Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 6 - 3

Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 6 - 3

Keesokan harinya, Jeong Hoon mendapati Il Kwon sedang menemani Ha Jin keliling kantor mereka. Il Kwon mencoba mengajaknya juga, tapi Jeong Hoon menolak lalu pergi begitu saja.


Ha Jin penasaran apakah Jeong Hoon selalu tiba di kantor jam segini? Tidak, Il Kwon memberitahu biasanya Jeong Hoon datang sekitar jam sepuluh malam. Malah kalau hari senin, biasanya dia sudah datang jam 9 malam.

Jadi hari ini dia agak terlambat. Dia selalu datang lebih awal dari para kru. Dan gara-gara Jeong Hoon, Il Kwon juga harus datang lebih awal. Mendengar itu, Ha Jin langsung mencatat itu di buku jurnalnya.



Tak lama kemudian, dia ngumpet di salah satu kubikel kosong sambil mengintipi Jeong Hoon di kubikel sebelah. Sadar dirinya sedang diintip, Jeong Hoon pun langsung mengonfrontasinya, dia ngapain?

Ha Jin langsung mesem canggung. "Aku penasaran kau sedang membaca apa?"

"Seharusnya kau tanya saja."

"Kau tampak sangat fokus, aku tidak ingin mengganggu."

"Menatapku seperti itu lebih buruk."

"Begitukah? Apa yang sedang kau baca? Apa aku juga boleh membacanya?"


Jeong Hoon tidak keberatan dan langsung mengundangnya duduk di sampingnya dan menjelaskan materi berita yang sedang dia pelajari dan akan mereka liput di acara berita nanti. Tapi ini masih belum final.

Biasanya berita yang dia bawakan adalah pengulangan dari berita jam 21.00. Jadi yang paling penting adalah menentukan materi berita mana yang perlu dibuang dan mana yang perlu digali lebih dalam. Dan karena peran Ha Jin nantinya adalah penyiar berita pukul 21.00, jadi dia menyarankan Ha Jin untuk sering-sering menonton berita pukul 21.00.

Ha Jin langsung menulis semua informasi itu di buku jurnalnya. Tapi dia penasaran kenapa Jeong Hoon tidak membawakan berita pukul 21.00. Katanya berita pukul 21.00 adalah yang utama?

"Entahlah, itu bukan keputusanku. Aku juga tidak pernah memikirkannya."


"Tidak semua orang bisa membawakan berita pukul 21.00." Sela PD Kim yang mendadak baru bangun tidur di kubikel pojok. Jeong Hoon dan Ha Jin kaget melihatnya, sejak kapan dia ada di sana? Perasaan, Ha Jin tidak melihatnya sama sekali tadi.

"Kau mungkin tidak melihat karena kalian terlalu sibuk saling menatap lebih dekat dan bermesraan sehingga tidak melihatku."

Ha Jin menyangkal, tapi PD Kim ngotot tak memercayainya. Mereka berdua benar-benar profesional. Dari sekian banyak tempat nge-date, mereka lebih memiliki kantor yang sibuk untuk bermesraan.

Ha Jin mau menyangkal lagi, tapi PD Kim langsung menyela dan mendadak ganti topik memberitahu Ha Jin bahwa dialah yang menentukan finaslisasi materi berita yang akan mereka liput... karena dia adalah ketua tim.

"Lihatlah, kau bersikap sok keren di hadapan pacarmu." Goda PD Kim lalu pergi.


Ha Jin benar-benar heran dengan PD Kim."Dia kenapa sih?"

"Aku juga tidak tahu."

Ha Jin tiba-tiba saja menulis sesuatu lagi di buku jurnalnya. Tapi dia tidak mau memberitahu apa yang dia tulis.


Saat dia dan Ha Kyung hendak membeli kopi di cafe gedung itu, tak sengaja dia mendengar PD Kim di kasir sebelah, sedang bicara di telepon dengan seseorang dan menggosip tentang Jeong Hoon yang membawa pacarnya ke stasiun TV.

Ha Jin jelas kesal mendengarnya. Maka dengan sengaja membuntuti PD Kim dari belakang... lalu menabok kepalanya keras-keras. Wkwkwk! PD Kim jelas kesal dan bingung.

Ha Jin pura-pura merasa bersalah dan mengklaim kalau dia salah orang, dia kira PD Kim adalah managernya soalnya bentuk kepala belakang mereka sama. Maaf.


Setelah PD Kim pergi, Ha Jin baru sadar kalau Jeong Hoon dan ibunya ada di sana juga dan menyaksikan kejadian barusan. Ibu langsung antusias menyapa Ha Jin dan mengajaknya makan malam bersama mereka. Ha Jin canggung mendengarnya, tapi tentu saja dia tidak bisa menolak.

 

Tak lama kemudian, Jeong Hoon sudah menunggu di meja restoran saat Ibu dan Ha Jin baru kembali dari toilet dan tampak sudah sangat akrab sambil ketawa-ketiwi riang. Ha Jin bahkan mengaku ke Ibu bahwa apa yang diperbuatnya ke PD Kim tadi sengaja, soalnya PD Kim nyebelin.

Tiba-tiba Ha Jin ditelepon Ha Kyung sehingga dia harus menjauh untuk mengangkat teleponnya. Ibu benar-benar suka sma Ha Jin, dia sangat ceria dan pasti sering membuat semua orang di sekelilingnya tertawa.

"Sudah lama aku tidak melihat Ibu tertawa seperti ini."

"Begitukah? "Kalau begitu, bukankah lebih menyenangkan jika sering-sering bertemu seperti ini?"

Mengabaikan pertanyaannya, Jeong Hoon benar-benar penasaran sama Ibu. Ibu yakin baik-baik saja? Jangan bohong loh, Ibu tidak akan bisa membohonginya.

Sepertinya memang ada sesuatu yang Ibu sembunyikan, tapi ia tidak mau mengatakannya sekarang dan bersikeras nanti saja. Ibu janji. Ibu kan selalu menepati janji. Jeong Hoon akhirnya menyerah dan mereka pun mulai makan.


Selesai makan, Ha Jin tiba-tiba terdiam di tempat, terpesona melihat Jeong Hoon yang tersenyum begitu lebar sambil bercanda tawa bersama ibunya.


Usai makan malam, Ha Jin janji akan mentraktir Ibu lain kali lalu membantu memasangkan syalnya Ibu dengan gaya lebih modis. Ibu senang banget dan langsung mengajaknya foto bareng dan menyuruh Jeong Hoon memotret mereka berdua.

Jeong Hoon melakukannya dengan senang hati. Tiba-tiba pelayan menawarkan untuk memotret mereka bertiga. Ibu langsung antusias mengajak Jeong Hoon berfoto keluarga bersama mereka.

 

Tapi kemudian, kita melihat Ibu menggenggam foto mereka itu di rumah sakit. OMG! Dari percakapan Ibu dan seorang perawat, ternyata ia sakit parah, bahkan sudah masuk stadium empat dan besok Ibu akan dioperasi, tapi ia sengaja merahasiakan semua ini dari Jeong Hoon.


Sesampainya di rumah, Ha Kyung memutuskan untuk memberi Chul hari libur besok, biar dia sendiri yang mengantarkan Ha Jin besok. Mereka santai saja masuk rumah tanpa menyadari ekspresi aneh Chul.


Keesokan harinya, Ha Jin kembali ke stasiun TV dan langsung berkeliling studio mencari buku jurnalnya yang entah terjatuh di mana.

Yang tidak dia ketahui, buku jurnal itu sebenarnya ditemukan Jeong Hoon di bawah sofanya. Karena penasaran, Jeong Hoon santai saja membuka dan membaca isinya yang ternyata tertulis tentang segala kegiatannya yang diamati Ha Jin secara diam-diam kemarin.

Tentang bagaimana dia saat rapat dan apa yang dilakukannya setelah rapat, tentang dia yang selalu menggunakan pena yang sama saat bekerja, tentang dia yang suka minum kopi seusai makan, tentang dia yang paling sebal sama PD Kim. Dan juga bagaimana dia selalu pulang paling akhir sesuai berita.

"Dia tampak sangat kesepian saat sendirian." Tulis Ha Jin dalam bukunya.

Dia menemukan Ha Jin sedang mencari buku itu saat dia masuk studio. Dia langsung mengajak Ha Jin bicara berdua di ruangannya dan mengembalikan buku itu padanya.

Ha Jin langsung bisa menduga kalau Jeong Hoon sudah membacanya dan berusaha menjelaskan bahwa ini sama sekali tidak berarti apa-apa, jadi Jeong Hoon jangan salah paham dan jangan marah.

"Aku tidak akan salah paham dan juga tidak akan marah. Aku hanya tidak nyaman dengan situasi seperti ini. Aku benci saat kau berhati-hati di dekatku karena kondisiku. Aku sudah lama mengalami kondisi ini dan sudah terbiasa. Jadi kau tidak perlu berusaha keras demi aku."


Ha Jin menyangkal, dia tidak begitu. Saat dia mengetahui kondisi Jeong Hoon, dia pikir kalau dia jadi lebih mengenal Jeong Hoon, tapi ternyata tidak begitu, rasanya malah jadi tambah sulit.

Dia mencoba mempelajarinya dan memikirkannya, tapi tetap saja dia tidak tahu... Bagaimana rasanya hidup dengan semua kenangan yang dia miliki. Di satu sisi, dia merasa iri. Tapi di sisi lain, dia merasa bersalah.

"Maaf, aku tidak akan mencatat lagi kalau itu membuatmu kesal. Tapi tolong jangan salah memahami niatku. Aku melakukan ini untukku sendiri, bukan untukmu. Aku bisa melupakan hal lain, tapi aku sangat ingin mengingat semua hal tentangmu. Aku tidak mau melupakan apapun tentangmu."


Saat Jeong Hoon hendak pulang tak lama kemudian, dia melihat Ha Jin masih di parkiran dengan kebingungan. Ternyata dia tiak bisa pulang karena tak ada seorang pun yang bisa menjemputnya, Ha Kyung dan Chul sama-sama tidak bisa datang karena urusan masing-masing.

Maka Jeong Hoon langsung menawarkan tumpangan untuknya. Ha Jin menolak, soalnya dia tidak akan langsung pulang, dia mau ke rumah sakit untuk menjenguk temannya.

Tidak masalah, Jeong Hoon tetap berbaik hati mengantarkannya ke rumah sakit. Tapi dia penasaran apakah Chul sering tidak menepati janjinya. Ha Jin menyangkal, hanya saja hari ini dia meliburkan Chul, jadi mungkin sekarang dia sedang liburan ke tempat yang jauh. Biasanya dia sangat rajin kok.

Ha Jin lalu menunjukkan buku puisi karangan ibunya Jeong Hoon yang baru dia beli. "Biarpun aku tidak mengerti puisi, tapi aku menyukainya dan langsung menjadi penggearnya. Kalau bertemu dengan beliau lagi, aku mau minta tanda tangan."

"Beliau akan senang."

"Beliau sangat mirip denganmu. Terutama cara kalian tersenyum. Aku yakin kau pasti punya banyak kenangan indah tentang beliau."

"Kau benar. Ibuku hanya memberiku kenangan indah sejak aku kecil."


Tapi sesampainya di rumah sakit, Jeong Hoon malah bingung melihat ayahnya baru keluar dari sana. Penasaran, dia langsung mengikutinya. Ha Jin juga jadi penasaran dan langsung membuntuti Jeong Hoon.

Mereka terus mengikutinya hingga tiba di sebuah rumah duka dan melihat Ayah masuk ke salah satu ruang pemakaman... dengan foto Ibu di meja altar.  Jeong Hoon dan Ha Jin shock melihat itu.

Bersambung ke episode 7

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam