Sinopsis Akkanee's Heart Episode 4 - 4

Sinopsis Akkanee's Heart Episode 4 - 4

Saat kedua pengantin saling berdansa dengan bridesmaid dan groomsman, Pemai memperhatikan Fai terus menerus menatap Jeed.


"Eh, Fai. Apa kau tidak punya mata untuk orang lain selain Jeed?"

Baru sadar, Fai menyangkal dengan canggung dan beralasan kalau dia justru sedang menatap semua orang. Teman-temannya Pemai banyak yang cantik.

"Jangan menyangkal. Hanya dengan melihat matamu, aku bisa melihatmu luar-dalam bahkan kau punya pikiran itu pada Khun Jeed."

Jadi begini, dia dan Yai sudah membuat rencana. Mereka akan bergerak mendekati Yai dan Jeed. Lalu setelah itu, mereka akan tukar pasangan dan Fai bisa berdansa dengan Jeed. Ayo, mulai.


Mereka pun bergerak mendekati Yai dan Jeed. Yai langsung meminta istrinya kembali dari Fai. Tapi Fai tegang banget saat berhadapan dengan Jeed sampai dia kesulitan untuk mengutarakan apa yang ingin dikatakannya... dan akhirnya dia malah keduluan Pruek yang mendadak muncul di tengah-tengah mereka dan mengajak Jeed berdansa dengannya. Jeed dengan senang hati menerimanya dan jadilah mereka berdansa di hadapan Fai yang cuma bisa bengong.

"Dia direbut tepat di hadapanmu." Bisik Yai.

"Jangan cuma berdiri di situ kayak patung koboi."

Tapi tetap saja Fai tidak berani melakukan apapun dan akhirnya cuma bisa menatap mereka dengan merana.

 

Sementara itu, Milk benar-benar setia menunggu kedatangan Fai. Dia sangat antusias, bahkan sampai berpikir kalau Fai belum datang pasti Fai sedang menyiapkan kejutan untuknya, atau mungkin beli bunga, atau... cincin berlian? OMG! Fai pasti mau menyiapkan pertunangan mereka. Duh! Terharu~~~

Atau jangan-jangan Fai lagi menyiapkan kembang api untuknya. Terus di kembang api itu akan ada tulisan 'Fai cinta Milk'. Ohohoho... bahagianya~~~ (Khayalannya tinggi amat. Wkwkwk!)

Tapi lama-lama dia bingung juga karena sampai beberapa lama, Fai masih belum datang-datang. Ke mana Fai? Dia hampir saja mau keluar, tapi tidak... dia harus menunggu. Tapi... dia lapar. Gimana nih?


Saat Jeed keluar dari toilet, dia mendapati Fai sedang menunggunya di depan. Dia ingin menjelaskan tentang kejadian malam itu.

"Aku... minta maaf. Aku tidak bermaksud melakukannya."

Tapi Jeed kesal banget mendengarnya. Fai sudah pernah bilang begitu, tidak perlu mengulanginya, dia belum lupa. Fai berusaha menjelaskan kalau dia mungkin melakukan itu dalam keadaan tak sadar, tapi Jeed ngotot tidak mau mendengar alasannya.

"Tapi dalam ketidaksadaran pikiranku, tersimpan sesuatu di dalamnya. Dan aku perlu memberitahukannya padamu. Aku... aku... aku mencintaimu, Jeed."


Jeed kaget. Senyumnya pun langsung merekah indah, Fai pun bahagia hingga tersenyum lebar... sebelum kemudian dia tersadar berkat bentakan Pemai. Aaaah! Ternyata cuma khayalan indah. Nyatanya dia senyam-senyum pada udara yang jelas saja membuat Pemai heran, ngapain Fai berdiri di sini sambil melamun dan senyam-senyum gaje?

"Apapun yang kau pikirkan dan ingin lakukan, bergegaslah." Nasehat Pemai. "Khun Jeed masih ada di dalam. Aku sendiri yang membawanya padamu. Kali ini jangan gagalkan rencana kami, mengerti? Semoga berhasil, teman."


Jeed akhirnya keluar tak lama kemudian. Dan Fai langsung mengucap kalimat yang dia ucapkan di khayalannya tadi., bahwa dia meminta maaf dan tidak sengaja melakukan itu pada Jeed. Yang tak disangkanya, Jeed juga menjawab ketus sama persis seperti dalam khayalannya tadi.

Fai sontak senang, dia mencoba mengucap kalimat berikutnya dan jawaban Jeed lagi-lagi sama persis seperti dalam khayalannya. Fai jadi tambah senang dan langsung mengucap kalimat terakhir. Tapi bahkan sebelum dia mengucap 'aku mencintaimu', Jeed mendadak menampar wajahnya.

"Kebenarannya adalah kau ingin balas dendam padaku, kan? Apa yang kulihat dan yang kudengar adalah fakta yang sebenar-benarnya daripada kata-kata yang kau ucapkan. Aku pernah diperlakukan buruk sebelumnya, tapi takkan pernah kau mengulanginya. Enyah kau! Enyahlah dari hadapanku!" Kesal Jeed lalu pergi. Fai bingung, kenapa kali ini malah tidak sesuai dengan harapannya.


Keluarga Adisuan memulai acara pesta tahun baru dengan pidato dari Montree dan Supansa. Dari pidato mereka, keluarga Adisuan tampak jelas sangat menghargai dan memperlakukan para pegawai mereka seperti keluarga sendiri. Bahkan banyak dari pegawai yang stia bekerja pada keluarga Adisuan selama bertahun-tahun.

Acara lalu dilanjutkan dengan kontes adu bakat antar para pegawai. Salah satu pegawai pria menyanyi, tapi Sak sengaja mengganggunya dan mengkritikinya terus menerus.

Maka Din dan Lom dengan sengaja memuji-muji pria itu tepat di hadapan Sak dan kedua ceweknya. Sak dan kedua ceweknya tidak terima diremehin, Din dan Lom belum melihat penampilan mereka sih. Mereka sudah berlatih dengan tekun pagi-siang-sore-malam. Usaha keras mereka pasti akan mengantarkan mereka menjadi pemenang pertama dan hadiah uang itu pasti akan menjadi milik mereka.

Tapi ngomong-ngomong tentang uang hadiah, Lom baru sadar kalau dia lupa membawa uang itu. Dia meninggalkan uang itu di kandang kuda. Begini saja, Sak bantu dia ambil uang itu di kandang kuda. Sak cs menolak, mereka kan mau tampil sebentar lagi.

"Eh, Tuan. Khun Lom dan aku adalah juri acara ini. Atau anda ingin saya dan Khun Lom untuk pergi dan mengambilnya sendiri, Pak Bos?" Sinis Din.

"Terus apa kalian ingin panggungnya kosong, para bos-bos?" Balas Sak.

Karena tak ada yang mau mengalah, akhirnya salah satu pegawai menawarkan diri untuk mengambilkan uang itu. Lom menyuruhnya untuk membawa mobilnya Fai.


Tanpa diketahui semua orang, Perm membawa Sila cs ke kandang kudanya Fai. Mereka berniat mau mencuri kuda kesayangan Sila, tapi Perm memperingatkan bahwa kuda ini sangat liar dan hanya Fai yang bisa menjinakkannya. Sudah banyak para pekerja yang dijatuhkan sama kuda ini dalam keadaan patah tulang. Dan kalau mereka mencoba menaikinya, kuda itu akan meringkik sangat keras.

Dumb and Dumber jadi ketakutan, kalau kuda itu meringkik keras-keras, maka mereka bakalan tertangkap basah. Sila sontak menabok ketololan mereka, bagaimana mungkin orang-orang itu dengar dengan suara musik yang hingar-bingar kayak begitu.

"Terus bagaimana kalau kuda itu melempar kami dan mematahkan tulang leher kami?"

"Maka mayat kalian akan jadi sangat jelek!" Kesal Sila.


Tiba-tiba mereka melihat mobilnya Fai datang. Mengira itu Fai, Perm langsung melarikan diri. Karena keadaan yang gelap, Sila cs pun mengira orang itu Fai dan langsung menghajarnya keroyokan dengan kejam sampai orang itu babak belur.

Baru saat Sila membalik paksa orang itu, mereka kaget mendapati orang itu ternyata bukan Fai. Tapi orang itu ternyata mengenali Sila. Panik, Sila langsung memerintahkan kedua anak buahnya untuk membuat orang ini tak bisa bicara lagi.

Jangan biarkan orang ini menyeret mereka ke penjara, bunuh dia! Maka mereka pun menghajarnya makin kejam dan tanpa ampun sampai orang itu tak bergerak lagi. Lalu bagaimana dengan kudanya?

"Apa yang dia cintai, aku akan merebutnya jadi milikku. Jika tidak bisa kumiliki, maka akan kuhancurkan! Bakar gudang itu, apinya akan menjalar dengan sendirinya ke kandang kuda." Perintah Sila.

Bersambung ke episode 5

Post a Comment

0 Comments