Sinopsis Akkanee's Heart Episode 4 - 3

 Sinopsis Akkanece's Heart Episode 4 - 3

Maka kemudian dia menggedor pintu kamarnya Jeed dengan heboh sambil memanggil-manggil Pruek seolah ada masalah penting antara hidup dan mati. Dia langsung mengecek keadaan Jeed begitu terbuka sebelum kemudian mengklaim bahwa kamarnya sangat menakutkan dan langsung menyeret Pruek ke kamarnya.


Pruek jelas bingung apa masalah kamarnya Fai, apa pipa airnya bocor? Toiletnya rusak? Listriknya rusak? Atau apa? Fai menyangal, tapi ini jauh lebih menakutkan daripada semua hal yang Pruek sebut itu.

"Kecoa." (Pfft!)

Jeed sampai heran, cuma serangga kecil begitu saja dia bikin heboh. Ngapain juga Fai takut sama makhluk sejenisnya? Terus di mana kecoanya? Dia tidak lihat ada satupun tuh. Apa Fai cuma ingin menjatuhkan reputasi hotel ini? Cowok apaan takut sama kecoa? Mana kecoanya? Mana?

"Itu... barusan dia berlarian di sekitar situ." Fai menunjuk ke kakinya Pruek dan Pruek sontak berlindung di belakang punggung Jeed. Wkwkwk!

Dia mengerti perasaan Fai, dia sendiri juga takut kecoa kok. Begini saja, dia akan memindahkan Fai ke kamar lain... ke kamar dekat laut. Tempat itu tenang dan private.


Jelas bukan itu yang Fai harapkan, jadi dia menolak, tidak usah repot-repot. Dia akan tetap tinggal di sini saja.

"JANGAN!" Heboh Pruek. "Aku akan memanggil staf untuk datang dan membersihkan segalanya dan membunuh makhluk itu sesegera mungkin."

Fai ngotot menolak, lagian waktu menginapnya di sini cuma tinggal satu malam kok. Besok dia akan check-out, jadi tidak usah pindah. Tapi Pruek ngotot menyuruh Fai pindah, kalau makhluk itu datang lagi, maka itu bisa jadi reputasi buruk buat hotelnya.

Jadi sebaiknya Fai pindah saja dan kemasi barang-barangnya, dia akan suruh pegawainya untuk mengantarkan Fai ke kamar lain. Pruek permisi dulu. Jeed mau ikut, dia butuh obat buat sakit kepala soalnya.

Fai kesal, gagal sudah rencananya. Dasar Din bego! Rencananya sama sekali tidak membantunya memisahkan Jeed dari Pruek, tapi malah membuatnya jadi semakin jauh dari Jeed.


Saat Fai melaporkan itu padanya, Lom menyarankannya untuk meminta maaf dulu pada Jeed. Itu hal paling penting yang perlu dilakukannya sekarang. Din menyarankannya untuk bertindak cepat, dia tidak punya banyak waktu. Apa yang harus dia lakukan, Fai harus memikirkannya sendiri.

Lagian ngapain juga dia selalu butuh diajari. Yang perlu dia lakukan cuma menyatakan perasaannya pada Jeed dengan tulus pada saat yang tepat.


Fai jadi bingung bagaimana harus menyatakan cintanya. Haruskah dia pakai kata-kata rayuan gombal? "Jeed, yang terjadi semalam benar-benar kecelakaan. Tapi bukan berarti aku tidak mencintaimu, Jeed... Augh! Tidak! Gombal banget! Benar-benar tidak sesuai denganku."

Atau... haruskah pakai cara kasar ala gangster? "Eh, kau! Apapun yang terjadi semalam. Walaupun aku sendiri tidak tahu, tapi aku benar-benar mencintaimu! Saranghae-yo! Oi!!! Menjijikkan! Tidak sesuai dengan penampilanku."

Atau begini saja. "Eh, Jeed! Berhentilah jual mahal! Apa kau tidak ingat apa yang dikatakan P'Nutor? Awalnya selalu seperti ini, tapi pada akhirnya kita akan bersama selama-lamanya! Hmm, yang ini jauh lebih bagus."


Sak dan kedua ceweknya baru saja keluar dari kantor kecamatan saat tak sengaja mereka bertemu dengan teman lamanya Sak yang seorang pengacara (Pengacaranya Kraipop).

Mereka berbasa-basi menanyakan kabar masing-masing sebelum kemudian saling menanyakan apa yang satu sama lain lakukan di sini. Si pengacara mengaku kalau dia mau mendapatkan tanda tangan untuk kontrak transfer tanah.

Sak yang penasaran langsung mengecek surat itu. Tapi melihat surat itu masih kosong, Sak jadi mengira kalau kliennya itu pasti sangat mempercayai si pengacara.

Si pengacara mendadak punya ide licik lalu meminta Sak untuk ikut tanda tangan sebagai saksi. Dia meyakinkan bahwa pihak pembeli dan penjual sudah sepakat, jadi Sak cuma perlu tanda tangan saja sebagai formalitas.

Sak sebenarnya agak ragu, tapi kedua ceweknya percaya-percaya saja dengan omongan si pengacara dan meyakini bahwa pihak pembeli pasti sudah menyerahkan uangnya pada si penjual, jadi tidak masalah kalau Sak tanda tangan.

Sak akhirnya percaya juga dan langsung menandatangani surat itu tanpa ragu, dia bahkan bangga mengira dirinya orang penting karena disuruh ikutan tanda tangan. Parahnya lagi, dia tidak tahu siapa itu Pisarn dan tidak terlalu mempermasalahkannya juga.


Alih-alih memperpanjang waktu bayar hutangnya, Sila malah keterusan judi dan ujung-ujungnya kalah lagi dan pastinya hutangnya tambah banyak, sekarang hutangnya bahkan mencapai satu juta baht. Dumb and Dumber pun sampai heran padanya. Dari mana Sila bisa mendapatkan uang sebanyak itu untuk membayar hutangnya.

Tepat saat itu juga, Sak dan kedua ceweknya lewat pakai kostum, sepertinya mereka mau ke pesta. Sila cs sontak nyinyir mengejek penampilan mereka. Lagian mereka mau ikutan kontes apa sih pakai pakaian heboh kayak begini?

Sak dengan bangga memberitahu Sila cs bahwa mereka pakai kostum untuk mengikuti kontes menyanyi. Dumb and Dumber sontak main tebak-tebakan kontes nyanyi yang mau mereka ikuti sambil nyanyi-nyanyi dan joget-joget gaje.

Salah! Sak pun dengan jujur mengakui bahwa mereka akan mengikuti kontes menyanyi di acara pesta malam tahun baru di Peternakan Adisuan Rangsan. Hadeh! Sak! Sak! Dia tidak sadar kalau dia baru saja membocorkan informasi penting pada Sila.


Sila sekarang punya cara untuk mendapatkan sedikit uang. Mereka langsung mendatangi Perm, pegawainya Fai punya hutang judi pada Sila. Ketakutan, Perm berusaha meyakinkan kalau dia akan membayar Sila besok, dia baru gajian besok soalnya.

Sila ngotot menuntut uangnya sekarang. Tidak masalah kalau dia tidak punya uang, karena Sila menginginkan uangnya Fai dan Perm harus membantunya. Perm kaget, Sila menyuruhnya untuk mencuri uangnya Fai?

Perm tidak mau, bagaimana kalau dia ketahuan? Dia tidak bisa melakukan itu. Sila dengan kejamnya mengancam Perm untuk membantunya atau Perm harus menyerahkan putrinya Perm untuk melayaninya dan kedua anak buahnya. Perm jelas ketakutan dan akhirnya setuju untuk membantu Sila demi menyelamatkan putri kecilnya.


Fai sudah bersiap pergi ke pesta pernikahan tapi dia masih berusaha untuk mempraktekkan pernyataan cintanya pada Jeed nanti. Dia mencoba bersikap manis, tapi ujung-ujungnya dia malah ngeri sendiri. Mending tidak usah latihan sekalian, jadi kelihatan nggak natural. Harus natural!


Sementara semua orang mulai menikmati pesta, Fai galau sendirian menunggu kedatangan Jeed yang masih belum menampakkan diri. Tapi tak butuh waktu lama. yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga dan Fai langsung terpesona.

Apalagi Jeed tersenyum manis ke arahnya senyum Fai pun sontak merekah bahagia. Mereka saling menatap dengan penuh cinta sambil saling berjalan menuju ke arah satu sama lain.


Tapi saat mereka sudah semakin mendekat, Fai baru sadar kalau Jeed bukan tersenyum padanya dan tidak berjalan ke arahnya, melainkan pada Pruek. Pruek pun terpesona dan langsung mengutarakan pujiannya secara terang-terangan, Jeed benar-benar tampak sangat cantik dan memesona malam ini.

Jeed senang. "Terima kasih, Khun Pruek."

Pruek menawarkan lengannya dan mereka pun pergi bersama, sementara Fai cuma bisa menatap tak berdaya.

Bersambung ke part 4

Post a Comment

0 Comments