Sinopsis My Secret Bride Episode 1 - 2

Sinopsis My Secret Bride Episode 1 - 2

Suam dengan seenaknya menghabiskan semua makanannya Padet. Tapi dia juga penasaran sama polisi berwajah dingin tadi, siapa sih dia? Inspektur baru? Tapi Padet menolak menjawab, malah mengancam Suam pakai borgol. Suam nggak jadi tanya deh.


Tapi saat dia mau kabur, Padet tiba-tiba memberitahunya tentang Rut, dia Deputi investigasi. Terang saja Suam jadi semakin penasaran dan langsung tanya ini-itu tentangnya. Dia kayaknya terlalu muda untuk posisi itu. Apa latar belakangnya? Militer kayak Padet?

"Hubungan darah." Sinis Padet lalu pergi.


Suam buang sampah sambil sinis merutuki Rut yang ternyata mendapat posisi tinggi di kepolisian berkat koneksi... saat tiba-tiba saja Rut mendadak muncul di hadapannya yang jelas saja membuatnya melompat kaget.

"Sepertinya kau sangat gugup yah? Melarikan diri dari polisi pasti lebih menakutkan." Sindir Rut.

Suam dengan ahlinya berakting pura-pura tak mengerti apa maksudnya. Rut tak terpedaya, dia tahu kalau Suam adalah orang yang hampir dia tangkap tadi.

"Menangkap apa, Pak Polisi?" Tantang Suam.

"Menangkap..."

Pfft! Rut mendadak speechless. Reaksinya itu sontak membuat Suam jadi semakin berani menantangnya. Apa Rut punya bukti? Tidak seharusnya polisi asal menuduh masyarakat.

"Tidak perlu bukti. Karena buktinya... kecil." (Wkwkwk!)

Suam tidak terima miliknya dikatain kecil. Dia tidak peduli Rut mau menangkap siapa saja, tapi yang pasti, punyanya tidak kecil. Dia bahkan sengaja menantang Rut dengan menyodorkan dirinya, menantang Rut untuk membuktikannya sendiri. Rut kontan mundur dengan panik menjauhinya.

"Kenapa? Kau tidak ingin membuktikannya lagi? Aku tidak mau melihat berita tentang seorang polisi menganiaya seorang gadis cantik di depan kantor polisi pada siang hari. Yah sudah kalau kau tidak ingin menyentuhnya."


Suam mau pergi. Tapi tiba-tiba dia ingat dengan penglihatannya tadi dan langsung berbalik kembali untuk mengingatkan Rut agar dia berhati-hati.

"Kau mungkin akan kembali ke penciptamu tanpa disadari."

Tapi ucapannya itu malah membuat Rut jadi kesal, mengira Suam sedang mengancamnya. Dia bisa ditangkap atas tuduhan mengancam polisi.

"Buang-buang waktu saja. Terserah kalau kau tidak percaya." Kesal Suam lalu pergi.

Tapi saat dia menyeberang jalan, dia kontan teringat akan penglihatannya tadi. Di jalan itulah dia melihat Rut akan ditabrak. Penglihatan yang kontan membuatnya ketakutan.


Saat kembali ke kamar kosnya, Suam menceritakan itu pada temannya - Bu. Bu penasaran apakah Rut akan mati. Suam tidak tahu, dia hanya mendapat penglihatan akan Rut hendak ditabrak mobil, tapi entah apakah dia selamat atau mati.


Rut memanggil Padet ke ruangannya untuk memperingatkannya agar dia tidak terlalu dekat dengan Suam, tidak seharusnya Padet bersikap terlalu ramah pada seorang terdakwa yang sering keluar-masuk kantor polisi mereka ini. Itu tidak pantas.

Padet dengan agak sinis mengingatkan Rut bahwa tugas polisi adalah melayani masyarakat. Dia sudah bekerja di kantor polisi ini selama 7 tahun. Dia mengenal hampir semua warga yang pernah masuk ke kantor polisi ini. Dia mengerti kalau Danurut pasti tidak tahu bahwa orang-orang yang tinggal di lingkungan yang kurang baik itu, hidupnya sangat sulit.

"Saya minta maaf. Saya tidak bisa melakukan seperti apa yang anda perintahkan. Saya mendapatkan posisi ini berkat kerja keras saya sendiri. Saya akan melanjutkannya dengan cara saya sendiri." Sinis Padet lalu pergi. Rut jelas kesal mendengarnya.

 

Padet menatap halaman depan kantor polisi itu sedang sedih, karena di tempat itulah dulu dia menyaksikan penderitaan Suam yang disiksa oleh ayahnya.

Flashback.


Suam remaja tidak terima dengan perlakuan ayahnya dan lantang melawannya, dia tidak percaya kalau pria ini adalah ayahnya. Tapi ibunya malah menyuruhnya diam dan lebih membela Ayah.

Suam jadi semakin kesal dan menyatakan tidak mau kembali ke rumah yang ditinggali seorang ayah yang suka memukuli putrinya. Dia bahkan berusaha mengajak kakaknya pergi bersamanya.

Tapi Ayah sontak memisahkan mereka, mengklaim bahwa sang kakak adalah putrinya tapi Suam bukan putrinya, dan dengan kejamnya mengusir Suam. Parahnya lagi, Ibu yang ketakutan pada Ayah, juga langsung mengusir Suam.


Ayah bahkan langsung melayangkan tangan mau menggampar Suam lagi, tapi untunglah Padet mendadak muncul dan sigap memelintir tangan Ayah dan mengancam akan memenjarakan Ayah selama beberapa hari jika dia nekat menyakiti putrinya.

Kesal, Ayah akhirnya pergi dengan membawa putri tertuanya, dan Ibu pun lebih memilih ikut Ayah pulang dan meninggalkan Suam. Padet benar-benar prihatin padanya.

Flashback end.


Rut memperhatikan para polisi di sana tampak sangat menghormati Padet. Bahkan sersan yang usianya lebih tua pun, sangat mengormati Padet. Si sersan memang bersikap sopan pada Rut, tapi jelas sikapnya jauh berbeda dibandingkan pada Padet.


Saat Rut pulang tak lama kemudian, dia mendapati Direk dan putrinya - Da, sedang mendiskusikan persiapan pernikahannya Da. Direk dengan senang hati menawarkan bantuan agar Rut bisa cepat naik pangkat, tapi Rut dengan sopan menegaskan kalau dia ingin melakukannya secara bertahap.

Da dengan cepat menyela mereka dan meminta bantuan Rut untuk memilihkan gaun pengantinnya. Rut menyuruhnya untuk bertanya langsung pada calon pengantinnya saja, tapi Da malah kesal. Dia bahkan tidak tahu di mana tunangannya itu berada sekarang ini. Telepon juga tidak dijawab.

Mengalihkan topik, Direk tanya kapan Rut akan pindah. Da tak senang dan tak setuju dengan itu. Kenapa sih Rut ingin pindah?


"Karena rumah itu lebih dekat dengan tempat kerja."

"Lalu bagaimana denganku? P'Rut sudah tidak mengkhawatirkanku lagi yah?"

Rut meyakinkan kalau dia akan sering-sering berkunjung. Tapi dia rasa, dia tidak akan diperlukan lagi setelah Da menikah nantinya. Entah kenapa Da tampak gelisah dan kesal. Rut heran, apa persiapan pernikahannya belum selesai?

Da mengaku sudah semua, masalahnya adalah pengantin prianya. Dia baru tahu kalau Aik - calon suaminya itu, peduli dengan gadis lain.

Rut penasaran bagaimana Da bisa mengetahuinya? Siapa yang bilang? Apa orang itu bisa dipercaya? Tentu saja. Da mengaku kalau dia menyuruh orang membuntuti Aik.

"Lalu apa yang akan kau lakukan? Apa kau masih ingin menikahinya?"

"Tentu saja aku akan menikah. Aku harus tetap menikah apapun yang terjadi."


Demi menyambung hidup, Suam bekerja jadi pencuci piring di sebuah kedai makan. Tepat saat itu juga, Aik tiba di sana... untuk menemui Suam. Hmm, apa mereka mantan pacar?

Aik menjelaskan pada Suam bahwa pernikahannya ini hanya untuk memenuhi tugasnya. Pernikahan ini sudah diatur para tetua, pihak keluarga wanita memiliki kekuatan dan status. Pernikahan mereka bisa menjamin bisnis keluarganya Aik.

"Kenapa juga kau memberitahuku?"

"Aku ingin kau tahu bahwa perasaanku masih sama seperti sebelumnya. Pernikahan ini tidak akan mengubah hatiku."

"Apa kau ingin aku jadi simpananmu?"

"Suam! Bagaimana bisa kau bicara begitu?"

"Aku tidak tahu bagaimana berbicara dengan indah dan aku juga sangat lelah hari ini. Jadi tolong to the point aja."

"Kalau begitu, apa kau bersedia melakukannya?"


Da juga menyadari pernikahan tanpa cinta, tapi Aik adalah pria yang paling cocok untuknya. Dia sudah membuat pilihan.

"Jadi itu artinya, kau akan menerima dia bersama wanita lain?"

Tentu saja tidak. Aik miliknya seorang. Da tidak akan pernah mau berbagi suami dengan si cewek miskin itu. Karena itulah dia ingin Rut membantunya. Rumah cewek itu berada di perkampungan kumuh dekat kantor polisinya Rut. Bantulah dia menangani cewek itu.

Rut menolak, dia tidak bisa menggunakan profesinya untuk menangani masalah seperti itu. Da ngotot memaksa Rut untuk melakukannya. Dia sudah menyelidiki semuanya. Tuh cewek bukan orang baik, dia cewek nakal, miskin dan bisa melakukan apapun meski melanggar hukum... termasuk menjadi simpanannya Aik.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam