Sinopsis Maiden Holmes Episode 30 - 1

Di istana, Pei Zhao sibuk mengecek persiapan pesta itu, terutama acara utamanya, yaitu kembang api. Pengurus Zhang meyakinkan bahwa mereka telah mempersiapkan segalanya dengan baik, termasuk dua gentong besar air untuk jaga-jaga jika terjadi kebakaran.

Mereka juga sudah selesai mempersiapkan kembang api Feniks Keberuntungan. Kembang api yang ini dikerjakan oleh belasan tukang dan diperlukan waktu 2 bulan untuk mengerjakannya.

Tapi beberapa hari ini ada beberapa tukang yang tidak tahan lagi lalu jatuh sakit. Pei Zhao bahkan menyaksikan sendiri saat seorang tukang terbatuk-batuk dan tampak lemah.

Pei Zhao jadi tidak enak hati karena telah merepotkan semua orang. Dia janji akan menghadiahi semua orang setelah acara ini usai nanti. Tapi sekarang, Pei Zhao menyuruh Pengurus Zhang untuk memanggilkan tabib untuk memeriksa para tukang itu. Jangan terlalu lelah apalagi sampai merusak kesehatan.

Usai mengecek masalah kembang api, sekarang giliran Fei Yuan yang melapor bahwa dia sudah menanyakannya ke pihak dapur istana, mereka sudah mengecek bahan-bahan makanan dan peralatan makan berulang kali dan sejauh ini tidak ada masalah apapun.

"Baiklah, kau pergi ke Badan Rumah Tangga Kekaisaran untuk konfirmasi. Kalau ada yang tidak kau mengerti, minta bantuan Kasim Liu saja."

"Tenang saja, Tuan Muda. Mulai sekarang, aku akan menggantikan Kakak Jiang untuk melindungi Tuan Muda dengan baik."

Pei Zhao terharu mendengarnya. "Fei Yuan kami sudah dewasa rupanya."

Di Biro Mingjing, Su Ci menyerahkan hasil investigasinya pada Kepala Biro dan tentang racun yang belum diketahui keberadaannya itu. Kepala Biro jadi khawatir, apalagi sekarang ini menjelang ulang tahunnya Ibu Suri, takutnya masalah ini tidak sesederhana itu.

Karena itulah, Kepala Biro menginstruksikan Su Ci untuk menginvestigasi masalah ini. Tiba-tiba saja Kepala Biro terbatuk-batuk, membuat Su Ci jadi khawatir padanya.

Sepertinya kesehatan Kepala Biro kurang baik belakangan ini. Tadi waktu dia masuk juga dia mencium bau belerang dari tubuh Kepala Biro. Su Ci penasaran apakah Kepala Biro menggunakan obat?

Hmm... Kepala Biro tampak agak terkejut saat Su Ci membahas masalah belerang itu, tapi dengan cepat dia menyangkal dan mengklaim kalau dia hanya kelelahan yang menyebabkannya jadi kudisan, makanya dia mengoles obat. Aroma bubuk obat-lah yang Su Ci cium itu.

Tapi tentang masalah racun ini, Kepala Biro menginstruksikan Su CI untuk tidak disebarkan dulu karena situasinya belum pasti dan belum jelas. Jika sampai tersebar, takutnya akan menyebabkan kepanikan yang tidak perlu.

Di istana, Pei Zhao melaporkan detil acara besok pada Kaisar dan Ibu Suri. Mereka setuju untuk menyalakan keseluruhan kembang api mengingat ini acara besar, bahkan rakyat pun turut merayakannya.

Tapi Ibu Suri mengingatkan Pei Zhao untuk memastikan pengawalan acara ini dengan baik mengingat akan banyak pejabat besar dan keluarga yang diundang. Akan ada banyak orang keluar masuk, jadi penjagaannya harus dilakukan dengan baik.

"Ibu Suri tenang saja. Saya dan Komandan Fu sudah mengaturnya dengan baik. Pasti akan menjamin keamanannya. Nantinya bukan hanya istana, seluruh kota juga akan diperiksa keluar dan masuknya secara ketat."

Komandan Fu datang tak lama kemudian dan melapor ke Pei Zhao tentang keamanan seluruh kota yang dijaga dengan sangat ketat.

Keesokan harinya di Biro Mingjing, Kepala Biro tiba-tiba menugaskan Su Ci ke luar kota untuk menyelidiki kasus keracunan air minum di Desa Zu Shui. Para warga banyak yang menderita muntah dan diare. Kepala Biro curiga kalau ini ada hubungannya dengan racun itu.

Apalagi hari ini adalah acara ulang tahun Ibu Suri, Kepala Biro khawatir ada orang yang ingin membuat kegaduhan hari ini.

"Memang mencurigakan. Tapi kenapa mereka meracuni orang-orang yang ada di luar kota?" Heran Su Ci.

Mendengar itu, Kepala Biro langsung menunjukkan peta kota pada Su Ci. Sungai di Desa Zhu Shui terhubung langsung dengan ibu kota. Sungai ini adalah sumber air minum ibu kota.

Karena itulah, Kepala Biro menugaskan Su Ci untuk memeriksa kasus ini bersama orang lain. Tapi jangan membawa terlalu banyak orang dan tidak perlu berpakaian resmi biar tidak menyebabkan banyak kepanikan di masyarakat.

Selain itu, dia juga mengingatkan Su Ci untuk tidak hanya fokus memeriksa kasus saja sehingga dia mengabaikan keamanannya sendiri. Melihat Su Ci yang penuh semangat dalam menyelidiki sebenarnya mengingatkan Kepala Biro akan dirinya sendiri saat pertama kali masuk Biro Mingjing dulu.

Hanya saja, sekarang ini situasi di ibu kota sekarang ini tidak bisa diprediksi. Karena itulah, Kepala Biro mewanti-wanti Su Ci untuk tidak sembarangan mempercayai siapapun.

Tiba-tiba dia terbatuk-batuk lagi, Su Ci jadi khawatir. Belakangan ini Kepala Biro sangat sibuk, dia harus menjaga kesehatannya dengan baik.

"Aku tidak apa-apa. Kau harus berhati-hati saat melaksanakan tugas."

"Tenang saja. Saya pamit dulu."

Maka Su Ci pun pergi dengan mengajak seorang rekan detektifnya, Bei Ming dan Ru Shuang. Saat mereka sudah setengah jalan, mereka memutuskan untuk beristirahat dulu sebentar.

Bei Ming mengambilkan air minum untuk mereka dan memperkirakan mereka baru akan tiba di desa itu setelah siang hari. Kalau begitu, mereka pasti tidak akan bisa menyaksikan kembang api di istana.

Mendengar itu, Bei Ming dengan romantisnya menawarkan untuk mencarikan tukang ahli untuk membuatkan kembang api untuk Ru Shuang. Ru Shuang tentu saja langsung senang mendengarnya.

Tapi senyuman Bei Ming sirna seketika saat tiba-tiba saja dia merasakan gemerisik aneh dari dedaunan di sekitar mereka. Tapi karena tak ingin membuat yang lain cemas, jadi dia sengaja merahasiakannya.

Di tengah jalan, mereka mendapati sungai besar yang paling dekat dengan desa itu. Su Ci pun langsung turun untuk mengecek sungai itu dan mendapati ada bubuk merah di bebatuan sungai.

Ru Shuang langsung mengecek bubuk merah itu dan untungnya itu bukan racun udumbara. Tapi pasien yang Ru Shuang periksa menunjukkan kalau dia terkena racun udumbara.

Tiba-tiba Kepala Desa datang sambil berkata bahwa dia baru saja kembali dari melaporkan masalah ini pada pemerintah, sungguh tak disangka kalau mereka akan datang secepat ini.

Hah? Su Ci jelas heran mendengar pengakuannya. Dia melaporkan masalah ini barusan? Apa mungkin ada orang lain selain Kepala Desa yang pergi mengirim surat ke ibu kota sebelum dia? Kepala Desa menyangkal dengan kebingungan, dia sendiri yang melapor barusan.

Tiba-tiba di pasien terbatuk-batuk. Melihat nadinya berubah memerah, Ru Shuang memperkirakan si pasien sudah keracunan sejak lima hari yang lalu.

Aneh sekali, padahal keracunan sumbar air di desa ini barusan terjadi, itupun bukan racun udumbara. Lalu bagaimana bisa si pasien ini terkena racun udumbara?

Su Ci jadi penasaran dengan pekerjaan si pasien. Si pasien mengaku bahwa dia adalah tukang di Biro Pembangunan dan Perkakas. Belakangan ini dia sibuk membuat kembang api untuk jamuan ulang tahun Ibu Suri. Kondisinya mulai memburuk sejak beberapa hari yang lalu setelah dia selesai membuang kembang api terbesar untuk jamuan ulang tahun Ibu Suri.

Su Ci langsung mengerti. Ini jebakan, ada orang yang sengaja mengalihkan mereka ke sini. Akan ada masalah besar di ibu kota.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments