Sinopsis The Blooms at Ruyi Pavilion Episode 8 - 2

Keesokan harinya, Adipati An bermain baduk lagi dengan Kaisar. Saat Kaisar mulai membahas tentang ulang tahun beberapa hari lagi, Adipati An sengaja mulai mengungkit masalah kematian ibunya.


Waktu itu, jenazah ibunya segera dimakamkan di luar Kota Jichang sehingga dia tidak bisa melihatnya untuk yang terakhir kali. Karena itulah Adipati An selalu merasa bersalah setiap kali teringat hal ini.

Kaisar memberitahunya bahwa waktu itu banyak rumor yang beredar. Dan para pejabat tidak setuju menguburkan Ibu Suri Wen di pemakaman kerajaan. Apalagi beliau sudah meninggalkan istana lebih dulu, makanya beliau dimakamkan di luar Kota Jichang.

"Aku ingat Kasim Wang tidak berada di istana waktu itu. Apa kau yang mengadakan pemakaman ibuku?" Curiga Adipati An.

Kasim Wang sontak melirik Kaisar dengan canggung sebelum kemudian membenarkan. Waktu itu Kaisar kasihan karena Ibu Suri Wen meninggal tiba-tiba dan tidak bisa dimakamkan di istana. Karena itulah, Kaisar memintanya untuk mengawasi pemakaman Ibu Suri Wen.

Adipati An mengucap terima kasih pada Kaisar, tapi tampak jelas dia tidak tulus. Tapi dia penasaran, dulu semua orang menjauhinya dan ibunya, hanya Kaisar seorang yang peduli pada mereka.

Makanya selama ini dia tidak pernah bertanya apakah Kaisar, sama seperti orang lain, juga berpikir bahwa warna mata ibunya yang beda dari yang lain itu buruk?

Kaisar jadi kesal mendengar pertanyaan itu dan tegas menyangkal. Dulu, Ibu Suri Wen yang merawatnya dengan baik. Makanya Kaisar sangat menyayangi Adipati An.

Kaisar menolak membicarakan masalah ini lebih jauh lalu pergi tanpa menyadari kalau Adipati An sama sekali tak mempercayai perkataannya. Dia yakin kalau segala kebaikan Kaisar padanya hanya untuk menutupi kesalahan fatal yang diperbuat Adipati Su.

Nyatanya biarpun Adipati Su juga dianggap pembawa sial oleh banyak orang, tapi Kaisar masih mempercayakan tugas-tugas penting pada Adipati Su.

Fu Rong sedang bahagia banget hari ini, bukan cuma karena kasus kemarin sudah selesai dengan baik, tapi juga karena dia mendapat undangan penobatannya Qi Zhu.

Fu Rong jadi berpikir kalau Qi Zhu sudah tidak marah lagi padanya dan persahabatan mereka bisa kembali seperti sedia kala. Dia bahkan membuatkan banyak sekali makanan kesukaan Qi Zhu dan perhiasan baru sebagai hadiah.

Dengan menggunakan cadar untuk menutupi wajahnya, Nona Liu Ru Yi mendatangi Tuan Dong dan langsung to the point membahas insiden 25 tahun yang lalu yang berhubungan dengan 12 kipas lipat milik keluarga Huang.

Gambar-gambar pada kedua belas kipas lipat itu jika disatukan akan membentuk peta daerah Shu yang indah. Dulunya, kipas ini dibuat oleh Huang Ze.

Lalu 25 tahun yang lalu ada seorang magistrat baru yang diangkat di Yizhou. Dia melihat kedua belas kipas lipat itu dan langsung menawarkan harga mahal. Tapi keturunan keluarga Huang menolak menjualnya.

Setelah itu, beberapa pelajar tak berdosa yang hanya mencari nafkah dengan cara menulis novel, tiba-tiba dituduh melakukan pengkhianatan setelah isi novel mereka diganti oleh orang jahat. Semua orang yang terlibat dalam kasus itu dipengal di depan publik dan semua harta benda mereka disita termasuk kedua belas kipas lipat itu.

Tuan Dong sontak panik mendengar kisah itu, jelas dia pernah terlibat dalam kasus itu. Tapi dia berusaha membela diri kalau dia tidak berhubungan dengan kasus itu, dia bahkan tidak pernah menerima kipas lipat itu.

"Kau memang tidak membunuh mereka, tapi kau yang menyebabkan kematian mereka." Ujar Nona Liu mengingatkan.

Selama 25 tahun ini, 12 kipas lipat itu terpisah... hingga 10 diantaranya jatuh ke tangan Wu You, seorang lintah darat. Dan saat dia kebingungan memikirkan cara mendekati Wu You, seseorang datang padanya dan memberinya kesempatan.

Sebenarnya, Nona Liu tahu kalau dia sedang dijebak saat ketua Badan Tata Busana mendatanginya dan memberinya saran tentang bunga Peony.

Tapi dia sengaja memanfaatkan jebakan itu agar dia bisa masuk penjara itu karena di sanalah dia bisa menemukan Wu You yang sedang dipenjara.

Dan sekarang dia butuh bantuan Tuan Dong. Setelah selesai, Tuan Dong bisa tenang. Dia sudah mengumpulkan kedua belas kipas lipat ini untuk Tuan Dong, terserah Tuan Dong mau menyimpannya atau menghancurkannya setelah ini selesai nanti.

Tuan Dong akui bahwa ia pernah melakukan kesalahan dulu. Tapi sekarang dia selalu berhati-hati dan tidak pernah menerima suap. Kenapa Nona Liu malah mendatanginya.

"Tuan Dong, semua orang harus menanggung konsekuensi dari kesalahan mereka."

"Putra tunggalku terlahir sakit. Masih belum jelas apakah dia bisa hidup lebih dari sepuluh tahun. Apa hukuman ini belum cukup."

Nona Liu mengingatkan bahwa bersikap hati-hati, teliti dan melayani publik dengan sepenuh hati itu memang tugas Tuan Dong. Tapi itu tidak cukup untuk menebus kesalahan Tuan Dong.

Jika Tuan Dong tidak mau bekerja sama, maka kejahatannya akan terbongkar dan nama baiknya akan hancur. Adik dan dua keponakannya mungkin masih punya jalan keluar. Tapi putranya yang lemah, bagaimana dia bisa hidup?

Nona Liu langsung pergi, meninggalkan Tuan Dong yang langsung terjatuh lemas dan berlinang air mata.

Tak lama setelah itu, dia dipanggil ke penjara karena Wu You ternyata sudah mati. Awalnya Wu You memang mengeluh sakit, tapi mereka mengabaikannya karena mereka pikir itu cuma taktik Wu You untuk kabur dari penjara. Tapi tiba-tiba saja mulutnya mulai berbusa lalu mati.

"Paviliun Ruyi, kau benar-benar kejam." Batin Tuan Dong.

Tuan Zhang dan Adipati Cheng baru saja mendapatkan laporan dari Paviliun Ruyi tentang Tuan Dong yang bisa mereka jadikan senjata untuk menyerangnya.

Mereka benar-benar kagum dengan Paviliun Ruyi yang selalu berhasil mendapatkan informasi sehebat ini. Tapi Paviliun Ruyi menuntut segalanya dilakukan secara rahasia dan hati-hati.

Adipati Cheng bahkan diminta untuk bertukar informasi dengan cara menaruh surat di bawah batu lalu harus pergi. Jika dia tidak mau begitu, Paviliun Ruyi menolak kesepakatan.

Berhubung Adipati Cheng tidak mau ambil resiko, jadi dia lakukan saja tuntutan Paviliun Ruyi itu. Lalu dua hari setelah itu, dia menemukan sebuah surat yang ditaruh di luar kediamannya.

Dalam surat itu, Paviliun Ruyi menuntut mereka untuk menceritakan detil rahasia Kamp Huaxiao dan menuntut mereka untuk menyerahkan setengah tambang emas padanya.

Jelas saja Tuan Zhang tidak setuju dengan tuntutan itu. Jika Paviliun Ruyi mengetahui detil tentang Kamp Huxiao, maka dengan kemampuan mereka yang hebat itu, sudah pasti Paviliun Ruyi akan bisa mengikuti segala petunjuk dan pada akhirnya akan tahu lebih banyak.

Adipati Cheng santai meyakinkan Tuan Zhang untuk tidak mengkhawatirkan masalah insiden Kamp Huxiao. Dengan dukungannya dan ibunya, Tuan Zhang tidak akan dilibatkan dalam kasus itu.

Tapi setelah Adipati Cheng pikir-pikir, menjalin hubungan dengan Paviliun Ruyi yang hebat itu akan sangat menguntungkan. Apalagi Paviliun Ruyi bahkan bisa mendapatkan dokumen resmi dari gudang istana.


Dan lagi, jika Paviliun Ruyi berani menerima setengah dari tambang emas itu, maka di masa depan nanti, Adipati Cheng akan punya cara untuk memengaruhi Paviliun Ruyi. Segalanya bisa diselesaikan dengan uang.

Tuan Dong mengirim beberapa pekerja untuk mengambil beberapa kotak belerang. Bawahannya santai saja mengira kalau semua ini untuk membuat kembang api untuk ulang tahun Kaisar. Padahal Tuan Dong tampak sangat cemas dengan semua ini, tapi dia terpaksa melakukannya.

Di kamp, Adipati Su puas melihat pasukan pengawal istana yang baru. Dia memang sudah merombak pasukan mereka dan sekarang tidak ada lagi yang bermalas-malasan seperti dulu.

Dia juga akan melakukan seleksi untuk mengangkat seorang kopral untuk mewakilinya jika dia tidak sedang berada di kamp. Bai Qi langsung sumringah, yakin dialah yang akan terpilih.

Tapi begitu melihat ekspresinya itu, Adipati Su langsung menyindirnya secara tak langsung. Karena biarpun Bai Qi tak pernah absen, tapi dia selalu datang terlambat.

Jika tidak bisa disiplin terhadap diri sendiri, lalu bagaimana bisa mendisiplinkan orang lain? Jika mereka tidak memperbaikinya, maka mereka tidak akan bisa memenuhi syarat seleksi.

Bai Qi jadi kesal hingga dia memutuskan untuk tidak mengikuti seleksi itu. Padahal selama ini dia sudah melakukan banyak hal untuk Adipati Su, tapi kali ini Adipati Su malah mempersulitnya. Adipati Su itu hanya tidak mau dia menjadi kopral, makanya Adipati Su mebuat-buat alasan tentang ketidakdisiplinannya.

Di Paviliun Ruyi, Nona Liu mendapati Fu Rong baru saja menggambar desain sebuah hiasan kepala. Desainnya cukup bagus, tapi bahannya tidak banyak menggunakan emas dan perak, ini mungkin tidak akan menghasilkan banyak uang.

Tapi menurut Fu Rong, karena sekarang Paviliun Ruyi dan Feng Lai Yi sudah pernah membuat perhiasan untuk para bangsawan di istana, harga perhiasan mereka pun menjadi naik.

Dia sudah melihat desain perhiasan Nona Liu, semuanya sangat mewah dan pasti cocok untuk para orang kaya dan pejabat tinggi.

Menghasilkan uang itu memang bagus, tapi semua orang juga ingin menjadi cantik dan memiliki aksesoris, termasuk para wanita miskin. Fu Rong ingin Paviliun Ruyi bisa membuat semua kalangan bahagia, seperti namanya 'Ru Yi'.

Malam itu, Fu Rong bermimpi buruk. Dia bermimpi menjadi selirnya Adipati Cheng yang dibuli oleh istri sah Adipati Cheng, Putri Xihe. Tapi begitu Adipati Cheng datang, Putri Xihe langsung mengadu padanya dan menuduh Fu Rong-lah yang membulinya.

Dan Adipati Su dengan dinginnya menangani masalah ini dengan melarang Fu Rong datang lagi. Putri Xihe puas banget dan langsung ceplas-ceplos menyindir Fu Rong.

"Sebagai burung pegar, jangan berpikir memakai bulu warna-warni, kau bisa menjadi burung Phoenix." Sindir Putri Xihe... dan Fu Rong tersentak bangun dari mimpi buruk itu dengan napas terengah-engah.

Bersambung ke episode 9

Post a Comment

0 Comments