Sinopsis The Blooms at Ruyi Pavilion Episode 4 - 2

Ya Le terus menerus membuat Fu Rong minum-minum. Fu Rong sama sekali tidak mencurigainya dan terus saja menurutinya minum sambil mencoba menanyakan tentang Qi Ce. Apakah dia sering datang kemari.


Ya Le sepertinya tahu. Tapi dia mengklaim kalau dia tidak pernah mendengar tentang Qi Ce lalu berbalik menanyakan apakah alasan kedatangan Fu Rong kemari hanya untuk menanyakan tentang Qi Ce.

Fu Rong mengklaim kalau Qi Ce melamar kakak sahabatnya, dia hanya khawatir karena kabarnya Qi Ce itu perilakunya sembrono.

Sementara itu, Adipati Su menemukan ruang kerjanya Qin Qing. Yang menarik perhatiannya adalah sebuah amplop surat bergambar simbol khusus dan tusuk rambut yang bagian ujungnya mencurigakan.

Dia langsung membuka jendela dan memperhatikan sekitar tempat itu. Di bingkai jendela, dia melihat kayunya penuh dengan lubang-lubang yang jelas bekas tusukan tusuk rambut yang bisa dilihat dari gedung sebelah. Adipati Su mengerti dan langsung mencuri tusuk rambut itu.

Tapi saat dia hendak keluar, dia malah melihat Fu Rong yang tertidur mabuk di salah satu kamar. Ya Le sendiri sudah dipanggil keluar untuk meladeni Bai Qi yang terus heboh bikin ribut.

Adipati Su langsung memutuskan mengakhiri misi mereka dengan bersiul untuk memberi peringatan pada anak buahnya lalu mengangkat Fu Rong, tapi malah membuat Fu Rong jadi bersandar di dadanya.

Dalam mabuknya, Fu Rong mengkhayalkan Adipati Su sebagai kakaknya dan langsung nyerocos menyuruh kakaknya untuk tidak menikahi bajingan, Qi Ce, itu.

Dia meyakinkan kakaknya untuk tidak khawatir. Dia janji akan melindungi semua orang. Fu Rong tiba-tiba mendekat... lalu pingsan dalam pelukannya. Adipati Su pun langsung membopongnya keluar.

Ya Le langsung menggunakan keahlian merayunya pada Bai Qi tapi itu malah membuat Bai Qi tak nyaman. Dia langsung membuat-buat alasan sudah capek dan berniat pergi, tapi malah melihat Fu Xuan yang baru datang dan melihat lengannya yang masih digamit Ya Le.

Bai Qi sontak menarik tangannya dengan canggung seolah dia baru saja kepergok selingkuh. Tapi apa yang sedang Fu Xuan lakukan di tempat ini? Cari seseorang? Siapa? Bai Qi akan membantunya, katakan saja siapa yang mau Fu Xuan cari.

Ya Le langsung bisa menduga siapa yang sedang Fu Xuan cari dan langsung mengantarkannya ke kamar atas. Tapi di sana, mereka cuma mendapati Qin Qing yang sedang kebingungan karena sudah tidak ada orang begitu dia tiba di kamar ini tadi.

Entah ke mana perginya Fu Rong. Tapi Ya Le meyakinkan Fu Xuan bahwa dia menjaga Fu Rong dengan baik tadi, tapi Fu Rong datang kemari untuk menanyakan tentang Qi Ce.

Untungnya tidak ada seorang pun yang menyadari kedatangan Adipati Su, Qin Qing pun tidak mencurigai apapun dan hanya lega menyadari Fu Rong datang cuma untuk menyelidiki calon kakak iparnya.

Fu Xuan menyadari Bai Qi yang terus membuntutinya sedari tadi dan langsung kesal melabraknya. Bai Qi santai menyangkal, dia tidak membuntuti Fu Xuan. Ini kan jalanan umum, bukan punya neneknya, memangnya Fu Xuan doang yang boleh jalan di sini?

Kenapa Fu Xuan mendatangi tempat itu? Dia dengar kalau Fu Xuan akan bertunangan dengan Qi Ce tapi Qi Ce sering datang ke tempat itu. Apa Fu Xuan datang untuk memergoki Qi Ce?

Fu Xuan sontak menegurnya tak senang. Biarpun dia dan Qi Ce belum resmi menikah. Tapi tetap saja dia tidak bisa menerima perkataan buruk Bai Qi tentang Qi Ce. Itu bukan tindakan seorang pria sejati. Heran dia, tempat itu penuh dengan wanita cantik, kenapa juga Bai Qi malah membuntutinya?

Qi Ce geli mendengarnya. Harap Fu Xuan ketahui, datang ke tempat semacam itu belum tentu hanya untuk bermain dengan wanita. Dia ada urusan lain yang harus dia lakukan. Dan mungkin... Qi Ce juga ada urusan lain untuk dia lakukan di tempat itu.

"Apa maksudmu?"

"Kau benar-benar tidak tahu apa-apa?" Tanya Bai Qi sambil mendekati Fu Xuan.

Tak gentar, Fu Xuan sontak berbalik menyudutkannya yang sontak membuat Bai Qi jadi gugup. "Memangnya apa yang seharusnya kuketahui? Terima kasih untuk hari ini. Kita tidak punya dendam, kenapa kau terus menekanku? Kau akan membuat orang salah paham."

"Salah paham tentang apa?"

"Itu akan membuat orang berpikir bahwa kau... menyukaiku. Karena cemburu, kau bicara buruk tentang aku dan Tuan Qi."

Bai Qi sontak gelagapan bingung mendengar tuduhannya. Tapi Fu Xuan dengan cepat menyela dan memperingatkannya untuk jaga mulut jika dia tidak ingin membuat orang lain salah paham.

Dalam gendongan Adipati Su, Fu Rong nyerocos bahwa dia ingin mengubah takdir. Takdir kakaknya dan takdir Adipati Su.

"Kau berani sekali ingin mengubah nasib Adipati Su."

"Adipati Su picik dan menyebalkan." Tiba-tiba Fu Rong menyadari siapa yang sedang menggendongnya dan langsung sebal merutukinya. "Kau mati saja sendiir kalau kau mau. Jangan libatkan aku!"

"Kenapa aku harus mati?"

"Tidak hanya akan mati, tapi kau akan mati muda."

"Bukankah kau baru saja melihat keberuntunganku? Kau bilang aku akan berumur panjang."

"Kau percaya omong kosongku? Kalau aku bilang kau akan mati besok, apa kau akan percaya?"

"Bahkan jika aku mati besok, apa hubungannya denganmu? Apa kau ingin mati bersamaku?"

"Amit-amit! Siapa yang mau mati bersamamu?"

Adipati Su jadi kesal dan langsung menyentaknya ke samping, membuat Fu Rong jadi terbatuk-batuk karena sentakan mendadak itu. Adipati Su jadi kasihan juga melihatnya dan akhirnya kembali menggendongnya dengan benar.

Untungnya mereka bertemu dengan Fu Xuan saat itu. Adipati Su pun menyerahkan Fu Rong padanya sambil memperkenalkan dirinya dan meyakinkan Fu Xuan kalau dia hanya berniat mengantarkan Fu Rong pulang. Dia mabuk berat dan mereka tak sengaja bertemu tadi.

Tapi, sepertinya Fu Rong mengkhawatirkan masalah pernikahannya Fu Xuan. Fu Rong pasti punya alasan untuk mendatangi rumah bordil itu. Fu Xuan tersentuh mendengar kekhawatiran Fu Rong padanya dan berjanji pada Adipati Su untuk tidak terlalu keras pada Fu Rong.

Kembali ke kediamannya, Adipati Su menunjukkan tusuk rambut itu pada para anak buahnya dan memberitahu mereka bahwa Qin Qing menggunakan tusuk rambut ini untuk memberi sinyal pada kroninya dengan cara ditusukkan ke bingkai jendelanya. Dan di seberang rumah bordil itu ada sebuah restoran yang memiliki kamar privat yang mengarah langsung ke kamarnya Qin Qing.

Pengawal mengerti. Kalau begitu, dia akan mengirim seseorang untuk mengawasi restoran itu. Jika ada orang yang mendatangi tempat itu ketika tusuk rambut itu disematkan, maka dia akan menyuruh orang untuk membuntuti orang tersebut.

Tapi Adipati Su punya ide lebih bagus dan langsung menyerahkan tugas mata-mata itu pada Bai Qi. Dan Bai Qi langsung menerima tugas itu dengan senang hati.

Tapi... Adipati Su kok bau alkohol? Wah! Ternyata Adipati Su suka minum juga yah? Bagaimana kalau mereka minum-minum bersama sekarang? Dia bahkan sok akrab banget merangkul Adipati Su seolah mereka sahabat kental.

Dan Adipati Su sontak membalasnya dengan merangkulnya mesra yang terang saja membuat Bai Qi tak nyaman. Parahnya kagi, Tabib Ge sengaja menakut-nakutinya bahwa dia bisa dihukum berat jika besok dia pergi bekerja jadi pengawal istana dalam keadaan mabuk dan bau alkohol.

Ketakutan, Bai Qi mendadak berubah pikiran dan langsung pergi. Geli, Adipati Su tetap berbaik hati memerintahkan pengawal untuk mengirimkan beberapa arak terbaik ke kediamannya Bai Qi.

Bersambung ke episode 5

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam