Sinopsis Lucky's First Love Episode 8 - 1
Xing Yun langsung tertidur nyenyak begitu kepalanya menyentuh bantal, bahkan sampai mengigau dan menyebut berbagai makanan yang ingin dia makan.
Saat akhirnya dia terbangun tak lama kemudian, dia mendapati meja sudah penuh dengan semua makanan yang diinginkannya itu. Mengira Xia Ke membeli semua makanan itu untuk dirinya sendiri, Xing Yun langsung mencoba membujuk Xia Ke untuk berbagi makanan itu dengannya. Lagian kan Xia Ke tidak mungkin bisa menghabiskan semua makanan ini sendirian, menyisakan makanan itu dosa.
"Apa kau tidak lihat aku menyiapkan dua porsi nasi? Hentikan basa-basimu dan makan saja."
Xing Yun tercengang, apa dia masih Direktur Xia yang selama ini dia kenal? Atau dia kerasukan makhluk gaib? Xia Ke sontak menatapnya tajam sampai Xing Yun jadi canggung. Maaf, makan saja.
Tapi dia benar-benar penasaran kenapa Xia Ke mendadak baik banget padanya? Apa mungkin Xia Ke tahu tentang apa yang terjadi di karaoke kemarin? Kemarin kakak sepupu mendatanginya dan menyeretnya paksa ke karaoke untuk merayakan putus cintanya.
Terus mereka nyanyi sampai tengah malam, terus dia ketiduran di karaoke dan sepupunya pergi meninggalkannya. Asal Xia Ke tahu saja, dia hampir saja diculik lagi. Tapi Xia Ke cuek dan menyuruhnya menghabiskan makanannya saja lalu ikut pergi bersamanya menemui klien.
Dan klien yang dia maksud adalah He Yu yang sedang dirawat di rumah sakit, tapi kerjaannya malah menggodai para perawat. Xing Yun kaget mengenali wajahnya, tapi Xia Ke dengan cepat mengenalkan nama pria ini adalah He Yu, manajer proyek dari Jiawo. Mereka pernah bertemu di lapangan golf dulu.
Saat itulah Xing Yun akhirnya ingat dengan pertemuan mereka yang waktu itu, dan langsung menyesali perbuatannya pada He Yu semalam. Dia mau kabur saja, tapi Xia Ke memerintahkannya untuk meminta maaf pada He Yu.
"Pak He, maafkan aku."
He Yu penasaran, dia kan mengundang Xing Yun menyanyi bersamanya dengan cara baik-baik, tapi Xing Yun malah menghantamnya pakai mic. Memangnya Xing Yun mengira dia siapa sampai Xing Yun melakukan itu padanya? Pemabuk? Playboy? Atau mungkin mantan pacar?
"Penculik perdagangan manusia."
"Kau bilang apa?! Memangnya aku kelihatan kayak penculik?"
"Maaf. Saya salah, mata saya tidak melihat dengan benar. Mata saya minus. Jangan khawatir, saya akan menanggung semua biaya pengobatannya."
He Yu canggung mendengarnya. Dia tidak mempermasalahkan uang, melainkan nyawanya. Dokter bilang kalau dia menderita gegar otak parah gara-gara hantamannya Xing Yun. Padahal bulan depan dia mau nikah, sekarang dia gegar otak, apa mungkin pacarnya bakalan mau menikahinya?
Dan Xing Yun dengan polosnya mempercayai semua bualannya itu dan langsung meminta maaf, dia sungguh tidak menyangka kalau bakalan dari separah ini. Dia janji akan bertanggung jawab jika benar-benar terjadi masalah pada He Yu di kemudian hari. Dia janji akan menanggunga biaya medisnya tak peduli sebanyak apapun.
"Bagaimana kau akan menyembuhkanku? Bisakah kau menyembuhkan luka hatiku? Bisakah kau menikahiku?"
Habis sudah kesabaran Xia Ke. "Sudahlah! Dia cuma gegar otak ringan. Dan di juga belum akan menikah."
"Sungguh?"
"Jangan khawatir. Gadis-gadis yang ingin menikahiku sudah antri sampai ke kutub selatan. Kalau kau juga ingin ikutan antri, kau harus menunggu sangat lama."
Xing Yun senyumin ajalah sambil diam-diam membatin sinis. Kedua sahabat ini memang cocok, sama-sama bermuka arogan. Syukurlah kalau He Yu baik-baik saja.
Xia Ke lalu menyuruh He Yu untuk mengembalikan ponselnya Xing Yun. Begitu mengcek ponselnya, dia mendapati beberapa misscall dari orang tuanya. Khawatir, Xing Yun pun keluar untuk menelepon ibunya yang terdengar sangat panik mengkhawatirkan putrinya yang belum pulang sedari kemarin. Xia Ke jadi tak enak dan mengizinkannya pulang sekarang juga.
Sesampainya di rumah, Ibu sontak memeluknya sambil menangis dan Ayah marah-marah mengomelinya. Mereka sudah tahu kalau Xing Yun sudah putus dengan Chu Nan, pastinya karena diberitahu oleh Xing Chen.
Mereka semua cemas setengah mati mengira Xing Yun kabur dari rumah atau mungkin mau bunuh diri cuma karena patah hati.
"Ayah, Ibu, kenapa juga kalian percaya omongan Xing Chen. Aku dan Chu Nan memang putus, tapi kami putus baik-baik."
Dan kenapa dia tidak bisa dihubungi, itu karena ponselnya terjatuh di tempat karaoke dan dia baru mendapatkannya kembali hari ini. Dia tidak memberitahu mereka karena dia tidak ingin membuat mereka cemas dan kecewa, terutama Ibu yang selalu berharap dia jatuh cinta dan nikah muda.
Ibu meralat, ia memang ingin Xing Yun jatuh cinta. Tapi itu hanya karena ia ingin Xing Chen punya banyak pergaulan. Siapa juga yang ingin putrinya menikah terlalu cepat? Jadi, Xing Yun beneran sudah putus dengan Chu Nan? Sudah tidak cinta lagi?
Sebenarnya, Xing Yun justru merasa berterima kasih sama Chu Nan. Berkat pengalaman ini, lain kali dia tidak mau lagi buang-buang waktu untuk jatuh cinta pada pria yang salah. Bukankah ini hal yang baik.
Xing Chen baru ingat. Karena tadi Ayah khawatir, jadi tadi Ayah menelepon Chu Nan dan menyuruhnya datang kemari. Hah? Hdeh! Ini kan bukan salah Chu Nan. Xing Yun langsung panik menelepon Chu Nan biar tidak usah datang, tapi Chu Nan malah memberitahu kalau dia sudah ada di bawah.
Xing Yun mengantarkan Chu Nan keluar malam harinya. Dia benar-benar tidak enak pada Chu Nan karena membuatnya datang kemari dan diomeli ayahnya.
"Tidak masalah. Aku memang harus datang untuk memberi penjelasan resmi pada orang tuamu."
"Oh yah, bagaimana kau dan Shen Qing?"
"Apapun yang terjadi, aku tidak akan menyerah. Aku bisa menggunakan cara yang bisa dia terima untuk menunggunya dan melindunginya."
"Seharusnya aku marah padamu, tapi sekarang aku tahu kau benar-benar mencintai Shen Qing. Aku tadi bilang ke orang tuaku bahwa kau menunjukkan padaku seperti apa pasangan tanpa cinta itu. Tapi sekarang aku mengerti seperti apa saat kau mencintai seseorang."
"Kau tidak tahu. Hanya saat kau bertemu orang yang tepat, baru kau akan mengetahuinya."
Tepat saat itu juga, Xia Ke menelepon hanya untuk memastikan tidak ada masalah apapun di rumahnya Xing Yun. Xing Yun heran mendengarnya, apa Xia Ke mengkhawatirkannya?
"Aku hanya khawatir kalau-kalau kau akan minta cuti." Xia Ke langsung menutup teleponnya begitu saja.
Xing Yun kesal. Melihat itu, Chu Nan pun mengulurkan tangannya dan mengucap perpisahan. Xing Yun gadis yang baik. Jangan anggap dia sebagai cinta pertamanya.
"Dunia berhutang cinta pertama yang indah padamu."
"Terima kasih."
Keesokan harinya, Shen Qing mendapati para pegawainya sedang berkumpul menonton CCTV. Mereka sedang lihat apa? Para pegawai mengaku bahwa hari ini mereka menerima sebuah pesanan yang sangat aneh.
Si pelanggan itu memesan roti jahe manis dan menginstruksikan mereka bahwa adonannya ditambahi kopi. Dia juga minta pesanannya disertai kartu ucapan: Untuk pernikahan dan cinta kita di masa lalu.
Mendengar itu, senyum Shen Qing menghilang seketika dan langsung meminta alamat si pelanggan itu. Dia bahkan langsung pergi saat itu juga dengan mata berkaca-kaca karena pesanan itu kontan mengingatkannya akan kenangannya bersama ayahnya Xiao Xi dulu - Ling Shan.
Dalam flashback, ada siaran berita yang memberitakan kecelakaan mobil yang dialami Ling Shan. Tapi kemudian, entah apa yang terjadi, Ling Shan mendadak menghilang dari rumah sakit.
Setelah Xiao Xi lahir, nenek mereka menolak Xiao Xi dan bertekad mau mengirimnya ke panti asuhan. Tapi Shen Qing menolak dan langsung membawa pergi bayinya dan membesarkannya sendiri.
Bersambung ke part 3
1 Comments
Lanjut..... Semangat!!!!
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam