Sinopsis My Little Happiness Episode 2 - 1

Cong Rong kaget banget tiba-tiba dipeluk sama Shao Qing. Jelas dia tidak ingat dan tidak mengenali Shao Qing, tapi dia mengiyakan saja dengan bingung saat Shao Qing menanyakan kabarnya.


"Meskipun aku datang untuk berjabat tangan dan berdamai, tapi tidak perlu seramah ini juga, kan? Apa cara dokter menyambut kolega baru itu semuanya begitu semangat seperti ini?"

Bingung mendengar ucapan Cong Rong, Shao Qing akhirnya sadar kalau Cong Rong tidak mengenalinya dan dia datang ke sini hanya untuk membicarakan masalah pekerjaan. Apa Cong Rong tahu dia siapa?

"Tentu saja aku tahu. Kau Wen Shao Qing, si tangan dewa kraniotomi (operasi bedah saraf)."

Shao Qing kecewa dan jadi sedih karenanya. Cong Rong bingung. Apa dia salah ngomong lagi? Nih orang benar-benar sulit dimengerti. Capek meladeninya, Cong Rong memutuskan pergi saja.

Tepat saat itu juga, Shao Qing ditelepon Zhong Zheng yang mengabarkan bahwa meetingnya sukses dan menuntut Shao Qing untuk berterima kasih padanya.

Tapi Shao Qing sedang tidak mood, bukannya mentraktirnya makan, dia malah menjadikan Zhong Zhen sebagai samsak hidup sampai Zhong Zheng kewalahan menghadapinya. Miris amat nasib Zhong Zhen. Dia dosa apa sama Shao Qing?

Shao Qing kasihan juga sama dia dan akhirnya mau berhenti lalu berbaring kecapekan sembari mengingat kenangan masa kecilnya yang indah bersama Cong Rong dan janji Cong Rong yang akan menikahinya kalau dia kembali nanti. Kenangan itu akhirnya membuat semangat Shao Qing bangkit kembali, penantiannya selama ini akhirnya berbuah manis.

Cheng Cheng membawa Cong Rong ke restorannya yang ternyata laris manis. Cheng Cheng langsung sumbar tentang bakat bisnisnya yang hebat. Padahal dia membuka restoran ini asal saja.

Semuanya asal, kokinya asal, bahkan nama restorannya pun ngasal. Tapi ternyata restorannya laris manis, tamunya terus datang silih berganti seperti ombak.

Cong Rong jadi iri. Anak-anak magang yang lain ada yang mendapatkan kontrak besar, ada yang mendapatkan apresiasi dari atasannya, sedangkan dia malah hancur di awal karirnya.

Cheng Cheng tidak setuju. Cong Rong tidak buruk kok. Dia punya keunggulan khusus yang tidak bisa ditandingi oleh orang lain. Cong Rong langsung antusias, apa keunggulan yang dimilikinya?

"Aku." Jawab Zheng Zheng narsis. "Kau punya teman hebat seperti aku. Mulai sekarang, restoranku ini adalah kantin gratis untukmu selamanya."

"Cheng Cheng, hidup manusia berat sekali (Hiks!)."

Dia lalu memberitahu Cheng Cheng tentang perseteruannya dengan si cowok yang bayar lunas waktu itu. Cheng Cheng kagum mendengar ceritanya, berarti mereka berdua memiliki takdir yang sangat dalam. Ini adalah takdir hidupnya Cong Rong.

"Maksudmu ditakdirkan untuk jatuh ke tangannya? Aku sekarang ini khawatir tidak bisa menanganinya. Lalu bagaimana aku bisa kembali ke firma hukum?"

"Kalau begitu tidak usah kembali saja."

"Tidak bisa. Aku masih ingin menjadi pengacara."

Cheng Cheng sungguh tidak mengerti dia. Cong Rong sudah menyelesaikan magister keuangan di Australia, bahkan mendapatkan penawaran yang sangat bagus. Kenapa dia malah kembali kemari untuk pekerjaan yang menyusahkan ini?

"Aku tidak takut susah. Aku cuma takut tidak bisa melakukan apa yang aku inginkan."

"Inilah perbedaan paling dasar di antara kita berdua. Lihatlah aku, memainkan game pun akan memilih mode yang paling mudah. Santai dan leluasan. Kutukan dirimu itu adalah kau terlalu serius. Orang yang terlalu serius, hidupnya ditakdirkan lebih lelah."

Kembali ke rumah, Cong Rong berendam di bathtub sambil termenung memikirkan ucapan Cheng Cheng tadi dengan sedih.

Dalam flashback, pekerjaan dalam bidang hukum ini memang impiannya sejak kecil karena dulu ayahnya juga seorang pengacara. Dulu, ayahnya menggambarkan pekerjaannya seperti sebuah game menang melawan monster dan naik level.

"Berarti ayah adalah seorang pahlawan. Apa seperti Peter Pan? Atau Spiderman? Apa bisa melindungi orang-orang?" Tanya Cong Rong kecil dengan polosnya.

"Tentu saja bisa. Tapi pendekar gugatan harus menyembunyikan jati dirinya. Jadi kau harus membantu ayah merahasiakannya. Ayo, janji jari kelingking."

"Janji jari kelingking. Setelah janji jari kelingking, maka 100 tahun tidak boleh berubah."

Kenangan itu membuat semangat Cong Rong bangkit kembali. Pendekar gugatan tidak akan pernah mengaku kalah. Besok dia tetap mau mengaktifkan mode sulit. Semangat! Tapi baru juga dia berpikir begitu, nasib tiba-tiba mengujinya dengan mendadak mati listrik. Pfft!

Habis melampiaskan frustasinya pada Zhong Zhen, Shao Qing malah mendadak baik sama Zhong Zhen dengan membelikannya minuman, Zhong Zhen sampai takut dengan perubahan sikapnya ini.

Tapi tentu saja itu karena sekarang dia tahu kalau sepupunya Zhong Zhen adalah Cong Rong, dan rumahnya yang Zhong Zhen sewa itu ternyata dia sewakan untuk Cong Rong.

Dia bahkan mendadak menetapkan aturan bahwa dia tidak mengizinkan sewa rumah bersama, dia juga tidak mengizinkan ada orang yang menginap. Padahal niatnya yang sebenarnya hanya untuk memastikan Cong Rong belum punya pacar dan langsung sumringah begitu Zhong Zhen mengonfirmasi kalau Cong Rong memang belum punya pacar.

Tapi Zhong Zhen sebenarnya sangat berharap kakak sepupunya itu akan punya pacar. Soalnya kalau Cong Rong jomblo terus, maka Zhong Zhen-lah yang akan menderita.

Baru juga diomongin, Cong Rong mendadak meneleponnya dan berteriak menyuruhnya untuk segera datang ke rumahnya sekarang juga. Listrik rumahnya korslet. Shao Qing sontak tersenyum licik, kesempatan nih!

Cong Rong berusaha memperbaiki sendiri listriknya tapi gagal terus dan itu membuatnya jadi frustasi. Tapi syukurlah akhirnya Zhong Zhen datang mengetuk pintu saat itu juga.

Cong Rong buka pintu dan langsung memeluknya sambil mewek dan meraba-raba punggung orang yang dipeluknya... yang kontan membuatnya heran.

"Bocah tengik. Satu tahun tidak bertemu, otot punggungmu jadi cukup s~~~i, ya."

Tapi tiba-tiba Zhong Zheng malah muncul menampakkan mukanya dari balik punggung orang yang dipeluknya. Hah? Terus siapa yang dia peluk? Shock menyadari dirinya salah peluk orang, Cong Rong perlahan melepaskan pelukannya untuk melihat orang yang dipeluknya ternyata Shao Qing. Pfft!

Sementara Zhong Zhen sibuk memperbaiki listrik, kedua orang itu duduk berhadapan dengan dua ekspresi yang berbeda. Cong Rong menatapnya kesal, tapi Shao Qing menatapnya dengan tatapan menggoda.

Dan bahkan setelah lampu kembali menyala, keduanya tetap saling bersitatap dengan intens. Zhong Zhen sampai merinding sendiri melihat ketegangan mereka dan langsung bergegas keluar dengan alasan mau beli jajan buat mereka.

Cong Rong-lah yang akhirnya buka suara duluan. Sungguh dia tidak tahu siapa pemilik rumah yang disewakan Zhong Zhen untuknya ini.

"Tampaknya kau sama sekali tidak waspada terhadap pemilik rumah, langsung main peluk begitu ketemu."

"Itu tidak sengaja! Siapa yang tahu kalau Zhong Zhen akan membawa orang lain."

"Terhadap adik bisa begitu terbuka, ya?"

Cong Rong jelas kesal mendengar sindirannya, untungnya dia berhasil menahan diri dan cuma mengomentari rumah ini, lumayan bagus. Dia juga berterima kasih karena Shao Qing sudah mau datang dan membantu malam-malam begini.

Shao Qing lalu berusaha meminta add friend di Wechat dengan alasan biar mereka lebih gampang berkomunikasi ke depannya. Cong Rong juga bisa lebih gampang bayar sewa sama dia atau minta bantuan sama dia.

Cong Rong menolak dengan sinis. Lagipula Dokter Wen kan sangat amat sibuk. Dia tidak enak kalau harus merepotkan Dokter Wen untuk hal-hal remeh semacam ini. Biar dia minta sama Zhong Zhen saja.

"Zhong Zhen punya tugas belajar sendiri. Lagipula, kau adalah wali muridnya dan aku adalah gurunya. Jadi kita perlu menjaga komunikasi agar dia bisa berkembang dengan lebih baik."

"Dokter Wen, tampaknya kau lumayan humoris. Lalu kenapa kau tidak bisa berkomunikasi lebih banyak dengan pasien? Kulihat kau cukup senggang sekarang. Bagaimana kalau kita memanfaatkan waktu untuk membicarakan kasus Kakek Lin?" Sinis Cong Rong sambil melempar kembali ponselnya Shao Qing.

Shao Qing kecewa. Tapi dia pantang menyerah dan memutuskan menuruti keinginan Cong Rong hanya agar dia bisa mendapatkan nomornya Cong Rong. Dia beralasan bahwa sebenarnya dia berniat untuk mengirimkan rangkumannya pada Cong Rong, tapi karena Cong Rong tidak mau add friend dia, jadi yah sudah tidak usah saja.

Dan itu sukses membuat Cong Rong akhirnya mau juga add friend dia dan mendapati bahwa nama akunnya Shao Qingadalah Febuxostat (Nama obat). Nama akun Dokter Wen sungguh memiliki makna seperti orangnya, puji Cong Rong. Jadi, jam berapa dia bisa mendapatkan rangkumannya?

"Apakah aku bilang bahwa aku akan memberikannya padamu malam ini?" Santai Shao Qing.

"Kau mempermainkanku, ya?"

"Kapan akan kuberikan, nanti aku sendiri yang akan memberitahumu. Sudah larut, tidurlah lebih awal." Ujar Shao Qing lalu pergi bertepatan dengan Zhong Zhen yang baru balik dengan membawa beberapa jajan.

Tapi Shao Qing sudah tidak mood dan langsung pergi sambil banting pintu. Cong Rong juga lagi kesal dan langsung masuk kamar sambil banting pintu. Aigoo, poor Zhong Zhen. Dia sampai bingung salah apa lagi dia kali ini?

Cong Rong malu banget dengan kejadian barusan. Tapi kemudian dia mendapat chat dari Febuxostat yang menyuruhnya untuk ketemuan dengannya besok jam 5:30 jika dia menginginkan rangkumannya. Harus datang tepat waktu.

Setelah mengirim chat itu, Shao Qing mengubah nama kontak Cong Rong menjadi Pendekar Wanita. Karena dulu waktu kecil, Cong Rong memperkenalkan dirinya padanya sebagai 'Pendekar Wanita'.

Cong Rong awalnya tidak mau menuruti permintaannya Shao Qing itu. Tapi dia penasaran juga sama tuh orang dan akhirnya berubah pikiran, dan datang tepat waktu keesokan harinya.

Dia langsung menuntut rangkumannya begitu mereka ketemu. Tapi jelas Shao Qing mengajaknya ketemuan bukan untuk memberikan rangkumannya. Dia malah menyodorkan baju ganti untuk Cong Rong dan menuntut Cong Rong untuk menurutinya kalau Cong Rong ingin mendapatkan rangkumannya.

Dan Cong Rong langsung menurut dengan patuh demi mendapatkan rangkumannya. Shao Qing puas melihat baju itu pas banget sama Cong Rong.

"Kau menyuruhku kemari bukan hanya untuk menemanimu lari, kan?"

"Benar. Ada masalah?"

"Ada. Meskipun aku bisa mengorbankan waktu istirahatku demi pekerjaan, tapi bukan berarti aku bisa diatur seenaknya olehmu. Tolong jangan sia-siakan perasaan dan staminaku. Ingat! Kau harus memberiku rangkumannya. Terima kasih."

"Tunggu!"

"Tidak boleh menarik kata-katamu kembali!"

Tapi Shao Qing tiba-tiba mendekatinya... lalu berlutut di hadapannya dan dengan manisnya membantu menalikan sepatunya Cong Rong yang terlepas.

Errr... tapi setelah itu dia beralasan bahwa jika Cong Rong terjatuh, maka dia tidak akan menganggap itu sebagai kecelakaan kerja. Cong Rong sampai bingung dengan perubahan sikapnya yang tiba-tiba itu. Tuh orang benar-benar sulit dimengerti.

Mereka lalu lari pagi bersama yang membuat Shao Qing teringat masa kecil mereka dulu. Dulu, Cong Rong kecillah yang dengan gigih melatihnya lari biar dia lulus pelajaran olahraga dengan baik. Bahkan sekalipun dia kecapekan, Cong Rong tetap memaksanya terus lari.

Dan sekarang Cong Rong-lah yang kecapekan, malah Shao Qing yang staminanya tetap tinggi dan tidak terlihat capek sama sekali. Berhubung mereka sudah selesai lari sekarang, Cong Rong langsung menuntut rangkumannya.

"Kapan aku bilang kalau aku akan memberikannya setelah selesai lari?" Santai Shao Qing. "Kalau kau sungguh ingin menyelesaikan pekerjaanmu dengan baik, maka rasakanlah keseharian dokter bersamaku. Bagaimana?"

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments