Sinopsis General's Lady Episode 15 - 1

Saat Xiu Ming kembali ke penginapan keesokan paginya, Rou Rou sudah menunggunya dan langsung menyodorkan sebuah surat yang ditinggalkan seseorang di kamar ini.


Xiu Ming langsung menginstruksikan Rou Rou untuk tetap di sini. Tapi jika dia tidak kembali, maka segera kembali ke kediaman dan beritahu Zi Tou tentang masalah ini.

Xiu Ming langsung bergegas ke hutan bambu di mana Hu Te sudah menunggunya dengan menyandera Shen Jin dan Xiu Yuan.

"Chu Xiu Ming, mari kita selesaikan dendam di antara kita hari ini. Ayahku, Ba Te'er, kau yang membunuhnya di Medan perang! Hari ini akan kubuat kau membayarnya!"


Panik, Shen Jin berusaha mengingatkan Hu Te bahwa perang di antara mereka sudah berakhir. Rakyat mereka juga hidup dalam damai. Ini adalah perdamaian yang diperjuangkan mendiang ayahnya Hu Te dan para prajurit yang gugur.

"Diam! Kalian membunuh ayahku. Aku harus membalaskan dendamnya!"

Xiu Ming akui bahwa dia memang membunuh ayah mereka setengah tahun yang lalu. Waktu itu Xiu Ming memimpin dua puluh pasukan berpatroli di perbatasan.

Tapi kemudian ayahnya Hu Te bersama 50 pasukannya menyerbu mereka dan membunuh lebih dari sepuluh pasukannya Xiu Ming.

Xiu Ming dan sisa 7 pasukannya berhasil melarikan diri, tapi ayahnya Hu Te pantang menyerah. Jadi Xiu Ming terpaksa harus membunuhnya demi menyelamatkan sisa pasukannya. Hu Te ngotot menolak mempercayainya dan menuduh Xiu Ming cuma mencari-cari alasan.


"Ibuku dibunuh oleh Suku Elang! Ayahku, demi melindungiku, mati di bawah pedang kalian juga. Maka seharusnya aku membinasakan kalian semua untuk membalaskan dendamku!"

Perang di perbatasan sudah berlangsung selama beberapa dekade. Sudah banyak tentara dari kedua pihak yang harus dikorbankan. Mereka semua berperang demi negara. Setiap pengorbanan adalah demi melindungi negara.

Tapi Hu Te ngotot tak mempercayainya, malah menuduh Xiu Ming mengucap semua itu biar dia mengampuni nyawa Xiu Ming. Tapi Hu Te bertekad akan membalaskan dendamnya dan mencabut nyawa Xiu Ming hari ini.

"Jika mencabut nyawaku bisa menyingkirkan kebencianmu, maka silahkan saja."


Dan Xiu Ming benar-benar bergeming saat Hu Te mengayunkan pedang padanya. Tapi untungnya Maya muncul saat itu dengan membawa pengawal yang mengepung Hu Te dan para anak buahnya.

Shen Jin langsung teriak-teriak mengadukan perbuatan Hu Te pada Maya yang ingin membunuh suaminya. Hu Te berusaha memohon agar Maya mengizinkannya untuk membunuh Xiu Ming tapi Maya menolak.

Dia mengerti dendam dalam hati Hu Te. Tapi Jenderal Chu adalah temannya dan dia bukan orang jahat. Perang sudah lama berakhir, Hu Te tidak boleh membunuh Xiu Ming. Kalau Hu Te bersikeras, maka Mata akan melaporkan masalah ini pada ayahnya.


Xiu Ming berusaha mengingatkan Hu Te bahwa perang telah membuat mereka kehilangan orang-orang yang mereka cintai. tapi pengorbanan para mendiang bukan berarti harus membuat mereka meneruskan kebencian dan dendam. Pengorbanan  seharusnya membuat mereka hidup lebih baik dan damai. Hu Te masih kesal sebenarnya. Tapi akhirnya bersedia menyerah dan melepaskan para sandera.


Xiu Ming cs lalu merayakan keberhasilan mereka bersama Maya dan Yuan'er. Xiu Ming sungguh berterima kasih para Putri Maya dan Pangeran, tapi Yuan'er langsung protes soalnya dia belum terbiasa dipanggil seperti itu, mending panggil dia Yuan'er sajalah.

Shen Jin penasaran kapan Maya dan Yuan'er akan punya kabar baik. Tapi yang tak disangkanya, mereka berdua mendadak saling berpandangan malu-malu... Karena ternyata Maya sudah hamil. Semua orang pun turut bahagia untuk mereka.

Tapi Xiu Ming masih butuh bantuannya Maya lagi. Dia memiliki ramuan herbal sari Suku Elang, dia butuh seorang ahli herbal. Gampang, besok Maya antarkan dia ke si ahli herbal suku mereka.


Tapi sekarang Xiu Yuan yang galau memikirkan Ta Rou. Entah bagaimana Ta Rou sekarang. Dia masih harus minta maaf pada Ta Rou. Baru juga dipikirin, Ta Rou mendadak muncul di hadapannya dan menuntutnya untuk mengatakan sesuatu padanya.

Xiu Yuan pun langsung meminta maaf, tapi bukan itu yang ingin Ta Rou dengar darinya. Ta Rou penasaran apakah Xiu Yuan punya perasaan padanya.

Xiu Yuan terus terang mengaku bahwa dia tidak menyukai Ta Rou. Jenderal sangat mencintai istrinya hingga dia rela berubah, bahkan rela mati demi istrinya. Tapi Xiu Yuan sama sekali tidak punya perasaan seperti itu terhadap Ta Rou. Ta Rou kecewa mendengarnya. Tapi bodo amat, pokoknya dia akan terus mengikuti Xiu Yuan ke manapun Xiu Yuan pergi.

"Lalu bagaimana dengan kakakmu?" Panik Xiu Yuan.

"Kakakku bahkan tidak ingin melihatku."

Xiu Yuan tak percaya mendengarnya lebih memilihnya daripada kakaknya. "Kita baru mengenal beberapa hari, sedangkan kalian tumbuh bersama sejak kecil. Kenapa kau lebih mempercayai orang asing sepertiku alih-alih keluargamu sendiri?"

Xiu Yuan mengaku bahwa dia kehilangan keluarganya sejak dia masih kecil. Karena itulah Xiu Yuan selalu iri pada mereka yang masih memiliki keluarga. Walaupun kakaknya Ta Rou sangat keras, tapi Ta Rou harusnya tahu kalau kakaknya melakukan itu demi melindungi Ta Rou. Hanya kakaknya satu-satunya orang yang bisa Ta Rou andalkan di dunia ini.

Ta Rou jadi sedih mendengarnya dan menuduh Xiu Yuan mengucap semua alasan itu hanya karena Xiu Yuan tidak menginginkannya. Yah sudah kalau Xiu Yuan tidak menginginkannya, dia juga tidak mau menikahi Xiu Yuan kok. Sakit hati, Ta Rou pun langsung pergi.


Malam harinya, Shen Jin berbaring dalam pelukan suaminya tanpa sepatah kata. Xiu Ming sampai heran melihatnya diam saja.

"Kau tidak pernah mengatakan padaku bahwa kedua orang tuamu mati di tangan Suku Elang saat melindungimu. Aku tidak tahu kalau kau sangat merindukan kedua orang tuamu. Aku bahkan tidak tahu kalau kau sedih. Walaupun aku istrimu, tapi aku tidak tahu apa-apa tentang masa lalumu. Aku malah bersikap bodoh."

Mendengar itu, Xiu Ming mengaku bahwa dia memutuskan melepaskan dendamnya  adalah karena dia bertemu Shen Jin. Dulu Shen Jin menganggapnya jenderal iblis padahal dia tidak pernah membunuh tiga istri seperti yang digosipkan tentangnya.

Xiu Ming tidak pernah punya perasaan apapun pada ketiga wanita itu, makanya dia menjauhkan mereka... Sampai dia bertemu dengan Shen Jin.

"Kau mengembalikan kehangatan di dalam hatiku sekali lagi. Kau adalah kelemahan ku. Kaulah yang menuntunku untuk hidup seperti manusia lagi."


Shen Jin bahagia mendengarnya. Tapi... Shen Jin tiba-tiba ingat sesuatu yang penting. Begini, Maya dan Yuan'er kan sudah mau punya anak... jadi bagaimana kalau mereka...

Xiu Ming jelas tahu apa maunya tapi sengaja pura-pura tak mengerti apa maksudnya. Shen Jin jadi sebal mendengarnya, tidak ada apa-apa! Dan baru saat itulah Xiu Ming akhirnya berhenti pura-pura bodoh dan mulai menciumnya mesra.


Keesokan harinya, Hu Te menemukan pesan dari Ta Rou yang kontan membuatnya cemas karena Ta Rou memutuskan kabur dari rumah.

Sesuai janjinya, Maya membawakan seorang ahli herbal untuk Xiu Ming. Menurut ahli herbal, ramuan itu memang berasal dari tanaman dati Suku Elang mereka dan bisa jadi obat ampuh untuk detoksifikasi, anti radang dan mempercepat pemulihan.

Xiu Ming jadi berpikir kalau obat ini pasti ada hubungannya dengan kematian Pangeran ke-8. Tapi dia tidak akan mendapatkan banyak petunjuk jika terus di sini. Dia harus kembali ke istana.


Tapi baru juga mengantarkan ahli herbal keluar, Hu Te mendadak muncul dan langsung melabrak Xiu Yuan, menuduh Xiu Yuqn membawa pergi adiknya. Xiu Yuan mengaku bahwa Ta Roy kemarin memang mendatanginya dan memintanya untuk membawanya pergi, tapi Ta Rou langsung pergi setelah dia menolaknya. Hu Te sontak tambah ngamuk, tidak terima Xiu Yuan menolak adiknya.

Dia bahkan mau menantang Xiu Yuan bertarung saiibg kesalnya. Xiu Ming buru-buru mengingatkan Hu Te bahwa yang paling penting sekarang adalah menemukan Ta Rou. Apa Hu Te tahu tempat yang sering didatangi Ta Rou.

Sayangnya tidak. Maka Xiu Ming pun langsung memerintahkan Xiu Yuan untuk mencari Ta Rou di dalam kota, dan menyuruh Hu Te untuk mengutus para bawahannya untuk mencari di luar kota. Jadilah mereka bertiga berkeliaran mencari Ta Rou dan menanyai orang-orang yang lewat. Tapi tidak ada satu pun yang melihat Ta Rou.


Tapi di tengah keputusasaannya, Hu Te tiba-tiba kepikiran sesuatu lalu pergi ke tembok kota dan akhirnya, di sanalah mereka menemukan Ta Rou yang duduk menangis di tembok kota.

Xiu Yuan ingin ikut menjemput Ta Rou, tapi Xiu Ming dengan cepat mencegahnya biar kakak-adik itu bicara berdua. Tapi bukannya bicara baik-baik, Ta Rou malah marah-marah mengomeli Ta Rou.

"Kau sudah mengkhianati keluarga dan berani melarikan diri?! Medan perang tidak menerima pembelot!"

Ta Rou tidak terima tuduhannya. "Kenapa aku jadi pembelot? Kenapa kau sangat keras padaku? Kalian semua tidka menginginkanku. Kau tidak menginginkanku, Xiu Yuan juga tidak menginginkanku. Kedua orang tuaku juga tidak menginginkanku. Tak ada seorang pun yang peduli padaku. Aku ingin meninggalkan tempat ini selamanya!"

"Nona Ta Rou, di tempat kami, kakak sudah seperti ayah kami. Demi mencarimu, dia bahkan mendatangi kami. Bagaimana mungkin dia tidak menginginkanmu?" Ujar Xiu Yuan.

Ta Rou tak percaya. Hu Te selalu menyiksanya sejak kecil. Hu Te selalu membencinya.


"Ta Rou, saat kita masih kecil, kau selalu datang ke sini setiap kali kau marah padaku. Aku selalu bisa menemukanmu. Tapi sekarang setelah kita sudah besar, aku malah melupakan tempat ini. Ayah membesarku seperti ini. Hanya ini satu-satunya cara yang kuketahui untuk menunjukkan kepedulianku padamu. Tapi jangan khawatir. Kakak akan berubah mulai sekarang. Jangan pergi. Kau satu-satunya keluarga yang kumiliki. Kau orang terpenting ku."

Ta Rou tak percaya. "Kau membenciku sejak kecil. Kau selalu memukulku."

"Aku tidak pernah membencimu. Kau adikku yang paling kusayangi. Aku memukulmu waktu kecil karena aku nakal."

"Kalau begitu, kau harus janji kalau kau tidak akan memukulku atau mengomeliku lagi."

"Aku janji tidak akan memukulmu lagi, tidak akan mengomelimu lagi."

Melihat Xiu Yuan dan Xiu Ming di bawah, Ta Rou menuntut Hu Te untuk berjanji satu hal lagi. "Kak, lepaskan kebencian kita dan mari memulai hidup baru.


Tapi kali ini Hu Te malah tidak menjawab. Ta Rou jadi sedih mengira Hu Te tidak serius, mending dia pergi jauh saja ke tempat di mana Hu Te tidak akan bisa menemukannya. Hu Te sontak panik mencegahnya. Dia berjanji pada ibu mereka untuk menjaga Ta Rou.

"Aku berjanji padamu." Hu Te akhirnya menyerah juga.

"Sungguh?"

"Demi nama ayah kita, aku berjanji akan melepaskan kebenciannya dan memulai hidup baru."

Senang, Ta Rou sontak memeluk Hu Te. Xiu Ming dan Xiu Yuan pun lega.


Sekarang saatnya Xiu Ming cs pamit. Entah kapan mereka akan bertemu lagi, Yuan'er menitip salam untuk semua orang di kediaman. Hu Te dan Ta Rou pun ikut mengantarkan mereka. Hu Te akui bahwa apa yang Xiu Ming ucapkan tentang perang memang benar, dan berjanji akan menikmati hidupnya mulai sekarang.

Ta Rou dengan canggung mengklaim kalau dia sebenarnya tidak terlalu naksir sama Xiu Yuan, dia hanya menginginkan apa yang Xiu Yuan ambil darinya.

"Nona Ta Rou, jika kau punya masalah di masa depan nanti, aku pasti akan membantumu jika aku mampu."

"Kalau ada masalah apapun, aku pasti akan minta bantuan kakakku. Kenapa juga aku minta bantuanmu. Pergi, sana!"

Tapi begitu mereka pamit, Ta Rou mendadak meneriaki Xiu Yuan untuk mempertimbangkan menikah dengannya. Xiu Yuan jadi tidak nyaman dan langsung lari duluan sambil mengingatkan semua orang untuk tidak membicarakan masalah ini lagi di rumah.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments