowok idealnya Cong Rong: Berbadan kekar, dewasa dan s~~si, unya aura terpelajar, Lembut dan perhatian.

Masalahnya adalah bagian terakhir itu. Shao Qing sama sekali tidak lembut dan tidak perhatian. Masih ada lagi, cowok itu juga haruslah tipe cowok pahlawan yang menyelamatkan putri dan bisa menyuapinya makan.

Shao Qing sontak merobek catatan itu dan menyitanya dengan alasan tidak baik menyimpan privasi orang lain lalu mengusir Zhong Zhen, tak peduli biarpun Zhong Zhen belum sampai rumahnya.

Cheng Cheng masih belum bangun juga saat Cong Rong hendak berangkat kerja. Maka Cong Rong hanya meninggalkan sarapan untuk temannya itu lalu pergi kerja.

Sepanjang perjalanan, dia giat mencari informasi tentang perusahaan yang mencurigaan itu dan mendapati perusahaan itu menjual ranjang fisioterapi dengan harga mahal dan mengklaim tidak perlu bayar pajak.

Setibanya di rumah sakit, dia mendapati Kakek Lin sudah menunggu di Departemen Urusan Umum, duduk dengan angkuhnya sambil sinis merutuki Shao Qing yang belum datang-datang juga sampai sekarang.

Cong Rong baru mau keluar untuk mencari Shao Qing, tepat saat Shao Qing baru datang sehingga dia hampir menubruk Shao Qing. Dan kedekatan mereka itu kontan membuat mereka berdua sama-sama terpana teringat kedekatan mereka semalam.

Cong Rong buru-buru menguasai diri dan melepaskan tangannya dari Shao Qing. Kakek Lin to the point menuntut mereka untuk mengembalikan biaya rawat inapnya.

Cong Rong duluan yang angkat bicara membela Shao Qing dan menegaskan bahwa Shao Qing tidak melakukan kesalahan diagnosa dan tidak melakukan pelanggaran prosedur. Jadi pihak rumah sakit tidak perlu mengembalikan uangnya Kakek Lin.
 
Kakek Lin ngotot tak percaya, malah menuduh Shao Qing tuh dokter yang tidak punya kemampuan hanya karena usianya yang masih sangat mudah dan menuduh Shao Qing jadi dokter karena punya koneksi.

"Kakek Lin, anda sudah salah paham pada Dokter Wen kami. Di departemen bedah saraf, siapa yang tidak tahu..."

Tapi Shao Qing dengan cepat mencegahnya. Shao Qing berusaha menjelaskan pada Kakek Lin bahwa sebelumnya Kakek Lin tidak segera dioperasi karena waktu itu jadwal ruang operasi sedang penuh dan juga karena dia belum menemukan cara yang cocok untuk mengoperasi Kakek Lin.

Tapi selama beberapa hari ini dia sudah berkonsultasi dengan para ahli internasional, membahas beberapa cara untuk operasinya Kakek Lin. Dia menyerahkan dokumennya ke Kakek Lin.

Tapi Kakek Lin bersikeras menolak mempercayainya. Malah Kakek Lin menunjukkan dokumennya sendiri yang dia dapatkan dari perusahaan penjual ranjang kesehatan itu, yang mana dalam laporan itu menyatakan kalau Kakek Lin tidak kenapa-kenapa.

Kakek Lin percaya banget sama laporan palsu itu karena laporan itu diklaim berasal dari organisasi medis keluarga kerajaan Dubai, padahal di dunia ini tidak ada organisasi semacam itu.

Shao Qing berusaha menjelaskannya pada Kakek Lin, tapi Kakek Lin ngotot lebih mempercayai laporan itu dan terus menuntut mereka untuk segera mengembalikan uangnya.

Tiba-tiba suster datang saat itu untuk memanggil Shao Qing karena ada pasien yang hari ini mau keluar dari rumah sakit tapi dia menolak keluar sebelum bertemu Shao Qing.

Kakek Lin langsung sinis mengira kalau Shao Qing bermasalah lagi sama pasien. Frustasi, Shao Qing akhirnya cuma menasehati Kakek Lin untuk segera melakukan operasi sebelum tumornya Kakek Lin pecah.

Dia lalu pergi menemui si pasien yang ternyata adalah Kakek yang dia selamatkan di bandara waktu itu. Berbeda dari pikiran Kakek Lin, Kakek Bandara justru ingin bertemu Shao Qing untuk berterima kasih.

Shao Qing pun memberinya berbagai macam wejangan tentang apa-apa saja yang harus dilakukannya untuk pemulihan diri di rumah nanti, dan Kakek Bandara mendengarkannya dengan patuh.

Cucunya si kakek pernah dengar ada seorang wanita juga di bandara waktu itu. Shao Qing membenarkannya, wanita itu juga banyak membantu.

Sebagai ungkapan terima kasih Cucu si kakek memberi Shao Qing sebuah bendera slogan yang dia buat sendiri untuk rumah sakit ini. Shao Qing lalu memotret bendera slogan itu lalu mengirimnya ke Cong Rong.

Saat Cong Rong keluar tak lama kemudian, dia menguping Kakek Lin yang sedang menelepon si penipu, mengeluhkan betapa sulitnya untuk mendapatkan uang itu dari rumah sakit.

Maka kemudian si penipu itu mendesak Kakek Lin untuk setidaknya menyetor saja berapapun yang Kakek Lin miliki sekarang. Kakek Lin dengan polosnya percaya dan berjanji akan datang nanti siang.

Cong Rong pun berusaha mendekati Kakek Lin dengan lembut dengan menanyakan masalah ranjang kesehatan yang mau Kakek Lin beli itu. Kakek Lin langsung sumbar memberitahu Cong Rong kalau ranjang kesehatan itu sangat bagus. Dia sudah mencoba berbaring di atasnya dan rasanya hangat, ranjang itu bisa mengobati segala macam penyakit.

Cong Rong mengiyakannya sajalah. Tapi harga segitu sepertinya terlalu mahal. Dan lagi, dia melihat orang-orang mengeluh di internet bahwa perusahaan Xihuantong itu perusahaan penipu.

Penipu itu selalu punya segudang cara untuk menipu orang. Masalah apapun yang Kakek miliki, para penipu itu pasti akan selalu bilang bisa disembuhkan. Tujuannya jelas untuk mendapatkan uang Kakek Lin.

Tapi Kakek Lin malah balik menuduh Cong Rong-lah yang penipu, bersikeras meyakini dirinya tidak sakit dan tidak punya tumor, pihak rumah sakit cuma ingin menipu uangnya.

"Kami ini mengkhawatirkan Kakek."

Kakek Lin malah menuntut Cong Rong untuk menggunakan uang pribadinya untuk mengembalikan uangnya dulu. Pokoknya dia hanya mau melanjutkan percakapan ini kalau dia sudah membeli ranjang itu.

Cong Rong punya ide. Bagaimana kalau Kakek Lin berikan kontak keluarga Kakek Lin padanya, biar dia menelepon keluarga Kakek dan meminta mereka untuk menemani Kakek pergi ke sana.

Kakek Lin mengklaim kalau penjual ranjang itu sudah seperti anak kandungnya. Orang itu selalu menemaninya keliling taman, mengantarkan sarapan untuknya. Makanya kalaupun orang itu menipunya juga Kakek Lin rela. Pokoknya dia akan membeli ranjang itu! Cong Rong benar-benar frustasi mendengarnya.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam