Sinopsis The Blooms at Ruyi Pavilion Episode 5 - 1

Bai Qi cs mulai melaksanakan tugas mereka mengawal Kastel Lena Musim Semi dan melihat beberapa pria yang tengah mengawasi tusuk rambut disematkan di bingkai jendela kamarnya Qin Qing.


Dan begitu orang-orang itu pergi, mereka langsung membuntuti. Dan begitulah selama beberapa hari berikutnya, mereka secara bergantian berjaga di sana dan membuntuti orang-orang itu hingga akhirnya mereka memastikan sebuah kedai yang selalu didatangi orang-orang itu, dan mereka pun langsung menyegel dan menyita tempat itu.

Bosnya Qi Ce - Tuan Zhang Yao Cheng, jelas murka pada Qi Ce dan Qin Qing saat mengetahui markas mereka disegel Adipati Su dan langsung menendang Qi Ce dengan kejam. Dia hanya memberi mereka waktu 5 hari untuk membereskan masalah ini. Jika tidak, maka tidak ada ampun untuk mereka.

"Ingat Qi Ce, bahkan adikmu tidak akan lolos dari ini." Ancam Tuan Zhang.

Qin Qing ragu, dia tidak yakin akan bisa membereskan ini dalam waktu 5 hari. Dia mencoba menyarankan Qi Ce untuk kabur saja bersamanya.

Itu ide yang bagus. Tapi Qi Ce berniat menyelamatkan adik dan ibunya duluan dengan alasan mengajak mereka liburan ke luar kota. Masalah pernikahannya Qi Zhu akan ditunda, dengan alasan calonnya Qi Zhu itu sedang sakit dan perlu waktu untuk menyembuhkan dirinya. Mereka percaya-percaya saja padanya dan pergi duluan.

Tepat setelah ibu dan adiknya pergi, Qi Ce menemukan amplop berlogo yang biasanya digunakan Qin Qing, bahkan ada tusuk rambutnya Qin Qing di dalamnya. Surat itu hanya berisi satu kalimat yang bernada mendesak, menyuruh Qi Ce untuk segera datang ke Kastel Lena Musim Semi.

Di kediaman Fu, Fu Rong sedang berusaha membujuk kakaknya untuk berhenti marah padanya. Tapi dia bingung bagaimana harus menjelaskan tentang alasannya pergi ke rumah bordil itu. Apalagi saat ini dia masih belum mendapatkan bukti tentang Qi Ce. Fu Xuan pasti tidak akan mempercayainya.

Tapi tepat saat itu juga, kedua informannya Fu Rong, Xiao Qi dan Xiao Ba, datang untuk melaporkan penyelidikan mereka bahwa Qi Ce sering berkeliaran di distrik hiburan. Malah sekarang dia pergi ke Kastel Lena Musim Semi.

Fu Rong langsung membujuk Fu Xuan untuk pergi ke sana sekarang juga untuk membuktikannya. Fu Xuan setuju dengan ragu-ragu. Tapi dia memperingatkan bahwa ini adalah yang terakhir kalinya. Jika Fu Rong tidak punya bukti, maka dia harus berhenti main-main.

Tanpa menyadari para anak buahnya Adipati Su yang sudah bersiap melakukan penyergapan, Qi Ce terburu-buru mendatangi kamarnya Qin Qing, tapi malah mendapati Qin Qing kebingungan melihat kedatangannya.

Qi Ce langsung sadar kalau ini jebakan. Dia langsung mengecek keadaan di luar jendela tapi malah tidak melihat ada satu pun pedagang yang buka. Qin Qing jadi cemas, takutnya tuan mereka sudah mengetahui rencana mereka.

Pada saat yang bersamaan, Fu Rong menyeret Fu Xuan memasuki tempat itu sambil teriak-teriak memanggil Qi Ce. Tapi saat Fu Rong mencoba menggedor-gedor kamarnya Qin Qing, tiba-tiba saja sebilah pedang meluncur keluar dari sela pintu, dan hampir saja mengenainya kalau saja Adipati Su tidak mendadak muncul dan menyelamatkannya tepat waktu.

Qi Ce baru keluar sedetik kemudian dan jelas curiga melihat Adipati Su ada di tempat ini. Maka untuk menghilangkan kecurigaan Qi Ce, Adipati Su mendadak sok romantis sama Fu Rong seolah Fu Rong adalah kekasihnya yang cemburuan dan datang kemari untuk memergokinya berselingkuh.

Kesal melihat sikap Adipati Su, Fu Rong langsung mendorongnya lalu menampar Qi Ce dan melabraknya habis-habisan karena Qi Ce sudah menipu keluarganya. Padahal kedua orang tuanya mengira Qi Ce adalah orang yang jujur dan bisa diandalkan, makanya mereka menerima lamarannya Qi Ce. Tapi ternyata dia pria munafik yang suka pergi ke tempat hiburan di siang bolong.

Fu Xuan tiba-tiba melihat para pengawal tempat itu sudah bersiap dengan senjata masing-masing yang terang saja membuatnya cemas.

Maka dia buru-buru menyudahi masalah ini dengan menyatakan putus hubungan dengan Qi Ce lalu buru-buru menyeret Fu Rong pergi. Adipati Su pun langsung mengintili mereka sambil merangkul mesra Fu Rong.

Dia bahkan baru melepaskan Fu Rong saat mereka bertemu para anak buahnya di luar. Tapi walaupun niat awalnya datang tadi hanya untuk melabrak Qi Ce, Fu Rong bisa melihat situasi dengan jelas, bahwa Qi Ce datang ke tempat itu bukan untuk bersenang-senang. Tempat itu pastilah markas mereka.

Fu Xuan juga merasa aneh dengan para pengawal di tempat itu. Kenapa mereka menyembunyikan senjata padahal tempat itu cuma tempat hiburan. Apa sebenarnya yang Fu Rong ketahui?

Fu Rong akhirnya mengakui tentang apa yang didengarnya di langit-langit ruang kerjanya Qi Ce waktu itu. Dia memang sengaja tidak memberitahukannya pada Fu Xuan soalnya dia tahu kalau Fu Xuan tidak akan mempercayainya kalau tidak melihatnya dengan mata kepalanya sendiri. Tapi mereka menemukan sarangnya kali ini benar-benar tidak disengaja.

Tabib Ge geli juga dengan situasi ini. Qi Ce berusaha keras melawan mereka, tapi malah tak menyangka kalau dirinya akan diserang oleh kedua nona Fu hari ini. Kalau begitu, sekarang mereka hanya perlu menunggu Qi Ce masuk ke dalam jebakan mereka.

"Mereka pasti akan mencari kesempatan untuk melarikan diri. Saat itu, kita harus segera menangkap mereka." Perintah Adipati Su.

Dia lalu menyuruh Bai Qi untuk mengantarkan kedua nona Fu pergi. Tapi sebelum itu, Fu Rong memohon pada Adipati Su untuk tidak melibatkan ibu dan adiknya Qi Ce karena mereka benar-benar tidak bersalah.

"Aku akan mengurusnya. Yang tidak bersalah, pasti tidak akan terlibat." Janji Adipati Su. Apa ada lagi yang ingin Fu Rong katakan?

"Qi Ce, apakah dia akan..."

"Kau ingin aku mengampuninya? Jangan terlalu serakah."

Baiklah, terserah Adipati Su saja. Bagaimanapun, dia memang sudah melakukan kejahatan berat dengan berusaha membunuh seorang pangeran. Menurut hukum negara, seharusnya dia dihukum mati.

Walaupun sempat mencurigai keberadaan Adipati Su di sini, tapi kemudian mereka mendapat kabar bahwa tidak adanya para pedagang di luar karena sedang ada pasar di jalan timur, semua pedagang di sini sedang berdagang di sana.

Informasi itu sukses menurunkan kewaspadaan mereka hingga mereka memutuskan untuk meneruskan rencana pelarian mereka malam ini.

Sekarang masalah mereka sudah jelas, Bai Qi harap Fu Xuan tidak akan lagi berpikir kalau dia cemburu sama mereka. Tapi dia kasihan juga sama Fu Xuan, tapi berhubung dia bingung bagaimana harus menghibur Fu Xuan, akhirnya dia asal saja mengucap turut berbela sungkawa seolah Fu Xuan baru saja ditinggal mati sama suami.

Fu Xuan jelas bingung mendengar ucapannya tapi dia iyain ajalah. Pelayannya Fu Xuan yang akhirnya terang-terangan memprotes pilihan kata Bai Qi itu dan mengingatkannya kalau Fu Xuan belum menikah, jadi dia belum jadi janda.

Fu Xuan penasaran sama hubungan Fu Rong dan Adipati Su. Soalnya dia melihat sikap Adipati Su pada Fu Rong agak berbeda. Apa sebenarnya kisah di antara mereka?

Fu Rong nggak nyambung dengan pertanyaannya, berbeda bagaimana? Adipati Su mengira kalau dia mau membunuhnya. Itulah kisah di antara mereka. Yang Fu Xuan maksud pastilah sikap Adipati Su agak kasar sama dia, iya kan?

"Lupakan saja. Mungkin aku hanya terlalu banyak berpikir."

"Masalah Qi Ce..."

"Aku baik-baik saja."

Bersambung ke part 2

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam