Sinopsis The Blooms at Ruyi Pavilion Episode 7 - 2

Dulu saat Adipati Su masih bayi, Selir Shu awalnya sangat menyukai bunga Peony dan selalu memakai segala perhiasan berbentuk bunga Peony. Tapi mendiang Permaisuri Dayu tidak suka melihat itu, terutama karena bunga Peony adalah simbol dari raja bunga.

Maka dengan kejamnya dia menarik anting-anting bunga Peony-nya Selir Shu lalu mengambil paksa Adipati Su dan menjauhkan Adipati Su darinya. Sejak saat itulah Selir Shu mulai membenci bunga Peony.

Itu adalah kejadian yang sangat menyakitkan bagi Selir Shu. Dan apa yang dilakukan Nona Liu justru membangkitkan kenangan buruk itu. Tuan Dong sungguh tidak mengerti, bagaimana bisa seorang pemilik Paviliun Ruyi malah melanggar tabu.

Sangat aneh. Tuan Dong sungguh tak tahu harus memutuskan apa. Dia merasa sepertinya dia melewatkan sesuatu, tapi dia tidak tahu apa.

Adipati Su usul agar mereka membiarkan Paviliun Ruyi menebus kesalahan mereka dengan membuat Selir Shu bahagia. Tuan Dong akhirnya menyerah juga dan bersedia memberi Fu Rong kesempatan.

Tepat saat itu juga, Bai Qi muncul untuk membela Paviliun Ruyi. Dia yakin ada yang tidak beres dalam kasus ini, Paviliun Ruyi tidak mungkin berani menyinggung selir.

"Kalau kau punya waktu untuk ikut campur, bagaimana kalau kau mengirim pesan dariku?" Perintah Adipati Su.

Bai Qi akhirnya mendatangi kediaman Keluarga Fu. Tapi dia hanya bilang ingin bertemu Nona Fu tanpa menyebutkan Nona Fu yang mana, dan akhirnya Fu Xuan-lah yang keluar.

Mereka masih canggung gara-gara kejadian kemarin. Tapi karena Fu Rong masih tidur, terpaksa Bai Qi menyampaikan pesannya pada Fu Xuan. Bahwa Fu Rong harus memikirkan sebuah ide untuk membuat perhiasan baru untuk menyenangkan Selir Shu. Mungkin itu bisa menyelesaikan krisis ini.

"Siapa yang memberitahumu?" Fu Xuan penasaran. "Apakah itu sungguh akan berhasil?"

"Aku tidak bisa memberitahumu. Tapi, Nona Fu, kau sangat pintar, kau seharusnya bisa menebak siapa. Kenapa? Kau meragukanku? Takut itu pesan palsu?"

"Aku tidak bilang begitu." Bantah Fu Xuan lalu pergi.

Bai Qi kesal. "Silahkan kau pikir apapun yang kau inginkan. Kau akan mengerti apa artinya salah menilai seorang pria!"

Selama beberapa hari kemudian, Fu Rong jadi sibuk mempelajari banyak hal untuk mencari inspirasi desain hiasan kepala untuk Selir Shu. Dia benar-benar giat mulai pagi sampai malam tanpa kenal lelah

Adipati An sedang bermain baduk dengan Kaisar. Tapi tiba-tiba Kaisar melihatnya terdiam ragu-ragu. Kaisar langsung bisa menduga kalau dia sedang ada pikiran dan mendesaknya untuk mengutarakan saja apapun yang ingin dia katakan.

"Hari ini adalah hari peringatan kematian ibuku."

Kaisar baru ingat. Kaisar jadi tidak enak hati, tidak seharusnya tadi dia memanggil Adipati An ke istana. Adipati An bisa melihat Kaisar tampak tidak senang dia menyebut ibunya. Apakah dia sudah merusak kesenangan Kaisar.

Kaisar menyangkal. Bukannya dia tidak suka kalau Adipati An menyebut-nyebut Ibu Suri Wen. Dia hanya takut kalau Adipati An akan sangat merindukan ibunya dan merasa tertekan.

Kalau Adipati An tidak mood main catur, maka sebaiknya dia jalan-jalan saja agar Adipati An bisa menenangkan diri.

Kembali menggunakan topengnya, Adipati An lalu pergi menemui Fu Rong di Paviliun Ruyi dengan membawa buket bunga. Kebetulan Gu Yuan yang menyambutnya di depan dan langsung antusias melihatnya, apalagi selama ini Gu Yuan memang penggemarnya Tuan Ju SHui dan selalu menghadiri Ulasan Yuedan.

Tuan Ju Shui senang. Dia janji akan mengirim Gu Yuan undangan untuk menghadiri Ulasan Yuedan yang berikutnya. Gu Yuan pun dengan senang hati mengantarkannya menemui Fu Rong yang saat itu masih sibuk dengan proyeknya. Dia sudah dengar kalau Fu Rong ditugaskan membuat perhiasan untuk Selir Shu.

Fu Rong membenarkan. Masalahnya, otaknya benar-benar buntu sekarang. Biasanya dia akan dibantu gurunya. Ini pertama kalinya dia membuat desain sendiri. Apalagi ini berkaitan erat dengan nyawa gurunya. Eh, tapi bagaimana Tuan Ju Shui bisa tahu?

"Tentu saja aku tahu. Aku juga tahu bahwa tema kali ini adalah bunga." Ujar Tuan Ju Shui sambil menyerahkan buket bunganya.

Karena itulah, Tuan Ju Shui menyarankannya untuk melihat-lihat kumpulan bunga-bunga daripada cuma mengurung diri di sini. Fu Rong heran melihat ada bunga plum di buket itu.

Tuan Ju Shui mengaku bahwa dia menyuruh orang untuk memetik bunga plum itu dari Gunung Tianlang. Dia mengklaim bahwa sebenarnya dia ingin mendekorasi paviliunnya dengan bunga itu, tapi dia pikir kalau bunga itu mungkin akan bisa membantu Fu Rong.

"Aku tidak tahu bagaimana harus berterima kasih padamu."

"Kalau kau benar-benar ingin berterima kasih padaku, maka jangan cemberut dan jangan khawatir." Ujar Tuan Ju Shui sambil melepaskan topengnya padahal Gu Yuan kembali saat itu. Tapi dia buru-buru pergi lagi meninggalkan mereka.

Adipati An perhatikan kalau lilinnya Fu Rong terlalu dekat dengan kertas dan menyarankan Fu Rong untuk menutupinya dengan kap lampu agar tidak terjatuh ke kertas-kertas di meja.

"Aku bukan Adipati Su..." Ujar Fu Rong keceplosan.

Adipati An tampak jelas tak senang mendengar itu. Dia benar-benar penasaran apa sebenarnya hubungan Fu Rong dengan Adipati Su? Dan kenapa Fu Rong bilang begitu, apa Adipati Su pernah menjatuhkan lilin?

Fu Rong menegaskan kalau dia dan Adipati Su tidak ada hubungan apa-apa. Hanya saja Adipati Su pernah memberitahunya bahwa dulu dia pernah menjatuhkan lilin di Kuil Hong Fu dan menyebabkan kebakaran.

Wajah Adipati An sontak mengeras begitu mendengar informasi itu. Dia mengaku tahu tentang kuil itu. Dia hanya terkejut mendengar Adipati Su pernah tinggal di kuil Hong Fu.

Adipati An keluar tak lama kemudian. Belum sempat dia mengenakan topengnya, tak sengaja dia berpapasan dengan Gu Yuan. Tapi dia santai saja dan meminta Gu Yuan untuk merahasiakan masalah wajahnya ini. Dan seperti biasanya, dia langsung disambut elu-eluan para penggemarnya begitu dia keluar.

Malam harinya, Adipati An membakar sesajen untuk mendiang ibunya sambil menceritakan kisah mendiang ibunya pada Pengawal Wen. Dulu, ibunya memiliki kelainan Anisokor sejak lahir (kelainan pada pupil mata). Setelah Kaisar yang terdahulu mangkat, ibunya merasa tersisih.

Apalagi setiap kali terjadi bencana, orang-orang menganggap kelainan ibunya itu sebagai pembawa sial. Makanya ibunya dipaksa pindah ke Kuil Hong Fu sehingga mereka harus terpisah sejak dia masih kecil.

Beberapa orang bilang kalau ibunya adalah seorang penyihir. Jika dia terus hidup, maka bencana alam akan terus datang.

Kakaknya, Kaisar yang sekarang, mengatakan padanya bahwa penyebab kematian ibunya adalah karena kebakaran yang terjadi di Kuil Hong Fu 10 tahun yang lalu, yang katanya disebabkan oleh kondisi bangunan yang buruk.

"Tapi hari ini aku mendengar Fu Rong memberitahuku bahwa Xu Jin-lah yang menyebabkan kebakaran itu! Xu Jin-lah yang menjatuhkan tempat lilin dan menyebabkan kebakaran di Kuil Hong Fu. Aku ingin tahu penyebab kematiannya."

Pengawal Wen memberitahu Adipati An bahwa Paviliun Ruyi itu sebuah organisasi yang misterius. Kabarnya, jika kita bisa memberi mereka sesuatu yang bernilai, maka mereka bisa memberikan rahasia yang ingin kita ketahui. Kabarnya, organisasi ini mengetahui segalanya.

"Paviliun Ruyi? Apa dia tahu apa yang terjadi 10 tahun yang lalu? Apa dia tahu penyebab kematian ibuku? Apa dia tahu siapa yang berada di sana saat itu?"

"Saya akan yang terbaik (untuk menyelidikinya)." Ujar Pengawal Wen.

Setelah beberapa lama meneliti berbagai jenis bunga, Fu Rong akhirnya punya inspirasi untuk desain hiasan rambutnya. Seorang tukang bekerja cepat membentuk tusuk rambut sesuai desainnya, sebuah tusuk rambut menjuntai yang kontan membuat para wanita di Paviliun Ruyi terkagum-kagum.

Mereka yakin kali ini Selir Shu pasti akan suka dan guru mereka pasti akan selamat. Tapi Fu Rong sendiri tampak kurang puas. Soalnya biarpun bentuknya seperti bunga, tapi ini bukan bunga yang biasanya wangi.

Fu Rong tiba-tiba punya ide untuk mengubah tanaman herba menjadi cair lalu menambahkannya ke dalam ornamen rambut ini sehingga ornamen rambut ini akan memiliki wangi seperti bunga betulan.

Hal seperti itu memang belum pernah dicoba. Tapi apa salahnya dicoba. Tapi di mana dia bisa mendapatkan aroma untuk dimasukkan ke dalam ornamen rambut ini.

"Aku pernah membaca Sejarah Geografi Hengjing tentang ladang bunga di Yu Shan. Di pinggiran kota dengan banyak bunga, banyak spesies langka. Mungkin bunga yang kau inginkan ada di sana. Aku akan kembali dan membacanya lagi lalu memberitahumu lokasinya." Ujar Fu Xuan.

Tapi keesokan harinya, Fu Rong malah langsung pergi sendirian ke sana. Pelayannya jelas cemas saay dia hanya menemukan surat yang ditinggalkan Fu Rong.

Tepat saat itu juga, Tuan Ju Shui datang lagi dan langsung penasaran ke mana Fu Rong pergi. Tempat itu jauh dan hutannya juga lebat, berbahaya sekali kalau Fu Rong pergi sendirian. Tuan Ju Shui jadi khawatir dan bergegas pergi menyusulnya.

Fu Rong terus berjalan dan berjalan. Tapi tetap saja dia tidak menemukan padang bunga. Tapi bahkan sekalipun dia menemukannya, apakah dia akan bisa menyelamatkan gurunya.

Tiba-tiba Adipati An muncul. Sepertinya dia tahu di mana letak padang bunga itu dan memberi Fu Rong arahan untuk pergi lebih jauh ke selatan mengikuti sungai.

"Ikut aku." Ajak Adipati An.

Bersambung ke episode 8

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam