Sinopsis The Crown Princess Episode 3 - 4

Teringat permintaan Dawin yang menginginkannya untuk membaur dengan warga di sini agar dia tidak semakin dicurigai, Alice akhirnya setuju pergi dengan Khun Ying.


Tapi diam-diam dia menggunakan bahasa isyarat pada CCTV. Para letnan tak ada yang bisa memahaminya, tapi JC mengerti. Alice bilang mereka tidak perlu khawatir.

Dia dan Alice belajar bahasa isyarat untuk berkomunikasi dalam upacara yang lama. Jadi jika Alice membutuhkan sesuatu, dia hanya perlu memberi isyarat.

Itu keren. Tapi... mereka bahkan tidak tahu para wanita itu mau pergi ke mana. Istrinya Ling juga tidak mengangkat teleponnya dan hanya mengirim pesan bahwa sedang melakukan sesuatu yang tidak perlu Ling ketahui. Mereka jadi semakin khawatir.


Dalam perjalanan, Praew mencoba menginterogasi Alice. Dia berasal dari mana dan bagaimana dia bisa menikah dengan Dawin. Tapi Alice malah tidur dan Khun Ying melarangnya membangunkan Alice.

Yah sudah, tidak masalah. Toh seharian ini mereka akan bersama, mereka pasti akan mendapatkan jawaban tentang siapa sebenarnya si Naree ini  dan bagaimana dia bisa menikah dengan Dawin.


Setibanya di pasar, Praew langsung memayungi Khun Ying. Dia mau membangunkan Alice, tapi Alice yang sebenarnya cuma pura-pura tidur, langsung pura-pura baru bangun. Dia mengira payung itu untuknya dan langsung saja mengucap terima kasih pada Praew.

"Terima kasih apa? Payung ini buka untukmu. Ini untuk Khun Ying."

Praew bahkan sengaja menyuruhnya untuk memegangi payung itu untuk Khun Ying. Dan Alice yang tidak terbiasa melakukan itu, tak sengaja menimpuk Khun Ying dengan payungnya yang saja membuat kedua wanita itu jadi heboh.


JC benar-benar cemas dan menyuruh Hin untuk mengantarkannya mencari Alice. Tapi Hin langsung menghadangnya dan menolak perintahnya. Lagian apa dia tahu ke mana Alice pergi?

"Tidak tahu dan kapan kau akan berhenti main HP dan membantu mencari jawaban?" Kesal JC.

Hin jadi terpancing emosi dan mengingatkan JC bahwa mereka tidak akan mencari Putri tanpa perintah dari bosnya, dan dia tidak menerima perintah dari JC karena JC bukan bosnya. Dan lagi, dia tidak mainan HP. Hin langsung menunjukkan bahwa dia sebenarnya sedang melacak keberadaan Khun Ying. Dan itu sukses membuat JC terdiam.


Di pasar, Praew langsung berusaha mewawancarai Naree tentang hubungannya dengan Dawin. Alice mengaku bertemu Dawin di Phuket, tapi Praew terus saja tanya ini-itu yang membuat Alice jadi semakin gugup dan bingung.

Kebetulan Khung Ying sedang membenarkan kacamatanya dan otomatis memperlihatkan cincin berlian besar yang dipakainya. Alice langsung saja memanfaatkan itu untuk menghindar dari cerocosan Praew dengan pura-pura silau oleh cahaya berlian besar itu.

Khun Ying langsung sombong. Duh maaf, berliannya hari ini sangat besar. Praew berusaha untuk lanjut interogasi, tapi Alice terus menghindar dengan pura-pura mengagumi berlian besar bentuk heart itu. Apa dia boleh melihatnya?

Dan itu berhasil juga mengalihkan perhatian Khun Ying yang langsung nyerocos membangga-banggakan berlian besarnya. Bahkan saat Alice mendesaknya untuk menceritakan sejarah cincin berlian itu, Khun Ying dengan senang hati menceritakannya. Praew jadi kesal dan Alice senang.


Sayangnya itu cuma berhasil sebentar dan Praew dengan cepat punya kesempatan lagi untuk melanjutkan interogasinya, menuntut Naree untuk menceritakan latar belakangnya dan bagaimana dia bertemu Dawin.

Alice galau, tapi untunglah dia terselamatkan lagi berkat pedagang yang tiba-tiba muncul menyapa Khun Ying. Tapi sebelum memilih barang, Khun Ying tiba-tiba meminta Naree untuk membawa mereka ke rumahnya setelah mereka selesai belanja nanti.


Ling memberitahu Pan tentang Alice yang dibawa ke Bangkok sama Khun Ying. Tapi Pan tidak usah khawatir, biar mereka saja yang menangani masalah Alice. Pan awasi saja Alan. Jangan biarkan dia pergi ke manapun. Dan berhati-hatilah dengan peralatan komunikasinya, mungkin saja Alan menyadapnya.

Alan memang sedang berusaha menguping di belakang pintu dan langsung lari secepat mungkin saat Pan hendak masuk dan pura-pura cuma lagi main game. Tapi kenapa Pan menelepon dengan sembunyi-sembunyi di luar?

"Agar Yang Mulia tidak tahu makan siang apa yang saya pesan untuk Yang Mulia." Alasan Pan.


Khun Ying sudah selesai belanja. Sekarang saatnya menuntut Alice untuk membawa mereka ke rumahnya. Alice jelas panik dan berusaha mencari-cari alasan bahwa rumahnya kotor karena sudah lama tidak ditinggali. Bagaimana kalau lain kali saja setelah dia membersihkan rumahnya dulu?

Tapi Khun Ying jadi kesal. Memangnya rumahnya Naree tuh kumuh banget yah sampai dia tidak boleh melangkah ke sana? Kenapa Naree selalu menolak terus menerus? Naree anggap apa dia? Tiang listrik?

Jangan bikin dia marah terus! Bicaralah yang baik padanya karena dia bisa memengaruhi karir Suaminya Naree. Ayo cepetan pergi. Di mana sih rumahnya Naree?

"Sangat jauh dari sini, takutnya akan membuang-buang waktunya Khun Ying."

"Tidak akan. Hari ini aku punya banyak waktu."

"Tapi akan buang-buang bensin."

"Tidak akan. Aku kaya raya."


Khun Ying bahkan langsung mengeluarkan dompet besarnya sambil bersikeras mau melihat rumahnya Naree hari ini juga. Tapi tiba-tiba ada seorang pencuri yang merebut dompet besarnya Khun Ying lalu melarikan diri.

Khun Ying sontak panik bukan main, di dompet itu ada uang yang sangat banyak untuk disumbangkan ke panti asuhan. Kaget, Alice pun langsung lari mengejar si pencuri dan melihatnya melempar dompet itu ke komplotannya.

Khun Ying langsung menelepon suaminya, tapi tentu saja yang lebih dikhawatirkan Chatchai adalah Alice dan dia langsung mengabarkan masalah itu ke Dawin.


Alice terus mengejari komplotan pencuri itu sampai ke sebuah perahu. Karena tidak bisa menghubungi Alice, Dawin pun menelepon Praew yang gagal mengejar Alice karena perahunya sudah berangkat.

Dawin langsung menginstruksikannya untuk segera menyusul ke dermaga seberang. Praew pun segera naik bemo, sementara Alice sedang berusaha menghajar si pencuri. Si pencuri mendorongnya hingga Alice terjatuh. Tapi Alice bangkit dengan cepat dan berhasil memintingnya dengan mudah dan memaksanya untuk mengembalikan dompet itu.

Dan begitu berhasil mendapatkan dompetnya, Alice langsung mengikat si pencuri dan orang-orang yang menonton langsung bertepuk tangan untuknya.


Tapi begitu sampai dermaga, polisi justru mencurigai Alice karena menurut pengakuan saksi mata, pencurinya adalah perempuan yang pakai topi, sama persis seperti penampilan Alice sekarang.

Polisi langsung menuntut Alice untuk melepaskan topinya. Bahkan saat Alice bersikeras membela diri, polisi itu langsung saja melepas paksa topinya Alice di hadapan banyak orang. Dan jelas saja itu membuat Alice jadi panik dan buru-buru menutupi wajahnya.

Polisi jadi semakin curiga padanya, apalagi Alice tidak bisa menunjukkan kartu identitas apapun. Untung saja Khun Ying dan Praew muncul saat itu. Khun Ying langsung membela Alice dan meyakinkan mereka kalau Alice adalah orangnya dan dia adalah istrinya Jenderal Chatchai.

Tepat saat itu juga, Chatchai menelepon untuk menjernihkan situasi. Polisi akhirnya melepaskan mereka. Tapi tiba-tiba saja beberapa reporter muncul ingin mewawancarai mereka.


Untung saja Dawin muncul saat itu juga dan melindungi Alice dari kamera mereka dan meminta para polisi itu untuk membantunya. Parahnya lagi, acara itu disiarkan secara langsung. Tapi untung saja wajah Alice tidak kelihatan kamera.


Pan menonton siaran itu dan jadi panik. Apalagi Alan mendadak masuk. Dia berusaha menutupi layarnya, tapi tentu saja sikap anehnya membuat Alan jadi curiga. Apa ada berita yang tidak boleh dia lihat?

Pan menyangkal, tapi Alan tak percaya dan langsung memaksa Pan minggir. Untung saja saat Alan berhasil menyingkirkannya, hanya Khun Ying dan Praew yang kelihatan di layar TV karena Dawin sudah berhasil membawa Alice pergi duluan. Pan lega.

"Tidak ada apa-apa. Kenapa kau bersikap mencurigakan?"

"Maafkan saya." Santai Pan.

Bersambung ke part 5

Post a Comment

0 Comments