Sinopsis My Little Happiness Episode 3 - 1

Zhong Zhen tak sengaja lewat ruang operasi tapi malah shock mendapati bosnya tidur senderan sama cewek.

Dia awalnya tidak melihat wajah ceweknya, jadi dia langsung saja mengeluarkan HP-nya untuk memotret mereka dari arah samping. Baru saat dia memperhatikan fotonya, dia kaget menyadari cewek itu kakak sepupunya sendiri.

Tiba-tiba Shao Qing terbangun, Zhong Zhen sontak melarikan diri. Chong Rong juga terbangun saat itu dan langsung menjauh dengan canggung menyadari kedekatan mereka. Sejak kapan Shao Qing keluar dari ruang operasi?

"Cukup lama."

"Kalau begitu, apa aku terus bersandar di bahumu?"

"Iya. Kepalamu lumayan berat, menekan lenganku sampai mati rasa. Tapi tidak apa-apa, tidak mengganggu untuk menulis rangkuman kok." Ujar Shao Qing dengan muka tanpa dosa.

Cong Rong jadi tidak enak. Tapi berhubung Shao Qing belum makan seharian ini, jadi Cong Rong mengajaknya makan di restorannya Cheng Cheng.

Pacarnya Cheng Cheng bekerja di restoran itu juga, jadi wakil manager, dan sepertinya dia sayang dan manis banget sama Cheng Cheng. Errr... tapi kata-kata manisnya lebay sih, kayaknya dia cuma ngegombal.

Cheng Cheng langsung heboh begitu melihat mereka datang bersama. Sejak kapan mereka berdua sudah sampai ke tahap makan malam berdua? Cong Rong sontak panik menyeret Cheng Cheng menjauh dan menegaskan bahwa dia dan Shao Qing tidak ada apa-apa, mereka makan malam bersama cuma karena Shao Qing baru selesai operasi.

Cheng Cheng sebenarnya suka banget sama Shao Qing. Shao Qing tuh jenis cowok yang penampilannya terlihat dingin, tapi sebenarnya hatinya menggebu-gebu.

Hanya saja Cheng Cheng sudah punya cowok yang sayang banget sama dia dan memperlakukannya bagai ratu. Kalau tidak, sudah pasti dia akan mengejar Shao Qing.

Di luar hujan, tapi karena restoran sedang ramai, jadi mereka duduk di meja luar. Cong Rong memberitahu Shao Qing bahwa restoran ini tuh viral banget, antriannya bisa sampai mengular. Shao Qing pasti tidak tahu tentang ini karena setiap hari hanya berhubungan dengan para pasien saja. Jenis informasi seperti ini tidak termasuk ke dalam lingkup pengetahuannya.

"Kau benar. Kalau begitu, kelak kalau kau punya waktu luangkanlah waktu untuk mengajariku."

Cong Rong usul agar mereka saling mengajari saja. Dia penasaran, satu operasi sungguh bisa memakan waktu selama ini? Bagaimana kalau mereka butuh ke toilet? Bagaimana kalau mereka lelah?

Shao Qing mengaku ada operasi yang makan waktu lebih lama. Operasi otak itu sangat kompleks, makanya butuh kerja sama tim. Saat dokter lain menggantikannya, dia bisa istirahat secukupnya.

Pesanan bistik mereka datang tak lama kemudian. Dan Shao Qing malah sengaja menggunakan bistik itu untuk ngasih contoh tentang bagaimana caranya membedah otak manusia dengan cukup detil yang jelas saja terlalu mengerikan untuk orang non medis seperti Cong Rong.

Tapi biarpun Shao Qing sengaja menakut-nakutinya, itu sama sekali tidak menurunkan nafsu makannya Cong Rong. Mereka pun mulai memakan bistiknya... Tapi malah hampir saja mau muntah saking tidak kuatnya dengan rasa pedasnya yang kelewatan.

Shao Qing cepat-cepat memperingatkan Cong Rong untuk tidak memuntahkannya karena mereka sedang diperhatikan sama temannya Cong Rong itu.

Tapi Shao Qing heran melihat Cong Rong kepedesan, bukannya Cong Rong jago makan makanan pedas?

"Kata siapa? Aku tidak pernah makan makanan pedas."

Shao Qing tercengang mendengarnya. Soalnya dulu waktu mereka kecil, Shao Qing pernah dibuli beberapa temannya yang menipunya untuk makan makanan pedas dan menghinanya karena dia gendut.

Tapi kemudian Cong Rong datang menyelamatkannya bak pahlawan. Dengan penuh keberanian dia menyatakan dirinya adalah pendekar wanita pembela ketidakadilan.

Dia langsung menggantikan Shao Qing memakan sandwich pedas itu, tampak jelas kalau sebenarnya dia tidak kuat memakannya, tapi dia pura-pura seolah makanan pedas itu tak berpengaruh apapun padanya.

Dan itu sukses membuat para pembuli itu menyerah dan akhirnya pergi. Cong Rong memberitahu Shao Qing untuk tidak takut pada mereka. Dengan begitu, mereka tidak akan lagi menindas Shao Qing.

"Lain kali kalau mereka menindasmu lagi, kau cari saja aku." Ujar Cong Rong.

"Terima kasih. Terus di mana aku bisa mencarimu kelak?"

"Kelas 11. Namaku Cong Rong, kau juga boleh memanggilku Pendekar Wanita."

Cong Rong lalu mengembalikan sandwich pedas itu ke Shao Qing dan berjalan pergi tanpa memperlihatkan dirinya yang sebenarnya masih tersiksa oleh rasa pedasnya. Shao Qing pun tak pernah mengetahuinya dan jadi kagum sama teman barunya itu.

Makanya Shao Qing sekarang kaget mendengar Cong Rong ternyata tidak bisa makan pedas. Tanpa menyebutkan siapa, dia memberitahu Cong Rong bahwa dia punya seorang teman yang membohonginya tentang jago makan pedas.

Tepat saat itu juga, Shao Qing melihat Cheng Cheng yang berjalan mendekat, tampak penasaran banget sama mereka. Maka Shao Qing dengan sengaja melepaskan jaketnya dan memberikannya ke Cong Rong yang jelas saja membuat Cong Rong kaget bukan main dan Cheng Cheng tersenyum geli.

Usai makan malam, Shao Qing mengajak Cong Rong kembali ke rumah sakit untuk melihat Kakek Lin yang ternyata tidak mogok makan sepenuhnya, malah dia sedang diam-diam makan saat itu.

"Kalau dia benar-benar mogok makan selama ini, maka dia harus di-infus glukosa sejak awal." Ujar Shao Qing.

"Bagaimana kau tahu dia makan di sini? Kau yang membawakannya makanan, kan?"

Shao Qing canggung mengklaim Zhong Zhen-lah yang memberinya makan. Cong Rong tak percaya. Anak polos seperti Zhong Zhen tidak mungkin memikirkan hal seperti ini kalau tidak disuruh sama Shao Qing. Dia kira Shao Qing tuh idealis berdarah dingin.

Shao Qing memberitahu Cong Rong bahwa kanker otaknya Kakek Lin sudah menekan batang otaknya. Itu seperti bom waktu yang siap meledak setiap saat. Karena itulah dia membiarkan Kakek tetap di sini, di bawah pengawasannya daripada membiarkannya pulang.

"Lalu kenapa kau membiarkannya keluar rumah sakit."

"Aku adalah dokter bedah saraf, bukan dewa. Tugasku adalah menyelamatkan nyawa, tapi aku tidak bisa menyelamatkan pikiran mereka."

Cong Rong benar-benar kagum padanya. Maka kemudian dia memutuskan untuk mengetik sendiri rangkumannya lalu mengirimnya ke Shao Qing untuk direvisi. Tapi saat Shao Qing mengirim versi revisinya tak lama kemudian, yang direvisi ternyata banyak sekali. Cong Rong mendadak berubah sebal dan akhirnya mengganti nama kontaknya Wei Qing menjadi 'Pembantai Karir'.

Setibanya di rumah sakit keesokan harinya, Cong Rong bingung melihat para dokter dan suster yang jelas-jelas sedang memperhatikannya sambil bisik-bisik entah karena apa.

Tapi Cong Rong tidak terlalu memikirkannya dan santai saja menyerahkan rangkumannya pada atasannya. Tapi atasannya tiba-tiba menggodanya tentang Shao Qing, dia orangnya lumayan kan?

Cong Rong nggak nyambung maksudnya. Lumayan dalam aspek apa? Karakternya atau profesionalitasnya? Bingung dengan reaksi Cong Rong, si atasan akhirnya memutuskan untuk tidak meneruskan percakapan ini.

Cong Rong jadi makin bingung. Apalagi saat dia hendak menyapa suster yang kemarin ngobrol dengannya, si suster malah mesam-mesem geli sama dia. Para suster dan dokter yang lewat juga terus menerus menatapnya.

Tapi kemudian dia mendengar beberapa suster menggosip tentang anak magang baru, jelas-jelas yang mereka maksud adalah dia. Lalu suster lain datang dan memberitahu teman-temannya bahwa wanita yang di foto itu bukan Cong Rong, melainkan Dokter Qin. Dan yang mengirim foto itu adalah Zhong Zhen.

Dan tepat saat itu juga, Zhong Zhen tak sengaja lewat dan langsung panik saat melihat Cong Rong. Dia mau kabur, tapi Cong Rong sigap menghadangnya dan langsung menjewer kupingnya.

Dia langsung menyeret Zhong Zhen ke tempat sepi dan menuntut penjelasannya. Zhong Zhen meyakinkan kalau dia sungguh tidak sengaja menyebarkannya.

Jadi ceritanya begini... semalam setelah kerja, dia membantu Shao Qing membawakan makanan untuk Kakek Lin. Shao Qing pernah berpesan agar jangan sampai ketahuan orang lain.

Tapi kebetulan saat itu ada perawat yang melihatnya. Zhong Zhen jadi panik. Akhirnya demi mengalihkan perhatian si perawat, dia menawarkan foto-fotonya Shao Qing yang diam-diam dia ambil.

Dan saking paniknya takut ada orang lain yang melihatnya, Zhong Zhen jadi asal mencentang semua foto dan mengirimnya ke si suster tanpa sadar kalau dia juga mengirim fotonya Shao Qing yang tidur senderan sama Cong Rong.

Dan begitulah bagaimana kemudian foto itu tersebar ke seluruh staf rumah sakit. Sungguh Zhong Zhen tak sengaja. Sumpah!

Tapi tetap saja Cong Rong marah karena biarpun Zhong Zhen tidak sengaja menyebarkannya, tapi jelas-jelas dia mengaku kalau dia sengaja memotret mereka.

Zhong Zhen akui itu. Tapi waktu dia mengambil foto itu, sungguh dia tidak tahu kalau wanita itu ternyata Cong Rong. Dia juga tidak sengaja salah kirim. Cong Rong tak peduli, tunggu saja nanti.

Cong Rong lalu pergi menemui Shao Qing untuk membahas kasus Kakek Lin, tapi kali ini dia sengaja jaga jarak saat dia memberitahu bahwa pihak pasien dan dokter harus saling bertemu dan menanyakan kapan Shao Qing ada waktu untuk itu.

Shao Qing menyuruh Cong Rong untuk mengatur sendiri waktunya. Kalau begitu, Cong Rong menetapkan jadwal pertemuan mereka adalah hari ini jam 15:30.

Dia mau langsung pergi setelah itu, membuat Shao Qing jadi heran, apa Cong Rong lagi sibuk banget sampai tidak memberinya kesempatan untuk bicara?

"Apa ada... hal lain?"

"Apa kau senggang sekitar jam 6 atau 7?"

"Setelah pulang kerja, kau masih mau menindaklanjuti kasus ini?"

"Bukankah kau mau mengajariku tentang restoran viral? Aku masih menunggu."

Cong Rong heran sama dia. Apa Shao Qing tidak tahu tentang gosip yang sekarang lagi viral di seluruh rumah sakit ini? Bukankah seharusnya mereka mengklarifikasinya?

Tapi Shao Qing malah santai-santai saja. Rumor itu seperti kelumpuhan saraf singkat, datang dan pergi dengan cepat. Kenapa juga harus dipedulikan?

Cong Rong tidak sependapat. Baginya rumor itu seperti tumor yang jika tidak dipotong, maka dia akan bermutasi. Mendengar itu, Shao Qing sontak mendekatinya dengan senyum menggoda, sekarang Cong Rong sudah bisa memberi contoh dengan istilah medis rupanya.

"Aku serius. Aku orang baru, tidak baik jika orang-orang salah paham mengenai kita. Bukankah seharusnya kau mengklarifikasi serta menjaga jarak denganku?"

"Aku tidak merasa kita perlu menjaga jarak. Aku tidak setuju."

Tapi kalau Cong Rong bersikeras, dia akan membantu Cong Rong mengakhiri masalah ini. Tapi itu artinya, Cong Rong berhutang satu hutang budi padanya.

Shao Qing langsung mendatangi para perawat saat itu juga... tapi dengan sengaja membenarkan bahwa wanita dalam foto itu adalah Cong Rong.

Jelas saja para perawat langsung heboh dan jadi semakin penasaran dengan hubungan mereka. Shao Qing jujur mengaku bahwa mereka adalah teman masa kecil, dia diam-diam menyukai Cong Rong selama puluhan tahun.

"Sayangnya... tak pernah bisa kudapatkan."

Tapi Cong Rong benar-benar tidak mengenalinya dan jadi bingung sendiri mendengar ucapan Shao Qing itu. Untungnya para perawat tak mempercayai klaimnya Shao Qing tadi dan berpikir kalau Shao Qing cuma mengarang indah.

Cong Rong agak lega tapi tidak sepenuhnya lega juga. Qin Chu tak sengaja lewat saat itu dan jelas penasaran dengan ekspresi Shao Qing saat menatap Cong Rong.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam